Anda di halaman 1dari 21

ASUHAN KEPERAWATAN TENTANG BENIGN PROSTATIC

HYPERPLASIA PADA TN. H

DI RUANG SOEPARJO ROESTAM ATAS

RSUD Prof. Dr. MARGONO SOEKARJO PURWOKERTO

DISUSUN OLEH :

1. HANDIKA IMAM MUAMAL M. (18084)


2. ALFINDA APRILIA SARI (18002)
3. DEVITASARI (18011)
4. ALDI GHIFARI SETIADI TAMA (18004)
5. LENNY RAMADHANI F. (18022)

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN

POLITEKNIK YAKPERMAS BANYUMAS

TAHUN AKADEMIK 2019/2020


A. Pengkajian
Tanggal : 03 Februari 2020
Jam : 13.00 WIB
a. Identitas
Nama : Tn. H
Umur : 70 tahun
Agama : Katolik
Jenis kelamin : Laki – laki
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Swasta
Alamat : Jl. Imam Bonjol Sokaraja Lor 2/3, Sokaraja
Tanggal masuk : 03 Februari 2020
No. Register : 01-06-2xxx
Diagnosa medis: BPH
b. Riwayat Kesehatan
Keluhan utama : Klien mengatakan nyeri pada daerah luka
operasi
Riwayat penyakit sekarang : Klien datang dengan keluhan nyeri ketika
BAK dan BAK tidak lancar sejak setengah bulan SMRS. Awalnya nyeri
biasa, namun saat ini timbul sensasi seperti terbakar ketika BAK.
Riwayat penyakit dahulu : Klien mengatakan pernah di opname pada
tahun 2014 di RSMS Pavilliun Geriatri selama 5 hari karena gejala Stroke.
Riwayat penyakit keluarga : Klien mengatakan tidak ada yang
menderita BPH.
Genogram 3 generasi
Keterangan :
: laki – laki

: perempuan

: tinggal serumah

: pasien

: meninggal

c. Pola Kesehatan Fungsional


1) Pola Persepsi Kesehatan
Pasien mengatakan pada awalnya hanya menganggap penyakit yang
diderita sebagai penyakit yang biasa saja.
2) Pola Nutrisi Metabolik
SMRS : pasien makan 3-4 kali sehari dengan menu bervariasi
MRS : pasien makan sesuai porsi yang diberikan RS.
Pola minum
SMRS : pasien minum kurang lebih 8-10 gelas perhari.
MRS : pasien minum kurang lebih 2-4 gelas perhari.
3) Pola Eliminasi
SMRS : pasien BAB 1-2 kali sehari (pagi rutin, siang jarang). BAK bisa
8-12 kali perhari dengan keluhan urin keluar sedikit sedikit.
MRS : pasien belum pernah BAB, terpasang kateter triway. Urin
kurang lebih 800 ml/hari. Kadang – kadang nyeri saat BAK. Pasien
terpasang irigasi NaCl 0,9% dengan 20 tetes permenit.
4) Pola Aktivitas Latihan
SMRS : setiap pagi pasien rutin jalan – jalan mengelilingi kompleks
rumahnya.
MRS : selama di rumah sakit pasien hanya tiduran di tempat tidur.
5) Pola Kognitif
- Pasien mengatakan penglihatannya masih baik.
- Pasien mengatakan pendengarannya masih baik.
- Pasien mengatakan penciuman masih baik.
- Pasien mengatakan pengecapan masih baik.
- Pasien mengatakan masih bisa membedakan kasar dan halus
(perabaab).
6) Pola Persepsi dan Konsep Diri
Pasien mengatakan cukup sedih dengan keadaan saat ini. Pasien merasa
aktivitas sehari-harinya menjadi terganggu.
7) Pola Tidur dan Istirahat
SMRS : pasien tidur malam kurang lebih 6-8 jam perhari.
MRS : pasien tidur malam kurang lebih 4-6 jam perhari.
8) Pola Peran dan Hubungan
Pasien mengatakan hubungan pasien dengan lingkungan, keluarga dan
tetangganya baik dan tidak ada masalah.
9) Pola Seksual dan Reproduksi
Tidak terkaji.
10) Pola Toleransi Stress dan Koping
Pasien merupakan tipe orang yang terbuka. Jika ada masalah pasien
menceritakan pada istrinya.
11) Pola Nilai dan Kepercayaan
Pasien beragama Katolik dan pasien rutin mengunjungi gereja pada hari
sabtu malam.
d. Pemeriksaan Fisik

