Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PENDAHULUAN PADA KLIEN “NY.

H”

DENGAN DIAGNOSA MEDIS

“NON HEMORAGIE STROKE (NHS)”

OLEH :

SRI INDRIANI

7116671523

Preseptor Akademik Preseptor Lahan

Ns. Puji Harjanto, S.Kep Ns. Farida Rachman, S.Kep

SEKOLAH TINGGI ILMU KEPERAWATAN (STIK)

FAMIKA MAKASSAR

TAHUN 2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah


memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada saya sehingga saya berhasil
menyelesaikan Laporan pendahuluan dan askep ini alhamdulillah tepat pada
waktunya yang berjudul “LAPORAN PENDAHULUAN NON HEMORAGIE
STROKE (NHS)”

Laporan ini berisikan tentang informasi Pengertian NHS atau yang


lebih khususnya membahas tentang etiologi ,Patofisiologi serta Asuhan
keperawatan NHS. Diharapkan Laporan ini dapat memberikan informasi
kepada kita semua.

Saya menyadari bahwa Laporan dan askep ini masih jauh dari
sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat
membangun selalu saya harapkan demi kesempurnaan Lp dan Askep ini.

Akhir kata, saya sampaikan. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai


segala usaha kita semua. Aamiin.

Takalar, 19 November 2019

Sri Indriani

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah


memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada saya sehingga saya berhasil
menyelesaikan Laporan pendahuluan dan askep ini alhamdulillah tepat pada
waktunya yang berjudul “LAPORAN PENDAHULUAN GLAUKOMA”

Laporan ini berisikan tentang informasi Pengertian Glaukoma atau


yang lebih khususnya membahas tentang etiologi ,Patofisiologi serta Resume
Glaukoma. Diharapkan Laporan ini dapat memberikan informasi kepada kita
semua.

Saya menyadari bahwa Laporan dan reasume ini masih jauh dari
sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat
membangun selalu saya harapkan demi kesempurnaan Lp ini.

Akhir kata, saya sampaikan. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai


segala usaha kita semua. Aamiin.

Takalar, 06 November 2019

Sri Indriani

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI
LAPORAN PENDAHULUAN

A. KONSEP DASAR MEDIS


1. Definisi
2. Etiologi
3. Patofisiologi
4. Manifestasi Klinik
5. Pemeriksaan Penunjang
6. Penatalaksanaan Medis
7. Kompilkasi
B. KONSEP DASAR KEPERAWATAN (FOKUS ASSESMENT)
1. Pengkajian/Pengumpulan data
2. Riwayat Keperawatan
3. Pemeriksaan fisik keperawatan
D. PATHWAY (PENYIMPANGAN KDM)
E. DIAGNOSA KEPERAWATAN
F. INTERVENSI KEPERAWATAN
DAFTAR PUSTAKA

LAPORAN PENDAHULUAN
NON HEMORAGIK STROKE (NHS)

A. KONSEP DASAR MEDIS


1. Definisi
Stroke adalah disfungsi neurologis akut yang disebabkan oleh
gangguan aliran darah yang timbul secara mendadak dengan tanda
dan gejala sesuai dengan daerah fokal pada otak yang terganggu
(WHO, 1989).
Cidera serebro vaskuler atau stroke meliputi awitan tiba-tiba
defisit neurologis karena insufisiensi suplai darah kesuatu bagian dari
otak. Insufisiensi suplai darah disebabkan oleh thrombus, biasanya
sekunder pada arteri sclerosis, terhadap embolisme barasal dari
tempat lain dalam tubuh atau terhadap perdarahan akibat rupfur
arteri (aneurisma). (Linda Juall Carpenito, 1995).
Stroke non hemoregik adalah sindroma klinis yang awalnya
timbul mendadak, progresi cepat berupa deficit neurologis fokal atau
global yang berlangsung 24 jam atau lebih atau langsung menimbul
kematian yang disebabkan oleh gangguan peredaran darah otak non
straumatik (Arif Mansjoer, 2000, hal- 17).
Stroke non hemoragik merupakan proses terjadinya iskemia
akibat emboli dan trombosis serebral biasanya terjadi setelah lama
beristirahat, baru bangun tidur atau di pagi hari dan tidak terjadi
perdarahan. Namun terjadi iskemia yang menimbulkan hipoksia dan
selanjutnya dapat timbul edema sekunder. (Arif Muttaqin, 2008, hlm.
130).
2. Etiologi
Berdasarkan Pendapat beberapa ahli stroke non hemoragik dapat
timbul akibat salah satu penyebab dibawah ini.

