Di Susun Oleh :
1
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan berkat dan
karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan askep ini dengan judul Askep Pasien
Dengan Parkinson
Penulisan makalah ini adalah salah satu syarat untuk menyelesaikan tugas mata kuliah
Keperawatan Anak Program Studi D3-Keperawatan. Pada kesempatan ini penulis
mengucapkan terima kasih kepada pembimbing, Edy Siswantoro, S. Kep. Ns., M.Mkes.,
M.Kep. yang telah meluangkan waktunya dan memberikan banyak masukan dalam
penyusunan makalah ini sehingga penulis dapat menyelesaikan tepat pada waktunya.
Penulis menyadari bahwa penulisan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, baik
isi maupun susunan bahasanya, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik dari
pembaca sebagai koreksi dalam penulisan makalah selanjutnya. Semoga makalah ini
bermanfaat, akhir kata penulis mengucapkan terima kasih.
Penulis
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR…………………………………………………………………………2
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………………..3
BAB 1 PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
2.1 PENGERTIAN……………………………………………………………………
2.2 EPIDIMIOLOGI………………………………………………………………….
2.3 ETIOLOGI…………………………………………….………………………….
2.4 PATOFISIOLOGI………………………………………………………………..
2.5 PATHWAY………………………………………………………………………
2.6 KOMPLIKASI……………………………………………………………………
2.7 GEJALA KLINIK ……………………………………………………………….
2.8 PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK ………………………………………………
2.9 PENATALAKSANAAN…………………………………………………………
ASUHAN KEPERAWATAN
1. PENGKAJIAN……………………………………………………………………….
2. DIAGNOSA KEPERAWAATAN…………………………………………………..
3. INTERVENSI……..…………………………………………………………………
4. IMPLEMANTASI…………………………………………………………………..
5. TINDAKAN KEPERAWATAN……………………………………………………
6. EVALUASI KEPERAWATAN…………………………………………………….
3.1 KESIMPULAN…………………………………………………………………….
3.2 SARAN……………………………………………………………………………..
DAFTAR PUSTAKA
3
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1. Untuk memenuhi tugas mata kuliah Keperawata Medikal Bedah II (KMB II
4
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
Parkinson adalah suatu penyakit kronis yang diakibatkan oleh kelainan neurologis
progresif yang menyerang pusat otak yang bertanggung jawab terhadap kontrol dan
regulasi gerakan. Terjadi penipisan dopamin dalam substansi nigra dan korpus stratum
karena proses degenerasi. Kondisi ini megakibatkan gejala khas bradikinestesia
(melambatnya gerakan), tremor, dan rigiditas (kekakuan otot).
2.2 Epidemiologi
Penyakit parkinson lebih sering pada usia 60 tahun(Hickey, 1997). Perubahan
psikologis pada SSP mencakup hilangnya neuron berpigmen dan adanya badan Lewy
pada substansia nigra tanpa menyebab yang diketahui. Seiring dengan penyakit
memburuk, seluruh pergerakan semakin lamban, termasuk mengunyah, menelan dan
bicara dan pasien menjadi emobil. Diam atau emobilitas penuh akan terlihat paling
sering saat pasien mulai bergerak.
2.3 Etiologi
5
Diduga bahwa satu atau lebih macam zat neurotoksin berperan dalam proses
neurodegenerasi pada parkinson,n sebagai contoh dikemukakan kemampuan zat
MPTP (1-methyl-4phenyl-1,2,3,6-tetrahydropyridine) atau toksin sejenis MPTP
yang secara selektif toksik terhadap substansi nigra dan lokus seruleus dan
mencetus sindrom yang serupa dengan parkinson pada manusia.
2.4 Patofisiologi
Penyakit parkinson diakibatkan oleh pembusukan dopaminergik neurons di
dalam substansia nigra, bagian dari basal ganglia yang menhasilkan dan menyimpan
neurotransmitter dopamine. Substansi nigra memainkan suatu peran kritis di dalam
extrapyramidal sistem motor, yang mana bertanggung jawab untuk mengendalikan
postur dan koordinasi dan pergerakan volunter.
Basal ganglia menjadi anggota caudate nucleus, putamen, dan globus pallidus.
