Anda di halaman 1dari 7

SOP SISTEM PERKEMIHAN

DISUSUN OLEH

KELOMPOK 7:

1. SALSABILA PIRDAUSA

2. SELVANY

3. SERISTIANI

4. SUCI RAHAYU

5. SULASTRI SANICA

YAYASAN AKADEMI KEPERAWATAN PANGKALPINANG


TAHUN AJARAN 2019/2020
SOP SISTEM PERKEMIHAN

Pengertian Memeriksa keadaan pasien terhadap tanda-tanda dan gejala yang berhubungan
dengan perkemihan berkaitan dengan penyakit.
Tujuan 1. Untuk mengetahui status kesehatan klien.
2. Mengetahui masalah klien dan mengambil data dasar untuk menentukan
rencana tindakan keperawatan.
Alat dan 1. Stetoskop
Bahan 2. Sarung tangan

Prosedur TAHAP PRA INTERAKSI


1. Melakukan verifikasi program pengobatan klien
2. Mencuci tangan
3. Menempatkan alat didekat pasien

TAHAP ORIENTASI
1. Memberikan salam sebagai pendekatan terapeutik
2. Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan pada keluarga atau klien
3. Menanyakan kesiapan klien sebelum dilakukan

TAHAP KERJA
1. Mengatur posisi klien dengan tepat
2. Membebaskan daerah yang akan dilakukan pemeriksaan

Inspeksi :
1. Atur posisi yang tepat
2. Kaji daerah abdomen pada garis midklavikula kiri dan kanan atau
daerah costovetebralangle (CV A) atau lower edge rib cage
3. Perhatikan simetris atau tidak, apakah tampak adanya masa atau pulsasi
4. Di d a e ra h sub r ap i bi s a pa k ah t am p ak ad a n ya d i st en si

Auskultasi :
1. Siapkan stetoskop, hangatkan tangan dan bagian diafragma stetoskop
2. Tentukan bagian stetoskop yang akan digunakan
3. Letakkan bagian bell (sungkup) stetoskop didaerah epigastrik (aorta), arteri renalis
dan bagian arteri iliaka. Apakah ada bunyi desiran (Bruits)

Perkusi:
1. klien posisi terlentang, lakukan pengetukan pada daerah kandung kemih, daerah
supra pubis (penuh akan tedengar redup)
2. untuk perkusi ginjal, klien dalam keadaan terlungkup atau duduk
3. Perkusi ginjal dilakukan dari arah belakang, karena posisi ginjal berada di daerah
belakang
4. Letakkan tangan kiri diatas CV A dan lakukan perkusi diatass tangan kiri
dengan menggunakan kepalan tangan untuk mengevaluasi nyeri ginjal
Palpasi :
1. Hangatkan tangan sebelum palpasi
2. Lakukan palpasi kandung kemih pada daerah suprapubis. Laporkan hasil
3. Ginjal kiri : posisi pemeriksa ada disebelah kiri dan klien padaposisi
terlentang, pemeriksa meletakkan tangan kiri dibawah pinggan di daerah
CVA kiri, tangan kanan berada dibawah lengkung iga kiri padagaris
midklavikula
4. Instruksikan klien untuk menarik napas dan mengeluarkannya
5. Pada saat klien mengeluarkan napas, angkat bagian CVA kiri dengan tangan
kiri dan tangan kanan melakukan palpasi dalam
6. Bila ginjal teraba, rasakan kontur (bentuk) ukuran adanya nyeri tekan
7. Ginjal kanan : pemeriksaa dada bagian kanan klien
8. Tempatkan tangan kiri dibawah pinggang di daerah CVA kanan, tangan kanan berada
dibawah lengkung iga kanan
9. Lakukan manuver yang sama seperti pada p alpasi ginjalkiri

TAHAP TERMINASI
1. Lakukan evaluasi tindakan
2. Berpamitan dengan klien
3. Membereskan alat-alat
4. Mencuci tangan
5. Mencatat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan

1. PEMERIKSAAN PADA GINJAL


Ginjal terletak dalam rueng retroperitoneal pada kedua kuadran atas abdomen
secara anatomis lobus kedua ginjal menyentuh diafragma dan ginjal turun
sewaktu inhalasi ginjal kanan normal lebih mudah dipalpasi dari pada ginjal
kiri, karena ginjal kanan terletak lebih bawah dari pada ginjal kiri, hal ini
karena ginja kanan terdesak oleh hepar.

