Anda di halaman 1dari 10

ASUHAN KEPERAWATAN

PADA FRAKTUR TIBIA

OLEH :
1. Andi Pranata 18.01.0001
2. Daniel P. T. 18.01.0008
3. Islamnudin Afdol 18.01.0022
4. Koko Jumito 18.01.0027

AKADEMI KEPERAWATAN PANGKALPINANG


PANGKALPINANG
TAHUN 2020
ASUHAN KEPERAWATAN PADA FRAKTUR TIBIA

Nama   : Tn ‘I’                                           Diagnosa medik       : Fraktur tibia

Umur            : 28                                               No. RM                       : 19 7188

J. kelamin     : laki-laki                                       Tgl masuk                    : 28/09/2020

Agama          : Islam                                           Tgl pemeriksaan          : 28/09/2020

Pekerjaan      : Wiraswasta                                 Jam pemeriksaan         : 15.30.00 WIB

Alamat         : Jl. Sultan Depati Hamzah

1.      Survey primer

a.       Pengkajian

A ( Airway )

Adanya sumbatan/obstruksi jalan nafas oleh adanya penumpukan secret akibat kelemahan reflex
batuk.

B ( Breathing )

Kelemahan menelan / batuk / melindungi jalan nafas, timbulnya pernafasan yang sulit dan atau
tak teratur, suara nafas stridor

C ( Circulation )

Nadi            : teraba                             turgor  kulit : normal

TD           : 100/70 Akral           : hangat

Kekuatan    : lemah

Kulit dan membrane mukosa pucat

Sianosis (+)

D ( Disability )

-      GCS = 10

-      Pupil respon cahaya ( miosis )

-      Kekuatan otot 4


E ( Exposure )

-      Trauma  : (+)

-      Luka      : (+) lokasi daerah tibia kanan dan klavikula kanan

-      Nyeri    : (+) daerah tibia dan klavikula kanan. Jenis tajam skala 8 ( berat )

2.      Pengkajian sekunder

a. Alasan masuk RS : nyeri pada daerah tibia pada saat kecelakaan

Keluhan utama   :  nyeri berat pada tibia kanan dan susah tidur

P     :  jika bergerak

Q     :  tajam

R     :  pada daerah tibia fibula kanan

S     :  skala 8 ( berat )

T     :  5-10 menit

b. Head to toe

·         Kepala dan leher

- Rambut        : hitam


- Kulit kepala : bersih
- Wajah : Jejas
- Mata : Hematon Palpebra (Memar)
- Lidah : jatuh kebelakang
- Mulut : luka dan Terpasang OPA
- Leher           : terdapat lesi

·         Dada, paru-paru dan jantung

- Dada simetris kiri dan kanan


- Mammae : simetris kiri dan kanan

·       Abdomen dan pelvis

- Abdomen : tidak terdapat pembengkakan.

·         Ekstremitas atas

- Luka pada sendi bahu kanan (klavikula)


- Terpasang infuse pada tangan bagian kiri

·         Ekstremitas bawah


-      Luka pada daerah tibia sebelah kanan

-     Tidak dapat digerakkan

C . Pemeriksaan Penunjang

-    Foto rontgen

3. Analisa data dan Klasifikasi data

·   Klasifikasi Data

No Data Subjektif Data Objektif

- Klien menyatakan nyeri pada daerah tibia - Ekspresi wajah klien tampak meringis
- Klien menyatakan sebagian pemenuhan - Klien tampak lemah
sehari-hari dibantu - Pemenuhan kebutuhan klien sebagian
- Klien menyatakan keadaan kulit disekitar dibantu
tibia luka - Tampak terjadi kerusakan pada ribia
- Klien menyatakan sulit tidur - Klien tampak gelisah

·         Analisa Data

Masalah
      Data Analisa Data
Kep.

