Anda di halaman 1dari 40

Penuntun Praktikum

PARASITOLOGI
Blok 1.6 (Patologi Dasar)
Helminth, Protozoa, Arthropoda

Oleh :
Prof.Dr.Nuzulia Irawati,MS
Dr.Hasmiwati,M.Kes
Dr.Adrial,M.Kes
Dr.dr.Nurhayati,M.Biomed
dr.Nora Harminarti,M.Biomed,SpParK
dr.Selfi Renita Rusjdi,M.Biomed
dr.Eka Nofita,M.Biomed

Bagian Parasitologi
Fakultas Kedokteran
Universitas Andalas
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT karena rahmat dan hidayah-nya pembuatan Buku Penuntun Praktikum
Parasitologi Blok 1.6 (Patologi Dasar) TA 2019/2020 dapat disusun dan diterbitkan, secara garis besar
Buku Penuntun ini berisi tentang morfologi parasit yang terkait dalam blok 1.6 yaitu Helminth,Protozoa
serta artropoda yang dapat menyebabkan penyakit

Buku Penuntun ini bertujuan memberikan tuntunan, pegangan dan panduan bagi seluruh mahasiswa
yang melaksanakan praktikum Parasitologi dalam blok ini, sehingga pelaksanaan praktikum dapat lebih
terarah dan dilaksanakan dengan baik.

Terima kasih kami ucapkan kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan Buku
Penuntun Praktikum ini. Semoga buku ini dapat memenuhi sasarannya dan bermanfaat dalam
memperlancar penyelenggaraan praktikum parasitologi Blok 1.6 di lingkungan Fakultas Kedokteran
Universitas Andalas, Padang.

Padang, April 2020

Ketua Bagian Parasitologi

Dr.Hasmiwati,M.Kes

i
DAFTAR ISI

Kata pengantar i
Daftar isi ii
Nematoda Usus 1
Trematoda 10
Cestoda 17
Protozoa 22
Arthropoda penyebab penyakit 34

Daftar Pustaka

ii
PENDAHULUAN

Praktikum Parasitologi di Fakultas Kedokteran Univeritas Andalas disesuaikan


dengan standar kompetensi pendidikan dokter Indonesia. Dalam mempelajari
morfologi parasit dalam praktikum perlu memakai penuntun praktikum. Parasit-parasit
yang harus dipahami oleh mahasiswa dalam praktikum adalah sesuai dengan parasit-
parasit yang diuraikan dalam buku-buku parasitologi.

Praktikum Parasitologi di Fakultas Kedokteran Universitas Andalas meliputi:


HELMINTOLOGI, PROTOZOOLOGI dan ENTOMOLOGI.

PRAKTIKUM HELMINTOLOGI
Meliputi mempelajari morfologi untuk tujuan identifikasi parasite-parasit yang berupa
cacing yang parasite paada manusia.

I. NEMATODA USUS

II. NEMATODA JARINGAN

III. TREMATODA USUS

IV. TREMATODA HATI

V. TREMATODA DARAH

VI. PSEUDOPHYLLIDEA CESTODA

VII. CYCLOPHYLLLIDEA CESTODA

1
NEMATODA USUS
PENDAHULUAN
Nematoda Usus yang dipelajari di Indonesia dibagi menjadi Nemataoda Usus yang
infeksinya ditularkan melalui tanah (Soil Transmitted Helminths) yaitu meliputi Ascaris
lumbricoides, Trichuris trichiura, Cacing Tambang (Necator americanus, Ancylostoma
duodenale), Strongyloides stercoralis dan cacing lain yang tidak termasuk soil
transmitted helminth yaitu Oxyuris vermicuralis dan Trichinella spiralis

LEARNING OBJEKTIF UMUM LEARNING OBJEKTIF KHUSUS


1 Mahasiswa mampu mengidentifikasi 1.1 Mahasiswa mampu menjelaskan
stadium dewasa jantan dan betina bentuk dan ukuran dari tiap-tiap
nematoda usus spesies

1.2 Mahasiswa mampu menjelaskan


tanda-tanda khusus cacing jantan
dan betina

2. Mahasiswa mampu mengidentifika- 2.1 Mahasiswa mampu menjelaskan


si morfologi stadium telur dan larva bentuk dan ukuran telur berbagai
nematoda usus spesies

2.2 Mahasiswa mampu menyebutkan


perbedaan masing-masing bentuk

2.3 Mahasiswa mampu menyebutkan isi


telur

2.4 Mahasiswa mampu menjelaskan


bentuk larva spesies cacing
tambang dan Strongyloides
stercoralis

2
PRAKTIKUM HELMINTOLOGI 1

NEMATODA USUS
OBJEK GAMBAR

Loupe
Ascaris lumbricoides
Cacing dewasa dalam cawan petri
Perhatikan:
●bentuk bulat panjang(silindris) dengan
kedua ujung lancip.
●panjang cacing betina: cacing jantan 15-
31 cm, cacing betina 20-35 cm.
● ekor: cacing jantan melingkar , mem-
punyai spikulum
● ekor cacing betina: lurus dan runcing
● cacing betina mempunyai cincin kopu-
lasi terletak kira-kira sepertiga anterior
panjang badan
Toxocara canis dan Toxocara cati Loupe

