Anda di halaman 1dari 16

POLIP

HIDUN
G
Kelompok 8 :

Endah Suminar
Fitri Dwi Astuti
Fitri Nur Ika Revliawan
Wisa Palupi
Definisi
• Polip hidung ialah masa lunak yang mengandung banyak cairan
di dalam rongga hidung, berwarna putih keabu-abuan, yang
terjadi akibat inflamasi mukosa.(Endang, 2003)
• Polip nasi atau polip hidung ialah massa lunak yang bertangkai
di dalam rongga hidung yang terjadi akibat inflamasi mukosa.
Permukaannya licin, berwarna putih keabu-abuan dan agak
bening karena mengandung banyak cairan. Bentuknya dapat
bulat atau lonjong, tunggal atau multipel, unilateral atau
bilateral. (Anonim, 2010)
Etiologi
Polip hidung atau Polip Nasi di bagi menjadi dua, yaitu :
1. Polip hidung Tunggal. Jumlah polip hanya sebuah. Berasal dari sel-sel permukaan
dinding sinus tulang pipi (maxilla).
2. 2. Polip Hidung Multiple. Jumlah polip lebih dari satu. Dapat timbul di kedua sisi rongga
hidung. Pada umumnya berasal dari permukaan dinding rongga tulang hidung bagian atas
(etmoid).

Polip hidung biasanya terbentuk sebagai akibat reaksi hipersensitif atau reaksi alergi pada
mukosa hidung. Peranan infeksi pada pembentukan polip hidung belum diketahui dengan
pasti tetapi ada keragu – raguan bahwa infeksi dalam hidung atau sinus paranasal seringkali
ditemukan bersamaan dengan adanya polip. Yang dapat menjadi faktor predisposisi
terjadinya polip antara lain :

a) Alergi terutama rinitis alergi


b) Sinusitis kronik.
c) Iritasi.
d) Sumbatan hidung oleh kelainan anatomi seperti deviasi septum dan hipertrofi konka.
patofisiologi
Pembentukan polip sering diasosiasikan dengan inflamasi kronik, disfungsi
saraf otonom serta predisposisi genetic. Menurut teori Bemstein, terjadi
perubahan mukosa hidung akibat peradangan atau aliran udara yang
bertubulensi, terutama di daerah sempit di kompleks ostiomeatal. Terjadi prolaps
submukosa yang diikuti oleh reepitelisasi dan pembentukan kelanjar baru. Juga
terjadi peningkatan penyerapan natrium oleh permukaan sel epitel yang
berakibat retensi air sehingga terbentuk polip.
Teori lain mengatakan karena ketidak seimbangan saraf vasomotor terjadi
peningkatan permeabilitas kapiler dan gangguan regulasi vascular yang
mengakibatkan dilepasnya sitokin-sitokin dari sel mast, yang akan menyebabkan
edema dan lama-lama menjadi polip. Bila proses terus berlanjut, mukosa yang
sembab makin membesar menjadi polip dan kemudian akan turun ke rongga
hidung dengan membentuk tangkai.
Menifestasi klinis
Polip menyebabkan penyumbatan hidung, karena itu penderita seringkali mengeluhkan
adanya penurunan fungsi indera penciuman. Karena indera perasa berhubungan dengan
indera penciuman, maka penderita juga bisa mengalami penurunan fungsi indera perasa
dan penciuman.Polip hidung juga bisa menyebabkan penyumbatan pada drainase lendir dari
sinus ke hidung. Penyumbatan ini menyebabkan tertimbunnya lendir di dalam sinus. Lendir
yang terlalu lama berada di dalam sinus bisa mengalami infeksi dan akhirnya terjadi
sinusitis. Penderita anak-anak sering bersuara sengau dan bernafas melalui mulutnya.
Secara pemeriksaan mikroskopis tampak epitel pada polip serupa dengan selaput permukaan
hidung normal yaitu epitel bertingkat semu bersilia dengan subselaput permukaan yang
sembab. Jadi gejala polip ini sangat beragam. Mulai dari pilek yang berlangsung lama,
bersin-bersin, hidung tersumbat yang bersifat menetap, sering mimisan, keluhan akan
adanya massa di hidung, sukar buang ingus, gangguan penciuman, bentuk hidung yang
tak lagi simetris, bengek atau bindeng, telinga rasa penuh, mendengkur/gangguan tidur,
lendir dan rasa kering yang terkumpul di tenggorokan, sakit kepala, dan lain-lain.
1. Gejala Subjektif : Hidung terasa tersumbat, Hiposmia atau Anosmia
(gangguan penciuman), Nyeri kepala Rhinore, Bersin, Iritasi di hidung
(terasa gatal), Post nasal drip, Nyeri muka, Suara bindeng, Telinga
terasa penuh, Mendengkur , Gangguan tidur, Penurunan kualitas hidup
2. Gejala Objektif Oedema mukosa hidung, Submukosa hipertropi dan
tampak sembab, Terlihat masa lunak yang berwarna putih atau
kebiruan.
01 Naso-Endoskopi
Pemeriksaan Memberikan gambaran yang baik
dari polip, khususnya polip berukuran

Penunjang
kecil di meatus media.

