Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN KASUS

KETOASIDOSIS DIABETIKUM DI RUANG IGD

Disusun Oleh
Nama : Vena Annisa Rudianty
NPM : 4006200054

Pembimbing Akademik

( )

PROGRAM PROFESI NERS


PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN
STIKES DHARMA HUSADA BANDUNG
2020
LAPORAN KASUS KEPERAWATAN GAWAT DARURAT
STIKes DHARMA HUSADA BANDUNG

Nama Mahasiswa : Vena Annisa Rudianty


NIM : 4006200054
Ruang : IGD
Tgl Pengkajian : 16 Maret 2021

A. PENGKAJIAN

I. Identitas
A. Identitas Pasien
1) Nama inisial : Ny. P
2) No RM : 1234567
3) Usia : 50 th
4) Status perkawinan : Menikah
5) Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
6) Agama : Islam
7) Pendidikan : SMA
8) Suku : Sunda
9) Alamat rumah : Antapani Bandung
10) Sumber biaya : Umum
11) Tanggal masuk RS : Selasa, 16 Maret 2021
12) Diagnosa Medis : Ketoasidosis Diabetikum (KAD)
B. Identitas Penanggungjawab
1) Nama : Tn. Q
2) Umur : 55 Tahun
3) Hubungan dengan pasien : Suami
4) Pendidikan : SMA
5) Alamat : Antapani Bandung
PRIMARY SURVEY
Respon:
o Alert
DIAGNOSIS
o Verbal TINDAKAN:
KEPERAWATAN
o Pain


o Unresponse
Airway: o Bersihan jalan tidak o Suctioning

o√ Bersih efektif √
o OPA

o Tidak Bersih o Pola nafas tidak efektif


o NPA
o Gangguan ventilasi

o ETT
spontan
 Data lain yang mendukung
- √o Gangguan pertukaran
Breathing: gas
o Oksigen:
 Pergerakan dada: o Kurang volume cairan
Simetris 3 L/menit
o Volume cairann

berlebih
 Frekuensi nafas: √
o Nasal Kanul
RR 37 x/menit o Penurunan cardiac
o Rebreathing
output
 Suara nafas: mask
vesikuler o Perfusi jaringan tidak
o Non rebreathing
 Perkusi dada efektif
Resonan mask
o Gangguan integritas
o BVM
kulit dan jaringan
 Data lain yang mendukung:
Pola Nafas Cepat dan dangkal,

Circulation:  Jumlah IV Line:


 TD 90/60 mmHg 2 (Tangan
Kanan dan kaki
Nadi perifer + kiri)
teraba lemah dan cepat
 Jenis caian:
saO2 91 % Tangan Kanan
terpasang NaCl
0,9% dan kaki
 Nadi: kiri terpasang
Nadi 130 x/menit Insulin 100 IU
dalam NaCl
0,9% 500 cc
 Akral:
Dingin  Kateter
urin/diuresis:
 Kesadaran: Terpasang
Kesadaran (GCS) : kateter Urin

E1/M4/V2 = 7 (Somnolen)  Monitor EKG:


terpasang
monitor EKG (4
 Data lain yang mendukung parameter)
Suhu 37oC gambaran EKG
Sinus Takikardi

Resusitasi Jantung-Paru

Waktu mulai: - Waktu selesai : -

Penggunaan monitor EKG: ya Penggunaan defibrillator: -

Volume cairan masuk: 500 cc Penggunaan obat- obatan : ya

Disability
 GCS: somnolen (E 1 V 2 M 4 )
 Pupil: Isokor
 Lateralisasi Motorik: -
 Data lain yang mendukung: -

Exposure

Tidak terdapat asites, luka, dan jejas pada bagian tubuh pasien
Evaluasi:

 Kesadaran/GCS: somnolen (E 1 V 2 M 4 )