TEHNIK TEMUAN
Inspeksi
a. Pasien tidur terlentang pemeriksaan
disebelah kanan.
b. Kaji daerah abdomen pada garis c. Normal keadaan abdomen
mid klavikula kiri dan kanan atau simetris tidak tampak masa dan
daerah costovetebral angle (CVA) tidak ada pulsasi
atau lower edge of rib cage. Bila tampak masa dan pulsasi
c. Perhatikan simetris atau tidak kemungkinan ada polikistik,
tampak ada masa dan pulsasi hidroneprosis ataupun nefroma

Normal tidak terdengar bunyi


vaskuler aorta maupaun arteri
renalis bila ada bunyi desiran
kemungkinan, adanya RAS
(renalis arteri senisis)
nephrosclerotik
Bila tedengar bunyi desiran.
jangan melakukan palpasi cidera
Auskultasi pada suatu aneurisma dibawah
a. Dengan menggunakan stetoskop kulit dapat terjadi sebagai
kita dapat mendengar apakah ada akibatnya
bunyi desiran pada aorta dan arteri
renalis

b. Gunakan sisi bel stetoskop,


pemeriksa mendengarkan bunyi
desiran di daerah epigastrik di area
ini kita bisa mendengarkan bunyi Normal tidak menghasilkan nyeri
aorta. tekan bila ada nyeri tekan diduga
ada inflamasi akut
c. Dengar pula pada daerah kuadran
kiri dan kanan atas karena pada area
ini terdapat arteri renalis kiri dan
kanan.

Perkusi
Pasien dalam posisi terlungkup atau
posisi duduk perkusi dilakukan dari
arah belakang karena posisi ginjal
berada didaerah belakang. Letakan
tangan kiri diatas CVA dan lakukan
perkusi diatas tangan kiri dengan
menggunakan kepalan tangan untuk
mengevaluasi nyeri tekan ginjal.

Palpasi
a. Ginjal setinggi dibawah diaphragm
sehingga tersembunyi dibawah
lekung iga
b. Untuk ginjal kiri dilakukan
pemeriksa berada pada sisi kanan
pasien posisi terlentang. Pemeriksa
meletakan tangan kiri di bawah
pinggang di CVA kiri, tangan
kanan berada dibawah iga kiri pada Pada keadaan normal ginjal tidak
garis mid di bawah klavikula teraba, apabila ginjal teraba dan
c. Nitruksikan pasien menarik nafas mendasar dengan kenyal,
dalam dan mengeluarkan dengan kemungkinan adanya polikistik
lengkap maupaun hidroneposis.
d. Pada saat pasien menarik napas,
angkat bagian CVA kiri dengan ta, Bila dilakukan penekanan pasien
gan kiri dan tangan kanan mengeluh sakit, hal ini tanda
melakukan palpasi kanan dalam kemungkinan adanya
e. Bila ginjal teraba rasakan kontur perandangan
(bentuk), ukuran dan adanya nyeri
tekan.
f. Untuk ginjal kanan tempatkan
tangan kiri dibawah pinggang di
daerah CVA kanan, tangan kanan
berada dilenggkungan iga kanan
g. Lakukan maneuver yang sama
seperti pada palapasi ginjal kiri

2. PEMERIKSAAN URETER
Ureter tidak bisa dilakukan pemeriksaan di luar, harus digunakan diagnostik
lain seperti BNO,IVP, USG, CT Renal. cyloscopy tetapi keluhan pasien
dapat dijadikan petunjuk adannya masalah pada ureternya, seperti pasien
mengeluh sakit di daerah abdomen yang menjalar kebawah, hal ini yang
disebut dengan kolik dan biasanya behubungan dengan adanya distensi ureter
dan spasme ureter dan adanya obsrtuksi karena batu

