i
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
atas berkat dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan modul yang
berjudul MODUL PRAKTIKUM PARASITOLOGI dengan baik. Modul ini
disusun berdasarkan kebutuhan laboran dan atau mahasiswa untuk menunjang
beberapa mata kuliah pilihan agar mahasiswa lebih mudah mengikuti proses
perkuliahan dan praktikum baik di laboratorium maupun di lapangan.
Praktikum Parasiitologi merupakan penunjang kemampuan dalam aspek
ketrampilan teknis terhadap teori-teori yang disajikan dalam perkuliahan dan
materi lain yang terkait. Sehingga diharapkan mahasiswa dapat mengaplikasikan
ilmu yang didapat untuk mengembangkan Sanitasi Lingkungan khususnya dan
ilmu pengetahuan pada umumnya.
Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan banyak terima kasih
kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian penyusunan modul
ini. Penulis menyadari bahwa modul ini masih jauh dari sempurna maka sangat
diharapkan saran dan masukan dari pembaca.
Demikian modul praktikum ini dibuat, semoga dapat bermanfaat dan
berdayaguna demi kelancaran proses belajar mengajar dalam dunia kesehatan
khususnya untuk kesehatan lingkungan. Amin.
Gorontalo,
Penyusun
COVER................................................................................................................... I
KATA PENGANTAR...........................................................................................II
DAFTAR ISI........................................................................................................ III
TATA TERTIB DI LABORATORIUM.............................................................. 1
PENGENALAN ALAT DAN BAHAN PRAKTEK........................................... 2
A. ALAT - ALAT................................................................................................. 2
B. BAHAN............................................................................................................ 6
C. HASIL PRAKTIKUM.................................................................................... 7
IDENTIFIKASI TELUR CACING ASCARIS LUMBRICOIDES.................. 8
A. ALAT DAN BAHAN.................................................................................... 11
B. PROSEDUR KERJA.................................................................................... 11
C. HASIL PRAKTIKUM.................................................................................. 12
IDENTIFIKASI TELUR CACING ANCYLOSTOMA DUODENALE........ 14
A. ALAT DAN BAHAN.................................................................................... 16
B. PROSEDUR KERJA.................................................................................... 16
C. HASIL PRAKTIKUM.................................................................................. 17
IDENTIFIKASI TELUR CACING TRICHURIS TRICHIURA................... 20
A. ALAT DAN BAHAN.................................................................................... 22
B. PROSEDUR KERJA.................................................................................... 23
C. HASIL PRAKTIKUM.................................................................................. 24
IDENTIFIKASI TELUR CACING ANCYLOSTOMA DUODENALE........ 26
A. ALAT DAN BAHAN.................................................................................... 29
B. PROSEDUR KERJA.................................................................................... 29
C. HASIL PRAKTIKUM.................................................................................. 30
A. ALAT - ALAT
1. Mikroskop
Di gunakan pada saat praktikum pengamatan sampel parasit
3. Cover Glass
Kaca Penutup, berfungsi guna menjadi tempat penutup objek atau
preparat yang akan diamati sehingga ketika dilakukan pengamatan
objek tidak terkontaminasi dengan media luar.
4. Pingset
Fungsi pinset digunakan untuk menjepit benda-benda yang berukuran
kecil serta membantu memper
6. Stick Sampel
Berfungsi sebagai alat sekali pakai untuk mengambil sampel fases
7. Pipet Tetes
Berfungsi sebagai alat untuk mengambil cairan seperti larutan eosin
8. Spatula
Spatula ini berfungsi sebagai sendok kecil yang juga digunakan
untuk mengambil bahan serbuk atau sebagai pengaduk.
10. Sentrifuge
Centrifuge merupakan alat yang digunakan untuk memisahkan
organel berdasarkan massa jenisnya melalui proses pengendapan.
Centrifuge adalah alat yang digunakan untuk memutar sampel pada
kecepatan tinggi, memaksa partikel yang lebih berat terkumpul ke
dasar tabung centrifuge
2. Larutan eosin
Digunakan larutan lugol atau eosin sekitar 2 %. Eosin digunakan untuk
membedakan dengan lebih jelas telur cacing dalam sampel fases.
ALAT :
NAMA ALAT/GAMBAR FUNGSI DAN KEGUNAAN
BAHAN:
NAMA BAHAN/GAMBAR FUNGSI DAN KEGUNAAN
Ascaris lumbricoides
Klasifikasi Ascaris
lumbricoides Phylum :
Nemathelminthes Class :
Nematoda
Subclass : Secernemtea
Ordo : Ascoridida
Super famili : Ascoridciidea
Genus : Ascaris
Species : Ascaris lumbricoides
Hospes dan Nama penyakit
Manusia merupakan satu-satunya yang menjadi hospes dari ascaris
Lumbricoides (cacing gelang). Penyakit yang disebabkan oleh cacing
Ascaris Lumbricoides disebutAskariasis.
Diagnosis dan pengobatan
Cara menegakkan diagnosis penyakit adalah dngan pemeriksaan tinja
secara langsung. Adanya telur dalam tinja memastikan diagnosis
Askariasis. Selain itu diagnosis dapat dibuat bila cacing dewasa keluar
sendiri baik melalui mulut atau hidung karena muntah maupun melalui
tinja.