 Nadi: 130 x/menit


 Respirasi rate : 37 x/menit
 Urin output: 50 cc

SECONDARY SURVEY
A. Tanda Vital
1. Tekanan darah : 90/60 mmHg
2. Nadi : 130 x/menit
3. Respirasi rate : 37 x/menit
4. Suhu : 37oC
B. Pemeriksaan Head to Toe dan Colok Lubang
1. Kepala, wajah dan leher : tampak simetris, warna kulit wajah putih
agak pucat, rambut hitam, lurus dan kering, pupil isokor, konjungtiva
tidak anemis, hidung tampak simetris, PCH (-), terpasang nasal kanul
O2 3 liter/menit, terpasang selang NGT dekompresi (cairan lambung
hijau kehitaman, keruh produktif ± 150 cc), bibir tampak kering, mual
muntah (+), JVP 5+2 cmH2O, KGB tidak teraba dan tidak terdapat
pembesaran kelenjar tiroid.
2. Dada : bentuk simetris, pola nafas cepat dan dalam, suara nafas
terdengar vesikuler ki=ka, bunyi wheezing dan ronkhi (-/-), bunyi
jantung S1 dan S2 normal, S3 (-), S4 (-), mur-mur (-).
3. Abdomen : tampak datar, lembut, tidak terdapat ascites, tidak terlihat
luka, terdengar bising usus (+) bunyi lemah, turgor kembali lambat.
Klien dipuasakan.
4. Genitalia dan anus : klien terpasang foley kateter, dengan output urine
50 cc pada jam pertama masuk IGD setelah terpasang foley kateter,
anus tampak tidak ada kelainan, klien belum BAB.
5. Ekstremitas atas dan bawah : klien terpasang infus 2 line di lengan
kanan (NaCl 0,9%) dan lengan kiri (heapcuf) serta 1 line di kaki kiri
(Insulin 100 IU dalam NaCl 0,9% 500 cc). Kekuatan otot untuk
ekstremitas atas dan bawah tidak dapat dikaji. Respon motoris 5 yaitu
klien saat diberi rangsang, klien melokalisasi nyeri.

C. Riwayat Kesehatan
1. Keluhan Utama
Klien datang ke IGD dengan penurunan kesadaran
2. Riwayat kesehatan saat pengkajian/riwayat penyakit sekarang (PQRST) :
Saat dilakukan pengkajian klien mengalami penurunan kesadaran
dengan GCS 7 (somnolens), akral dingin, terpasang infus 2 line, terpasang
NGT dekompresi dan foley kateter urine. Menurut keluarga sejak 1 hari
sebelum masuk rumah sakit klien mengalami penurunan kesadaran yang
dirasakan setelah mengikuti kegiatan sosial di daerahnya. Awalnya, setelah
mengikuti kegiatan tersebut klien tampak kelelahan, respon bicara
dirasakan lambat, dan klien tampak mengantuk. Ibu klien mengatakan klien
telat makan dan makan makanan serta minum hanya sedikit. Selain itu, ibu
klien mengatakan nafas klien tampak menjadi cepat dan sesak. Klien juga
sempat mengalami diare dengan banyak mengeluarkan cairan yang cukup
banyak.
3. Riwayat Kesehatan Lalu
Menurut keluarga, klien sudah mengidap sakit DM sejak tahun 2010,
riwayat kadar gula darah tertinggi 1400 mg/dl rata-rata 200 mg/dl, BAK
dirasakan menjadi sering, klien sudah 4 kali dirawat dengan keluhan seperti
sekarang (KAD) dan pankreatitis. Klien berobat secara teratur ke poli klinik
endokrin RSHS dan menggunakan insulin 6-6-6 ui dan lantus 0-0-0-8 ui
SC. Sejak 2 hari SMRS, klien mengeluh mual dan muntah yang berat
dengan muntah berisi sisa makanan, makan dan minum tidak bisa, nyeri
tekan epigastrium (+), panas badan (+), BAB mencret (cair dan berlendir)
2-3x/hari sejak 2 hari sebelum masuk rumah sakit, warna faeces kehijauan
dan berbuih.

