Anda di halaman 1dari 8

2.

1 Skenario Kasus
“Hidung Buntu”
Ny. Beta, umur 35 tahun, datang ke dokter dengan keluhan utama hidung buntu yang
hilang timbul sejak 2 bulan yang lalu. Keluhan muncul terutama pada malam hari, bergantian
kanan dan kiri yang dipengaruhi posisi pasien saat berbaring. Kadang-kadang keluhan
disertai dengan hidung gatal, bersin-bersin dan terkadang keluar ingus encer.
Ny. Beta juga mengatakan keluhan juga muncul bila mencium bau parfum dan asap
rokok. Keluhan mata gatal disangkal. Ny. Beta mengaku keluhan in mulai muncul sejak ia
menjabat sebagai manajer bank yang sedang menyiapkan dokumen audit. Riwayat
penggunaan KB hormonal disangkal. Keluarga tidak mempunyai riwayat keluhan yang sama.
Riwayat penggunaan obat-obatan dalam waktu lama disangkal.
Pemeriksaan fisik: Keadaan umum: Tampak sakit ringan, compos mentis
Vital sign: TD: 110/70mmHg, N: 90x/menit reguler, isi dan tegangan cukup, RR: 22x/menit
T: 37,0°C,
Status THT:
 Telinga: membrana timpani utuh, refleks cahaya +/+
 Hidung: Cavum nasi sempit, sekret (+/+) berwara putih, konka hipertrofi berwarna
merah tua, massa (-)
 Tenggorokan: Arcus faring simetris, uvula di tengah, tonsil TI-TI tenang, dinding faring
posterior tenang.

2.2 Analisis Masalah


1. Ny. Beta, umur 35 tahun, datang ke dokter dengan keluhan utama hidung buntu yang
hilang timbul sejak 2 bulan yang lalu. Keluhan muncul terutama pada malam hari,
bergantian kanan dan kiri yang dipengaruhi posisi pasien saat berbaring. Kadang-
kadang keluhan disertai dengan hidung gatal, bersin-bersin dan terkadang keluar
ingus encer.
a. Apa anatomi dan histologi terkait kasus ?
a. Hidung (Cavum Nasalis)
Hidung adalah jalan masuk udara utama dan terdiri atas rongga berukuran besar yang tidak
beraturan yang dibagi menjadi dua lubang yang sama besar oleh suatu septum. Hidung dilapisi
oleh epithelium kolumnar bersilia yang kaya vascular (membrane mukosa bersilia) yang
mengandung sel goblet yang menyekresi mucus. Pada lubang hidung anterior, sel ini bersatu
dengan kulit dan pada bagian posterior meluas hingga ke faring. Lubang hidung anterior atau
nostril, merupakan saluran penghubung dari eksterior ke rongga nasal. Di sini terdapat rambut
hidung yang dilapisi mucus yang lengket Lubang hidung posterior merupakan saluran dari rongga
nasal ke faring. Sinus paranasal posterior adalah rongga di tulang wajah cranium, yang berisi
udara. Terdapat sedikit ruang antara sinus paranasal dan rongga nasal.
b. Faring
Udara dari rongga hidung masuk ke faring. Faring merupakan saluran yang memiliki panjang 12-14 cm
dan memanjang dari dasar tengkorak dan vertebra servikalis servikalis ke -6. Faring berada di belakang
hidung, mulut dan laring. Faring dibagi menjadi tiga bagian :
1) Nasofaring (Saluran pernafasan bagian depan). Bagian nasal faring terletak di belakang hidung
dan di atas palatum molle.
2) Orofaring (Saluran pernafasan bagian belakang).
3) Laringofaring. Bagian laryngeal faring memanjang dari atas orofaring dan berlanjut ke bawah
osofagus, yakni dari vetebrata servikalis ke-3 hingga ke-6

b. Bagaimana fisiologi terkait kasus ?