Pengobatan dapat dilakukan secara perorangan atau secara masal. Untuk
perorangan dapat digunakan beberapa obat misalnya Piperasin pamoat 10
mg/kg berat badan, dosis tunggal Mebendazol 500 mg atau Albendazol
400 mg jika terjadi infeksi A,Lumbricoides dan T,Trichiura.
Siklus Hidup
Dalam lingkungan yang sesuai, telur yang dibuahi berkembang menjadi
bentuk infektif dalam waktu kurang lebih 3 (tiga) minggu. Bentuk infektif
ini bila tertelan oleh manusia, menetas di usus halus. Larvanya menembus
dinding usus halus menuju pembuluh darah atau saluran limfe, lalu
dialirkan ke jantung, kemudian mengikuti aliran darah ke paru. Larva di
Gambar Siklus Hidup Ascaris lumbricoides
1. Mikraoskop
2. Objek glass
3. Cover glass
4. Stik sampel
5. Botol sampel
6. Pipet tetes
b. Bahan
2. Alkohol 70%
3. Sampel feses
4. Kertas label
5. Kapas
6. Tissue
B. PROSEDUR KERJA
C. HASIL PRAKTIKUM
1. Nama pasien :
Umur :
Jenis kelamin :
Alamat :
Petugas pengambil :
JUDUL GAMBAR
Penjelasan Gambar
Keterangan
keterangan
keterangan
keterangan
Ancylostoma duodenale
Klasifikasi Ancylostoma deudonale
Phylum: Nemathelminthes
Class: Nematoda
Subclass: Secernemtea
Ordo: Rhabditida
Super family : Rhabditoidea
Genus: Ancylostoma
Species : Ancylostoma deudonale
Morfologi
Bentuknya lonjong simetris, kulit telur bagian luar tipis, antara kulit telur
dan sel telur terdapat cairan yang bening, didalam telur trdapat sel telur
yang terdiri dari 6-8 sel.
Hospes dan Nama penyakit
Hospes parasit ini adalah manusia penyakit yang disebabkannya
dinamakan ancylostoma seperti nama genusnya.
1. Mikraoskop
2. Objek glass
3. Cover glass
4. Stik sampel
5. Botol sampel
6. Pipet tetes
b. Bahan
2. Alkohol 70%
3. Sampel feses
4. Kertas label
5. Kapas
6. Tissue
B. PROSEDUR KERJA
C. HASIL PRAKTIKUM
1. Nama pasien :
Umur :
Jenis kelamin :
Alamat :
Petugas pengambil :
JUDUL GAMBAR
Penjelasan Gambar
Keterangan
keterangan
keterangan
Total 0 100% 0 0 0 0
keterangan
Keterangan
keterangan
keterangan
Total 0 100% 0 0 0 0
keterangan
Klasifikasi Trichuris
trichiura Phylum :
Nemathelminthes Class :
Nematoda Subclass :
Adenophorea Ordo :
Enoplida
Super famili : Ttichinelloidea
Genus : Trichuris
Species : Trichuris trichiura.
Hospes dan Nama Penyakit
Manusia merupakan hospes definitif utama pada cacing cambuk. Penyakit
yang disebabkan oleh T.trichiura disebut Trichuriasis atau Trichocepaliasis.
Diagnosis dan Pengobatan
Infeksi berat T.Trichiura sering disertai dengan infeksi cacing lainnya atau
protozoa. Infeksi ringan biasanya tidak memberikan gejala klinis yang
jelas atau sama sekali tanpa gejala. Parasit sering ditemukan pada
pemeriksaan tinja secara rutin. Pengobatan Albendazol 400mg (dosis
tunggal) Mebendazol 100mg (dua kali sehari selama tiga hari berturut-
turut).
Siklus Hidup
Telur yang dibuahi dikeluarkan dari hospes bersama tinja. Telur tersebut
menjadi matang dalam waktu 3-6 minggu dalam lingkungan yang sesuai,
yaitu pada tanah yang lembab dan tempat yang teduh. Telur matang ialah
telur yang berisi larva dan merupakan bentuk yang infektif. Cara infeksi
langsung bila secara kebetulan hospes menelan telur matang. Larva keluar
melalui telur dan masuk ke dalam usus halus. Sesudah manjadi dewasa
cacing turun ke usus bagian distal dan masuk ke daerah kolon, terutama
sekum (caecum). Jadi cacing ini tidak mempunyai siklus paru. Masa
pertumbuhan mulai dari telur yang tertelan sampai cacing dewasa betina
menetaskan telur kira-kira 30-90 hari.
A. ALAT DAN
BAHAN a. Alat
1. Mikraoskop
2. Objek glass
3. Cover glass
4. Stik sampel
5. Botol sampel
6. Pipet tetes
2. Alkohol 70%
3. Sampel feses
4. Kertas label
5. Kapas
6. Tissue
B. PROSEDUR KERJA
1. Nama pasien :
Umur :
Jenis kelamin :
Alamat :
Petugas pengambil :
JUDUL GAMBAR
Penjelasan Gambar
Keterangan
keterangan
keterangan
Total 0 100% 0 0 0 0
keterangan
Hospes dan Nama Penyakit
Manusia adalah satu-satunya hospes. Penyakit yang disebabkan oleh
O.Vermicularis disebut Enterobiasis atau Oksiuriasis, infeksi cacing kremi.