3. Riwayat Kesehatan Keluarga


Menurut keluarga, tidak ada anggota keluarga yang mengalami hal
serupa

D. PEMERIKSAN DAN PENATALAKSANAAN


I. Pemeriksaan penunjang
1) Pemeriksaan diagnostic :
Rontgen thorax (tgl : 16-03-2021)
Kesimpulan : tidak tampak adanya kardiomegali, tidak tampak TB
paru aktif.
EKG (tgl : 16-03-2021)
Kesan : sinus takikardi
2) Pemeriksaan laboratorium : (Lampiran hasil)
Pemeriksaan Hasil Satuan 14/12/12
Analisa
Hematologi
Hemoglobin 13,4 12 – 16 g/dL Normal
Hematokrit 40 35 – 47 % Normal
Eritrosit 5,15 3,6 – 5,8 juta/uL Normal
4.400 –
Leukosit 25.600 Meningkat
11.300/mm3
150.000 –
Trombosit 280.000 Normal
450.000/mm3
MCV 76,9 80 – 100 fL Menurun
MCH 25,8 26 – 34 pg Menurun
MCHC 33,6 32 – 26 % Normal
Ureum 109 15 – 50 mg/dL Meningkat
Kreatinin 1,95 0,5 – 0,9 mg/dL Meningkat
GDS 886 < 140 mg/dL Meningkat
Natrium 130 135 – 145 mEq/L Menurunl
Kalium 5,6 3,6 – 5,5 mEq/L Meningkat
Cl 98 98-109 mEq/L Normal
Hemoglobin 13,4 12 – 16 g/dL Normal
Hematokrit 40 35 – 47 % Normal
Eritrosit 5,15 3,6 – 5,8 juta/uL Normal
4.400 –
Leukosit 25.600 Meningkat
11.300/mm3
150.000 –
Trombosit 280.000 Normal
450.000/mm3
MCV 76,9 80 – 100 fL Menurun
MCH 25,8 26 – 34 pg Menurun
MCHC 33,6 32 – 26 % Normal
Ureum 109 15 – 50 mg/dL Meningkat
Kreatinin 1,95 0,5 – 0,9 mg/dL Meningkat
GDS 886 < 140 mg/dL Meningkat
Natrium 130 135 – 145 mEq/L Menurunl
Kalium 5,6 3,6 – 5,5 mEq/L Meningkat
Cl 98 98-109 mEq/L Normal
Analisa Gas Darah
pH 7,112 7,35 – 7,45 Menurun
PCO2 7,4 32 – 42 mmHg Menurun
PO2 154 80 – 108 mmHg Meningkat
HCO3 2,2 22 – 26 mEq/L Menurun
TCO2 4,2 22 – 29 mmol/L Menurun
Base excess -27,9 (-2) s.d (+3) Menurun
mEq/L
SaO2 98,8 95 – 98 % Normal
Hitung Jenis Lekosit
Basofil 0 0-1 % Normal
Eosinofil 0 1-6 % Menurun
Batang 1 3-5 % Menurun
Segmen 91 40-70 % Meningkat
Limfosit 5 30-45 % Menurun
Monosit 3 2-10 % Normal
Urin Rutin
Warna urin Kuning Kuning Normal
Kejernihan urin Agak keruh Jernih Tidak jernih
Blood urin +2/0,2 Negatif mg/dL Meningkat
Leukosit esterase Negatif Negatif /uL Normal
BJ urin >1,030 1.003 – 1.029 Normal
PH urin 5,5 5-8 Normal
Nitrin urin Negatif Negatif mg/dL Normal
Protein urin 1+/100 Negatif mg/dL Meningkat
Glukosa urin 2+/300 Negatif mg/dL Meningkat
Keton urin 4+ />150 Negatif mg/dL Meningkat
Urobilinogen urin +1/2 <1 mg/dL Normal
Bilirubin urin Negatif Negatif mg/dL Normal
Eritrosit urin 2 0 – 3/lpb Normal
Leukosit urin 3 0 – 8 /lpb Normal
Sel epitel 3 /lpk Meningkat
Bakteri Negatif Negatif /lpk Normal
Kristal Negatif Negatif Normal
Silinder Negatif Negatif /lpk Normal
HbA1C – 4,8 – 5,9 Hasil menyusul
Alfa Amilase – U/L 370C Hasil menyusul
Lipase – U/L 370C Hasil menyusul
Tanggal 16-03-2021jam 11.00
GDS 446 <140 mg/dL Meningkat
Tanggal 16-03-2021 jam 12.00
GDS 281 <140 mg/dL Meningkat
Tanggal 16-03-2021 jam 13.00
GDS 144 <140 mg/dL Meningkat
Tanggal 16-03-2021 jam 14.00
GDS 137 <140 mg/dL Normal
Kalium – 3,6-5,5 mEq/L Hasil menyusul

