Anda di halaman 1dari 6

SKENARIO 4 : PERUT KODOK

Pak Dodok, 55 tahun, datang berobat ke puskesmas dengan keluhan utama perutnya
semakin gendut sejak dua minggu terakhir, bila tidur telentang terlihat mirip perut kodok yang
melebar ke sisi kiri dan kanan. Sewaktu dokter puskesmas menanyakan kepada pak Dodok
tentang riwayat sakit kuning sebelumnya, dia menyangkal, Pak Dodok juga tidak mengeluhkan
nyeri yang hilang timbul dan menjalar ke punggung, ataupun nyeri ulu hati hebat setelah makan.
Namun, menurut pengakuannya, ibunya telah meninggal sembilan tahun yang lalu setelah
sebelumnya mengalami muntah-muntah darah dan berak hitam, waktu itu dokter RS bilang
akibat penyakit liver. Kakak dari Pak Dodok juga sudah meninggal dua tahun yang lalu yang
menurut informasi dari RS karena kanker hati, sedangkan Ayahnya diketahui menderita penyakit
hati berlemak.
Dari pemeriksaan fisik Pak Dodok, dokter puskesmas menemukan TD 105/68, frekuensi
nadi 98x/menit, frekuensi nafas 24x/menit, suhu 36,80C, terdapat icterus pada sclera, spidernaevi
pada dada, ditemukan shifting dullnes positif pada perkusi abdomen dan kedua tungkai pitting
oedema. Sebelumnya pak Dodok telah memiliki hasil skrining pemeriksaan seromarker hepatitis
dari kantornya dengan hasil HBsAg reaktif.
Pak Dodok bertanya kepada dokter, Apakah penyakitnya sama dengan tetangganya yang
menderita penyakit empedu, yang juga ditandai dengan matanya kuning kehijauan dan BAB
pucat seperti dempul? Apakah penyakit saya berbeda dengan teman sekantor saya yang hatinya
sampai disedot akibat bernanah? Dokter menjawab, “Tidak sama”. Untuk terapi sementara,
dokter memberikan pak Dodok furosemide tablet sebagai obat simptomatik, selanjutnya dokter
merujuk pak Dodok ke RS dengan keterangan klinis ascites.
Sekali lagi pak Dodok bertanya kepada dokter,”Mengapa saya harus dirujuk ke RS?
Apakah penyakit saya ini nantinya akan bisa disembuhkan?” Dokter menjawab nanti di RS
bapak akan menjalani serangkaian pemeriksaan untuk menegakkan diagnosis pasti dan
penatalaksanaan lebih lanjut penyakitnya. Di RS, hasil pemeriksaan labor tes fungsi hati
didapatkan kadar albumin serum 2,1 g/dL dan globulin serum 4,9 g/dL, bilirubin direct 6 mg/dL
dan indirect 4 mg/dL, Alkali fosfatase 280 U/L, AST 106 U/L, ALT 89 U/L, gamma GT 86 U/L.
Bagaimanakah anda menjelaskan kasus di atas?
STEP 1 TERMINOLOGI
1. Sakit kuning  perubahan warna kulit, sklera mata, atau jaringan lainnya yang menjadi
kuning karena pewarnaa bilirubin yang meningkat dalam sirkulasi darah.
2. Penyakit liver  gangguan pada hati yang menyebabkan organ ini tidak berfungsi
dengan baik, seperti penumpukan lemak yang berlebih di organ hati
3. Kanker hati  mutasi atau perubahan sel pada hati yang berakibat tidak terkendali
pertumbuhan sel sehingga terbentuk tumor. Primer = dari hati langsung, sekunder = dari
organ lain karena proses metastasis
4. Penyakit hati berlemak  penumpukan lemak berlebih pada hati >5% dari berat hati
(fatty liver) terbagi jadi 2 = terkait alkohol dan non alkohol
5. Sklera ikterik  perubahan warna dari sklera menjadi kuning
6. Spidernaevi  suatu kondisi lesi vaskular atau kumpulan PD kecil seperti laba-laba
dipermukaan kulit, kecil warna merah, ungu, dan polanya berputar karena gangguan
keseimbangan hormon estrogen
7. Seromarker  cabang imunologi yang mempelajari reaksi antigen-antibodi secara in
vitro
8. Shifting dullnes  metode perkusi pekak atau timpani untuk menentukan ada atau
tidaknya cairan asites dalam rongga perut / peritoneal
9. Pitting udem  cekungan karena kulit ditekan dengan ujung jari
10. HbsAg reaktif  hepatitis B surface Antigen , penanda serologis hepatitis B yang sudah
terinfeksi HBV
11. Penyakit empedu  penyakit terdapat kelainan pada kandung empedu, saluran empedu,
fundus, korpus, karen infeksi, sumbatan, dll
12. Asites  pembengkakan pada perut yang disebabkan karena akumulasi cairan dirongga
perut, biasanya seringkali berhubungan dengan penyakit hati
13. Furosemide  obat golongan diuretik untuk mengeluarkan kelebihan cairan diperut
untuk mengatasi gagal jantung, penyakit hati dan ginjal
14. Obat simptomatik  pengobatan untuk mengurangi keluhan tanpa melihat keluhan
utama itu timbul
15. Albumin serum  komponen protein dalam plasma darah manusia yang paling banyak
terdiri dari 54 asam amino, dihasilkan oleh hati.
16. Globulin serum  protein yang tidak larut air dan larutan garam konsentrasi tinggi, tetapi
larut dalam larutan garam konsentrasi sedang
17. Billirubin direct billirubin yang tidak terkonjugasi yang telah diproses oleh hati
18. Billirubin indirect  billirubin yang harus berikatan dengan protein agar dari darah bisa
mausk ke dalam hati, dan larut dalam lemak.
19. Alkali fosfatase  enzim yang digunakan untuk menilai kolestasis, terdapat ditulang dan
hati, kadar tergantung umur dan jenis kelamin, normal orang dewasa sampai 130
20. AST  aspartat transminase , suatu enzim yang dikaitkan dengan metabolisme asam
amino di hati, 5-40 unit/liter serum
21. ALT  alanine transminase, enzim dalam sel hati hepatosit
22. Gamma GT  pemeriksaan labor untuk mengukur kadar enzim untuk membantu organ
hati membersihkan zat racun dalam tubuh, 0-30 unit/liter normal pada dewasa, diproduksi
disaluran empedu, meningkat pada gangguan empedu.
STEP 2 IDENTIFIKASI MASALAH
1. Bagaimana hubungan asites dengan sirosis hepatis?
2. Apakah ada hubungan penyakit kuning dengan gejala perut semakin buncit pak dodok?
3. Apa indikasi jika pak dodok ada keluhan nyeri hilang timbul menjalar ke punggung atau
nyeri ulu hati hebat setelah makan?
4. Bagaimana hubungan hematemesis dan melena dengan penyakit liver?
5. Apakah gejala yang dialami pak dodok sekarang dengan riwayat penyakit keluarga yang
menderita penyakit hati?
6. Bagaimana interpretasi pemeriksaan fisik umum dan seromarker pak dodok?
7. Apakah penyakit pak dodok sama dengan penyakit tetangganya yang menderita kandung
empedu?
8. Apakah penyakit pak dodok sama dengan teman sekantornya yang hatinya sampai
disedot karena bernanah?
9. Apa indikasi dan kontraindikasi pemberian furosemide pada kondisi pak dodok?
10. Bagaimana interpretasi hasil pemeriksaan laboratorium fungsi hati pak dodok?