Cacing dewasa jantan dan betina

Perhatikan:

●bentuk menyerupai cacing Ascaris


lumbricoides, tapi lebih kecil
●pada kepala terdapat sepasang alae

3
Loupe
Necator americanus
Cacing dewasa dalam Cawan Petri
Perhatikan:
●bentuk bulat lonjong, silindris kecil
●badan melengkung membentuk huruf ‘S’
● panjang kurang lebih 1 cm
● cacing betina lebih besar daripada ca-
cing jantan
●ekor cacing jantan mempunyai bursa
kopulatriks

Loupe
Ancylostoma duodenale
Cacing dewasa dalam cawan petri
Perhatikan:
●bentuk silindris kecil
● badannya melengkung membentuk
huruf ‘C’
● ekor cacing betina runcing
● ekor cacing jantan mempunyai bursa
kopulatrik

Loupe
Trichuris trichiura
Cacing dewasa dalam cawan petri
Perhatikan:
●bentuk: seperti cambuk, kepala halus
ekor gemuk
●panjang :cacing betina 5 cm, cacing jan-
tan 4 cm.
● ekor cacing jantan melingkar , mempu-
nyai spikulum

4
Telur Ascaris lumbricoides Pembesaran 10 x 10/40

Telur yang dibuahi (fertilized)


Perhatikan:

● bentuk lonjong
●besar: 60 x 45 mikron
●dinding tebal terdiri atas dua lapis,
lapisan luar albuminoid, lapisan dalam
hialin bening
●-Isi: embrio yang belum membelah
Pembesaran 10 x10/ 40
Telur Ascaris lumbricoides
Telur tidak dibuahi (unfertilized)

● bentuk lonjong lebih panjang


●dinding biasanya lebih tipis (lapisan
albuminoid tipis)
●isi: granula

Telur Ascaris lumbricoides Pembesraan 10 x 10/40

Telur dekortikasi (decorticated)

●Telur dibuahi yang sudah kehilangan


lapisan albuminoid

5
Pembesaran 10 x 10/40
Telur Cacing Tambang
Perhatikan:

●bentuk lonjong
● besar: 60 x 40 mikron
●dinding tipis, jernih
●Isi :: 4-8 sel
Pembesaran 10 x 10/40
Larva Cacing Tambang

Larva rhabditiform
●bentuk halus pendek
●mulut sempit dan panjang
● esofagus 1/3 panjang badan
●dinding badan: polos
●genital primordium kecil di pertengahan
badan

Pembesaran 10 x10/40
Larva Cacing Tambang

Larva filariform
●bentuk halus panjang
● panjang kira-kira 600 mikron
● esofagus kira-kira ¼ panjang badan
● mulut tertutup
●ekor runcing

Strongyloides stercoralis Pembesaran 10 x 10/40


Cacing dewasa bentuk parasit
hanya cacing betina

Perhatikan:
● bentuk filiform
●panjang kurang lebih 2 mm
●esofagus 1.3 panjang badan
● ekor lancip
 berisi telur pada ¼ posterior badan

6
Pembesaran 10 x 10/40
Strongyloides stercoralis

Cacing dewasa betina bentuk bebas


●bentuk: panjang, gemuk
● panjang: ± 1 mm
● uterus berisi telur
●vulva: ± ½ panjang badan

Pembesaran 10 x 10/40
Strongyloides stercoralis

cacing dewasa jantan bentuk bebas


●bentuk pendek gemuk
● panjang:0,7 mm
●ekor lancip, membengkok dan mempu-
nyai spikulum
Pembesaran 10 x 10/40
Strongyloides stercoralis

Larva Rhabditiform
● bentuk: halus, pendek
●mulut: lebar , pendek
●esofagus :1/3 panjang badan, mempu-
nyai bulbus
● dinding badan ada garis-garis pen-
dek(striae) melintang
●genital primordium besar
Pembesaran 10 x 10/40
Strongyloides stercoralis

Larva Filariform
● bentuk :halus panjang
●mulut tertutup
● esofagus : ½ panjang badan
●ekor :bercabang/tumpul

7
Pembesaran 10 x 10/40
Telur Trichuris trichiura
Perhatikan:

● bentuk: seperti tempayan


● kulit:kuning tengguli dengan kedua
ujung berbentuk sumbat jernih
●Isi: sel telur (dalam tinja segar
Pembesaran 10 x 10/40
Trichinella spiralis

Cacing dewasa betina


Perhatikan:
● bentuk: halus seperti rambut
● panjang: 2-4 mm
● vulva: pada 1/3 anterior badan
● uterus berisi larva
Pembesaran 10 x 10/40
Trichinella spiralis

cacing dewasa jantan


Perhatikan:

●bentuk: halus
●panjang: 1,5 mm
●pada ekor terdapat dua papil

8
Pembesaran 10 x 10/40
Trichinella spiralis

Larva dalam otot


Tampak larva yang melingkar dalam
dalam kista jaringan hospe
Perhatikan:
●besar: 0,8-1 mm
●sekitar dinding kista ada reaksi jaringan
hospes
Pembesaran 10 x 10/40
Oxyuris vermicularis

Cacing dewasa jantan


Perhatikan:

● bentuk seperti tanda Tanya (?)