a. Kesadaran Umum : Cukup


Kesadaran : Compos Mentis
TTV : TD = 120/80 mmHg, N = 80 x/menit, RR = 22 x/menit, S = 36.6 c

b. Kepala
Inspeksi : Bentuk kepala smetris, beruban, kulit kepala kering, tidak
berketombe.
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan.

c. Mata
Inspeksi : Slera putih, bola mata simetris, konjungtiva merah muda,
fungsi penglihatan normal.
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan
d. Hidung
Inspeksi : Bentuk simeris, tidak ada sekret
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan, tidak ada benjolan.
e. Telinga
Inspeksi : Bentuk simetris, tidak ada lesi dan selumen
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan, tidak ada benjolan.
f. Mulut
Inspeksi : Terdapat karang gigi, lidah bersih, mukosa mulut lembab,
bibir lembab.
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan, tidak ada benjolan.
g. Leher
Inspeksi : Tidak ada pembearan kelenjar limfe
Palpasi : Tidak teraba adanya pembesaran kelenjar troid, tidak ada
nyeri tekan.
h. Thorax (paru-paru)
Inspeksi : Dada simetris, tidak ada lesi, RR 22x/menit
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan
Perkusi : Sonor
Auskultasi : Bunyi nafas vesikular

e. Pemeriksaan Penunjang

Laboratorium

Pemeriksaan Hasi Satuan Nilai Normal


Albumin 4,01 N g/dl
APTT 35,1 N detik
Darah Lengkap
Basofil 0,6 N%
Batang 0,3 L%
Eosinofil 8,0 H%
Limfosit 21,7 L%
Monosit 9,9 H%
Neutrofil 59,8 N%
Segmen 59,5 N%
Darah Lengkap
Eritrosit 4,29 L 10 Ul
Hematokrit 36 L%
Hemoglobin 11,7 L g/dL
Hitung Tenis
Leukosit 7,880 N U/L
MCH 27,3 N pg/cell
MCHL 32,5 N%
MCV 83,9 N fL
MPV 9,3 L fL
RDW 14,7 H%
Trombosit 385.000 N /Ul
Globulin 2,08 L
Glukosa Sewaktu 104 N
HBSAG Non Reaktif N
Kalium 4,2 N
Klorida 104 N
Kreatinin Darah 0,92 N
Natrium 140 N
PT 11,1 N
SGDT 21 N
SGPT 24 N

USG

Kesan : Hepatomegaly dengan parankim homgen

Pembeseran prostat disertai klasifikasi prostat

Tak tampak kelainan lain pada lonogafi organ-oran intraabdomen diatas


lainnya.
f. Terapi

No. Nama Obat Dosis Indikasi Rute


1. Ceftriaxone 2x1 gr Antibiotik untuk mencegah IV
terjadinya infeksi
2. Ketorlac 2x1 ampul Analgetik untuk mengurangi IV
rasa nyeri pada pasien
3. Kalnek 3x500 mg Antifibrinolik untuk IV
menghentikan perdarahan
4. Ranitidine 2x1 ampul H2 bloker untuk mengurangi IV
rasa nyeri perut/lambung
5. Infus Nacl 0,9% 20 tpm Untuk memenuhi kebutuhan IV
cairan pasen.
ANALISA DATA