II. Program Terapi


1) Pemberian obat dan jelaskan nama, dosis, cara, rute dan tujuan. :
a) Monitoring TNRS, kesadaran dan output urin tiap jam
b) O2 lembab BNC 3 lt/mnt
c) Periksa GDS tiap jam
d) NGT (dekompresi), klien dipuasakan karena cairan lambung masih
berwarna hijau kehitaman
e) AB : Ciprofloxacin 2 x 400 mg IV
f) Resusitasi cairan NaCl 0,9% 1000 ½ jam I, 1000 cc 1 jam II, 1000 cc 1
jam III, 1000 cc 1 jam IV à infus Nacl 0,9% 20 gtt/mnt
g) Bolus insulin 7,5 UI/KgBB/jam dilanjutkan dengan insulin drip 5 UI
(100 UI insulin dalam 500 cc NaCl 0,9%) = 25 cc/jam à insulin
diturunkan menjadi 3 UI/jam = 15 cc/jam
h) Periksa kalium per 4 jam, kalium < 3,5 mEq/L. Substitusi kalium
dengan KCl 25 mEq + RL 500 cc habis dalam 6 jam dengan target
kalium 4-5 mEq/L
i) Periksa ureum kreatinin per 24 jam

B. ANALISA DATA
No Symptom Etiologi Problem
1 Ds : DM D.0037
a) Keluarga (Insufisiensi atau Ketidakseimbangan
mengatakan klien resistensi insulin) Elektrolit
sudah memiliki
riwayat DM sejak ↓
tahun 2010
b) Keluarga Riwayat DM tidak
mengatakan GDS terkontrol
tertinggi klien
sekitar 1400 mg/dl ↓
dan rata-rata 200
mg/dl Peningkatan glukagon,
c) Keluarga kortisol, katekolamin
mengatakan klien dan growth factor
memiliki riwayat hormone
poliuri, polipagi,
polidipsi dan ↓
penurunan BB
DO : Peningkatan
a) TD: 90/60 mmHg, glukoneogenesis
HR: 130x/m, suhu
37oC, akral dingin ↓
pada ekstremitas
teraba atas & Hiperglikemia
bawah, CRT > 2
detik ↓
b) GDS : 886 mg/dL
c) Bibir kering, Glukosuria (osmotik
wajah tampak diuresis)
pucat
d) Mual muntah (+), ↓
keluaran cairan
lambung (+), ± Kehilangan cairan dan
150 cc, klien elektrolit
dipuasakan
e) Na 130 mEq/L ↓
f) Kalium 5,6 mEq/L
g) PH : 7,112 Ketidakseimbangan
h) PCO2 : 7,4 mmHg elektrolit
i) PO2 : 154 mmHg
j) HCO3 : 2,2 mEq/L
k) BE : -27,9 mEq/L
l) Ketonuria positif :
+4/ >150mg/dl
m) Ureum : 109 mg/dl
n) Kreatinin : 1,95
mg/dl
o) Urin output : 50 cc
pada jam-jam
pertama
2 DS: – Hiperglikemia D0003 Ganguan
DO: ↓ Pertukaran Gas
a) TD: 90/60 mmHg,
HR: 130x/m, suhu Asidosis metabolik &
37oC, RR: 37 Respiratorik
x/mnt ↓
b) Klien tampak Pertukaran Gas tidak
bernafas cepat dan adekuat
dalam ↓
c) Akral teraba Kompensasi tubuh
dingin pada dengan peningkatan
ekstremitas atas & ventilasi
bawah (pernafasan Kussmaul)
d) CRT > 2 detik. ↓
e) GDS : 886 mg/dL Gangguan Pertukaran
f) SaO2 : 91% Gas
g) PH : 7,112
(menurun)
h) PCO2 : 7,4 mmHg
i) PO2 : 154 mmHg
j) HCO3 : 2,2 mEq/L
k) BE : -27,9 mEq/L
l) Terpasang O2
nasal canul 3
lt/mnt
m) Terpasang NGT
dekompresi,
keluaran (+)
berwarna hijau
kehitaman, keruh,
± 150 cc
3 DS: – Sakit berat (KAD) D0142. Resiko

