ASUHAN KEPERAWATAN
POST PARTUM SECTIO CAESAREA
DENGAN LETAK SUNGSANG
DISUSUN OLEH :
INDRA RISANDY
P1337420716024
POLITEKNIK KESEHATAN
KEMENTERIAN KESEHATAN SEMARANG
SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN MAGELANG
TAHUN 2018
A. Pengertian
1. Sectio caesarea adalah pembedahan untuk melahirkan janin dengan membuka dinding perut dan
dinding uterus. (Sarwono , 2005)
2. Sectio caesarea adalah suatu cara melahirkan janin dengan membuat sayatan pada dinding uterus
melalui depan perut atau vagina. Atau disebut juga histerotomia untuk melahirkan janin dari
dalam rahim. (Mochtar, 1998).
3. Sectio Caesaria ialah tindakan untuk melahirkan janin dengan berat badan diatas 500 gram
melalui sayatan pada dinding uterus yang utuh (Gulardi &Wiknjosastro, 2006).
4. Letak sungsang adalah letak memanjang dengan bokong sebagai bagian yang terendah (presentasi
bokong). Presentasi bokong adalah janin letak memanjang dengan bagian terendahnya bokong,
kaki atau kombinasi keduanya. Persalinan pada bayi dengan presentasi bokong (sungsang) dimana
bayi letaknya sesuai dengan badan ibu, kepala berada pada fundus uteri sedangkan bokong
merupakan bagian terbawah (di daerah pintu atas panggul/simfisis). (Sumber:Sarwono.2010)
B. Etiologi
a) Indikasi Ibu
b) Panggul sempit absolute
c) Placenta previa
d) Ruptura uteri mengancam
e) Partus Lama
f) Partus Tak Maju
g) Pre eklampsia, dan Hipertensi
h) Indikasi Janin
i) Kelainan Letak
1. Letak lintang
Bila terjadi kesempitan panggul, maka sectio caesarea adalah jalan/cara yang terbaik dalam
melahirkan janin dengan segala letak lintang yang janinnya hidup dan besarnya biasa. Semua
primigravida dengan letak lintang harus ditolong dengan sectio caesarea walaupun tidak ada
perkiraan panggul sempit. Multipara dengan letak lintang dapat lebih dulu ditolong dengan cara
lain.
2. Letak belakang
Sectio caesarea disarankan atau dianjurkan pada letak belakang bila panggul sempit,
primigravida, janin besar dan berharga.
j) Gawat Janin
k) Janin Besar
l. Kontra Indikasi
m) Janin Mati
n) Syok, anemia berat.
o) Kelainan congenital Berat
d. Resiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan trauma jaringan / luka bekas operasi (SC)
Tujuan : Setelah diberikan asuhan keperawatan selama 1 x 24 jam diharapkan klien tidak
mengalami infeksi dengan kriteria hasil :
a) Tidak terjadi tanda - tanda infeksi (kalor, rubor, dolor, tumor, fungsio laesea)
b) Suhu dan nadi dalam batas normal ( suhu = 36,5 -37,50 C, frekuensi nadi = 60 -100x/
menit)
c) WBC dalam batas normal (4,10-10,9 10^3 / uL)
Intervensi :
1. Tinjau ulang kondisi dasar / faktor risiko yang ada sebelumnya. Catat waktu pecah
ketuban.
2. Kaji adanya tanda infeksi (kalor, rubor, dolor, tumor, fungsio laesa)
3. Lakukan perawatan luka dengan teknik aseptik
4. Inspeksi balutan abdominal terhadap eksudat / rembesan. Lepaskan balutan sesuai
indikasi
5. Anjurkan klien dan keluarga untuk mencuci tangan sebelum / sesudah menyentuh luka
6. Pantau peningkatan suhu, nadi, dan pemeriksaan laboratorium jumlah WBC / sel darah
putih
7. Kolaborasi untuk pemeriksaan Hb dan Ht. Catat perkiraan kehilangan darah selama
prosedur pembedahan
8. Anjurkan intake nutrisi yang cukup
9. Kolaborasi penggunaan antibiotik sesuai indikasi