● panjang 2,5 mm

●ekor melingkar, tampak ada spikulum

Pembesaran 10 x 10/40
Oxyuris vermicularis

Cacing dewasa betina


Perhatikan:

●panjang :± 1 cm
●ekor: runcing seperti jarum
● vulva: 1/3 anterior badan
●uterus penuh berisi telur
Telur Oxyuris vermicularis Pembesaran 10 x 10/40

Dalam ‘anal swab’, Perhatikan:

● bentuk: lonjong, asimetrik satu sisi


dinding datar
● dinding jernih, sedikit lbih tebal drpd
dinding telur cacing tambang
● Isi: embrio/larva

9
TREMATODA
PENDAHULUAN
Trematoda adalah cacing parasit yang termasuk phylum Platyhelminthes
berbentuk pipih dorso-ventral, bilateral simetris, tidak bersegmen, tampak menyerupai
daun atau lanset. Badannya diliputi kutikula licin atau berduri. Mempunyai dua bati isap
: batil isap mulut dan batil isap perut. Pada spesies tertentu mempunyai batil isap
genital dekat batil isap perut. Kecuali Schistosoma, bentuknya kecil memanjang
menyerupai nematoda. Kelamin trematoda hermafrodit, kecuali Schistosoma terpisah.

Secara tradisional trematoda dibagi menurut habitat di dalam tubuh hospes:


(i) trematoda hati (liver flukes), hermafrodit yang hidup di dalam saluran empedu yang
menginfksi manusia bila memakan tumbuh-tumbuhan air (misalnya Fasciola) atau
memakan ikan mentah (misalnya Clonorchis, Opisthorchis, (ii) trematoda usus
(intestinal flukes) yang terinfeksi karena makan ikan mentah (misalnya Metagonimus,
Heterophyes heterophyes) (iii) trematoda paru (lung flukes) yang menginfeksi manusia
bila memakan ketam atau udang mentah (contoh: Paragonimus westermani) dan (iii)
trematoda darah (blood flood) biseksual. Cacing betina senantiasa di dalam lipatan
badan cacing jantan yang disebut canalis gynecophorus yang menginfeksi manusia
dengan cara penetrasi langsung melalui kulit.

PRAKTIKUM TREMATODA DARAH

LEARNING OBJECTIVE UMUM LEARNING OBJECTIVE KHUSUS


1. Mahasiswa mampu mengidentifikasi 1.1 Mahasiswa mampu menjelaskan
cacing dewasa Schistosoma bentukdan ukuran cacing
japonicum jantan dan betina
1.2 Mahasiswa mampu menjelaskan ciri-
ciri khusus cacing jantan dan betina

2. Mahasiswa mengidentifikasi telur 2.1 Mahasiswa mampu menjelaskan


Schistosoma japonicum, S. mansoni bentuk, ukuran dan letak duri
dan S. hematobium

10
TREMATODA DARAH

OBJEK GAMBAR
Pembesaran 10x10
1. Schistosoma japonicum

Cacing dewasa :
Pulasan borax-carmine
Perhatikan:
Cacing jantan
●badan:seperti daun melipat, gemuk
●tonjolan badan: duri-duri halus
●tonjolan badan: duri-duri halus
●panjang: 12-20 mm, lebar: 0,5– 0,55mm
●mempunyai batil isap kepala dan batil
isap perut
●testis :5-7 buah

Cacing betina
● badan: halus, lebih panjang
● tonjolan badan : duri-duri halus
● panjang rata-rata 0,3 mm
● mempunyai batil isap kepala dan batil
isap perut
●ovarium : letaknya kira-kira ditengah-
tengah panjang badan
Pembesaran 10x10
2.Schistosoma mansoni

Cacing dewasa
Pulasan H.E.
Perhatikan:
Cacing Jantan
● badan seperti S. japonicum
●tonjolan badan: duri-duri kasar
●panjang: 6,4 – 12 mm,lebar: 6-9 mm
●testis: 6-9 buah

Cacing betina
●badan seperti S. japonicum
●panjang: 7,2 – 17 mm

11
Pembesaran 10x10
3..Schistosoma haematobium
Cacing dewasa
Pulasan H.E.
Perhatikan:Cacing Jantan
●badan seperti S. japonicum
●tonjolan badan: duri-duri halus
●panjang: 10 – 15 mm,
●-testis: 4-5 buah

Cacing betina
●badan seperti S. japonicum
●panjang: kira-kira 20 mm
4.Telur Schistosoma japonicum Pembesaran 10x10/40

Perhatikan:
● besar 70-100 x 50-65 mikron
● dinding hialin
● mempunyai duri seperti kait pada satu
sisi dekat kutub
-●Isi: mirasidium