Fungsi pernafasan pada Hidung 1) Jalan nafas pertama yang dilalui udara yang di inspirasi 2)
Menghangatkan 3) Melembabkan 4) Menyaring uadara 5) Alat penciuman

Fungsi faring a) Saluran nafas dan makanan. Faring adalah organ yang terlibat dalam system pencernaan
dan pernafasan: uadara masuk melalui bagian nasal dan oral, sedangkan makanan memalui bagian oral
dan laring.Makanya makan sambil bicara dapat mengakibatkan makanan masuk ke saluran pencernaan
karena saluran pernafasan pada saat tersebut sedang terbuka. Walaupun demikian, saraf kita mengatur
agar peristiwa menelan, bernafas, dan berbicara tidak terjadi bersamaan sehingga mengakibatkan
gangguan kesehatan. b) Penghangat dan pelembab. Dengan cara yang sama seperti hidung, udara
dihangatkan dan dilembabkan saat masuk ke faring c) Berbicara. Fungsi faring dalam bahasa adalah
bekerja sebagai bilik resonansi untuk suara yang naik dari laring (bersama sinus) membantu memberikan
suara yang khas pada tiap individu.
c. Apa makna ‘Ny. Beta, umur 35 tahun, datang ke dokter dengan keluhan utama
hidung buntu yang hilang timbul sejak 2 bulan yang lalu’?
"Makna 'Ny. Beta, umur 35 tahun, datang ke dokter dengan keluhan utama hidung
buntu yang hilang timbul sejak 2 bulan yang lalu' menggambarkan situasi di mana
seorang wanita yang disebut Ny. Beta, berusia 35 tahun, mengunjungi dokter
dengan keluhan utama hidung buntu yang dialaminya. Keluhan ini telah
berlangsung selama 2 bulan dengan pola hilang timbul.
Pernyataan ini memberikan informasi tentang identitas pasien (Ny. Beta) dan usianya
(35 tahun), serta gejala utama yang dialaminya, yaitu hidung buntu yang muncul
dan menghilang selama 2 bulan terakhir.

d. Apa saja kemungkinan penyakit terkait hidung buntu ?


Ada beberapa kemungkinan penyakit terkait dengan gejala hidung buntu atau kesulitan
bernafas. Beberapa di antaranya meliputi:
1. Alergi: Alergi hidung atau rhinitis alergi adalah kondisi di mana hidung menjadi
buntu atau terasa gatal dan berair akibat reaksi alergi terhadap bahan-bahan
tertentu, seperti serbuk sari, tungau debu, atau bulu hewan.
2. Sinusitis: Infeksi atau peradangan pada sinus (rongga udara di sekitar hidung) dapat
menyebabkan hidung buntu dan nyeri di daerah wajah. Sinusitis bisa bersifat akut
(berlangsung dalam beberapa minggu) atau kronis (berlangsung selama beberapa
bulan atau lebih).
3. Polip hidung: Polip hidung adalah pertumbuhan jinak pada lapisan lendir hidung
atau sinus yang dapat menyebabkan sumbatan hidung, kesulitan bernapas, dan
gangguan penciuman. Polip hidung seringkali terkait dengan peradangan kronis,
seperti sinusitis.
4. Deviasi septum: Deviasi septum terjadi ketika dinding yang memisahkan kedua
rongga hidung tidak lurus atau bergeser. Hal ini dapat menyebabkan hidung buntu
atau penyumbatan hidung yang berulang.
5. Tumor hidung: Meskipun jarang, tumor hidung baik yang jinak maupun ganas dapat
menyebabkan hidung buntu, perdarahan hidung, dan gejala lainnya seperti nyeri
atau pembengkakan.
6. Rinitis vasomotor: Rinitis vasomotor adalah kondisi di mana hidung menjadi buntu
atau berair karena perubahan pembuluh darah di dalam hidung, seperti akibat
perubahan suhu, makanan pedas, atau stres.
7. Rhinitis hormonal: Pada beberapa kasus, perubahan hormonal seperti yang terjadi
pada wanita hamil atau saat menstruasi dapat menyebabkan gejala hidung buntu
atau kesulitan bernafas (Fokken et al, 2020).
Fokkens WJ, Lund VJ, Mullol J, et al. (2020). European Position Paper on
Rhinosinusitis and Nasal Polyps 2020. Rhinology, 58(S29), 1-464.
e. Apa saja penyebab hidung buntu secara umum ?
f. Bagaimana mekanisme hidung buntu secara umum ?