Ds:klien    mengatakan nyeri pada daerah tibia Nyeri


Trauma langsung
Do:Ekspresi wajah klien tampak meringis
Terputusnya kontinuitas
jaringan

Pergeseran fragmen tulang

Pelepasan mediator kimia


(bradikinin,histamin)

Ransangan reseptor medulla


spinalis

Korteks serebri

Nyeri

Ds:klien mengatakan sebagian pemenuhan Gangguan


kebutuhan sehari-hari ditanggung Fraktur mobilitas
Do:pemenuhan kebutuhan klien dibantu fisik
Diskontinuitas tulang

Perubahan jaringan sekitar

Pergeseran fragmen tulang

Deformitas

Gangguan fungsi

Gangguan mobilitas fisik

Ds:klien mengatakan keadaan kulit disekitar tibia Dekontinuitas tulang Kerusakan


luka intergritas
kulit
Do:tampak terjadi kerusakan jaringan pada tibia Perubahan jaringan sekitar

Laserasi kulit:putus vena


atau arteri

Kerusakan integritas kulit

DO  : -    Klien tampak   Lemah Menstimulasi pusat jaga Gangguan


Pola Tidur
-    Klien tampak gelisah.

DS  : -    Klien mengatakan sulit tidur. REM menurun

Gangguan Pola Tidur

4.  Diagnosa keperawatan

a. Nyeri berhubungan dengan spasme otot, penggeseran fragmen tulang.


b. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan cedera jaringan sekitar fraktur,
kerusakan rangka neuromuskuler.
c. Kerusakan integritas jaringan berhubungan dengan fraktur terbuka, bedah perbaikan.
d. Gangguan pola tidur berhubungan dengan nyeri.
·        5. Intervensi :

NO Diagnosa Keperawatan Tujuan Intervensi Rasional

1. Nyeri b/d spasme otot, Nyeri dapat berkurang atau 1. Lakukan pendekatan pada klien dan 1. Hubungan yang baik membuat klien
pergeseran fragmen tulang hilang dengan kriteria hasil: keluarga. dan keluarga kooperatif.
-      Nyeri hilang/berkurang 2. Kaji tingkat intensitas dan frekuensi 2. Tingkat intensitas nyeri dan
-      Klien tampak tenang nyeri. frekuensi menunjukkan skala nyeri.
3. Jelaskan pada klien penyebab dari 3. Memberikan penjelasan akan
nyeri. menambah pengetahuan klien
tentang nyeri.
4. Observasi TTV 4. Untuk mengetahui perkembangan
klien.
5. Melakukan kolaborasi dengan tim 5. Merupakan tindakan dependent,
medis dalam pemberian analgesic. perawat dimana analgesic berfungsi
untuk memblok stimulasi nyeri.

2. Gangguan mobilitas fisik Klien mampu menunjukkan 1. Kaji kebutuhan akan pelayanan 1. Mengidentifikasi masalah,
b/d cedera jaringan sekitar tingkat mobilitas optimal kesehatan dan kebutuhan akan memudahkan intervensi.
fraktur. dengan kriteria : peralatan.
- Penampilan yang 2. Tentukan tingkat motivasi pasien 2. Mempengaruhi penilaian terhadap
seimbang. dalam melakukan aktivitas. kemampuan aktivitas apakah
- Melakukan pergerakan ketidakmampuan atau
dan perpindahan. ketidakmauan.
3. Ajarkan dan dukung pasien dalam 3. Mempertahankan/ meningkatkan
latihan ROM aktif dan pasif. kekuatan dan ketahanan otot.
4. Kolaborasi dengan tim terapi fisik 4. Sebagai suatu sumber untuk
atau okupasi. mengembangkan perencanaan dan
mempertahankan/ meningkatkan
mobilitas pasien.
3 Kerusakan integritas Mencapai penyembuhan luka 1. Kaji kulit dan identifikasi pada 1. Mengetahui sejauh mana
jaringan b/d bedah pada waktu yang sesuai tahap perkembangan luka perkembangan luka mempermudah
perbaikan. dengan kriteria : dalam melakukan tindakan yang
- Luka bersih tepat
- Tidak lembab dan tidak 2.  Kaji  lokasi,ukuran,warna,bau,serta 2. Mengidentifikasi tingkat keparahan
kotor jumlah dan tipe cairan luka luka akan mempermudah intervensi
- Tidak ada tanda-tanda 3. Pantau peningkatan suh tubuh 3. Suhu tubuh yang meningkat dapat
infeksi didentifikasikan sebagai adanya
- TTV dalam batas normal proses peradangan
4. Berikan perawatan luka dengan 4. Tehnik aseptik membantu
tehnik aseptik.Balut luka dengan mempercepat penyembuhan luka
kassa kering dan steril,gunakan dan mencegah terjadinya infeksi
polester kertas.
5. Kolaborasi pemberian antibiotik 5. Antibiotik berguna untuk mematikan
sesuai indikasi mikroorganisme pathogen pada
daerah yang bereisiko terjadi infeksi

