Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH

Keperawatan Medikal Bedah

DISUSUN OLEH
KELOMPOK 7:
1. SALSABILA PIRDAUSA
2. SELVANY
3. SERISTIANI
4. SHINTA
5. SUCI RAHAYU
6. SULASTRI SANICA
YAYASAN AKADEMI KEPERAWATAN PANGKALPINANG
TAHUN AJARAN 2019/2020
Pengkajian
Pengkajian pada klien dengan gangguan sistem perkemihan dengan melakukan anamnesa
keperawatan dan pemeriksaan fisik serta pemeriksaan diagnostik

Anamnesa Gangguan Sistem Perkemihan


Anamnesa pada klien dengan gangguan sistem perkemihan mencakaup tanda dan gejala
yang cenderung ke arah penyakit pada saluran kemih, yang meliputi:

1. Rasa Nyeri
Rasa nyeri akibat ginjal biasanya disebabkan oleh obstruksi dan distensi mendadak pada
kapsula ginjal. Nyeri ginjal dapat dirasakan sebagai rasa sakit yang tumpul pada sudut
kostovertebral (daerah yang terbentuk oleh selubung iga dan kolumna vertebralis) dan
rasa sakit ini dapat menjalar sampai ke umbilikus.
Kelainan ureter akan menibulkan rasa nyeri di daerah punggung dan menjalar kr
abdomen, paha bagian atas, testis/labium. Nyeri dibagian pinggang yang menjalar ke
abdomen bawah/epigastrium, dan sering disertai mual,muntah,serta ilius paralitik dapat
menunjukkan adanya kolik renal.
Nyeri kandung kemih dapat disebabkan oleh distensi yang berlebihan/imfeksi kandung
kemih. Sering dijumpai perasaan ingin berkemih,tenesmus (nyeri ketika mengejan), dan
disuria terminal (nyeri pada akhir berkemih).
Nyeri meatus uretra akan terjadi pada iritasi kandung kemih/uretra yang disebabkan oleh
infeksi (uretritis),trauma/adanya benda asing dalam saluran perkemihan bagian anterior
(depan)

2. Perubahan pada Eliminasi (pengeluaran) Urin


Eliminasi urin/mikturisi biasanya tanpa nyeri dengan frekuensi 5-6 kali sehari dan
kadang-kadang sekali pada malam hari. Rata-rata individu membentuk dan mengeluarkan
urin sebanyak 200-1.500 ml dalam waktu 24 jam.
Masalah umum yang menyertai eliminasi urin adalah keluhan sering berkemih, rasa
ingin berkemih, disuria, sulit berkemih,inkontinensia (tidak mampu menahan kemih),
poliuria (sering berkemih), oliguria (sedikit berkemiha) dan hematuria (air kemih
mengandung darah).
3. Gejala Gastrointestinal (saluran pencernaan)
Hubungan anatomis ginjal kanan dengan kolon, duodenum, kaput pankreas,hati dan
kandung empedu dapat menyebabkan gangguan gastrointestinal. Kedekatan ginjal kiri
dengan kolon,lambung,pankreas,dan limpa juga menimbulkan gejala intestinal. Gejala ini
mencakup mual,muntah,diare,gangguan rasa nyaman abdomen dan ilius paralitik.
4. Riwayat Keperawatan
Pengkajian riwayat keperawatan harus mencakup informasi yang berhubungan dengan
fungsi ginjal dan saluran perkemihan:
a. Keluhan utama klien/alasan utama mengapa datang ke rumah sakit/dokter/perawat
b. Adanya rasa nyeri:lokal,karakter,durasi,dan faktor yang memicunya
c. Riwayat infeksi saluran perkemihan:
1. Terapi dan perawatan di rumah sakit yang pernah dialami.
2. Adanya gejala panas/menggigil.
3. Riwayat penggunaan kateter/sistoskopi sebelumnya.
d. Gejala kelainan buang air kecil
1. Disuria: Nyeri pada saat akan berkemih,kapan keluhan ini terjadi.
2. Hesitansi: Nyeri selama dan sesudah berkemih.
3. Inkontinensia.
e. Riwayat salah satu keadaan berikut ini:
1. Hematuria,perubahan warna/volume urin
2. Nokturia (sering berkemih dimalam hari), kapan dimulainya.
3. Riwayat penyakit pada masa anak-anak seperti impetigo/sindrom nefrotik
4. Riwayat batu ginjal
5. Riwayat penyakit Diabetes mellitus,hipertensi,trauma abdomen,cedera medula
spinalis,/kelainan neurologi lain
f. Adanya/riwayat lesi pada genital/penyakit menular seksual
g. Riwayat penggunaan obat-obatan
h. Riwayat merokok
i. Riwayat penyalahgunaan obat/alkohol
Pemeriksaan Fisik pasien gangguan kebutuhan sistem perkemihan
Gangguan fungsi ginjal mempengaruhi semua sistem tubuh, sehingga di perlukan
pengkajian yang menyeluruh. Di samping itu, pengkajian tersebut secara spesifik
harus berfokus pada saluran perkemihan.
Teknik pemeriksaan pada klien dengan gangguan sistem perkemihan ;
1. Inspeksi
Inspeksi pada daerah muka dan ekstremitas, untuk menemukan gejala edema yang
menunjukkan retensi cairan.
2. Palpasi
Palpasi langsung dapat membantu menemukan ukuran dan mobilitas ginjal.
Teknik palpasi pada ginjal adalah sebagai berikut ;
a. Atur posisi klien terlentang atau supinasi, pemeriksa meletakkan salah satu
tangannya di belakang pinggang klien dengan jari-jari tangan yang tidak mengenai
iga bagian bawah.
b. Tangan yang lain (telapak tangan menghadap ke bawah) ditempatkan di sebelah
anterior (depan) ginjal dengan jari-jari tangan tepat di atas umbilikus.
c. Klien di minta untuk menarik napas dalam dan tangan pemeriksa yang ada di
sebelah anterior di tekan ke depan.
d. Rasakan bahwa tangan menyentuh kutub ginjal yang licin dan bulat di antara kedua
belah pihak tangan ; ginjal kanan sedikit lebih rendah di bandingkan yang kiri.
3. Lakukan palpasi dan tekanan pada daerah angulus kostovertebralis. Penyakit ginjal dapat
menimbulkan nyeri tekan pada daerah angulus kostovertebralis.
4. Auskultasi kuadran kanan atas abdomen untuk mendekteksi bruit(suara vesikuler yang
menunjukkan stenosis pembuluh arteri ginjal).
Lakukan pemeriksaan rektal pada klien laki-laki, untuk mengetahui adanya kelainan pada
prostate misalnya hyperplasia prostat

