OLEH :
1. Andi Pranata 18.01.0001
2. Daniel P. T. 18.01.0008
3. Islamnudin Afdol 18.01.0022
4. Koko Jumito 18.01.0027
a. Pengkajian
A ( Airway )
Adanya sumbatan/obstruksi jalan nafas oleh adanya penumpukan secret akibat kelemahan reflex
batuk.
B ( Breathing )
Kelemahan menelan / batuk / melindungi jalan nafas, timbulnya pernafasan yang sulit dan atau
tak teratur, suara nafas stridor
C ( Circulation )
Kekuatan : lemah
Sianosis (+)
D ( Disability )
- GCS = 10
- Luka : (+) lokasi daerah tibia kanan dan klavikula kanan
- Nyeri : (+) daerah tibia dan klavikula kanan. Jenis tajam skala 8 ( berat )
Keluhan utama : nyeri berat pada tibia kanan dan susah tidur
Q : tajam
b. Head to toe
C . Pemeriksaan Penunjang
- Klien menyatakan nyeri pada daerah tibia - Ekspresi wajah klien tampak meringis
- Klien menyatakan sebagian pemenuhan - Klien tampak lemah
sehari-hari dibantu - Pemenuhan kebutuhan klien sebagian
- Klien menyatakan keadaan kulit disekitar dibantu
tibia luka - Tampak terjadi kerusakan pada ribia
- Klien menyatakan sulit tidur - Klien tampak gelisah
Masalah
Data Analisa Data
Kep.
Korteks serebri
Nyeri
Deformitas
Gangguan fungsi
1. Nyeri b/d spasme otot, Nyeri dapat berkurang atau 1. Lakukan pendekatan pada klien dan 1. Hubungan yang baik membuat klien
pergeseran fragmen tulang hilang dengan kriteria hasil: keluarga. dan keluarga kooperatif.
- Nyeri hilang/berkurang 2. Kaji tingkat intensitas dan frekuensi 2. Tingkat intensitas nyeri dan
- Klien tampak tenang nyeri. frekuensi menunjukkan skala nyeri.
3. Jelaskan pada klien penyebab dari 3. Memberikan penjelasan akan
nyeri. menambah pengetahuan klien
tentang nyeri.
4. Observasi TTV 4. Untuk mengetahui perkembangan
klien.
5. Melakukan kolaborasi dengan tim 5. Merupakan tindakan dependent,
medis dalam pemberian analgesic. perawat dimana analgesic berfungsi
untuk memblok stimulasi nyeri.
2. Gangguan mobilitas fisik Klien mampu menunjukkan 1. Kaji kebutuhan akan pelayanan 1. Mengidentifikasi masalah,
b/d cedera jaringan sekitar tingkat mobilitas optimal kesehatan dan kebutuhan akan memudahkan intervensi.
fraktur. dengan kriteria : peralatan.
- Penampilan yang 2. Tentukan tingkat motivasi pasien 2. Mempengaruhi penilaian terhadap
seimbang. dalam melakukan aktivitas. kemampuan aktivitas apakah
- Melakukan pergerakan ketidakmampuan atau
dan perpindahan. ketidakmauan.
3. Ajarkan dan dukung pasien dalam 3. Mempertahankan/ meningkatkan
latihan ROM aktif dan pasif. kekuatan dan ketahanan otot.
4. Kolaborasi dengan tim terapi fisik 4. Sebagai suatu sumber untuk
atau okupasi. mengembangkan perencanaan dan
mempertahankan/ meningkatkan
mobilitas pasien.
3 Kerusakan integritas Mencapai penyembuhan luka 1. Kaji kulit dan identifikasi pada 1. Mengetahui sejauh mana
jaringan b/d bedah pada waktu yang sesuai tahap perkembangan luka perkembangan luka mempermudah
perbaikan. dengan kriteria : dalam melakukan tindakan yang
- Luka bersih tepat
- Tidak lembab dan tidak 2. Kaji lokasi,ukuran,warna,bau,serta 2. Mengidentifikasi tingkat keparahan
kotor jumlah dan tipe cairan luka luka akan mempermudah intervensi
- Tidak ada tanda-tanda 3. Pantau peningkatan suh tubuh 3. Suhu tubuh yang meningkat dapat
infeksi didentifikasikan sebagai adanya
- TTV dalam batas normal proses peradangan
4. Berikan perawatan luka dengan 4. Tehnik aseptik membantu
tehnik aseptik.Balut luka dengan mempercepat penyembuhan luka
kassa kering dan steril,gunakan dan mencegah terjadinya infeksi
polester kertas.
5. Kolaborasi pemberian antibiotik 5. Antibiotik berguna untuk mematikan
sesuai indikasi mikroorganisme pathogen pada
daerah yang bereisiko terjadi infeksi
.
4
Gangguan pola tidur b/d Klien dapat istirahat dengan 1. Kaji tingkat keamanan dan 1. Untuk mengetahui sejauh mana
nyeri kriteria : kebutuhan untuk tidur kebutuhan tidur klien sehingga dapat
- tidur/istirahat diantara dijadikan acuan untuk intervensi
gangguan selanjutnya
- melaporkan peningkatan 2. Jika berkemih sepanjang malam 2. Dapat mempengaruhi tahap tidur
rasa sehat dan merasa mengganggu,batasi masukan cairan REM
dapat istirahat waktu malam
3. Batasi masukan minuman yang 3. Dapat memperlambat pasien untuk
mengandung kafein tidur
2 21.45 Gangguan mobilitas fisik b/d cedera jaringan 1. Mengkaji kebutuhan akan pelayanan kesehatan dan
sekitar fraktur kebutuhan akan peralatan
H / berhasil
2. Menentukan tingkat motivasi pasien dalam melakukan
22.15 aktifitas
22.20 H / klien mampu melakukannya
3. Mengajarkan pasiendalam latihan ROM aktif dan pasiif
22.45 H / klien mampu mengikutinya
4. Pemberian terapi fisik dan
okupasi H/.
3 23.00 Kerusakan intugritas kulit b/d bedah 1. Mengkaji keadaan kuklit H/ Keadaan didaerah tibia masih
oerbaikan luka
23.10 2. Mengobservasi balutan luka H/ mengganti verban.
3. Merawat luka H/ luka di verban
23.11
4. Penatalaksanaan pemberian obat antibiotic H/ cefotaxime.
23.25
4 01.00 Gangguan pola tidur b/d nyeri 1. Mengkaji tingkat kelemahan dan kebutuhan untuk tidur H/
kebutuhan tidur klien berkurang .
05.00 2. Membatasi jum;ah dan panjang waktu tidur jika berlebihan.
H/ klien tidur dengan nyenyak.
00.50
3. Membatasi minum yang mengandung cafein. H/ klien dapat
00.55 tidur tanpa adanya gangguan.
4. Penatalaksanaan pemberian analgetik H/. Ativan 1x/oral
EVALUASI
A: Masalah teratasi
P: Pertahankan intervensi