Oleh :
Hanaz Rona Ayatillah Qatrun Nada
NIM: 2030042
Mengetahui,
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................6
BAB 1
KONSEP DASAR POST PARTUM
1.2 Klasifikasi
Menurut Anggraini (2010), tahap masa nifas di bagi menjadi 3 :
a. Purperium dini, Waktu 0-24 jam post partum. Purperium dini yaitu kepulihan
dimana ibu telah diperbolehkan berdiri dan berjalan-jalan. Dianggap telah
bersih dan boleh melakukan hubungan suami istri apabila setelah 40 hari.
b. Purperium intermedial, Waktu 1-7 hari post partum. Purperium intermedial
yaitu kepulihan menyeluruh alat-alat genetalia yang lamanya 6 minggu.
c. Remote purperium ,Waktu 1-6 minggu post partum. Adalah waktu yang
diperlukan untuk pulih dan sehat sempurna terutam bila selama hamil dan
waktu persalinan mempunyai komplikasi. Waktu untuk pulih sempurna bias
berminggu-minggu, bulanan bahkan tahunan.
darah tinggi atau rendah karena terjadi kelainan seperti perdarahan dan
preeklamsia.
- Pernafasan : Frekuensi pernafasan normal orang dewasa adalah 16-24
kali per menit. Pada ibu post partum umumnya pernafasan lambat atau
normal. Bila pernafasan pada masa post partum menjadi lebih cepat,
kemungkinan ada tanda-tanda syok.
1.5 Komplikasi
Menurut Costance Sinclair (2010), berikut ini merupakan komplikasi yang
terjadi pada ibu saat post partum, yaitu:
1. Penurunan Berat badan
Untuk sebagian besar pada wanita memiliki berat badan lebih dalam 2 tahun
setelah hamil dibanding wanita yang belum pernah hamil, dan penurunan
berat badan biasanya bisa terjadi pada dalam beberapa waktu sesudah hamil
dan melahirkan.
2. Demam nifas
Demam nifas merupakan demam yang terjadi setelah melahirkan atau saat ibu
berada di masa nifas. Demam ini bisa terjadi setelah melahirkan hingga
kurang lebih 6 minggu setelah masa persalinan, demam nifas biasanya yang
disebabkan oleh perubahan hormon karena sebagian besar demam nifas ini
disebabkan oleh infeksi setelah masa persalinan atau melahirkan.
3. Nyeri pada simfisis pubis
Nyeri ini biasanya disebabkan oleh ibu paska bersalin atau masa nifas, dan
nyeri tersebut akan ada setelah kondisi ibu melahirkan bayi melalui vagina,
nyeri ini diakibatkan karena adanya lecet pada sekitar area vagina dan bekas
luka jahitan pasca melahirkan.
4. Kesulitan berjalan atau kesulitan dalam hubungan seksual
Kesulitan ketika berjalan biasanya dikarenakan adanya latihan duduk dan
berjalan paska bersalin pada ibu post partum, sedangkan kesulitan dalam
hubungan seksual pada ibu post partum kemungkinan diakibatkan karena
timbulnya rasa sakit disekitar jalan lahir setelah pasca melahirkan.
5. Payudara membengkak disertai kemerahan
Paska persalinan setelah dua atau tiga hari terkadang seorang ibu nifas atau
post partum akan merasakan payudaranya mulai membengkak yang
disebabkan oleh adanya bakteri Staphylococcus atau Streptococcus yang
berasal dari saluran air susu yang tersumbat (ASI mengendap dalam saluran
susu), selain itu dengan adanya penyumbatan pada sekitar area payudara
akan membuat terlihat payudara menjadi bengkak dan kemerahan.
6. Pendarahan
Pendarahan pada ibu pasca melahirkan terdapat pendarahan yang hebat yang
terjadi dari adanya robekan pada jalan lahir. Dan juga apabila plasenta sudah
lahir (keluar dari rahim) biasanya juga mengeluarkan darah yang banyak,
sedangkan rahim masih berkontraksi dengan baik sehingga ibu post partum
merasa mules dengan adanya kontraksi tersebut, sedangkan bisa juga darah
yang keluar banyak tentunya kemungkinan terjadi karena adanya robekan
pada jalan lahir sehingga bisa terjadinya pendarahan yang luar biasa.
BAB 2
KONSEP DASAR PENYAKIT
2.2 Etiologi
Perdarahan postpartum bisa disebabkan karena (Fegita & Satria, 2018) :
1. Atonia Uteri
Atonia uteri merupakan keadaan dimana otot uterus (miometrium) gagal
berkontraksi pada tahap ke-3 persalinan, yaitu setelah bayi dilahirkan,
sehingga perdarahan dari tempat perlekatan arteri dan vena spiral plasenta
terus terbuka. Kondisi bahwa 1/5 dari curah jantung ibu hamil yaitu
sekitar 1000ml/menit memasuki sirkulasi uteroplasenta saat persalinan
membuat perdarahan postpartum karena atonia uteri ini dapat
menghilangkan banyak darah ibu dalam waktu singkat.
