Songjongki, laki-laki 34 tahun, datang ke dokter puskesmas karena mengeluh penciuman berkurang
sejak 1 minggu yang lalu. Ia sebelumnya mengeluhkan pilek, batuk dan nyeri tenggorok yang berulang
sejak 6 bulan ini. Semenjak ia pindah ke Bukittinggi, keluhan hidungnya semakin sering. Ia sering
berdehem, rasa mengganjal dan gatal di tenggorok. Selain itu, setiap pagi, sehabis shalat subuh, ia selalu
bersin-bersin dan hidungnya meler sehingga mengganggu aktivitasnya sebagai tukang kayu. Sekitar 9
tahun yang lalu, ia pernah kecelakaan bermotor, yang menyebabkan perdarahan dari hidungnya dan
mengatakan bahwa hidungnya saat ini tidak lagi semancung dulu. Ia juga mengeluhkan akhir-akhir ini
sering kelelahan dan mengantuk di siang hari.
Dari pemeriksaan hidung, didapatkan kavum nasal yang sempit, mukosa edema, dan sekret serous. Pada
pemeriksaan tenggorok, didapatkan pembesaran tonsil T3-T3 dengan kripta yang melebar dan terdapat
detritus. Terdapat pembesaran kelenjar getah bening di area submandibular kanan dan kiri yang terasa
nyeri. Dokter puskesmas kemudian memberikan obat minum serta obat semprot hidung. Dokter
memintanya kontrol 1 minggu lagi, apabila tidak ada perbaikan, agar bersedia dirujuk dan dilakukan
pemeriksaan lanjutan.
A. STEP 1 TERMINOLOGI
1. Kavum nasal : Rongga hidung adalah organ yang sangat penting karena berfungsi sebagai
tempat masuknya udara menuju tenggorokan, menjaga kelembapan, suhu, dan tekanan
udara.
2. Mukosa edema :
3. Sekret serous: sekret hidung encer yang sering ditemukan pada pasien dengan rhinitis alergi
dan rinitis vasomotor. Jenis sekret ini terdiri atas protein pembuluh darah yang bocor dari
pembuluh darah yang permeabel dan sering terjadi pada kasus alergi.
4. Tonsil T3-T3 : Pembesaran ukuran tonsil yang sudah melewati pilar posterior tetapi belum
melewati garis median (tengah-tengah uvula).
5. Kripta : cekungan pada tonsil yang biasanya akan melebar ketika terjadi radang/infeksi.
6. Detritus : Bercak putih ditenggorokan pada umumnya dibagian tonsil. kumpulan leukosit,
bakteri dan epitel yang terlepas. Akibat dari proses ini akan terjadi pembengkakan atau
pembesaran tonsil
7. Submandibular :
8. Obat minum:
9. Obat semprot hidung :
* Berikut ini adalah beberapa kondisi yang dapat menjadi penyebab munculnya sensasi
tenggorokan yang terasa mengganjal:
1. Radang pada tenggorokan
Radang di tenggorokan menyebabkan tenggorokan menjadi kering sehingga otot di
sekitarnya tertarik sehingga menimbulkan sensasi mengganjal.
Kondisi peradangan pada tenggorokan (faringitis) biasanya disebabkan oleh adanya infeksi
virus atau bakteri yang menyebabkan peradangan di beberapa bagian tenggorokan.
Beberapa bagian tenggorokan yang terkena yaitu amandel (tonsilitis), epiglotis (epiglotitis),
dan pita suara (laringitis).
2. GERD (refluks asam lambung)
Penyakit refluks asam lambung atau GERD yang menyebabkan zat asam naik ke
kerongkongan bisa mengakibatkan munculnya sensasi globus.
Selain bisa mengakibatkan iritasi di kerongkongan dan tenggorokan, naiknya asam lambung
juga bisa menekan otot-otot di bagian ini sehingga timbul sensasi mengganjal.
3. Stres dan gangguan kecemasan
Ada beberapa hubungan antara kondisi psikologis dan sensasi pada globus.
Beberapa penelitian menemukan bahwa tekanan psikologis seperti stres, depresi, dan
kecemasan berkaitan erat dengan munculnya perasaan tercekik atau mengganjal pada
tenggorokan.
4. Penyakit tiroid
Seseorang yang memiliki kelainan tiroid mungkin juga mengalami sensasi globus.
Gejala ini lebih sering terjadi pada orang-orang yang memiliki kelainan tiroid aktif atau
sebagai efek samping dari operasi tiroidektomi, yaitu prosedur yang mengharuskan
pengangkatan sebagian atau seluruh kelenjar tiroid.
5. Makanan tersangkut di tenggorokan
Anda biasanya akan merasakan ada yang mengganjal di tenggorokan saat ada makanan
menyangkut di tenggorokan.
