2021
PROLAPS UTERI
A. Pengertian
Prolapsus uteri adalah turunnya uterus dari tempat yang biasa oleh karena
kelemahan otot atau fascia yang dalam keadaan normal menyokongnya. Atau
turunnya uterus melalui dasar panggul atau genitalis (Wiknjosastro, 211).
Prolapsus uteri adalah suatu hernia, dimana uterus turun melalui hiatus
genitalis. Prolapsus uteri lebih sering ditemukan pada wanita yang telah
melahirkan, wanita tua dan wanita yang bekerja berat. Pertolongan persalinan
yang tidak terampil seperti memimpin meneran pada saat pembukaan rahim
belum lengkap, perlukaan jalan lahir yang dapat menyebabkan lemahnya jaringan
ikat di bawah panggul kendor, juga dapat memicu terjadinya prolapsus uteri.
Prolapsus uteri adalah suatu keadaan yang terjadi akibat otot penyangga uterus
menjadi kendor sehingga uterus akan turun atau bergeser ke bawah dan dapat
menonjol keluar dari vagina. Pada kasus ringan, bagian uterus turun ke puncak
vagina dan pada kasus yang sangat berat dapat terjadi protrusi melalui orifisium
vagina dan berada di luar vagina. (Marmi, 2011)
C. Etiologi
Beberapa hal yang dapat memicu terjadinya prolapsus uteri antara lain:
1. Partus yang berulang kali dan terjadi terlampau sering, partus dengan
penyulit merupakan penyebab prolapsus genitalis dan memperburuk prolaps
yang sudah ada. Faktor-faktor lain adalah tarikan janin pada pembukaan
belum lengkap. Bila prolapsus uteri dijumpai pada nulipara, faktor
penyebabnya adalah kelainan bawaan berupa kelemahan jaringan
penunjang uterus (Wiknjosastro, 2011).
2. Faktor penyebab lain yang sering adalah melahirkan dan menopouse.
Persalinan yang lama dan sulit, meneran sebelum pembukaan lengkap,
laserasi dinding vagina bawah pad kala II, penatalaksanaan pengeluaran
plasenta, reparasi otot-otot dasar panggul yang tidak baik. Pada menopouse,
hormon estrogen telah berkurang sehingga otot-otot dasar panggul menjadi
atrofi dan melemah (Wiknjosastro, 2011).
D. Klasifikasi Prolaps Uteri
Menurut beratnya, prolapsus dibagi menjadi :
1. Prolapsus tingkat I : prolapsus uteri dimana serviks uteri turun
sampai introitus vagina
2. Prolapsus tingkat II : prolapsus uteri dimana serviks menonjol keluar
dari introitus vagina
3. Prolapsus tingkat III : prolapsus totalis (prosidensia uteri, dimana
seluruh uterus keluar dari vagina). (Marmi, 2011)
F. Patofisiologi
Penyangga organ panggul merupakan interaksi yang kompleks antara otot
-otot dasar panggul, jaringan ikat dasar panggul, dan dinding vagina. Interaksi
tersebut memberikan dukungan dan mempertahankan fungsi fisiologis organ-
organ panggul. Apabila otot levator ani memiliki kekuatan normal dan vagina
memiliki kedalaman yang adekuat, bagian atas vagina terletak dalam posisi yang
hampir horisontal ketika perempuan dalam posisi berdiri. Posisi tersebut
membentuk sebuah “flap-valve” (tutup katup) yang merupakan efek dari bagian
atas vagina yang menekan levator plate selama terjadi peningkatan tekanan intra
abdomen.
Teori tersebut mengatakan bahwa ketika otot levator ani kehilangan kekuatan,
vagina jatuh dari posisi horisontal menjadi semi vertikal sehingga menyebabkan
melebar atau terbukanya hiatus genital dan menjadi predisposisi prolapsus organ
panggul. Dukungan yang tidak adekuat dari otot levator ani dan fascia organ
panggul yang mengalami peregangan menyebabkan terjadi kegagalan dalam
menyangga organ panggul.Mekanisme terjadinya prolapsus uteri disebabkan oleh
kerusakan pada struktur penyangga uterus dan vagina, termasuk ligamentum
uterosakral, komplek ligamentum kardinal dan jaringan ikat membran urogenital.
Faktor obstetri, dan non-obstetri yang telah disebutkan di awal diduga terlibat
dalam terjadinya kerusakan struktur penyangga tersebut sehingga terjadi
kegagalan dalam menyangga uterus dan organ-organ panggul lainnya. Meskipun
beberapa mekanisme telah dihipotesiskan sebagai kontributor dalam
perkembangan prolapsus, namun tidak sepenuhnya menjelaskan bagaimana
proses itu terjadi (Wenner C,2014).
G. Komplikasi
Menurut Wiknjosastro (2011), komplikasi yang dapat menyertai prolapsus uteri
adalah:
1. Keratinisasi mukosa vagina dan porsio uteri.
Prosidensia uteri disertai dengan keluarnya dinding vagina (inversio),
karena itu mukosa vagina dan serviks uteri menjadi tebal serta berkerut dan
berwarna keputih-putihan.
2. Dekubitus
Jika serviks uteri terus keluar dari vagina, ujungnya bergeser dengan paha
dan pakaian dalam, hal ini dapat menyebabkan luka dan radang dan lambat
laun timbul ulkus dekubitus. Dalam keadaan demikian, perlu dipikirkan
kemungkinan karsinoma, lebih-lebih pada penderita usia lanjut.