No. Data Fokus Etiologi Masalah


1. DS : Agen pencedera Kategori :
 Pasien mengatakan nyeri fisik (prosedur OP Psikologi
pada daerah post operasi. TURP) Subkategori :
 Pasien mengatakan nyeri Nyeri dan
pada daerah punggung Kenyamanan
(bekas anastesi) Kode : D.0077
P : Nyeri dirasakan Masalah : Nyeri
akibat operasi BPH Akut
TURP
Q : Nyeri terasa seperti
tertusuk-tusuk.
R : Daerah perut bagian
bawah.
S : 6 (0-10)
T : Intermitten

DO :
 Pasien tampak diam
menahan nyerinya.
 Pasien tampak gelisah.

2. DS : Peningkatan Kategori :
 Pasien mengatakan tekanan fisiologis
pengeluaran urin tidak intraabdomen Subkategor :
lancar. Eliminasi
 Pasien mengatakan Kode D.0046
frekuensi berkemih Masalah :
meningkat. Inkontinensia
DO : Stres
 Pasien BPH dengan post
TURP
3. DS : Kurang Kategori : perilaku
 Pasien menanyakan terpaparnya Subkategori :
penyakit apa yang ia informasi penyuluhan dan
derita pembelajaran
DO : Kode : D.0111
 Pasien tampak bingung Masalah : Defisit
dengan sakit yang pengetahuan
dideritanya. tentang
management
proses penyakit.

DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Nyeri akut b.d. agen pencedera fisik (prosedur OP TURP) d.d. pasien
menyatakan nyeri pada daerah luka post OP TURP, pasien tampak diam
menahan nyeri, pasien tampak gelisah.
2. Inkontinensia Stres b.d. peningkatan tekanan intraabdomen d.d. pasien
mengatakan pengeluaran urin tidak lancar, pasien mengatakan frekuensi
berkemih meningkat, pasien BPH dengan post TURP.
3. Defisit pengetahuan tentang management proses penyakit b.d. kurang
terpaparnya informasi (penyakit BPH) d.d. pasien menanyakan penyakit
apa yang dideritanya dan pasien tampak bingung dengan sakit yang
diderita.
INTERVENSI KEPERAWATAN

No.D Tujuan dan Kriteria Hasil Perencanaan Tindakan Para


x f
1. Setelah dilakukan intervensi Management Nyeri
keperawatan selama 3x7 jam I.08238
maka tingkat neri menurun Observasi
dengan kriteria hasil : - Identifikasi lokasi,
Meningkat Awa Akhi durasi, skala nyeri.
-Menurun l r - Identifikasifaktor
Keluhan 2 4 yang memperberat
Nyeri dan memperingan
Kesulitan 3 4 nyeri.
Tidur Terapeutik
- Berikan teknik
Memburuk Awa Akhi nonfarmakologis
-Membaik l r (teknik imajinasi
Fungsi 2 4 terbimbing)
Berkemih Edukasi
- Jelaskan staregi
meredakan nyeri
- Anjurkan teknik
nonfarmakologis
untuk mengurangi
nyeri
Kolaborasi
- Berikan algetik
2. Setelah dilakukan intervensi Dukungan Perawatan Diri
keperawatan selama 3x7 jam BAB/BAK
maka kontinensia urin I.11349
membaik dengan kriteria Observasi
hasil : - Identifikasi
Memburuk Awa Akhi kebiasaan
-Membaik l r BAB/BAK sesuai
Frekuensi 2 4 usia
berkemih Terapeutik
Sensasi 2 4 - Sediakan alat bantu
Berkemih (kateter)
Edukasi
- Anjurkan
BAB/BAK secara
rutin
3. Setelah dilakukan intervensi Edukasi Kesehatan
keperawatan selama 1x7 jam I.12383
maka tingkat pengetahuan Observasi
membaik dengan kriteria - Identifikasi
hasil : kesiapan dan
Meningkat Awa Akhi kempuan menerima
-Menurun l r informasi.