STEP 3 ANALISIS MASALAH


1. Bagaimana hubungan asites dengan sirosis hepatis?
JAWAB:
HbsAg reaktif HBV kronik  sirosis hati jaringan parut dihati. Terdapat
peningkatan ditekanan porta dan vena  vasodilatasi sistemik  penurunan MAP
penurunan volume darah diarteri  teraktivasi sistem neurohormonal  aktivasi retensi
air dan garam  cairan di sinosid masuk ke jaringan ke ruang peritoneal  terjadi asites

gaya hidup tidak sehat  merusak kinerja usus  nekrosis hepatoseluler  karena virus,
alkohol,dll
Diagnosis sirosis hepatis : 5/7 keadaan

2. Apakah ada hubungan jaundice karena hepatitis B dengan asites yang dialami pak dodok?
JAWAB:
Skrining seromarker hepatitis  HbsAg reaktif  terkena hepatitis B
Hep B sering tidak bergejala, muncul nya saat setelah masa inkubasi 180 hari. jaundice
Muncul karena ada masalah pada hepar. Prehepatik = jaundice didalam hati
3. Apakah hubungan yang mungkin jika ada keluhan nyeri hilang timbul menjalar ke
punggung atau nyeri ulu hati hebat setelah makan dengan asites pada pak dodok?
JAWAB :
 Nyeri hilang timbul menjalar ke punggung atau nyeri ulu hati hebat setelah makan
= pankreatitis akut (tiba-tiba dan singkat) dan kronik(lama dan menahun). Gejala
utama pankreatitis akut : sakit perut mendadak, sakit diperut bagian tengah,
menjalar ke dada maupun punggung. Bertambah parah jika tidur berbaring dan
makan berlemak. Gejala utama kronik : nyeri perut seperti terbakar.
 Kelainan empedu : batu empedu . gejala: demam, kuning, nyeri epigastrium

4. Bagaimana hubungan hematemesis dan melena dengan sirosis hepatis yang terjadi pada
ibunya?
JAWAB:
Sirosis hepatis  peningkatan tekanan vena porta  darah masuk ke vena esofagus 
dilatasi pembuluh darah varises esopagheal ruptur  perdarahan masif yang akut
 masuk ke GI truct  terjadi hematemesis dan melena  emergensi  kematian
Lewat atas : hematemesis
Lewat bawah : melena