Di bawah ini adalah strukturdari nucleus yang Lebih kecil, termasuk, nucleus yang
subthlamic, nukleus merah, dan substansia nigra. Secara normal rangsangan basal
ganglia mengakibatkan perbaikan dari aktivitas motor volunter melalui keseimbangan
neurotransmitters acetylcolin dan dopamin.
Dopamine, yang mana diproduksi oleh substansia nigra, diteruskan kepada
putamen dan caudate nucleus dan mempunyai suatu efek yang bersifat mencegah
pergerakan. Acetylcholine, yang mana diproduksi sepanjang seluruh basal ganglia,
mempunyai suatu excitatory yang mempengaruhi pergerakan. Pembusukan substansia
nigra mengakibatkan ketidak seimbangan excitatory acetylcholin dan bersifat
mencegah dopamin. Penghabisan dopamin yang relatif itu mengakibatkan dominasi
oleh aktivitas cholinergic, menimbulkan karakteristik gejala kekakuan otot, tremor, dan
bradykinesia (melambatnya gerakan).
6
2.5 PATHWAY
Kelaianan sistem
Motorik
7
2.6 Komplikasi
Kelemahan gaya berjalan, keseimbangan dan sikap
Dysfungsi Autonomic
Dysarthria
Dysphagia
Dementia
Depression
8
untuk bangun dari kursi, sulit memulai berjalan, lamban mengenakan pakaian,
lambat mengambil suatu obyek. Ekspresi atau mimik muka berkurang (seolah
muka topeng). Bila berbicara gerak lidah dan bibir menjadi lambat. Gerak halus
sewaktu menulis atau mengerjakan benda-benda berukuran kecil menjadi sulit dan
menghilang.
Bradikinensia merupakan hasil dari gangguan integrasi pada impuls optik,
labirin, proprioseptik, dan impuls sensorik lainnya di ganglia basal, ini
mengakibatkan berubahnya aktivitas refleks yang mempengaruhi neuron motorik,
gamma dan alfa.
Migrografia
Bila tangan yang dominan yang terlibat, maka tulisan tangan secara gradual
menjadi kecil dan rapat.
Sikap parkinson
Bradikinensia mengakibatkan langkah menjadi kecil, yang khas pada penyakit
parkinson. Pada stadium yang lebih lanjut, sikap penderita dalam fleksi, kepala
difleksi ke dada, bahu membengkok ke depan, punggung melengkung ke depan,
dan lengan tidak melengkung bila berjalan.
Bicara
Rigiditas dan bradikinensia otot pernapasan, pita suara, otot faring, lidah dan
bibir mengakibatkan berbicara atau pengucapan kata-kata yang monoton dengan
volume kecil, yang khas pada penyakit parkinson.
Disfungsi autonom
Dapat terjadi disfungsi autonom karena berkurangnya secara progresif sel-sel
neuron di ganglia simpatis. Ini mengakibatkan keringat berlebihan, gangguan
spingter terutama inkontenesia dan hipotensi ortostatik.
Demensia
Penderita penyakit parkinson idiopatik banyak yang menunjukkan perubahan
status mental selama perjalanan penyakitnya. Disfungsi visuospasial merupakan
defisit kognitif yang sering dilaporkan pada penyakit parkinson. Gangguan mental
ini dapat pula disertai halusinasi visual atau auditoar dan waham.
9
Tidak ada test khusus untuk mendiagnosa penyakit Parkinson, Hasil diagnosa
didasarkan pada riwayat dan pemeriksaan fisik.
2.8 Penatalaksanaan
Tujuan utama perawatan medis adalah mengatasi gejala yang timbul dengan obat-
obatan. Beberapa penatalaksanaan yang sedang dilakukan adalah dengan
neurotransplantantion dari jaringan medula ginjal, tetapi langkah ini masih dalam tahap
persiapan untuk pengembangannya.
1. Management Umum
Therapi fisik : untuk memelihara hubungan mobilitas dan gaya berjalan yang
normal.
2. Therapi obat-obatan
Peraturan tentang therapi pharmachologic kompleks dan memerlukan
pengetahuan tentang itu dan pengalaman dari seorang dokter berkwalitas. Beberapa
jenis obat dapat mengurangi gejala penyakit parkinson; anticholenergics, obat anti
alergi, obat dopaminergic, dan dopamine agonists. Sebab efek samping dari
beberapa obat dapat membahayakan, Pemberian obat harus diatur dengan teliti.