3. PEMERIKSAAN KANDUNG KEMIH


TEHNIK TEMUAN
Inspeksi
a. Perhatikan bagian abdomen bagian Normalnya kandungan kemih
bawah, kandungan kemih adalah terletak dibwah simpisis pubis.
organ berongga yang mampuh tetapi setelah membesar organ ini
memebesar untuk mengumpulkan dapat dilihat distensi pada area supra
dan mengeluarkan urin yang dibuat pubis
ginjal
b. Didaerah supra pubis apakah
adanya distensi

Perkusi
Pasien dalam posisi terlentang, Bila kandungan kemih penuh maka
perkusi dilakukan mengetukan pada akan terdengar bunyi dullness/redup
daerah kandung kemih daerah supra
pubis

Palpasi Pada kondisi normal urin dapat


Lakukan palpasi kandungan kemih dikeluarkan secara lengkap dan
pada daerah supra pubis kandungan kemih tidak teraba. Bila
ada obstruksi dibawah ada produksi
urin normal maka urin tidak dapat
dikeluarkan pada kandung kemih
sehingga akan terkumpul pada
kandung kemih. Hal ini
mengakibatkan distensi kandungan
kemih yang bisa dipalapasi didaerah
supra pubis

4. PEMERIKSAAN URETRA DAN MEATUS URETRA


Urethra tidak bisa diperiksa dari luar perlu pemeriksan penunjang seperti
BNO, CYSTOCOPY, yang bisa diidentifikasi adalah urin yang keluar.

Karakteristik urin
a. Jumlah perhari
 Oliguria : 100-400cc/hari
 Anuri : Urin output sampai 100cc/hari
 Total Anuri : Urin output 0cc/hari
 Polyuria : Urin output lebih dari 1500cc/hari

b. Dysuria sakit pada saat mengeluarkan urin


c. Warna (merah,kuning)
d. Baunya
e. Pola buang air kecil yang mengalami perubahan
f. Kemampuan mengontrol buang aur kecil
 Urgency : tiba-tiba sangat mendesak ingin bak
 Hesistensy : kesulitan pada saat memulai dan mengakhiri bak
 Dribling : urin keluar secara menetes
 Incontinensia urin : urin keluar dengan sendirinya tidak biasa dikontrol
 Retensi urin
g. Nocturia bak pada malam hari

5. PEMERIKSAAN MEATUS URETRA


Peralatan yang digunakan ; sarung tangan
Inspeksi pada meatus urethra apakah ada kelainan sekitar labia. Untuk warna
apakah ada kelainan pada orifisiumuretrha pada laki-laki dan juga lihat cairan
yang keluar.

6. PEMERIKSAAN PROSTAT MELALUI ANUS


Pemeriksaan prostat untuk mengidentifikasi pembesaran kelenjar prostat bagi
pasien laki-laki yang mempunyai keluhan yang mengarah pada hypertrhepy
prostat.
Prostat merupakan kelenjar yang berkapsul yang beratnya kira-kira 20 gram
yang melingkari urethra pria dibawah leher kandung kemih akibat
pembesaran kelenjar prostat. Berdampak penyumbatan partial atau
sepenuhnya pada saluran kemih bagian bawah.
Peralatan yang digunakan:
 Selimut
 Sarung tangan steril
 Pelumas

TEHNIK TEMUAN
a. Bantu pasien mengatur posisi dorsal
rekumben atur paha berotasi keluar,
lutut fleksi dan tutuplah bagian tubuh
yang tidak diperiksa
b. Nampakan bagian pantat dan anjurkan
pasien untuk memusatka perhatian
c. Kenakan sarung tangan dan beri
pelumas pada jari telunjuk kemudian
perlahan-lahan masukan jari telunjuk
ke dalam anus dan rectum
d. Lakukan palapsi pada dinding anterior
untuk mengetahui kelenjar prostat

Normal kelenjar prostat dapat


teraba dengan diameter 4cm
dan tidak nyeri tekan

Anda mungkin juga menyukai