5. Telur Schistosoma mansoni Pembesaran 10x10/40

Perhatikan:
● besar : 114-175 mikron x 45-68 mikron
●bentuk lonjong
●dinding: hialin
●mempunyai duri agak panjang pada
satu sisi dekat kutub
● Isi: mirasidium
6. Telur Schistosoma haematobium Pembesaran 10x10/40
Perhatikan:
●besar : 112-170 mikron x 40-70 mikron
●bentuk lonjong
●dinding: hialin
●mempunyai duri agak panjang pada
ujung kutub
●Isi: mirasidium
12
TREMATODA HATI, USUS DAN PARU-PARU

LEARNING OBJECTIVE UMUM LEARNING OBJECTIVE KHUSUS


1. Mahasiswa mampu mengidentifikasi 1.1 Mahasiswa mampu menjelaskan
stadium dewasa dan stadium telur bentuk, ukuran

1.2 Menjelaskan ciri-ciri khusus stadium


dewasa dan telur

TREMATODA USUS, HATI DAN PARU-PARU


Pembesaran 10x4/10
Trematoda Hati

Clonorchis sinensis
Cacing dewasa
Perhatikan:
●bentuk seperti lanset
● panjang: ± 1,6 cm
● mempunyai batil isap mulut dan batil isap
perut
●testis bercabang-cabang, letaknya cranio
caudal secara tandem
●vitelaria sepertiga tengah kedua sisi

Pembesaran 10x4/10
Opisthorchis felineus
Cacing dewasa
Perhatikan:
●bentuk spt lanset
●ukuran : 7-12 mm x 2-3 mm
●mempunyai batil isap kepala dan batil
isap perut
●testis berlobus letak miring cranio-caudal
●vitelaria tersebar di 1/3 tengah kedua sisi

13
Pembesaan 10 x 4
Fasciola hepatica
Cacing dewasa
Pulasan borax-carmine
Perhatikan:
●bentuk seperti daun, anterior spt ke-
rucut, mempunyai bahu yg jelas
●panjang : 2 – 7,5 cm
●lebar : 0,8 – 2,0 cm
●sekum : bercabang-cabang
●mempunyai batil isap perut yg besar
●testis : dua buah bercabang banyak
letaknya ½ posterior badan

Pembesaran 10 x 4
TREMATODA USUS

Heterophyes heterophyes
●bentuk seperti daun
●ukuran: ± 1,3 mm
●mempunyai batil isap kepala,batil isap
perut yang besar dan batil isap kelamin
●mempunyai dua testis bulat letak sebelah
menyebelah

Pembesaran 10 x 4
Metagonimus yokogawai

Perhatikan:
● ukuran : ± 1 mm
●mempunyai batil isap kepala, batil isap
perut yang besar dan batil isap kelamin di
bagian anterior batil isap perut

14
Pembesaran 10 x 4/10
Echinostoma species
Cacing dewasa
Pulasan borax-carmine

Perhatikan:
●bentuk sperti daun
●mempunyai duri di sekliling batil isap
kepala dgn g jumlah 37-51 bh
●mempunyai batil isap kepala dan batil isap
perut
● testis: 2 buah , berlobus tandem satu
sama lain
Pembesaran 10 x 4/10
Fasciolopsis buski
Cacing dewasa

Pulasan H.E.
Perhatikan:
●bentuk seperti daun
●panjang : 2 – 7,5 cm
● 0,8 – 2,0 cm
●sekum : berkelok-kelok
●mempunyai batil isap perut yang besar
●testis : dua buah bercabang banyak
letaknya ½ posterior badan

15
Pembesaran 10x10/40
Fasciolopsis buski/Fasciola
Telur

Perhatikan:
●bentuk: lonjong
● mempunyai operculum pada kutub
●dinding tipis, tidak ada penebalan
●besar 130 – 140 µ x 80 – 85 µ
●Isi: sel telur

Pembesaran 10x10/40
TREMATODA PARU

Paragonimus westermani
Cacing dewasa
Perhatikan:
●bentuk: bundar/lonjong seperti biji kopi
●panjang: 8 – 12 mm, lebar : 4-6 m
●mempunyai batil isap mulut dan batil
Isap perut
●testis: berlobus letaknya berdampingan
Pembesaran 10x10/40
Paragonimus westermani

Telur
Perhatikan:
●bentuk lonjong
●mempunyai operculum datar, dan agak
tertekan ke dalam
●besarnya: 80 – 118 µ x 40 – 60 µ
●Isi: sel telur

16
CESTODA

PENDAHULUAN

Cestoda adalah cacing pita invertebrata yang termasuk ke dalam Phylum


Platyhelminthes, Kelas Cestoda. Kelas Cestoda dibagi atas dua subkelas: Cestodara
dan Eucestoda. Cestodaria adalah parasit tidak bersegmen dari ikan dan hewan
vertebrata berdarah dingin lainnya. Eucestoda adalah parasit bersegmen dari
vertebrata berdarah dingin dan yang berdarah panas, termasuk manusia. Ada dua ordo
Eucestoda yang penting: Pseudophyllidea dan Cyclophyllidea, yang dapat
menginfeksi manusia. Spesies penting dari Pseudophyllidea ialah D. Latum, yang
menginfeksi mammalia sebagai hospes definitif dan menggunakan copepoda dan ikan
sebagai hospes perantara. Cyclophyllidea adalah parasit cestoda terpenting pada
manusia dan hewan domestik. Contoh adalah cacing pita babi (Taenia solium, dengan
manusia sebagai hospes akhir), cacing pita berlubang ganda (Dipylidium
caninum¸parasit anjing dan kucing ), dan cacing pita tikus (H. Diminuta, parasit tikus).