2. Retensio Plasenta
Retensio plasenta adalah plasenta belum lahir hingga atau melebihi waktu
30 menit setelah bayi lahir. Hal ini disebabkan karena plasenta belum
lepas dari dinding uterus atau plasenta sudah lepas tetapi belum
dilahirkan. Retensio plasenta merupakan etiologi tersering kedua dari
perdarahan postpartum (20% - 30% kasus).
3. Robekan Jalan Lahir
Cedera yang didapat saat persalinan dapat berkisar dari robekan mukosa
minor hingga laserasi yang menyebabkan perdarahan yang mengancam
jiwa. Robekan yang terjadi bisa ringan (lecet, laserasi), luka episiotomi,
robekan perineum spontan derajat ringan sampai ruptur perinei totalis
(sfingter ani terputus), robekan pada dinding vagina, forniks uteri, serviks,
daerah sekitar klitoris dan uretra serta bahkan yang paling berat yaitu
ruptur uteri
4. Gangguan Pembekuan Darah
Kelainan pembekuan darah kongenital dan didapat berperan signifikan
pada kejadian perdarahan postpartum primer tetapi jarang terjadi hanya
sekitar 3%. Penyakit von Willebrand merupakan contoh penyakit
koagulopati yang penting yang dapat meningkatkan risiko perdarahan
postpartum.
2.3 Klasifikasi
Klasifikasi klinis perdarahan postpartum yaitu (Manuaba, 2008) :
1. Perdarahan Postpartum Primer yaitu perdarahan postpartum yang terjadi
dalam 24 jam pertama kelahiran. Penyebab utama perdarahan postpartum
primer adalah atonia uteri, retensio plasenta, sisa plasenta, robekan jalan
lahir dan inversio uteri.
2. Perdarahan Postpartum Sekunder yaitu perdarahan postpartum yang
terjadi setelah 24 jam pertama kelahiran. Perdarahan postpartum 13
sekunder disebabkan oleh infeksi, penyusutan rahim yang tidak baik, atau
sisa plasenta yang tertinggal.
2.4 Web Of Caution
Robekan Retensio Plasenta Kelainan
Atonia Uteri Jalan Lahir Perdarahan
Ancaman perubahan
status kesehatan
ANSIETAS
2.5 Manifestasi Klinis
Gejala klinis yang mungkin terjadi adalah kehilangan darah dalam
jumlah banyak (500 ml) menimbulkan tanda-tanda syok yaitu : nadi lemah,
haus, pucat, lochea warna merah, gelisah, letih, tekanan darah rendah
ekstremitas dingin, dapat pula terjadi syok hemorogik.
2.6 Komplikasi
Komplikasi perdarahan post partum primer yang paling berat yaitu syok.
Bila terjadi syok yang berat dan pasien selamat, dapat terjadi komplikasi
lanjutan yaitu anemia dan infeksi dalam masa nifas. Infeksi dalam keadaan
anemia bisa berlangsung berat sampai sepsis. Pada perdarahan yang disertai
oleh pembekuan intravaskuler merata dapat terjadi kegagalan fungsi
organorgan seperti gagal ginjal mendadak.
3.1 Pengkajian
3.1.1 Identitas pasien
Data diri klien meliputi : nama, umur, pekerjaan, pendidikan, alamat,
medical record dan lain lain . Sering terjadi pada ibu dengan riwayat multipara
dan diatas 35 tahun.
3.1.2 Keluhan Umum
Apa yang dirasakan saat itu ditujukan untuk mengenali tanda atau gajala
yang berkaitan dengan perdarahan post portum misalnya antonio uteri, retensio
plasenta robekan jalan lahir vagina, perineum, adanya sisa selaput plsenta dan
biasanya ibu nampak perdarahan banyak > 500 ml.
3.1.3 Riwayat Penyakit Sekarang
Yang meliputi alasan klien masuk rumah sakit, keluhan yang dirasakan saat
ini yaitu: kehilangan darah dalam jumlah banyak (>500 ml), Nadi lemah, pucat,
lokea berwarna merah, haus, pusing, gelisah, letih, tekanan darah rendah,
ekstremitas dingin, dan mual.
3.1.4 Riwayat Penyakit Dahulu
Riwayat penyakit jantung, hipertensi, penyakit ginjal kronik, hemophilia,
riwayat pre-eklamsia, trauma jalan lahir, kegagakan kompresi pembuluh darah,
tempat implantasi plasenta, dan retensi sisa plasenta.
3.1.5 Riwayat Penyakit Keluarga
Adanya riwayat keluarga yang pernah atau sedang menderita hipertensi,
penyakit jantung, pre eklampsia, penyakit keturunan hemopilia dan penyakit
menular.
3.1.6 Riwayat Menstruasi
Menarche,lamanya siklus, banyaknya, baunya, keluhan waktu haid, HPHT.