DO: infeksi
a) TD: 90/60 Daya tahan tubuh
menurun
mmHg, HR:
120x/m, suhu ↓
35.80C, RR: 37
Resiko infeksi
x/mnt
b) Akral teraba
dingin pada
ekstremitas atas
& bawah
c) CRT > 2 detik.
d) GDS : 886 mg/dL
e) SaO2 : 91%
f) PH : 7,112
(menurun)
g) PCO2 : 7,4
mmHg
h) PO2 : 154 mmHg
i) HCO3 : 2,2
mEq/L
j) Terpasang O2
nasal canul 3
lt/mnt
k) Terpasang NGT
dekompresi,
keluaran (+)
berwarna hijau
kehitaman, keruh,
jumlah ± 150 cc
l) Lekosit :
25.600/mm3

C. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. D.0037. Ketidakseimbangan elektrolit berhubungan dengan osmotik diuresis
akibat hiperglikemia.
2. D0003 Ganguan Pertukaran Gas berhubungan dengan hiperventilasi akibat
asidosis metabolik
3. D0142. Resiko infeksi (sepsis) berhubungan dengan peningkatan kadar
glukosa dalam darah.
RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN

Inisial Klien/Ruang : Ny.P / IGD Nama Mahasiswa : Vena Annisa Rudianty


No. RM/Dx. Medis : 1234567/Ketoasidosis Metabolik NIM : 40062000534

DIAGNOSA PERENCANAAN
NO
KEPERAWATAN TUJUAN INTERVENSI RASIONAL
1 D.0037. Setelah dilakukan tindakan Manajemen cairan dan 1. Kegawat daruratan
Ketidakseimbanga keperawatan selama 3 x 24 elektrolit DKA adalah defisit
n elektrolit jam volume cairan seimbang 1. Berikan resusitasi volume cairan dan
berhubungan dengan indikator sebagai cairan dengan NaCl elektrolit. NaCl 0,9%
dengan osmotik berikut : 0,9% 1 liter dalam 30 merupakan
diuresis akibat 1. Kesadaran compos menit pertama dan 1 rekomendasi utama
hiperglikemia mentis liter dalam 1 jam penggantian volume
2. TTV dalam batas berikutnya sampai TD cairan dalam DKA
normal (Nadi/HR 80- sistol 100 mmHg dibanding cairan
100/ menit, TD systole dengan menggunakan 2 koloid.
110-130 mmHg, suhu line vena akses. Dan 2. Diuresis osmotic
36,5-37,5, nafas 18-20 lanjutkan pemberian menyebabkan
x/ menit) cairan sesuai protokol. kehilangan elektrolit
3. Turgor < 2 detik 2. Berikan koreksi kalium tubuh termasuk kalium.
4. Akral hangat 25 mEq/L dalam NaCl Koreksi kalium
5. Out put urine 0,5-1 0,9% 500 cc drip mencegah perburukan
cc/KgBB/jam diberikan dalam 6 jam. hipokalemi dan
6. GDS : 80 – < 200 3. Observasi HR, TD, mencegah terjadinya
mg/dl MAP, CRT, turgor, aritmia jantung.
7. PH : 7,35 – 7,45 kesadaran, warna dan 3. HR, TD, MAP, CRT,
8. HCO3– : 22 – 26 suhu kulit perifer turgor merupakan
mEq/l (bagian akral) setiap parameter keadaan
9. PCO2 : 35 – 45 mmHg jam sampai keadaan haemodinamik/sirkulasi
10. BE : (-2)-(+3) mEq/L stabil. 4. Pemasangan kateter
4. Pasang kateter dan memudahkan
monitor intake, output pemantauan diuresis
serta balance cairan osmotik. Monitoring
setiap jam. balance cairan per jam
5. Monitor serum mengetahui status
elektrolit setiap 6 jam cairan tubuh.
dan keton urine tiap 5. Evaluasi keberhasilan
jam. intervensi setelah 6 jam
6. Observasi adanya risiko pemberian koreksi
kelebihan volume kalium drip.
cairan terutama pada 6. Rehidrasi agresif
paru-paru dengan memiliki risiko
auskultasi lapang paru. kelebihan cairan
7. Kegawat daruratan terutama di paru-p
DKA adalah defisit
volume cairan dan
elektrolit. NaCl 0,9%
merupakan
rekomendasi utama
penggantian volume
cairan dalam DKA
dibanding cairan
koloid.
8. Diuresis osmotic