Diagnosis dan Nama Penyakit
Diagnosis pada penyakit yang disebabkan oleh infeksi E.Vermicularis
pada anak dapat did uga karena rasa gatal disekitar anus pada waktu
malam hari. Pemeriksaan feses pada kasus ini kurang baik hasilnya
dikarenakan hasil positif kurang lebih 5% dari dari yang seharusnya.
Diagnosis dibuat dengan menemukan telur dan cacing dewasa. Diagnosis
yang paling baik adalah dengan menggunakan metode Sctotch adhesive
tape swab graham. Telur cacing dapat diambil dengan mudah dengan alat
anal swab yang ditempelkan disekitar anus dan pemeriksaan ini dilakukan
paling efektif pada waktu pagi hari sebelum mandi dan defekasi.
Pengobatan dianjurkan diberikan pada seluruh anggota keluarga secara
bersamaan bilamana ditemukan dari salah seorang dari anggota keluarga
tersebut mengandung E.Vermicularis. Adapun obat-obat yang dapat
diberikan untuk pengobatan infeksi E.Vermicularis adalah: Piperezine
karena zat ini dapat membasmi cacing secara efektif, murah dan aman.
Pirvinum karena senyawa ini sangat berkhasiat terhadap Oxyuris. Pyrantel
ini merupakan derivate pirimidin yang sangat berkhasiat terhadap cacing
tambang.
Gambar Siklus Hidup E. vermicularis
1. Mikraoskop
2. Objek glass
3. Cover glass
4. Stik sampel
5. Botol sampel
6. Pipet tetes
b. Bahan
2. Alkohol 70%
3. Sampel feses
4. Kertas label
5. Kapas
6. Tissue
B. PROSEDUR KERJA
C. HASIL PRAKTIKUM
1. Nama pasien :
Umur :
Jenis kelamin :
Alamat :
Petugas pengambil :
JUDUL GAMBAR
Penjelasan Gambar
Keterangan
keterangan
keterangan
Total 0 100% 0 0 0 0
keterangan
A. ALAT DAN
BAHAN a. alat
1. Mikroskop
2. Beker glass 2 buah
3. Objek glass
4. Deck glass
5. Pinset
6. Saringan kawat
7. Garpu
8. Sendok
B. PROSEDUR KERJA
1. Siapkan alat dan bahan yang akan di gunakan
2. buatlah larutan garam jenuh
3. Siapkan sampel sayuran yang akan diamati
4. Sayur di potong hingga berukuran kecil selanjutnya masukkan pada
larutan garam kemudian di aduk dengan spatula searah jarum jam kurang
lebih 1-2 menit.
5. Sampel sayur disaring pada beacker glass menggunakan saringan kawat
kemudian biarkan selama 30 menit.
6. Setelah 30 menit letakan deck glass dipermukaan sampel secara hati-hati
7. Selanjutnya deck glass di letakkan ke objek glass secara perlahan hingga
proses pemeriksa menggunakan mikroskop dengan lensa objektif 10 kali
untuk menentukan lapang pandang kemudian dilakukan dengan perbesar
40 kali.
8. Lakukan secara zikzak dan amati apakah terdapat telur cacing dalam
sampel. dokumentasi dan catat hasilnya.
1. Kode Lokasi :
2. Titik Sampel :
3. Hari/Tanggal :
4. Waktu :
5. Petugas Pengambil :
JUDUL GAMBAR
Penjelasan Gambar
b. Bahan
1. Larutan Hypoklorit 30%
2. Larutan Magnesium Sulfat (MgSO4) = 282 gram/liter
3. Larutan Eosin
4. Aquades
B. PROSEDUR KERJA
1. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan
2. Ayak sampel tanah yang akan diidentifikasi
3. Timbang sampel tanah yang telah disaring sebanyak 5 gram.
4. Masukan sampel tanah tersebut kedalam tabung sentrifuse.
5. Tambahkan larutan Hypoklorit 30% kedalam tabung yang berisi tanah,
sebanyak kurang lebih ¾volume tabung (20ml).
6. Aduk dengan pengaduk (spatula) hingga homogeny dan diamkan selama 1
jam.
7. Selanjutnya masukkan tabung sentrifuse tersebut kedalam sentrifugator.
1. Kode Lokasi :
2. Titik Sampel :
3. Hari/Tanggal :
4. Waktu :
5. Petugas Pengambil :
JUDUL GAMBAR
Penjelasan Gambar
Ali, A. R., 2007, Penyakit Cacing pada Anak SD di Poliwali Mandar Tahun 2006-
2007, Jurnal UPT Sistem Informasi Kesehatan, Poliwali Mandar, Hal 2-3
Anonim. 2015. Laporan praktikum parasitologi. Jurusan Kesehatan Lingkungan