Cacing dewasa adalah parasit hermafrodit. Badannya pipih dorso-ventral,


panjang atau seperti pita. Tubuhnya terdiri atas tiga bagian berbeda; scolex, leher dan
strobila. Scolex tersusun dari alat isap muskular untuk melekatkan cacing pada mukosa
usus. Pada Pseudophyllidea alat isap digantikan oleh dua alur longitudinal yang disebut
bothria. Pada Cyclophyllidea semuanya mempunyai alat isap dan ada yang
mempunyai rostellum yang dilengkapi dengan kait-kait atau tanpa kait. Strobila adalah
rantai proglotid yang dapat dibagi lagi menjadi daerah-daerah proglotid immatur,
proglotid matang dan proglotid gravid. Proglotid matang berbentuk persegi empat dan
berisi seperangkat organ reproduksi jantan dan organ reproduksi betina. Proglotid
Pseudophyllidea dapat dikenali dengan adanya lubang genital dan lubang uterus yang
terletak pada permukaan midventral proglotid, ovarium bilobus, dan kelenjar vitelline
selalu folikular dan tersebar di seluruh proglotid. Proglotid Cyclophyllidea mempunyai
lubang genital pada satu sisi atau kedua sisi proglotid dan satu kelenjar vitellin post-
ovarium yang padat. Pada ujung posterior adalah proglotid gravid yang berisi sebuah
uterus yang bercabang-cabang ke sisi-sisi lateral yang penuh berisi telur yang banyak
sekali. Telur cacing Pseudophyllidea belum matang setelah dikeluarkan dengan tinja,
mempunyai operculum dan belum matang ketika diluarkan dalam tinja. Sebaliknya, telur
Cyclophyllidea sebaliknya tidak mempunyai operkulum dinding yang padat (solid) dan di
dalamnya mengandung onkosfer hexacanth yang berkembang sempurna. Semua
cestoda tidak mempunyai alat pencernaan, sehingga makanannya diserap oleh
tegumen yang ditutupi oleh mikrovilli khusus yang disebut microthrix.

17
LEARNING OBJECTIVE UMUM LEARNING OBJECTIVE KHUSUS

1. Mahasiswa mampu mengidentifikasi 1.1 Mahasiswa mampu menjelaskan


stadium dewasa dan stadium telur bentuk, ukuran

1.2 Menjelaskan ciri-ciri khusus tiap-tiap


spesies
1.3 Menjelaskan bentuk skoleks,
proglotid dari tiap spesies

2 Mahasiswa mampu mengidentifikasi 2.1 Mahasiswa mampu menjelaskan


morfologi stadium telur bentuk dan ukuran tiap spesies
2.2 Menyebutkan perbedaan masing-
masing bentuk
2.3 Menyebutkan isi telur
3. Mahasiswa mampu mebuat 3.1 mampu melakukan pemeriksaan tinja
diagnosis secara langsung
3.2 Mampu memeriksa proglotid yang
keluar melalui anus

18
CESTODA
OBJEK GAMBAR
Pembesaran 10 x 10
ORDO PSEUDOPHYLLIDEA

Diphyllobothrium latum
Proglotid Gravid

Perhatikan:
●bentuk: trapezium, lebar lebih panjang
dari panjang
● lubang genital : ditengah proglotid
●mempunyai lubang uterus disamping
lubang genital
●uterus : berkelok-kelok dan tersusun
membentuk roset
●testis : tersebar di lateral
Pembesaran 10 x 10
Diphyllobothrium (Spirometra)
mansoni
Proglotid matang
Perhatikan:
●bentuk: trapezium, lebar lebih panjang
dari panjang
●lubang genital : di tengah proglotid
●mempunyai lubang uterus
●uterus: berkelok-kelok dan tersusun
seperti spiral
●testis: tersebar di sisi lateral

19
Pe mbesaran 10 x 10/40
Diphllobothrium latum

Telur
Perhatikan :
●bentuk : lonjong
●mempunyai operculum pada satu kutub
dan penonjolan kecil pada kutub lain
●besarnya : 60 x 45 mikron
●Isi : sel telur
Pembesaran 10 x 10
Diphyllobothrium spesies
Larva pleroserkoid (sparganum)

Perhatikan :
●bentuk : seperti kumparan
●terdiri atas pseudosegmen,
●ukuran : 10 – 20 mm x 2 – 3 mm.