menyebabkan
kehilangan elektrolit
tubuh termasuk kalium.
Koreksi kalium
mencegah perburukan
hipokalemi dan
mencegah terjadinya
aritmia jantung.
9. HR, TD, MAP, CRT,
turgor merupakan
parameter keadaan
haemodinamik/sirkulasi
10. Pemasangan kateter
memudahkan
pemantauan diuresis
osmotik. Monitoring
balance cairan per jam
mengetahui status
cairan tubuh.
11. Evaluasi keberhasilan
intervensi setelah 6 jam
pemberian koreksi
kalium drip.
12. Rehidrasi agresif
memiliki risiko
kelebihan cairan
terutama di paru-paru.
2 D0003 Ganguan Setelah dilakukan tindakan 1. Posisikan semi fowler 30- 1. Posisi head up 30-450
Pertukaran Gas keperawatan selama 1 x 24 45o. mengoptimalkan proses
berhubungan dengan jam gangguan pertukaran gas 2. Berikan O2 lembab BNC 3 ventilasi dan meningkatkan
hiperventilasi akibat teratasi dengan kriteria : ltr/mnt. perfusi serebral.
asidosis metabolik 1. RR : 18 – 24 x/mnt 3. Pasang NGT dekompresi. 2. Kekurangan volume cairan
2. Pola nafas vesikuler 4. Menurunkan level glukosa mengakibatkan gangguan
3. HR : 80-100 x/mnt darah sirkulasi dan perfusi
4. TD : 120 – 80 x/mnt 5. Berikan insulin bolus 0,15 jaringan.
5. Akral hangat UI/KgBB/jam dilanjutkan 3. KAD menyebabkan
6. CTR : < 2 detik dengan drip insulin 0,1 terjadinya stres ulcer
7. GDS : 80 – <200 UI/KgBB/jam dalam Nacl sehingga penderita mual
mg/dl 0,9% dosis titrasi sampai muntah dan beresiko
8. PH : 7,35 – 7,45 tercapai GDS yang terjadinya aspirasi.
9. HCO3– : 22 – 26 diinginkan. Pemasangan NGT
mEq/l 6. Pantau GDS setiap jam dekompresi menjaga status
10. PCO2 : 35 – 45 sampai kadar gula dalam airway.
mmHg darah stabil/normal. 4. KAD terjadi karena tubuh
11. BE : (-2)-(+3) mEq/L mengalami defisiensi
insulin yang berat sehingga
menyebabkan kondisi
hiperglikemia akibat
peningkatan
glukoneogenesis. Terapi
insulin dapat menurunkan
glukoneogenesis.
5. Evaluasi keberhasilan
intervensi yang dijalankan
dimana akan membantu
dalam perencanaan
intervensi selanjutnya.
3 D0142. Resiko infeksi Setelah dilakukan tindakan Kontrol infeksi 1. Mencegah resiko infeksi
(sepsis) berhubungan keperawatan selama 3 x 24 silang.
dengan peningkatan kadar jam, infeksi tidak terjadi, 1. Batasi penunggu pasien. 2. Hand hygiene terbukti
glukosa dalam darah. dengan kriteria : 2. Terapkan kepada seluruh dapat mencegah dan
1. Leukosit : 4400 – tim kesehatan dan keluarga menurunkan kejadian
11.300 /mm3 untuk mencuci tangan infeksi silang.
2. Suhu : 36,5 – 37,5 0C dengan baik sebelum dan 3. Tindakan aseptik
3. RR : 18 – 24 x/mnt sesudah melakukan mencegah dan
4. HR : 80-100 x/mnt prosedur tindakan. meminimalisir pajanan
5. TD : 120 – 80 x/mnt 3. Terapkan teknik aseptik mikroorganisme patogen.
6. Akral hangat setiap prosedur tindakan 4. Mencegah terjadinya
7. CTR : < 2 detik invasif seperti, insersi IV, resiko UTI.
8. GDS 80 – < 200 mg/dl prosedur pengobatan, 5. Ciprofloxacin merupakan
9. Cairan keluaran NGT pemasangan kateter. antibiotik spektrum luas
jernih 4. Ajarkan keluarga dalam yang dapat menghambat
perawatan kateter dan dan mencegah
perianal. pertumbuhan
5. Kolaborasi : Berikan obat mikroorganisme patogen.
antibiotik Ciprofloxacin 2
x 400 mg IV sesuai order.

Anda mungkin juga menyukai