5. Apakah gejala yang dialami pak dodok sekarang dengan riwayat penyakit keluarga yang
menderita penyakit hepatobilier?
JAWAB :
Ayah : fatty liver , tidak ada hubungan dengan pak dodok
Kakak : kanker hati beda gejala dengan pak dodok
Ibu : komplikasi dari sirosis hepatis  hematemesis dan melena

6. Bagaimana interpretasi pemeriksaan fisik umum dan seromarker pak dodok?


JAWAB:
 Tekanan darah normal
 Nadi normal
 Nafas meningkat / takipneu = asites mendorong diafrgama
 Sklera ikterik
 Spidernaevi = penurunan fungsi hati arteriol melebar
 Shifting dullnes + , adanya asites
 Pitting udem = hipoalbuminemia
 HbsAg reaktif = terinfeksi virus hepatitis B
 Perlu dilakukan pemeriksaan tambahan
7. Apakah penyakit pak dodok sama dengan penyakit tetangganya yang menderita kandung
empedu?
JAWAB :
Beda. Mungkin bisa gejala mirip, namun penyebabnya berbeda. Bisa karena adanya
tumor, sedangkan pada pak dodok hepatitis B

8. Apakah penyakit pak dodok sama dengan teman sekantornya yang hatinya sampai
disedot karena bernanah?
JAWAB:
Beda. Tetapi sama-sama tergolong mengalami penyakit hepatobilier. Karena pak dodok
kemungkinan menderita penyakit hepatitis B yang disebabkan karena infeksi virus HBV,
sedangkan temannya menderita abses hepar yang disebabkan karena bakteri, parasit atau
jamur, tetapi 85-90% itu disebabkan karena bakteri.
Abses hati terbagi 2, yaitu abses hati amuba (AHA) dan abses hati piogenik (AHP).
Jika abses hepar sudah parah dan besar atau tidak membaik dengan pengobatan,
maka dokter mungkin akan mengupayakan beberapa tindakan untuk mengatasi abses
hepar, seperti:
Drainase
Drainase atau penyedotan cairan nanah di dalam hati dilakukan jika pasien tidak
mengalami perbaikan dalam waktu 5–7 hari setelah pemberian antibiotik. Drainase
tergolong sebagai pembedahan invasif minimal.
Prosedur ini dilakukan dengan cara memasukkan jarum dan kateter ke dalam hati
melalui kulit di perut dengan panduan CT scan atau USG. Setelah kateter dan jarum
terpasang, dokter akan mengeluarkan nanah dari dalam hati yang terkena abses.

9. Apa indikasi dan kontraindikasi pemberian furosemide pada kondisi pak dodok?
JAWAB :
Mengeluarkan cairan dalam bentuk urin
Indikasi:
Asites dan hipertensi
Kontraindikasi:
Hipotensi

10. Bagaimana interpretasi hasil pemeriksaan laboratorium fungsi hati pak dodok?
JAWAB:
 kadar albumin serum 2,1 g/dL = N : 3.5-5 = MENURUN
 globulin serum 4,9 g/dL, = N : 2.8-3.2 = MENINGKAT
 bilirubin direct 6 mg/dL =N:0-0,25 MG/DL = MENINGKAT
 dan indirect 4 mg/dL, =N: 0-1.1 MG/DL= MENINGKAT
 Alkali fosfatase 280 U/L, =N: 40-129 = MENINGKAT
 AST 106 U/L, =N: 5-40 = MENINGKAT
 ALT 89 U/L, =N: 0-40 = MENINGKAT
 gamma GT 86 U/L.=N: 11-50 = MENINGKAT

STEP 4 SKEMA
STEP 5 LEARNING OBJEKTIF
1. Definisi dan klasifikasi pada penyakit kelainan hati, pancreas, dan empedu.
2. Epidemiologi,etiologi dan factor resiko pada penyakit kelainan hati, pancreas, dan
empedu.
3. Patofisiologi dan pathogenesis pada penyakit kelainan hati, pancreas, dan empedu.
4. Manifestasi Klinis pada penyakit kelainan hati, pancreas, dan empedu.
5. Pemeriksaan laboratorium dan pemeriksaan penunjang pada penyakit kelainan hati,
pancreas, dan empedu.
6. Diagnosis dan diagnosis banding pada penyakit kelainan hati, pancreas, dan empedu.
7. Tatalaksana komprehensif pada penyakit kelainan hati, pancreas, dan empedu.
8. Indikasi rujukan pada pada pen penyakit kelainan hati, pancreas, dan empedu.
9. Komplikasi dan prognosis pada penyakit kelainan hati, pancreas, dan empedu.
STEP 6 BELAJAR MANDIRI

Anda mungkin juga menyukai