Pembesaran 10 x 10
ORDO CYCLOPHYLLIDEA

Taenia saginata
Proglotid gravid

Perhatikan:
●bentuk: empat persegi panjang
●cabang uterus : 15 – 30 buah
●lubang uterus : tidak ada
●lubang genital: di sisi proglotid
Pembesaran 10 x 10
Taenia solium
Proglotid gravid

Perhatikan:
●bentuk: bujur sangkar, panjang=lebar
●cabang uterus : 7 – 12 buah
●lubang uterus : tidak ada
●lubang genital: di sisi proglotid
20
Pembesaran 10 x 10/40
Taenia spp.

Telur
Perhatikan:
●bentuk bundar
●ukuran : kira-kira 35 mikron
●dinding : tebal dengan struktur radial
●Isi: embrio heksakan atau onkosfer

21
PROTOZOA
Protozoa adalah organisme uniselular eukaryotik termasuk ke dalam Kingdom
Protista (protistotil atau protist seperti hewan) yang besarnya mulai dari beberapa
mikrometer sampai beberapa ratus mikrometer. Protozoa ada yang hidup bebas dan
ada yang hidup sebagai parasit, lebih kurang 65.000 protozoa yang dikenal hidup
dalam air dan tanah.

Badan protozoa pada dasarnya terdiri dari membran plasma eksternal yang
membungkus sitoplasma (ektoplasma, endoplasma) dan organella sel lain, nukleus,
badan-badan golgi, mitochondria, dll. Membran plasma juga menutupi struktur
pergerakan yang menjulur misalnya pseudopodia, cilia, dan flagella. Flagella dan cilia
membantu dalam berenang . Banyak struktur lain yang ditemukan dalam protozoa
antara lain badan-badan golgi, mitochondria, lysosoma, vakuol makanan, conoid pada
Apicomplexa, dan struktur khusus lainnya. Protozoa memperoleh makanan dengan
absorpsi, menelan melalui membran sel. Setelah makanan masuk sel, langsung dicerna
di dalam vakuol. Vakuol adalah organel yang diikat membran yang berisi bahan
makanan. Sisa-sisa makanan dikeluarkan menggunakan proses exocytosis.

Protozoa yang menginfeksi manusia digolongkan menjadi empat golongan


berdasarkan atas bentuk dan pergerakan, yaitu Sarcodina (ameba, misalnya
Entamoeba), Ciliophora(ciliata, misalnya Balantidium), Mastigophora (flagellata,
misalnya Giardia, Leishmania, Trypanosoma, D. Fragilis) dan Apicomplexa (sporozoa,
misalnya Plasmodium, Cryptosporidium).

22
PROTOZOA USUS

LEARNING OBJECTIVE UMUM LEARNING OBJECTIVE KHUSUS

1. Mahasiswa mampu megidentifikasi 1.1. mahasiswa mampu menyebutkan


tiap stadium protozoa usus stadium protozoa usus

1.2 mahasiswa mampu menjelaskan


bentuk, ukuran secara garis besar

1.3. mahasiswa mampu menjelaskan


berbagai sifat khusus untuk tiap
stadium
2 Mahasiswa mampu melakukan cara 2.1. mahasiswa mampu menyebutkan
menegakkan diagnosis protozoa yang ditemukan dalam tinja
dan cairan duodenum pada
pemeriksaan cara langsung

2.2. Mahasiswa mampu melakukan


pemeriksaan tinja cara langsung
untuk menemukan 3 spesies penting
di Indonesia (Entamoeba histolytica.
Entamoeba coli dan Giardia lamblia)

23
Pembesaran 10 x 100
Entamoeba histolytica
sediaan tinja
pulasan trikrom

bentuk histolitika
Perhatikan:
●besarnya : 20 – 40 mikron
●inti : inti entamoeba
●endoplasma : bergranula halus
dan mengandung sel darah merah
●ektoplasma tampak dalam pseudo-
podi
Pembesaran 10 x 100
Entamoeba histolytica
sediaan tinja
pulasan trikrom

bentuk minuta
Perhatikan:
●besarnya : 10 - 20 mikron
●inti : inti entamoeba
●endoplasma : bergranula halus
tidak ada eritrosit, mengandung bakteri
●ektoplasma tidak tampak

24
Pembesaran 10 x 100
Entamoeba histolytica
sediaan tinja
pulasan trikrom
bentuk kista infektif (inti-4)
Perhatikan:
●besarnya : 10 - 20 mikron
●bentuk: bulat atau lonjong
●inti : 4 inti entamoeba, letak inti berpa-
sangan
●dinding kista tipis
Pe mbesaran 10 x 40
Entamoeba histolytica
sediaan tinja
dalam larutan eosin

bentuk histolitika
Perhatikan:
●parasit tampak kontras warna pucat
diatas dasar berwarna merah
●aktif bergerak dengan menjulurkan
pseudopodium
●inti: tidak tampak
●endoplasma: tampak sdkt keruh
●ektoplasma: jernih membentuk pseudo
podium
Pembesaran 10 x 40
Entamoeba histolytica
sediaan tinja
dalam larutan eosin

bentuk minuta
Perhatikan:
●parasit tampak bulat atau lonjong pucat
diatas dasar sediaan berwarna merah
●pergerakan hamper tidak tampak
●inti: tidak tampak
●ektoplasma: tidak tampak
●sukar dibedakan dari trofozoit
Entamoeba
coli
25
Pembesaran 10 x 40
Entamoeba histolytica
sediaan tinja
dalam larutan lugol

bentuk kista
Perhatikan:
●kista tampak kuning tengguli diatas
dasar sediaan kuning
●parasit tampak bulatan kecil yang pucat
●dindin kista : hitam, halus
●inti: inti entamoeba
● jumlah inti : 4