g. Apa makna ‘Keluhan muncul terutama pada malam hari, bergantian kanan dan
kiri yang dipengaruhi posisi pasien saat berbaring. Kadang-kadang keluhan
disertai dengan hidung gatal, bersin-bersin dan terkadang keluar ingus encer’ ?
h. Apa hubungan keluhan tambahan (hidung gatal, bersin-bersin dan terkadang
keluar ingus encer) dengan keluhan utama pada kasus ?
i. Bagaimana mekanisme hidung gatal, bersin-bersin dan terkadang keluar ingus
encer?
j. Apa kemungkinan penyebab hidung gatal, bersin-bersin dan terkadang keluar
ingus encer?
k. Apa hubungan usia & jenis kelamin terkait kasus ?
l. Apa saja kemungkinan penyakit dari hidung gatal, bersin-bersin dan terkadang
keluar ingus encer?

Gejala hidung gatal, bersin-bersin, dan keluar ingus encer bisa menunjukkan beberapa
kondisi yang berbeda. Berikut ini adalah beberapa kemungkinan penyakit yang
bisa menyebabkan gejala-gejala tersebut:

1. Alergi: Alergi seperti rhinitis alergi dapat menyebabkan hidung gatal, bersin-bersin,
dan produksi ingus encer. Reaksi alergi bisa disebabkan oleh serbuk sari, debu,
bulu hewan, atau bahan-bahan lain yang memicu alergi.

2. Rinitis vasomotor: Rinitis vasomotor adalah kondisi ketika pembuluh darah di


dalam hidung menjadi terlalu sensitif, menyebabkan gejala hidung gatal, bersin-
bersin, dan ingus encer. Perubahan suhu, makanan pedas, atau faktor-faktor lain
dapat memicu reaksi tersebut.

3. Infeksi saluran pernapasan atas: Infeksi virus seperti flu atau pilek dapat
menyebabkan hidung gatal, bersin-bersin, dan keluarnya ingus encer. Gejala ini
biasanya disertai dengan gejala lain seperti demam, sakit tenggorokan, atau batuk.

4. Sinusitis: Infeksi atau peradangan sinus dapat menyebabkan hidung gatal, bersin-
bersin, dan keluarnya ingus encer. Gejala ini dapat disertai dengan nyeri sinus,
tekanan di wajah, atau batuk.

5. Polip hidung: Polip hidung adalah pertumbuhan jinak pada lapisan lendir hidung
atau sinus. Polip hidung bisa menyebabkan hidung gatal, bersin-bersin, dan keluar
ingus encer. Polip hidung seringkali terkait dengan peradangan kronis.

6. Reaksi obat atau iritan: Beberapa obat atau bahan iritan tertentu dapat
menyebabkan hidung gatal, bersin-bersin, dan ingus encer pada beberapa orang
yang sensitif terhadapnya.

2. Ny. Beta juga mengatakan keluhan juga muncul bila mencium bau parfum dan asap
rokok. Keluhan mata gatal disangkal. Ny. Beta mengaku keluhan ini mulai muncul
sejak ia menjabat sebagai manajer bank yang sedang menyiapkan dokumen audit.
a. Apa makna ‘keluhan juga muncul bila mencium bau parfum dan asap rokok’?
Makna dari pernyataan "keluhan (bersin, keluar ingus encer, hidung buntu) juga
muncul apabila mencium bau parfum dan asap rokok" adalah bahwa seseorang
mengalami gejala yang sama, seperti bersin, keluarnya ingus encer, dan hidung
buntu, ketika mereka terpapar bau parfum atau asap rokok. Ini menunjukkan bahwa
bau-bau tersebut memicu atau memperburuk gejala hidung yang sedang mereka
alami.
Dalam konteks ini, reaksi terhadap bau parfum atau asap rokok dapat menunjukkan
adanya sensitivitas hidung atau saluran pernapasan terhadap zat-zat tertentu yang
ada dalam parfum atau asap rokok. Seseorang mungkin memiliki kepekaan
terhadap bahan kimia atau partikel-partikel tertentu yang ada dalam parfum atau
asap rokok, yang menyebabkan reaksi seperti bersin, ingus encer, dan hidung
buntu.
Reaksi tersebut dapat terjadi pada individu yang memiliki kondisi seperti alergi hidung,
rinitis vasomotor, atau sensitivitas tertentu terhadap zat-zat kimia. Gejala yang
muncul saat terpapar bau parfum atau asap rokok dapat bersifat sementara dan
membaik setelah jauh dari sumber rangsangan.

b. Apa makna ‘Keluhan mata gatal disangkal’?

