Anda di halaman 1dari 13

RESUME VIDEO

Di Ajukan Untuk Memenuhi Tugas Stase Maternitas (Ginekologi)

Disusun oleh Kelompok 3B :

Ira Dewi Fortuna 4006200078


Melinda Rosalina 4006200009
Nanik Lestari 4006200017
Rina Rusmiati Juwandi 4006200043
Risma Agustin Mulyani 4006200079
Siti Ratna Nurpiyah 4006200058

PROGRAM PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN DHARMA HUSADA BANDUNG
2021
RESUME VIDEO

A. SUMBER VIDEO
1. Vidio ini publikasikan di Youtube pada 7 September 2019 oleh Ns Edi
Mulyadi MKep RN WOC (ET) N dari Edwcare (Balai Asuhan Keperawatan)
berjudul perawatan luka mioma uteri.
2. Evaluasi pencarian sumber vidio
a. Pada proses pencarian vidio dengan kata kunci perawatan luka mioma
uteri hanya ada 1 vidio yang mencantumkan judul dengan judul yang
sesuai dengan kata kunci.
b. Pencarian vidio yang muncul mayoritas adalah perawatan luka secara
umum sehingga tidak menjadi pilihan untuk dibuat resume

B. ANALISIS KONDISI LUKA


1. Pada judul disebutkan perawatan luka mioma uteri maka dapat disimpulkan
klien adalah pasca tindakan operasi pengangkatan mioma uteri dengan
sayatanlow transverse insisi karena pada vidio terlihat gambaran luka dengan
sayatan melintang diatas pubis ini sesuai dengan pilihan sayatan yang bisa
dilakukan.
2. Pada vidio tampak terlihat luka terbuka dan basah dengan gambaran luka
tampak berwarna merah dimana seharusnya jika proses penyembuhan
berlangsung baik tidak ada kondisi lecet pada area sekitar luka dan luka tidak
terbuka yang menunjukan proses penyembuhan luka melalui proses
perlekatan luka tidak terjadi yang mungkin disebabkan beberapa faktor
seperti jenis tindakan operasi kotor, kondisi kebersihan klien, kebutuhan
nutrisi klien yang kurang baik, klien gemuk sehingga luka berada pada
lipatan menyebabkan lembab dan sulit dibersihkan.
3. Pada kondisi tidak ditemukan sebuah luka yang seharusnya menutup rapat
dan kering melainka basah dan terbuka dengan kemungkinan yang
disebutkan pada point nomor 2