Pemeriksaan diagnostik pasien gangguan kebutuhan oksigen patofis sistem


perkemihan

1. Pemeriksaan laboratorium

A.Urinalisis
Pemeriksaan ini untuk mengetahui :
a.Warna dan kejernihan urin
b.Bau urin
c.Keasaman dan berat jenis urin
d.Protein glukosa dan keton dalam urin
e.Sedimen urin

B.Pemeriksaan sample urin


1)Pengumpulan urin 24 jam
Anjurkan klien untuk buang air kecil atau mengosongkan kandung kemih (seperti pukul
08:00 pagi), kemudian urin dibuang
Semua urin24 jam berikutnya dikumpulkan dan disimpan dalam wadah yang bersih
Setelah pengumpulan kemudian disimpan selama 24jam
2) Spesimen urin midstream (clean-chat midstream)
Pemeriksaan ini dilakukan untuk pemeriksaan bakteriologi. Teknik ini dilakukan dengan
cara mengambil urin di tengah-tengah pengeluaran urin disaat membuang air kecil dan
dilakukan dengan cara yang bersih

C. Pemeriksaan fungsi ginjal


Pemeriksaan fungsi ginjal yang umum dilakukan adalah:
a.Kemampuan pemekatan ginjal
b.Kriens kreatinin
c.Kreatinin serum
d.BUN (blood ureum nitrogen

A. Laju filtrasi glomeurus


Memberi informasi tentang jaringan ginjal yang masih berfungsi.
A.Tes kebersihan kreatinin
B.Kreatinin plasma dan nitrogen urea darah atau blood urea nitrogen
B. Tes fungsi tubulus
Fungsi tubulus adalah reabsorbsi selektif dari cairan tubulus dan sekresi kedalam lumen
tubulus dari zat yang beredar dalam kapiler-kapiler peritibuler ataupun dibentuk oleh sel-
sel tibulus
A. Tes esksresi PSP
Feniolsulfonftalein merupakan zat warna yang tidak beracun, yang terutama di buang
melalui proses sekresi ke tubulus proksimal.
B. Tes esksresi PAH
para-aminohipurat (PAH) adalah suatu zat yang difiltrasi oleh glomerulus dan diekskresi
oleh tubulus proksimal.
C. Tes Pemekatan dan Pengenceran
Pengukuran berat jenis urin sesudah pembatasan air merupakan cara pengukuran yang
sensitif untuk mengetahui kemampuan tubulus ginjal untyk mengasorbsi air dan
menghasilkan urin yang
D. Tes pengasaman urin

2. Pemeriksaan Radiologi
A. Pemeriksaan Ultrasound
USG menggunakan glombang suara yang dipancarkan kedalam tubuh untuk mendeteksi
abnormalitas.
B. Pemeriksaan dengan sinar-X (Radiologi)
-Kiddney,ureter,and blodder (KUB)
-Computed tenographi (CT) dan Magnetic resonance imaging (MRI)
-Urografi intravena ( Inteavenaus pleyogram atau IVP )

3. Pemeriksaan lainnya
-Pielografi rentrograd
-Infusion drip pyelografi
-Sistogram
-Sistourentogram
-Angiografirenal
-Pemeriksaan sistoskopi
-Endoskopi ginjal
-Biopsi ginjal
DAFTAR PUSTAKA
Toto Suharyanto dan Abdul Madjid, 2009. Asuhan Keperawatan Pada Klien dengan
Gangguan Sistem Perkemihan. CV Trans Info Media

Anda mungkin juga menyukai