Rhinitis alergi disebabkan oleh reaksi alergi. Kondisi ini menimbulkan beberapa gejala,
seperti bersin-bersin, hidung gatal, dan tersumbat. Selain itu, rhinitis alergi juga dapat
menyebabkan munculnya ruam di kulit, mata merah dan berair, serta sakit tenggorokan.
Beberapa jenis alergen luar ruangan yang biasa memicu rinitis alergi musiman adalah
serbuk sari pohon, rumput atau ragweed. Sedangkan alergen dalam ruangan bisa memicu
rinitis alergi sepanjang tahun antara lain tungau debu, bulu hewan peliharaan, kecoa, jamur
dan spora.
Selain alergen di atas, ada juga beberapa faktor yang bisa membuat gejala rinitis alergi
menjadi lebih parah. Hal ini dikarenakan rinitis alergi mengakibatkan peradangan di lapisan
hidung dan membuat hidung menjadi lebih sensitif terhadap iritan di udara.
Beberapa faktor tersebut antara lain asap dari kayu yang dibakar, polusi udara, asap rokok,
angin, bau menyengat serta suhu yang berubah menjadi dingin
6. Apakah ada hubungan riwayat kecelakaan 9 tahun yang lalu dengan keluhannya sekarang?
FEBRI
Jawab:
Tonsilitis ec rinitis alergi ec septum deviasi
Tidak ada hubungan antara trauma dengan rinitis alergi
7. Mengapa ia sering merasa lelah dan mengantuk pada siang hari? FIRA
Jawab:
Karena sering terbangun pada malam hari karena gejala yang dialami.
Tidur malam terganggu sehingga pada siang hari sering mengantuk di siang hari.
9. Mengapa dokter puskesmas memberikan obat minum dan obat semprot dan Mengapa
perlu dilakukan rujukan dan pemeriksaan lanjutan jika tidak ada perbaikan dalam 1
minggu? VALDO
Jawab:
Penatalaksanaan
a. Menghindari alergen spesifik
b. Pemeliharaan dan peningkatan kebugaran jasmani telah diketahui berkhasiat dalam
menurunkan gejala alergis
c. Terapi topikal dapat dengan dekongestan hidung topikal melalui semprot hidung. Obat
yang biasa digunakan adalah oxymetazolin atau xylometazolin, namun hanya bila
hidung sangat tersumbat dan dipakai beberapa hari (< 2 minggu) untuk menghindari rhinitis
medikamentosa.
d. Preparat kortikosteroid dipilih bila gejala sumbatan hidung akibat respons fase
lambat tidak dapat diatasi dengan obat lain. Obat yang sering dipakai adalah kortikosteroid
topikal: beklometason, budesonid, flunisolid, flutikason, mometason furoat dan
triamsinolon.
e. Preparat antikolinergik topikal adalah ipratropium bromida yang bermanfaat untuk
mengatasi rinorea karena aktivitas inhibisi reseptor kolinergik pada permukaan sel efektor.
f. Terapi oral sistemik
1. Antihistamin
• Anti histamin generasi 1: difenhidramin, klorfeniramin, siproheptadin.
• Anti histamin generasi 2: loratadin, cetirizine
2. Preparat simpatomimetik golongan agonis alfa dapat dipakai sebagai dekongestan
hidung oral dengan atau tanpa kombinasi antihistamin. Dekongestan oral: pseudoefedrin,
fenilpropanolamin, fenilefrin.
g. Terapi lainnya dapat berupa operasi terutama bila terdapat kelainan anatomi, selain itu
dapat juga dengan imunoterapi
Obat-obatan
Ada beberapa jenis obat yang dapat diberikan dokter untuk meredakan gejala rhinitis alergi,
di antaranya:
Antihistamin
Antihistamin dapat dikonsumsi oleh penderita rhinitis alergi untuk mengurangi bersin dan
meredakan hidung gatal serta tersumbat. Antihistamin dapat dikonsumsi dalam bentuk pil atau
semprotan hidung.
Dekongestan
Dekongestan adalah obat yang berfungsi meredakan hidung tersumbat. Dekongestan dapat
dikonsumsi dalam bentuk tablet atau semprotan untuk hidung.
Semprotan kortikosteroid
Kortikosteroid berbentuk semprotan hidung berfungsi mengurangi reaksi peradangan pada
hidung sehingga dapat meredakan gejala-gejala rhinitis alergi, seperti hidung gatal, merah, dan
tersumbat. Salah satu contoh dari obat golongan ini adalah triamcinolone semprot hidung.
Obat tetes mata
Obat tetes mata digunakan untuk meredakan gejala rhinitis alergi pada mata, seperti mata
merah, perih, dan berair. Obat tetes mata untuk rhinitis alergi harus digunakan sesuai dengan
resep dokter.
D. STEP 4 SKEMA
E. STEP 5 LO