OLEH:
NI MADE ANGGA AGUSTINI
1202105045
2. Etiologi
Polip hidung biasanya terbentuk sebagai akibat reaksi hipersensitif atau reaksi
alergi pada mukosa hidung. Peranan infeksi pada pembentukan polip hidung
belum diketahui dengan pasti tetapi ada keragu – raguan bahwa infeksi dalam
hidung atau sinus paranasal seringkali ditemukan bersamaan dengan adanya
polip. Polip berasal dari pembengkakan lapisan permukaan mukosa hidung atau
sinus, yang kemudian menonjol dan turun ke dalam rongga hidung oleh gaya
berat. Polip banyak mengandung cairan interseluler dan sel radang (neutrofil dan
eosinofil) dan tidak mempunyai ujung saraf atau pembuluh darah. Polip
biasanya ditemukan pada orang dewasa dan jarang pada anak – anak. Pada anak
– anak, polip mungkin merupakan gejala dari kistik fibrosis (mucoviscidosis).
Yang dapat menjadi faktor predisposisi terjadinya polip, antara lain:
• Iritasi
• Sumbatan hidung oleh kelainan anatomi seperti deviasi septum dan hipertrofi
konka
Peradangan mukosa hidung dan sinus paranasal yang kronik dan berulang.
3. Patofisiologi
4. Gejala Klinis
Gejala yang ditimbulkan oleh polip hidung adalah rasa sumbatan di hidung.
Sumbatan ini menetap, tidak hilang timbul dan makin lama semakin berat
keluhannya sumbatan yang berat dapat menyebabkan hilangnya indra
penciuman. Gangguan drainase sinus dapat menyebabkan nyeri kepala dan
keluarnya sekret hidung. Bila penyebabnya alergi, penderita mengeluh adanya
iritasi hidung yang disertai bersin-bersin. Pada Rinoskopi anterior polip hidung
sering kali harus dibedakan dari konka hidung yang menyerupai polip ( Konka
Polipoid ). Perbedaan antara polip dan konka :
5. Pemeriksaan Diagnostik
6. Tindakan Penanganan
Polip yang masih kecil mungkin dapat diobati secara konservatif dengan
pemberian kortikosteroid per oral. Lokal disuntikkan ke dalam polip atau topical
sebagai semprotan hidung.
Polip yang sudah besar dilakukan ekstraksi polip / polipeptomi dan menggunakn
senar polip. Apabila terjadi infeksi sinus, irigasi perlu dilakukan dan cara ini
dilakukan dengan perlindungan antibiotic.
Intra nasal
Ekstra nasal
Polip bisa tumbuh kembali oleh karena itu pada pengobatan perlu ditujukan pada
penyebabnya, misalnya alergi.
RIWAYAT KEPERAWATAN
a. Keluhan Utama :
Menanyakan keluhan utama yang dirasakan klien.
b. Riwayat penyakit sekarang :
Menanyakan riwayat penyakit yang sedang dialami klien (dapat merupakan
diagnosa medis dan diagnosa keperawatan yang telah ditegakkan untuk klien
tersebut).
c. Riwayat kesehatan terdahulu :
Menanyakan penyakit yang pernah klien alami sebelumnya dan memiliki
hubungan dengan penyakit yang sedang klien alami saat ini.
d. Riwayat Kesehatan Lingkungan :
Menanyakan keadaan lingkungan di sekitar tempat tinggal dan lingkungan
dimana klien melakukan aktivitas sehari-hari.
PEMERIKSAAN FISIK
a. Tanda-tanda vital
Tekanan darah : -
Nadi :-
Suhu :-
Laju pernapasan :-
b. Keadaan umum
Perhatikan tingkat kesadaran umum klien (konsentrasi, fokus, dan respon
klien) dan penampilan umum klien (rapi, bersih, atau tidak)
c. Mata
Inspeksi :Perhatikan bentuk bola mata, kelopak mata, konjungtiva,
sclera, kornea, dan pupil.
d. Mulut
Inspeksi : keadaan mulut klien (warna, bau, mukosa)
e. Kulit
Palpasi : suhu permukaan tubuh klien
f. Ekstermitas bawah
Inspeksi : adanya luka lecet pada ujung jari (konsistensi, warna, ukuran,
bau, dan eksudat)
Palpasi : kaji sensasi baal pada kaki
g. Genetalia
Kaji perkembanga reproduksi klien
DS :
DO :