C. ANALISIS GAP DIBANDINGKAN TEORI


1. Persiapan alat
 Pada vidio tidak ada tayangan persiapan alat yang digunakan karena
vidio langsung pada proses tindakan pelaksanaan perawatan luka
sehingga tidak bisa dinilai tahapan dan kesesuaian persiapan alat yang
digunakan untuk perawatan luka.
2. Pelaksanaan
a. Pra interaksi
 Tidak terlihat proses pra interaksi seperti mengidentifikasi
kebutuhan pasien, kegiatan cuci tangan dan menyiapkan alat karena
vidio langsung pada tindakan fase kerja yaitu pembersihan area luka
sehingga tidak bisa dilihat kesesuaian pelaksanaan tahap pra
interaksi pada video tersebut
b. Tahap orientasi
 Tidak terlihat tahap orientasi seperti proses memperkenalkan diri,
memberi salam dan memanggil klien dengan namanya.Tidak terlihat
proses menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan, dan instruksikan
klien untuk tidak menyentuh area luka atau peralatan steril. Tidak
terlihat proses memberi kesempatan pada klien untuk bertanya.
 Vidio yang ditayangkan langsug pada tindakan fase kerja yaitu
pembersihan area luka sehngga tidak bisa dilihat kesesuaian
pelaksanaan tahap orientasi pada vidio tersebut
c. Tahap kerja
 Pada vidio tidak terlihat proses petugas melakukan tindakan
mencuci tangan sebelum melakukan tindakan karena vidio langsung
pada tindakan pembersihan
 Pada vido langsung menayangkan pada intervensi perawatan luka
tampak petugas menggunakan sarung tangan sesuai dengan SPO
perawatan luka bahwa pada saat melakukan tindakan petugas
menggunakan sarunga tangan tetapi APD yang lain seperti masker
atau google tidak terlihat karena petugas pelaksana tidak disorot
secara utuh hanya fokus pada area luka dan proses perawatan luka
saja.
 Pada vidio tidak terlihat proses mengkaji tingkat kenyaman klien
dan meninjau ulang intruksi perawatan luka dan kegiatan atau
tindakan menutup tirai untuk menjaga privacy
 Pada vidio tindakan menempatkan klien pada tempat yang nyamann
dan beri selimut dan siapkan area perawatan luka dilakukan sesuai
dengan tahapan fase kerja
 Pada vidio tampak area luka sudah terbuka untuk perawatan luka
dan pasien dipasangkan selimut hanya pada area yang dilakukan
perawatan saja yang terbuka sehingga pada vidio sudah sesuai
dengan teori perawatan luka fase kerja pertama
 Pada vido tidak terlihat proses pembukaan dresing luka karena
langsung pad akegiatan pembersihan area sekitar luka
 Petugas tampak membersihkan pinggir luka kemungkinan bekas
plester dengan gerakan yang bolak balik dan diingatkan oleh
pengawas untuk tidak dekat - dekat dengan area luka saat
membersihkan
 Petugas tampak membersihkan area luka dengan kapas
menggunakan cairan yang ada didalam botol sebagai irigasi dan luka
dibersihkan sampai kedalam terowongan luka sesuai dengan teknik
pembersihan luka basah yang tercantm pada teori
 Petugas tampak menyemprotkan cairan ke dalam luka menggunakan
spuit kemungkinan obat atau terapi yang digunakan dan ini sesuai
dengan teori yang menyebutkan irigasi dan pemberian obat dengan
menggunakan botol semprot agar mudah aplikasi sehingga bisa
menjangkai seluruh area luka
 Petugas mengukur diameter luka dengan penggaris luka kegiatan ini