02 Rontgen dan CT-Scan


Foto polos sinus paranasal (posisi Waters,
AP, Caldwell dan lateral) dapat
memperlihatkan penebalan mukosa dan
adanya batas udara-cairan di dalam sinus
penatalaksanaan
Ada tiga macam penanganan polip hidung yaitu :

a) Cara konservatif
menggunakan obat- obatan yaitu menggunakan glukokortikoid yang merupakan satu- satunya
kortikosteroid yang efektif, terbagi atas kortikosteroid topical dan kortikosteroid sistemik.
Kortikosteroid topical (long term topical treatment) diberikan dalam bentuk tetes atau semprot
hidung tiak lebih dari 2 minggu. Kortikosteroid sistemik (short term systemic treatment) dapat
diberikan secara oral maupun suntikan

b) Cara operatif
berupa polipektomi intranasal, polipektomi intranasal dengan ethmoidektomi, transantral
ethomiodektomi dan sublabial approach (Caldweel-luc operation), frontho-ethmoido-
sphenoidektomi eksternal dan endoskopik polipektomi dan bedah sinus

c) Kombinasi keduanya.
komplikasi
Satu buah polip jarang menyebabkan komplikasi, tapi
dalam ukuran besar atau dalam jumlah banyak (polyposis)
dapat mengarah pada akut atau infeksi sinusitis kronis,
mengorok dan bahkan sleep apnea – kondisi serius nafas
dimana akan stop dan start bernafas beberapa kali
selama tidur. Dalam kondisi parah, akan mengubah bentuk
wajah dan penyebab penglihatan ganda/berbayang.
Konsep Keperawatan
1. Pengkajian
Pengkajian
1. Biodata Nama, jenis kelamin, umur, agama, suku/bangsa, status perkawinan, pekerjaan
alamat, tanggal MRS, diagnosa medis, dan keluarga yang mudah dihubungi.
2. Riwayat Kesehatan
- Riwayat Penyakit Sekarang Apa keluhan utama, bagaimana sifat keluhan (terus menerus,
kadangkadang), apakah keluhan bertambah berat pada waktu-waktu tertentu atau kondisi
tertentu. Usaha apa yang dilakukan di rumah untuk mengatasi keluhan tersebut.
- Riwayat Penyakit Dahulu Apakah pasien pernah menderita penyakit hidung sebelumnya
seperti rhinitis, alergi pada hidung.
- Riwayat Penyakit Keluarga Apakah ada keluarga klien yang menderita penyakit ini
seperti klien saat ini dan apakah pernah / mengalami alergi / bersin.
- Pengkajian Psikososial dan Spiritual
a. Psikologis Bagaimana perasaan pasien terhadap penyakit yang dialaminya.
b. Sosial Bagaimana hubungan pasien dengan tim medis dan orang-orang.
c. Spiritual Bagaimana cara beribadah pasien sebelum dan saat sakit
3. Pola Fungsi Kesehatan
• Pola Persepsi dan Tata Laksana Hidup Untuk mengurangi flu biasanya klien
mengkonsumsi obat tanpa memperhatikan efek samping.
• Pola Nutrisi dan Metabolisme Biasanya nafsu makan klien berkurang karena terjadi
gangguan pada hidung
• Pola Istirahat dan Tidur Biasanya pasien tidak dapat tidur karena pilek yang dideritanya
• Pola Persepsi dan Konsep Diri Biasanya konsep diri pasien menjadi menurun karena
pilek terus menerus dan berbau
• Pola Sensorik Daya penciuman klien terganggu karena hidung buntu akibat pilek terus
menerus (baik purulen , serous, mukopurulen)
4. Pemeriksaan Fisik
• Status Kesehatan
Umum Keadaan umum, tanda-tanda vital, dan kesadaran
• Pemeriksaan Fisik dan Data Fokus Hidung
a. Inspeksi Inspeksi lubang hidung, perhatikan adanya cairan atau bau, pembengkakan
atau ada obstruksi kavum nasi. Apakah terdapat peradangan, tumor. Inspeksi dapat
menggunakan alat Rinoskopi.
b. Palpasi Lakukan penekanan ringan pada cuping hidung, bila konsistensinya lunak,
tidak nyeri bila ditekan, tak mudah berdarah; maka dapat dipastikan klien
menderita polip pada hidung.
2.Data Subjektif dan Objektif
• Data Subjektif - Klien mengeluh adanya massa yang
menyumbat hidung. - Klien mengeluh adanya iritasi
hidung yang disertai bersin-bersin. - Klien mengeluah
tidak bisa atau mengalami gangguan pernapasan.
• Data Objektif - Adanya pembengkakka mukosa, iritasi
mukosa, kemerahan. - Adanya massa berwarna putih
seperti agar-agar. - Klien tampak sulit untuk inspirasi –
ekspirasi.
3. Diagnosa Keperawatan
1. Bersihan Jalan Nafas Tidak Efektif
berhubungan dengan Adanya Obstruksi
Pada Hidung (Polip).
2. Nyeri Akut berhubungan dengan Kerusakan
Mukosa Hidung Akibat Pembesaran Mukosa.
3. Resiko Infeksi
THAN
Do you have any questions?
addyouremail@freepik.com
+91 620 421 838
yourcompany.com

KS!
CREDITS: This presentation template
was created by Slidesgo, including icons
by Flaticon and infographics & images
by Freepik

Please keep this slide for attribution


ALTERNATIVE RESOURCES

Anda mungkin juga menyukai