Pertanyaan 3 5 Terapeutik

tentang - Sediakan materi

masalah dan media Penkes

yang - Jadwalkan Penkes

dihadapi - Berikan
kesempatan
bertanya
Edukasi
- Jelaskan faktor
resiko yang
menbabkan
penyakit
- Ajarkan PHBS
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

No. Tanggal /
Tindakan Respon Paraf
Dx Jam
1. 30/2/2020
21.00 - Melakukan - Pasien mengatakan nyeri
pengkajian nyeri pada daerah post operasi
dan daerah punggung
(bekas anestesi).
P : Nyeri dirasakan akibat
operasi BPH TURP.
Q : Nyeri terasa seperti
tertusuk – tusuk.
R : Daerh perut bagian
bawah.
S : 6 (0-10)
T : Intermitten
21.20 - Menanyakan - Pasien mengataka sensasi
kepada pasien nyeri hebat akan sangat
aktivitas terasa jika pasien gerak
aapakah yang terlalu berlebihan, batuk
dapat dan mengejan.
menimbulkan
sensasi nyeri
yang hebat pada
luka post operasi
TURP.
- Menanyakan - Pasien mengatakan
kepada pasien nyamana akan tercipta
aktivitas apakah jika ia merilekskan
uang dapat tubuhnya dan berfikir
menimbulkan yang baik – baik
sensasi nyaman. (menghibur diri).
21.45 - Memberikan - Pasien mengatakan
analgetik nyaman setelah
Ketorolax 2x1 diberikan injeksi
amp analgetik yang dapat
Ranitidine 2x1 meredakan nyerinya.
amp
Kalnex 3x500
mg
05.00 - Menyediakan - Pasien terpasang DC
alat banti kateter sejak 04/02/2020.
- Pasien mengatakan risih
menggunakan kateter,
sempat ditarik – tarik
sendiri.
05.30 - Membuat - Pasien sempat
strategi pereda menalihkan fokusnya
nyeri dengan karena dirasa teknik
teknik non imajinasi merupakan hal
farmakologis yang aneh.
dengan cara
teknik imajinasi
terbimbing.
06.00 - Menanyakan - Pasien menjawab BAB
kepada pasien biasanya rutin pada pagi
kebiasaan hari, dan BAK 8-12x
BAB/BAK perhari.
06.10 - Memotivasi - Pasien mengatakan
dan kesulitan BAB karena
mengedukasi terbaring di kasur.
agar pasien
BAB dan BAK
secara rutin.
1. 06/02/20
Kamis
05.30 - Melakukan - Pasien mengatakan nyeri
pengkajian pada daerah setelah
nyeri operasi.
P : nyeri dirasakan akibat
operasi BPH TURP
Q : nyeri terasa seperti
ditusuk – tusuk.
R : daerah perut bagian
bawah
S : 5 (0-10)
T : intermitten
05.45 - Menanyakan - pasien mengatakan ketika
kepada pasien batuk dan mengejan terasa
apakah ketika nyeri namun sudah
batuk dan berkurang seperti
mengejan masih sebelumnya
menimbulkan
sensasi nyeri
09.30 - memberikan - pasien merasa nyaman
analgetik setelah diberikan injeksi
yang dapt meredakan
nyerinya.
- memonitor - pasien masih terlihat risih
atau memantau dengan adanya kateter
kateter dan urine pada alat genetaliannya.
bag.
- membuat - Pasien sudah mulai bisa
strategi pereda terfokuskan dengan
nyeri dengan instruksi si petugas.
teknik non
farmakologis
dengan cara
teknik imajinasi
terbimbing
- menanyakan - Pasien mengatakan
apakah pasien belum bisa BAB
sudah BAB semenjak MRS.
- memotivasi - Pasien mengatakan
dan masih kesulitan dalam
mengedukasi BAB.
agar pasien
BAB dan BAK
secara rutin.
07/02/2020
07.15 - Melakukan - Pasien mengatakan nyeri
pengkajian pada luka setelah operasi
nyeri. sudah mulai berkurang
P : nyeri dirasakan akibat
operasi BPH TURP
Q : nyeri terasa seperti
ditusuk – tusuk.
R : daerah perut bagian
bawah
S : 4 (0-10)
T : intermitten
07.30 - mengedukasi - pasien memahami
pasien jika nyeri dengan apa yang di
timbul maka sampaikan petugas.
lakukan teknik
non
farmakologis
yang sudah
diajarkan
petugas (teknik
imajinasi).
08.00 - menanyakan - pasien menjawab belum
kepada pasien BAB tetapi sudah
apakah sudah memiliki sensasi akan
BAB. BAB.
08.10 - menganjurkan - pasien mengatakan akan
pasien untuk mencoba mengembalikan
BAB dan BAK rutinitas BAB di pagi hari.
secara rutin.
09.30 - memberikan - pasien merasa nyaman
injeksi analgetik setelah diberikan injeksi
yang dapat meredakan
nyerinya.
12.00 - melakukan - pasien menerima
bladder training tindakan dan edukasi
(discharge mengenai bladder training.
planning)
EVALUASI KEPERAWATAN