sesuai dengan tahapan dalam prosedur untuk mengetahui progres
penyembuhan luka melalui perubahan luas diameter luka yang
tampak
 Petugas memberikan spray pada area luka tetapi tidak jelas spray
berisi obat apa sehingga tidak bisa disebutkan terapi yang digunakan
apa saja
 Petugas menyemprotkan cairan dalam botol dimana tindakan ini
juga sesuai dengan prosedur yaitu proses pembersihan luka atau
pengobatan luka bisa disemprot sehingga bisa menjangau area luka
 Petugas memasang kasa dan perekat untuk menutup luka sepanjang
diameter luka tetapi pelaksanaan pemasangan plester tidak diukur
terlebih dahulu ukuran yang dibutuhkan sehingga plester disambung
- sambung akibatnya estetika kurang cantik.
 Petugas memasang seperti diaper diatas penutup kassa yang telah
dipasang kemungkinan untuk menyerap rembesan luka karena
tampak luka masih basah dan produksi tetapi dalam prosedur
perawatan luka tidak ada pilihan kegiatan tindakan tersebut.
D. TEORI
Berdasarkan teori mengenai perawatan luka menurut Rahayu (2016) bahwa
perawatan luka adalah sebagai berikut:
1. Merawat luka/ mengganti balutan luka adalah adalah suatu tindakan
keperawatan untuk mengganti balutan dalam perawatan luka untuk mencegah
infeksi silang dengan cara menjaga agar luka tetap dalam keadaan bersih.
2. Tujuan :
a. Menghilangkan sekresi yang menumpuk dan jaringan mati
pada luka insisi.
b. Mengurangi pertumbuhan mikroorganisme pada luka/insisi.
c. untuk membersihkan luka.
d. memberi rasa aman dan nyaman.
e. membantu mempercepat penyembuhan.
3. Peralatan :
a. Alat-alat yang steril:
1) pinset anatomi 2 buah
2) pinset chirurgi 1 buah
3) gunting runcing bila ingin mengangkat jahitan
4) kom kecil 2 buah masing-masing berisi: sublimate
submencurothroom / alcohol atau kompres yang baru (menurut
kebutuhan)
5) kapas beberapa gelintir
6) kain kasa secukupnya
7) bengkok / kapas bersih di dalam bengkok
8) potongan plastik ( bila luka di kompres )
9) duk penutup
b. Alat-alat yang tidak steril:
1) Gunting
2) Perban
3) Plester
4) pembalut
4. Langkah-langkah :
a. Tahap pra interaksi :
1) Identifikasi kebutuhan/indikasi pasien
2) Cuci tangan
3) Siapkan alat
b. Tahap orientasi :
1) Beri salam, panggil klien dengan namanya
2) Jelaskan tujuan dan prosedur tindakan, dan instruksikan klien untuk
tidak menyentuh area luka atau peralatan steril.
3) Beri kesempatan pada klien untuk
bertanya
c. Tahap kerja :
1. Cuci tangan.
2. Kaji tingkat kenyamanan klien.
3. Tinjau ulang instruksi penggantian balutan.
4. Tutup ruangan atau tirai dan jendela.
5. Posisikan klien di tempat yang nyaman, dan tutupi dengan selimut
khusus untuk memaparkan area luka.
6. Letakkan kantung sekali pakai di antara area kerja. Lipat ujungnya
untuk
membuat mangkuk.
7. Gunakan masker dan pelindung mata (google) jika memungkinkan
terjadi cipratan.
8. Pakai sarung tangan sekali pakai, dan singkirkan selang, balutan atau
tali.
9. Angkat plester; tarik balutan searah paralel pada kulit menuju
balutan; angkat plester yang masih melekat pada kulit.
10. Dengan tangan yang masih memakai sarung tangan sekali pakai,
buang semua kasa balutan dalam satu waktu, hati-hati agar tidak