10
Anticholinergics : (menghalangi efek acetylcholine di dalam CNS; berpengaruh
atas terjadinya tremor dan kekakuan otot tetapi sering efeknya sedikit di dalam
mengendalikan bradykinensia dan masalah keseimbangan); Trihexyphenidyl HCL
(artane); cycrimine (pagitine);procyklidine (kemadrin); hiperiden (Akineton);
Benztopine Mesyiate ( Cogentin).
11
ASUHAN KEPERAWATAN PARKINSON
KASUS
Pasien Tn x dating ke IGD rumah sakit Sari mutiara Medan dengan keluhan sulit
menelan,mengalami kekakuan dibagian kaki kanan & tangan kanan tidak bisa menggerakan
tangan kanan. Keadaan tersebut sudah dialami selama 1 minggu yang lalu. Pasien tampak
berkeringat, keluar air liur dan kaku berjalan. TD 130/80 mmHg. Hasil pemeriksaan
penunjang CT Scan : atropi kortikal difus.
1. Pengkajian
a) Anamnesis
Anamnesis pada parkinson meliputi identitas klien, keluhan utama, riwayat penyakit
sekarang, riwayat penyakit dahulu, dan pengkajian psikososial.
b. Meliputi nama, umur (lebih sering pada kelompok usia lanjut, pada usia 50-60 tahun),
jenis kelamin (lebih banyak pada laki-laki), pendidikan. Alamat, pekerjaan, agama,
suku bangsa, tanggal dan jam masuk RS, nomor register, dan diagnosa medis.
c. Keluhan Utama
Gangguan gerakan, kaku otot, tremor menyeluruh, kelemahan otot, dan hilangnya
refleks postural.
Klien mengeluhkan adanya tremor pada salah satu tangan dan lengan, kemudian ke
bagian yang lain, dan akhirnya bagian kepala, walaupun tremor ini tetap unilateral.
Adanya perubahan pada sensasi wajah, sikap tubuh, dan gaya berjalan. Adanya
keluhan rigiditas deserebrasi, berkeringat, kulit berminyak dan sering menderita
dermatitis seboroik, sulit menelan, konstipasi.
12
f. Riwayat penyakit keluarga
Menanyakan apakah ada anggota keluarga terdahulu yang menderita hipertensi dan
diabetes melitus.
g. Pengkajian psiko-sosio-spiritual
b) Pemeriksaan fisik
Keadaan umum
B1 (Breathing)
Auskultasi: ditemukan bunyi napas tambahan seperti napas berbunyi, stridor, ronkhi.
B2 (Blood)
Hipotensi postural.
B3 (Brain)
Perubahan pada gaya berjalan,tremor secara umum pada seluruh otot,dan kaku pada
seluruh gerakan.
Tingkat kesadaran
13
Pemeriksaan fungsi serebri
Status mental : penurunan status kognitif, penurunan persepsi, dan penurunan memori baik
jangka pendek dan memori jangka panjang.
Saraf V: Adanya keterbatasan otot wajah menyebabkan ekspresi wajah klien mengalami
penurunan,saat bicara wajah seperti topeng (sering mengedipkan mata)
Saraf VIII : Adanya tuli konduktif dan tuli persepsi yang berhubungan dengan proses
senilis dan penurunan aliran darah regional
Saraf XII: Lidah simetris, tidak ditemukan deviasi pada satu sisi dan tidak ada fasikulasi.
Sistem motorik
Inspeksi gaya berjalan,tremor dan kaku pada seluruh gerakan tonus otot, ditemukan
meningkat.
Sistem Sensorik
B4 (Bladder)
14
Penurunan refleks kandung kemih perifer dihubungkan dengan disfungsi kognitif dan
persepsi klien secara umum. Ketidakmampuan mengomunikasikan kebutuhan, dan
ketidakmampuan untuk menggunakan urinal karena kerusakan kontrol motorik dan
postural.
B5 (Bowel)
Penurunan nutrisi berkurang yang berhubungan dengan asupan nutrisi yang kurang karena
kelemahan fisik umum dan kesulitan dalam menelan,konstipasi karena penurunan
aktivitas.