26
Pembesaran 10 x 100
Entamoeba coli
sediaan tinja
pulasan trikrom

bentuk vegetative/trofozoit
Perhatikan:
●besar: 15 – 30 mikron
●intinya: inti entamoeba
●endoplasma: bervakuol
● ektoplasma: tidak nyata
Pembesaran 10 x100
Entamoeba coli
sediaan tinja
pulasan trikrom

bentuk kista muda


Perhatikan:
●besar: 15 – 22 mikron
●bentuk : bulat
●inti: inti entamoeba
●jumlah inti: 2
●letak inti berhadapan pada vakuol
glikogen yg besar
Pembesaran 10 x100
Entamoeba coli
sediaan tinja
pulasan trikrom

bentuk kista matang


Perhatikan:
●besar: 15 – 22 mikron
●bentuk : bulat (lonjong)
●inti: inti entamoeba
●jumlah inti: 8

27
Pembesaran 10 x 40
Entamoeba coli
sediaan tinja dalam
larutan eosin
bentuk vegetatif:
Perhatikan:
●tampak putih kontras diatas dasar
sediaan merah muda
●sukar dibedakan dengan minuta
histolitika
Pembesaran 10 x40
Entamoeba coli
sediaan tinja dalam
larutan lugol

bentuk kista
Perhatikan:
●kista tampak kuning tengguli diatas
dasar sediaan kuning
●dinding kista: hitam
●inti : inti entamoeba
●jumlah inti : 8
Pembesaran 10 x 40
Balantidium coli
sediaan tinja
pulasan H.E.
bentuk vegetatif

Perhatikan
●bentuk : lonjong
●ukuran: ± 60 mikron
●inti : makronukleus dan mikronukleus
(ti dak tampak)
●v akuol
●cilia (bulu getar) tidak jelas

28
Pembesaran 10 x 40
Balantidium coli
sediaan tinja
pulasan boraks–karmin
bentuk kista

Perhatikan:
●bentuk: bulat/lonjong
●besarnya ± 60 mikron
●dinding kista tebal
●inti: makronukleus

pembesaran 10 x 100
Giardia lamblia
sediaan tinja
pulasan trikrom
bentuk vegetatif
Perhatikan:
●bentuk seperti buah jambu monyet
●-sepasang batil isap, yang meliputi ¾
bagian ventral parasite
● 2 inti, 2 buah aksostil dan 2 benda
parabasal
●flagel tidak tampak
pembesaran 10 x 100
Giardia lamblia
sediaan tinja
pulasan trikrom
bentuk kista
Perhatikan:
●bentuk lonjong
●besarnya :10 - 14 mikron
●inti 2 – 4
●sisa-sisa organel dalam endoplasma
(benda sabit aksostil)

29
pembesaran 10 x 40
Giardia lamblia
sediaan tinja dalam
larutan eosin
bentuk kista
Perhatikan:
●dinding terlihat dua lapis (samar-
samar)
●sisa-sisa organel tampak samar-samar
sediaan tinja pembesaran 10 x 40
dalam larutan lugol

Giardia lamblia
bentuk kista
Perhatikan:
●kista tampak kuning tengguli pada
dasar sediaan kekuning-kuingan
●bentuk: lonjong
● besar : 10 – 14 mikron
●dinding rangkap
●inti: 2-4 ,berkelompok pada satu kutub
●aksostil dan sisa organel

sediaan tinja Pembesaran 10 x 100


pulasan Zieh-Nelsen

Cryptosporidium parvum
bentuk ookista
●bentuk bulat merah kecil diatas dasar
sediaan biru kehijauan
●dinding kista dua lapis
● pada kista matang dapat ditemukan 2-
4 sporozoit berbentuk lisong

30
Sediaan usap vagina Pembesaran 10 x 40
pulasan Giemsa

Trichomonas vaginalis
bentuk trofozoit
Perhatikan:
●bentuk seperti buah pir
●besar: ± 17 mikron
●satu inti lonjong
●flagel anterior (4 buah)
●aksostil
●membran bergelombang

31
TOXOPLASMA GONDII
Toxoplasma gondii adalah suatu spesies dari Coccidia dari phylum Apicomplexa
yang mirip dengan Isospora. Toxoplasma gondii berkembang biak secara aseksual
(skizogoni) di dalam sel epitel usus muda kucing dan daur seksual (sporogoni)
sehingga menghasilkan ookista yang dikeluarkan bersama tinja kucing.

Ookista berbentuk lonjong dengan ukuran 12,5 mikron menghasilkan 2 sporo-


kista yang masing-masing mengandung 4 sporozoit. Bila ookista tertelan oleh
mammalia lain (misalnya atau burung (hospes perantara) dan juga manusia, maka
dibentuk kelompok-kelompok trofozoit yang membelah secara aktif dan disebut takizoit.
Kemudian kecepatan trofozoit membelah berkurang dan secara berangsur-angsur dan
terbentuklah kista yang mengandung bradizoit.