Pemeriksaan sitologi/biopsi perlu dilakukan untuk mendapatkan kepastian
akan adanya karsinoma.
3. Hipertofi serviks dan Elangasio Kolli
Jika serviks uteri turun dalam vagina, sedangkan jaringan penahan dan
penyokong uterus masih kuat, maka karena tarikan ke bawah di bagian
uterus yang turun serta pembendungan pembuluh darah serviks uteri
mengalami hipertrofi dan menjadi panjang dengan periksa lihat dan raba.
Pada elangasio kolli serviks uteri serviks uteri pada periksa raba lebih
panjang dari biasa.
4. Gangguan miksi dan stress incontinence
Pada sistokel berat, miksi kadang-kadang, sehingga kandung kencing tidak
dapat dikosongkan sepenuhnya. Turunnya uterus bisa juga menyempitkan
ureter, sehingga bisa menyebabkan hidroureter dan hidronefrosis. Adanya
sistokel dapat pula mengubah bentuk sudut antara kandung kencing dan
uretra yang dpat menimbulkan stress incontinence.
5. Infeksi jalan kencing
Adanya retensi air kencing, mudah menimbulkan infeksi. Sistitis yang
terjadi dapat meluas ke atas dan dapat menyebabkan pielitis dan
pielonefritis. Akhirnya hal itu dapat menyebabkan gagal ginjal.
6. Kesulitan saat partus
Jikaa wanita dengan prolapsus uteri hamil, maka pada waktu persalinan
akan timbul kesulitan saat kala pembukaan, sehingga kemajuan persalinan
menjadi terhalang.
7. Kemandulan
Karena serviks uteri turun sampai dekat pada introitus vagina atau sama
sekali keluar dari vagina, tidak mudah terjadi kehamilan.
8. Haemoroid
Feses yang terkumpul dalam rektokel memudahkan adanya obstipasi dan
memicu timbulnya haemoroid.
9. Inkarserasi usus halus
Usus halus yang masuk ke entrokel dapat terjepit dengan kemungkinan
tidak dapat direposisi lagi. Dalam hal ini perlu dilakukan laparatomi untuk
membebaskan usus yang terjepit itu.
A. PATHWAY
Faktor resiko
Gangguan
Sistokel eliminasi
Kegagalan menyangga organ panggul urin
Enterokell Nyeri akut
Prolaps Uteri
Grade 1 Grade 2
Grade 3
Serviks uteri turun Serviks menonjol keluar Seluruh uterus
keluar
Sampai introitus vagina dari introitus vagina dari
vagina
Gangguan
Rasa nyaman
Dekubitus Gangguan
mobilitas
Kerusakan integritas kulit
B. Analisa Data
DO
ROM menurun Gangguan mobilisasi
Gerakan terbatas
DS Gangguan eliminasi urin Dinding anterior vagina
Desakan berkemih turun
Sering BAK
DO Penonjolan dinding
Berkemih tidak tuntas anterior vagina ke
posterior
Sistokel
DO Rektokel
Feses keras
Peristaltik usus menurun
Distensi abdomen
Konstipasi
DS Gangguan integritas kulit Prolaps uteri grade 2
-
DO
Kerusakan jaringan dan Gesekan fisik
atau lapisan kulit
Nyeri
Hematoma
Gangguan integritas
C. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri akut
4. Konstipasi
D. INTERVENSI
E.
3. Edukasi
Informasikan jika Melibatkan
akan beraktifitas orang lain untuk
terkait posisi mencegah
cedera
Ajarkan posisi Meningkatkan
yang nyaman rasa nyaman
sesuai kondisi
klien
3 Gangguann Elininasi urin membaik Manajemem eliminasi urin
eliminasi urin (L.04034) (I.04152)
(D.0040)
Kriteria hasil 1. Observasi
1. Desakan berkemih Identifikasi tanda, Mengetahui
menurun (5) gejala dan penyebab
2. Sering BAK penyebab retensi retensi urin
membaik (5) urin
3. Berkemih tidak Monitor eliminasi Mengetahui
tuntas membaik (5) urin volume produksi
urin
2. Terapeutik
Catat keluaran Mengetahui
urin volume produksi
urin
Ambil sample urin Untuk
pemeriksaan
3. Edukasi urin
Ajarkan tanda dan Meningkatkan
gejala ISK pengetahun
klien
Ajarkan terapi Meningkatkan
modalitas pengetahuan
Ajarkan kurangi Mengurangi
minum menjelang keinginan
tidur berkemih
4. Kolaborasi
Pemberian terapi Memperbaiki
gangguan
Tatalaksana medis Mengatasi
masalah
4 Konstipasi Eliminasi fekal membaik Managemen konstipasi
(D.0049) (L.04033) (I.04155)
3. Edukasi
Ajarkan penyebab Meningkatkan
integritas pengetahun
Daftar Pustaka
Anwar Mochamad, Bazid Ali, Prabowo R. Prajitno. Ilmu Kandungan: Kelainan
Letak Alat-Alat Genital. Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo: 2014
Chanberlain, Geoffrey.2013. ABC Asuhan Persalinan. EGC: Jakarta
Marmi. 2011. Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil. Yogyakarta: Penerbit Pelajar
Winkjosastro, H 2011, Ilmu Kandungan, YBPSP, Jakarta.
Wenner C, Moschos E, Griffith W, Beshay V , Rahn D, Richardson D, et al.
Williams Gynecology Study Guide, 2nd ed. United States: Mc Graw Hill
Professional: 2014