.
4
Gangguan pola tidur b/d Klien dapat istirahat dengan 1. Kaji tingkat keamanan dan 1. Untuk mengetahui sejauh mana
nyeri kriteria : kebutuhan untuk tidur   kebutuhan tidur klien sehingga dapat
- tidur/istirahat diantara dijadikan acuan untuk intervensi
gangguan selanjutnya
- melaporkan peningkatan 2. Jika berkemih sepanjang malam 2. Dapat mempengaruhi tahap tidur
rasa sehat dan merasa mengganggu,batasi masukan cairan REM
dapat istirahat waktu malam
3. Batasi masukan minuman yang 3. Dapat memperlambat pasien untuk
mengandung kafein tidur

4. Kolaborasi pemberian analgetik 4. Obat dapat meningkatkan


istirahat/tidur
6. IMPLEMENTASI DAN EVAALUASI (SOAP)

Hari/tgl/jam DIAGNOSA IMPLEMENTASI


NO.
Senin 28/09/2010 Nyeri b/d pergeseran fragmen tulang 1. Mengkaji  tingkat  nyeri  H / Skala 8 (berat)
1. 2. Menjelaskan pada klien penyebab dari nyeri  H / klien mengerti
21.20 3. Mengobservasi  TTV
TD = 100 / 70 mmHg

         N   = 80 x/m


21.27
         S    = 36 C

         N   = 20 x/m

4.      Pemberian analgetik


22.00
H / Ketorolac 1 amp / 8 jam

      Ranitidin 1 amp / 8 jam

2 21.45 Gangguan mobilitas fisik b/d cedera jaringan 1. Mengkaji kebutuhan akan pelayanan kesehatan dan
sekitar fraktur kebutuhan akan peralatan
H / berhasil
2. Menentukan tingkat motivasi pasien dalam melakukan
22.15 aktifitas
22.20 H / klien mampu melakukannya
3. Mengajarkan pasiendalam latihan  ROM aktif dan pasiif
22.45 H / klien mampu mengikutinya
4. Pemberian terapi fisik dan 

okupasi H/.
3 23.00 Kerusakan intugritas kulit b/d bedah 1. Mengkaji keadaan kuklit  H/ Keadaan didaerah tibia masih
oerbaikan luka
23.10 2. Mengobservasi balutan luka H/ mengganti verban.
3. Merawat luka H/ luka di verban
23.11
4. Penatalaksanaan pemberian obat antibiotic H/ cefotaxime.
23.25

4 01.00 Gangguan pola tidur b/d nyeri 1. Mengkaji tingkat kelemahan dan kebutuhan untuk tidur H/
kebutuhan tidur klien berkurang .
05.00 2. Membatasi jum;ah dan panjang waktu tidur jika berlebihan.
H/  klien tidur dengan nyenyak.
00.50
3. Membatasi minum yang mengandung cafein. H/ klien dapat
00.55 tidur tanpa adanya gangguan.
4. Penatalaksanaan pemberian analgetik H/. Ativan 1x/oral
EVALUASI

TGL/jam No EVALUASI (SOAP)

28/09/2020 1 S: Klien tampak masih nyeri pada daerah tibia

21.50 O: Ekspresi wajah tampak meringis

A:  Masalah belum teratasi

P: tunjukkan intervensi 1,2,3 dan 4.

22.50 2. S: Klien mengatakan pemenuhan kebutuhan sehari-hari

     masih dibantu.

O: Pemenuhan kebutuhan  klien sebagian dibantu.

A: Masalah belum teratasi

P: Lanjutkan intervensi 1,2,3 dan 4.

00.00 3. S: Klien mengatakan keadaan di sekitar tibia masih luka,.

O: Nampak luka pada daerah tibia.

A: Masalah belum teratasi.

P: Lanjutkan intervensi 1,2,3 dan 4.

05.13 4. S:  Klien mengatakan tidak sulit tidur lagi

O: Klien tampak segar

A: Masalah teratasi

P: Pertahankan intervensi

Anda mungkin juga menyukai