menarik drainase atau selang. Catatan pada pembukaan balutan adalah:
a) Jika balutan menempel pada balutan basah kering,
jangan melembabkan balutan, tarik balutan dengan perlahan
dan ingatkan klien atas ketidaknyamananyang mungkin akan
diirasakan.
b) Jika balutan menempel di balutan kering, lembabkan dengan
larutan saline lalu angkat.
11. Observasi karakter dan jumlah drainase balutan dan penampakkan
luka.
12. Lipat balutan yang mengandung drainase, dan buka sarung tangan
sekali pakai pada bagian luarnya. Dengan balutan kecil, buka sarung
tangan dengan bagian dalam di luar. Buang sarung tangan dan balutan
yang kotor pada kantung sekali pakai. Cuci tangan.
13. Buka nampan balutan steril atau peralatan steril lainnya yang
terpisah.Letakkan di meja atau troli di samping tempat tidur.
14. Bersihkan luka (jika terdapat instruksi) dengan prosedur:
a) Tuang larutan yang diinstruksikan ke dalam tabung irigasi
steril.
b) Pakai sarung tangan steril. Letakkan bantalan tahan air di
bawah tubuh yang terdapat luka. Gunakan suntikan, alirkan
larutan pada area luka.
c) Terus lakukan aliran irigasi hingga bersih.
d) Keringkan kulit dan sekitarnya.
e) Beberapa pembersih yang diresepkan dijadikan satu pada
botol semprot. Semprotkan luka untuk membersihkan debris.
15. Berikan balutan
a. Balutan Kering
1) Pakai sarung tangan steril.
2) Inspeksi penampilan, drain, drainase dan integritas pada
kulit.
3) Bersihlkan luka dengan larutan (bersihkan dari
area yang terkontaminasi sedikit ke area yang paling
terkontaminasi).
4) Keringkan area dengan kasa.
5) Berikan balutan kering steril yang menutupi luka.
6) Berikan penutup balutan jika diinstruksikan.
b. Balutan Basah
1) Pasang sarung tangan steril
2) Kaji penampilan area sekitar luka.
3) Bersihkan dasar luka dengan normal saline atau
pembersih luka lainnya. Kaji dasar luka.
4) Lembabkkan kasa dengan kasa yang
diinstruksikan.
5) Peras kelebihan larutan.
6) Letakkan satu lapis kasa langsung di atas permukaan
luka. Jika luka dalam, masukkan balutan ke dasar luka
dengan tangan atau forceps hingga semua permukaan
luka kontak dengan kasa. Jika ada lorong luka, gunakan
aplikator berujung kapas untuk meletakkan kasa pada
area yang berlorong. Pastikan kasa tidak menyentuh kulit
di sekitarnya.
7) Tutupi dengan kasa kering yang steril dan penuutup
balutan.
16. Fiksasi balutan
a. Gunakan plester non alergi untuk memfiksasi balutan.
b. Gunakan teknik ikatan Montgomery:
1) Paparkan permukaan plester pada masing-masing
ikatan.
2) Letakkan ikatan berlawanan dari balutan.
3) Letakkan plester tepat di atas kulit, atau gunakan
barrier kulit.
4) Fiksasi balutan dengan meletakkan tali di atasnya.
d. Untuk balutaan pada ekstremitas, fiksasi balutan dengan
kasa gulung atau jarring elastis.
17. Buka sarung tangan dan buang ke kantung. Lepaskan masker dan
pelindung
mata.
18. Catat tanggal dan waktu penggantian balutan menggunakan tinta
(bukan spidol) pada plester.
19. Rapikan semua alat dan cuci tangan.
20. Bantu klien ke posisi yang nyaman.
d. Tahap terminasi :
1) Evaluasi hasil / respon klien
2) Dokumentasikan hasilnya
3) Lakukan kontrak untuk kegiatan selanjutnya
4) Akhiri kegiatan, membereskan alat-alat
5) Cuci tangan