Makna nya untuk menyingkirkan rinitis alergi.

Karena rinitis alergi memiliki gejala bersin-bersin, rinore, rasa gatal dan
tersumbat setelah mukosa hidung terpapar alergen yang diperantarai oleh Ig E.
(Soepardi,dkk. 2020)

Soepardi, E. A., Iskandar, N., Bashiruddin, J., Restuti, R. D. 2020. Buku Ajar
Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Kepala dan Leher Edisi Ketujuh.
Jakarta: Balai Penerbit FKUI.

c. Apa makna ‘keluhan ini mulai muncul sejak ia menjabat sebagai manajer bank
yang sedang menyiapkan dokumen audit’?
d. Apakah kemungkinan penyakit yang ditimbulkan akibat sensitif terhadapmencium
bau parfum dan asap rokok?

3. Riwayat penggunaan KB hormonal disangkal. Keluarga tidak mempunyai riwayat


keluhan yang sama. Riwayat penggunaan obat-obatan dalam waktu lama disangkal.
a. Apa makna ‘Riwayat penggunaan KB hormonal disangkal’?
b. Apa ‘Keluarga tidak mempunyai riwayat keluhan yang sama’?
c. Apa ‘Riwayat penggunaan obat-obatan dalam waktu lama disangkal’?
4. Pemeriksaan fisik: Keadaan umum: Tampak sakit ringan, compos mentis
Vital sign: TD: 110/70mmHg, N: 90x/menit reguler, isi dan tegangan cukup, RR: 22x/menit
T: 37,0°C,
Status THT:
 Telinga: membrana timpani utuh, refleks cahaya +/+
 Hidung: Cavum nasi sempit, sekret (+/+) berwara putih, konka hipertrofi berwarna merah tua,
massa (-)
 Tenggorokan: Arcus faring simetris, uvula di tengah, tonsil TI-TI tenang, dinding faring
posterior tenang.
a. Apa interpretasi dari hasil pemeriksaan fisik terkait kasus ?
Pemeriksaan fisik: Keadaan umum: Tampak sakit ringan, compos mentis
Vital sign: TD: 110/70mmHg, N: 90x/menit reguler, isi dan tegangan cukup, RR: 22x/menit
T: 37,0°C,

Hasil pemeriksaan interpretasi


Keadaan umum:
Tampak sakit ringan Abnormal
Compos mentis Normal

TekananDarah 110/70 Normal


mmHg
Nilai normal
Sistol 90-140 mmHg
Diastole 60-90 mmHg

N: 90X/Menit reguler, isi Normal


dan tegangan cukup.
Nilai normal
60-100x/menit
RR 22X/menit Normal
Nilai normal
16-24x/menit
Temperatur: 37,0 oC Normal
Nilai normal 36,5oC -
37,5oC

b. Bagaimana mekanisme abnormal dari hasil pemeriksaan fisik terkait kasus ?


c. Apa interpretasi dari hasil status THT terkait kasus?
Hidung: Cavum nasi sempit, abnormal
sekret (+/+) berwara putih, abnormal
konka hipertrofi berwarna merah tua, abnormal
d. Bagaimana mekanisme abnormal dari hasil status THT terkait kasus?

e. Bagaimana cara pemeriksaan status THT?

f. Apa klasifikasi dari derajat tonsil ?


g. Apa klasifikasi dari sekret hidung ?
h. Bagaimana cara dokter menentukan tampak sakin ringan, sedang ataupun berat pada
pasien ?
5. Bagaimana cara mendiagnosis pada kasus ?
6. Apa diagnosis banding pada kasus ?
7. Apa pemeriksaan penunjang pada kasus ?
8. Apa diagnosis kerja pada kasus ?
a. Definisi:
b. Epidemiologi :
c. Faktor Risiko :
d. Manifestasi klinis
9. Bagaimana tatalaksana pada kasus ?
10. Apa komplikasi yang dapat terjadi pada kasus ?
11. Bagaimana prognosis penyakit pada kasus ?
12. Bagaimana SKDU pada kasus ?
13. Apa Nilai-Nilai Islam terkait kasus?
a. QS. Al baqarah :195
b. QS. Yunus : 57

Anda mungkin juga menyukai