B6 (Bone)
Adanya kesulitan untuk beraktivitas karena kelemahan, kelelahan otot, tremor dan kaku
pada seluruh gerakan memberikan risiko pada trauma fisik bila melakukan aktivitas
d. Gangguan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d tremor otot, regiditas,
bradikinesia dan kesulitan mengunyah dan menelan.
e. Koping individu tidak efektif berhubungan dengan depresi dan disfungsi karena
perkembangan penyakit
15
3. Intervesi Keperawatan
Kriteria hasil :
16
2. Resiko Cedera b.d tremor otot, regiditas, bradikinesia.
Data pendukung :
1) Pasien mengatakan kesulitan bergerak, tremor.
2) Tremor, ketidakseimbangan berjalan.
3) Kesulitan dalam pergerakan, kekakuan.
4) Ketidakmampuan dalam melakukan ADL.
5) Postural hipotensi.
Kriteria hasil :
N RencanaTindakan Rasional
o
1. Monitor fungsi motoric dan Menetapkan kemungkinan jatuh
keseimbangan berjalan
2. Bantu ambulasi sesuai kebutuhan Mencegah resiko jatuh
3. Berikan alat bantu tongkat, walkers, kursi Membantu melakukan pergerakan dan
roda sesuai kebutuhan mengurangi resiko jatuh
4. Jelaskan pada pasien untuk merubah Menghindari jatuh
posisi dengan pelan-pelan
5. Jelaskan pada pasien setelah bangun tidur Postural hipotensi kemungkinan terjadi
tidak langsung melakukan pergerakan sehingga dapat mengakibatkan pasien
jatuh
6. Gunakan kursi, kamar mandi yang ada Menghindari resiko jatuh
pegangannya
7. Penerangan yang cukup dan lantai tidak Mengurangi resiko jatuh
licin serta pemakaian alas kaki tidak licin
17
3. Gangguan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d tremor otot, regiditas,
bradikinesia dan kesulitan mengunyah dan menelan.
Data pendukung :
1) Pasien mengatakan kesulitan mengunyah dan menelan, mual, muntah
2) Makan tidak habis sesuai porsi
3) Kekakuan otot wajah
4) Berat badan menurun
5) Tanda-tanda anemia
6) Diet yang diberikan
Kriteria hasil :
18
4. Koping individu tidak efektif berhubungan dengan depresi dan disfungsi b.d
perkembangan penyakit
Data pendukung :
1) Adanya kesulitan dalam pergerakan, pemenuhan adl
2) Tidak nafsu makan
3) Sensitive
4) Kesulitan tidur
5) Apatis
6) Menarik diri
Kriteria hasil :
19
5. Defisit perawatan diri yang berhubungan dengan kelemahan neuromuscular,
menurunnnya kekuatan, kehilangan kontrol otot
Data pendukung
1) Pasien mengatakan kesulitan bergerak
2) Tremor
3) Kesulitan dalam pergerakan, kekakuan
4) Ketidakmampuan dalam melakukan adl
Kriteria hasil :
20
4. Implementasi Keperawatan
5. Evaluasi Keperawatan
21
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Dari makalah di atas dapat diambil kesimpulan bahwa Parkinson adalah suatu
penyakit kronis yang diakibatkan oleh kelainan neurologis progresif yang menyerang
pusat otak yang bertanggung jawab terhadap kontrol dan regulasi gerakan. Terjadi
penipisan dopamin dalam substansi nigra dan korpus stratum karena proses
degenerasi. Kondisi ini megakibatkan gejala khas bradikinestesia (melambatnya
gerakan), tremor, dan rigiditas (kekakuan otot).
3.2 SARAN
Kami sadar bahwa makalah ini jauh dari sempurna, hal ini karena keterbatasan
kemampuan dan pengetahuan kami oleh karena itu, kami sangat mengharapkan kritik
dan saran yang bersifat membangun daripara pembaca.Semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi kita.
22
DAFTAR PUSTAKA
Kemp Charles. 2010: Klien Sakit Sterminal Edisi 2. Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta.
Prince & Wilson Lorraine M. 2005: Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit
Edisi 6. Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta
Saputra Lindon. 2009: Kapita Salekta Kedokteran Klinik Edisi Terbaru. Binarupa Aksara
Brunner & Suddarth G. Bare. (1997). Buku Ajar keperawatan Medikal Bedah Vol.3, Edisi 8.
Jakarta : EGC
Dittmar T, Z̈änker KS. 2009. Stem Cell Biology in Health and Disease. Dordrecht: Springer
verlag.
23