Bentuk trofozoit menyerupai bulan sabit dengan salah satu ujung runcing dan
ujung lain agak membulat. Panjangnya 4-8 mikron dan mempunyai satu inti yang
letaknya kira-kira di tengah.

TUJUAN:

Mengenal morfologi stadium Toxoplasma gondii yang menyebabkan penyakit pada


manusia.

32
DEMONSTRASI GAMBAR
1 Sediaan hati tikus Pembesaran 10 x 100
pulasan PAS
Toxoplasma gondii
Bentuk proliferative (takizoit)
●betuk seperti bulan sabit
dengan satu ujung runcing dan
ujung lain membulat
●mempunyai satu inti
●tersebar atau berpasangan di
dalam jaringan hati

2 Sediaan limpa tikus Pembesaran 10 x 100


pulasan PAS
Toxoplasma gondii
Bentuk proliferative (takizoit)
●betuk seperti bulan sabit
dengan satu ujung runcing dan
ujung lain membulat
●mempunyai satu inti
●tersebar atau berpasangan di
dalam jaringan limpa

3 Sediaan cairan peritoneal Pembesaran 10 x 100


pulasan PAS

Toxoplasma gondii
Bentuk proliferative (takizoit)
●betuk seperti bulan sabit
dengan satu ujung runcing dan
ujung lain membulat
●mempunyai satu inti
●tersebar atau berpasangan atau
berkumpul di dalam sel makrofag
membentuk pseudokista.

33
SERANGGA SEBAGAI PARASIT
(EKTOPARASIT DAN ENDOPARASIT)
TUJUAN : 1. Mengenal serangga sebagai parasit permanen (tungau kudis, Demodex,
dan Tuma)

2. Mengenal serangga penyebab miasis (langau dan lalat daging)

DEMONSTRASI GAMBAR
Pembesaran 10 x 10
1. Sarcoptes scabiei (tungau kudis)
(Fam. Sarcoptidae, ordo ACARI)

►Bagian badan: kapitulum dan


abdomen berupa kantung


• l

berujungambulacra
-
lakang ujungnya mem-
punyai rambut
2 Pembesaran 10 x 10
Demodex folliculorum
(fam. Demodicidae, ordo ACARI)
►Ukuran: 0,1 – 0,4 mm
►Bentuk :memanjang menyerupai
cacing
Tanda:
►abdomen panjang dengan garis-
garis tran sversal
►mempunyai 4 pasang kaki yang
berseg men dan terletak berdekatan
►kapitulum pendek dan runcing

34
3 Pediculus humanus capitis (tuma Pembesaran 10 x 10
kepala)
(fam. Pediculidae, ordo Anoplura)
► Ukuran : 2 – 3 mm
►Bentuk badan : lonjong
►-Sayap tidak ada
►kaki 3 pasang, kuku kecil
►otot toraks jelas
►jantan : pada ujung abdomen ada
tonjolan spt ujung tombak
►betina : ujung abdomen berlekuk
menyerupai huruf V terbalik

4 Phthirus pubis (tuma kemaluan) Pembesaran 10 x 10


(fam. Pediculidae, ordo ANOPLURA)
►Ukuran: 1,5 – 2 mm
►Bentuk badan bulat (seperti

► mempunyai 3 pasang kaki
dengan kuku besar

Spirakel posterior larva Musca Pembesaran 10 x 10


5. domestica

Pembesaran 10 x 10
6. Spirakel posterior larva
Chrysomyia bezziana

35
LOUPE
7. Calliporidae = lalat hijau/langau
(ordo DIPTERA)
Ukuran : 6 – 11 mm
►Bagian badan : kepala,toraks dan
abdomen
Tanda:
►warna abdomen hijau/biru metal

LOUPE
8 Sarcophagidae = lalat daging
(ordo DIPTERA)
►Ukuran : 10 – 14 mm
Bagian badan: kepala,toraks dan
abdomen
Tanda:
► pada punggung toraks ada 3
garis putih
► pada punggung abdomen spt
papan catur

36
DAFTAR PUSTAKA
1. Jeffrey, H. C. dan Leach, R. M. (1993) Atlas Helmintologi dan Protozoologi
Kedokteran. Jakarta: EGC.
2. Lynne S. Garcia dan David A. Bruckner (1996) Diagnostik Parasitologi.
3. Gandahusada,S., Herry D.I,Wita Pribadi, 2000, Parasitologi Kedokteran. Balai
Penerbit Fakultas Kedokteran Indonesia, Jakarta.
4. Natadisastra, D. & Ridad, A., 2009. Parasitologi Kedokteran: Ditinjau dari Organ
Tubuh yang Diserang. 2009. Jakarta: EGC.
5. Is Suhariah Ismid, Rawina Winita, Inge Sutanto,dkk. Penuntun Praktikum
Parasitologi Kedokteran. 2000. Jakarta:FKUI

Anda mungkin juga menyukai