No. Tanggal /
Catatan Perkembangan Paraf
Dx Jam
1. 05/02/2020 S:
P : Nyeri dirasakan akibat operasi BPH
TURP
Q : nyeri terasa seperti ditusuk - tusuk
R : daerah perut bagian bawah
S : 6 (0-10)
T : intermitten
O:
- Pasien tampak diam menahan nyeri.
- Pasien tampak gelisah
A:
Masalah belum teratasi
P:
Pertahankan dan lanjutkan intervensi.

2. 05/02/2020 S:
- Pasien mengatakan pengeluaran urin
tidak lancar dan tidak memancar.
- Pasien mengatakan frekuensi
berkemih meningkat.
O:
- Pasien BPH dengan post TURP.
A:
Masalah belum teratasi.
P:
Pertahankan dan lanjutkan intervensi.
1. 06/02/20 S:
P : Nyeri dirasakan akibat operasi BPH
TURP
Q : nyeri terasa seperti ditusuk - tusuk
R : daerah perut bagian bawah
S : 5 (0-10)
T : intermitten
O:
- Pasien masih terlihat terkadang diam
menahan nyeri yang dirasakan.
A:
Masalah teratasi sebagian
P:
Pertahankan dan lanjutkan intervensi.

2. 06/02/2020 S:
- Jumlah air kencing berkurang dari
hari sebelumnya (dari 800 ml  700
ml perhari)
O:
- Volume urun dalam urin bag mulai
berkurang.
A:
Masalah teratasi sebagian.
P:
Pertahankan dan lanjutkan intervensi.

1 07/02/20 S:-
P : nyeri dirasakan akibat operasi TURP
Q : nyeri dirasakan seperti tertusuk tusuk
R : daerah perut bagian bawah
S : 4 (1-10)
T : intermiten
O : pasien sudah terlihat nyaman dan rileks
A : masalah teratasi sebagian
P : lanjutkan intervensi !

2 07/02/20 S : pasien mengatakan jumlah air kencing


berkurang dari hari berikutnya
O : volume urin bag dari hari berikutnya
berkurang ( dari 700 ml-550 ml)
A : masalah teratasi sebagian
P : lanjutkan intervensi !
3 07/02/20 S : pasien sudah lebih mengerti tentang
penyakitnya setelah jelaskan oleh petugas
O : pasien tampak lebih bisa mengendalikan
diri
A : masalah teratasi sebagian
P : lanjutkan intervensi !

Anda mungkin juga menyukai