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR


PERAWATAN LUKA
No. Tahapan Prosedur
1. Pra interaksi 1. Identifikasi kebutuhan/indikasi pasien
2. Cuci tangan
3. Siapkan alat

2. Orientasi 1. Beri salam, panggil klien dengan namanya


2. Jelaskan tujuan dan prosedur tindakan, dan
instruksikan klien untuk tidak menyentuh area luka
atau peralatan steril.
3. Beri kesempatan pada klien untuk bertanya

3. kerja 1. Cuci tangan.


2. Kaji tingkat kenyamanan klien.
3. Tinjau ulang instruksi penggantian balutan.
4. Tutup ruangan atau tirai dan jendela.
5. Posisikan klien di tempat yang nyaman, dan tutupi
dengan selimut khusus untuk memaparkan area luka.
6. Letakkan kantung sekali pakai di antara area kerja.
Lipat ujungnya untuk
membuat mangkuk.
7. Gunakan masker dan pelindung mata (google) jika
memungkinkan terjadi cipratan.
8. Pakai sarung tangan sekali pakai, dan singkirkan
selang, balutan atau tali.
9. Angkat plester; tarik balutan searah paralel pada
kulit menuju balutan; angkat plester yang masih
melekat pada kulit.
10. Dengan tangan yang masih memakai sarung
tangan sekali pakai, buang semua kasa balutan
dalam satu waktu, hati-hati agar tidak menarik
drainase atau selang. Catatan pada pembukaan balutan
adalah:
a. Jika balutan menempel pada balutan
basah kering, jangan melembabkan
balutan, tarik balutan dengan perlahan dan
ingatkan klien atas ketidaknyamananyang
mungkin akan diirasakan.
b. Jika balutan menempel di balutan kering,
lembabkan dengan larutan saline lalu angkat.
11. Observasi karakter dan jumlah drainase balutan dan
penampakkan luka.
12. Lipat balutan yang mengandung drainase, dan buka
sarung tangan sekali pakai pada bagian luarnya.
Dengan balutan kecil, buka sarung tangan dengan
bagian dalam di luar. Buang sarung tangan dan
balutan yang kotor pada kantung sekali pakai. Cuci
tangan.
13. Buka nampan balutan steril atau peralatan steril
lainnya yang terpisah.Letakkan di meja atau troli di
samping tempat tidur.
14. Bersihkan luka (jika terdapat instruksi) dengan
prosedur:
c. Tuang larutan yang diinstruksikan ke dalam
tabung irigasi steril.
d. Pakai sarung tangan steril. Letakkan bantalan
tahan air di bawah tubuh yang terdapat luka.
Gunakan suntikan, alirkan larutan pada area
luka.
e. Terus lakukan aliran irigasi hingga bersih.
f. Keringkan kulit dan sekitarnya.
g. Beberapa pembersih yang diresepkan
dijadikan satu pada botol semprot.
Semprotkan luka untuk membersihkan debris.
15. Berikan balutan
 Balutan Kering
a. Pakai sarung tangan steril.
b. Inspeksi penampilan, drain, drainase dan
integritas pada kulit.
c. Bersihlkan luka dengan larutan
(bersihkan dari area yang
terkontaminasi sedikit ke area yang paling
terkontaminasi).
d. Keringkan area dengan kasa.
e. Berikan balutan kering steril yang menutupi
luka.
f. Berikan penutup balutan jika
diinstruksikan.
 Balutan Basah
a. Pasang sarung tangan steril
b. Kaji penampilan area sekitar luka.
c. Bersihkan dasar luka dengan normal saline
atau pembersih luka lainnya. Kaji dasar
luka.
d. Lembabkkan kasa dengan kasa yang
diinstruksikan.
e. Peras kelebihan larutan.
f. Letakkan satu lapis kasa langsung di atas
permukaan luka. Jika luka dalam,
masukkan balutan ke dasar luka dengan
tangan atau forceps hingga semua
permukaan luka kontak dengan kasa. Jika
ada lorong luka, gunakan aplikator berujung
kapas untuk meletakkan kasa pada area
yang berlorong. Pastikan kasa tidak
menyentuh kulit di sekitarnya.
g. Tutupi dengan kasa kering yang steril dan
penuutup balutan.
16. Fiksasi balutan
a. Gunakan plester non alergi untuk memfiksasi
balutan.
b. Gunakan teknik ikatan Montgomery:
1) Paparkan permukaan plester pada
masing-masing ikatan.
2) Letakkan ikatan berlawanan dari
balutan.
3) Letakkan plester tepat di atas kulit,
atau gunakan barrier kulit.
4) Fiksasi balutan dengan meletakkan
tali di atasnya.
5) Untuk balutaan pada ekstremitas,
fiksasi balutan dengan kasa gulung
atau jarring elastis.
17. Buka sarung tangan dan buang ke kantung. Lepaskan
masker dan pelindung
mata.
18. Catat tanggal dan waktu penggantian balutan
menggunakan tinta (bukan spidol) pada plester.
19. Rapikan semua alat dan cuci tangan.
20. Bantu klien ke posisi yang nyaman.

4. Terminasi 1. Evaluasi hasil / respon klien


2. Dokumentasikan hasilnya
3. Lakukan kontrak untuk kegiatan selanjutnya
4. Akhiri kegiatan, membereskan alat-alat
5. Cuci tangan

DAFTAR PUSTAKA
Harnanto, A.M & Rahayu, S. 2016. Kebutuhan Dasar Manusia II. Jakarta:
Kementrian kesehatan RI

Anda mungkin juga menyukai