a. Trombosis cerebral
Thrombosit ini terjadi pada pembuluh darah yang mengalami
oklusi sehingga menyebabkan iskemi jaringan otak yang dapat
menimbulkan oedema dan kongesti disekitarnya.
Keadaan yang dapat menyebabkan thrombosit cerebral:
1) Atherosklerosis/arterioskerosi adalah mengerasnya pembuluh
darah serta berkurangnya ketentuan atau elastisitas pembuluh
darah
2) Hypercoagulasi pada polysitemia artinya Darah bertambah
kental, peningkatan viskositas hematokrit meningkat dapat
melambatkan aliran darah serebral
3) Arteritis (radang pada arteri)
b. Emboli
Emboli serebral merupakan penyumbatan pembuluh darah otak
oleh darah, lemak dan udara. Pada umumnya emboli berasal dari
thrombus di jantung yang terlepas dan menyumbat sistem arteri
serebral. Emboli tersebut berlangsung cepat dan gejala timbul
kurang dari 10-30 detik.
c. Haemortologi
Perdarahan intrakranial atau intra serebral termasuk perdarahan
dalam ruang sub arachnoid/kedalam jaringan otak sendiri. Ini
terjadi karena atherosklerosis dan hypertensi. Akibat pecahnya
pembuluh darah otak menyebabkan perembesan darah kedalam
parenkim otak yang dapat mengakibatkan penekanan, pengerasan
dan pemisahan jaringan otak yang berdekatan sehingga otak akan
membengkak, jaringan otak tertekan sehingga terjadi infark otak,
oedema dan mungkin hemiasi otak.
d. Hypoksia Umum
1) Hipertensi yang parah
2) CO turun akibat aritmia
e. Hypoksia setempat
1) Spasme arteri serebral yang disertai perdarahan sub aradinoid
2) Vasokontriksi arteri otak disertai sakit kepala migran.
3. Patofisiologi
Suplai darah ke otak dapat berubah pada gangguan fokal
(thrombus, emboli, perdarahan dan spasme vaskuler) atau oleh
karena gangguan umum (Hypoksia karena gangguan paru dan
jantung). Arterosklerosis sering/cenderung sebagai faktor penting
trhadap otak. Thrombus dapat berasal dari flak arterosklerotik atau
darah dapat beku pada area yang stenosis, dimana aliran darah akan
lambat atau terjadi turbulensi. Oklusi pada pembuluh darah serebral
oleh embolus menyebabkan oedema dan nekrosis diikuti thrombosis
dan hypertensi pembuluh darah. Perdarahan intraserebral yang
sangat luas akan menyebabkan kematian dibandingkan dari
keseluruhan penyakit cerebrovaskuler. Jika sirkulasi serebral
terhambat, dapat berkembang cerebral. Perubahan disebabkan oleh
anoksia serebral dapat revensibel untuk jangka waktu 4-6 menit.
Perubahan irreversible dapat anoksia lebih dari 10 menit. Anoksia
serebral dapat terjadi oleh karena gangguan yang bervariasi, salah
satunya cardiac arrest.

4. Manifestasi Klinik
Gejala - gejala stroke muncul akibat daerah tertentu tak berfungsi
yang disebabkan oleh terganggunya aliran darah ke tempat tersebut.
Gejala itu muncul bervariasi, bergantung bagian otak yang terganggu.
Gejala-gejala itu antara lain bersifat:
a. Sementara
Timbul hanya sebentar selama beberapa menit sampai beberapa
jam dan hilang sendiri dengan atau tanpa pengobatan. Hal ini
disebut Transient ischemic attack (TIA). Serangan bisa muncul lagi
dalam wujud sama, memperberat atau malah menetap.
b. Sementara,namun lebih dari 24 jam
Gejala timbul lebih dari 24 jam dan ini disebut reversible ischemic
neurologic defisit (RIND)
c. Gejala makin lama makin berat (progresif)
Hal ini desebabkan gangguan aliran darah makin lama makin berat
yang disebut progressing stroke atau stroke inevolution
d. Sudah menetap/permanen (Harsono,1996, hal 67)
Tanda dan gejala dari stroke menurut Baughman, C Diane.dkk
adalah sebagai berikut:
1) Kehilangan motorik
Disfungsi motorik paling umum adalah hemiplegia (paralisis
pada salah satu sisi) dan hemiparesis (kelemahan salah satu
sisi) dan disfagia
2) Kehilangan komunikasi
Disfungsi bahasa dan komunikasi adalah disatria (kesulitan
berbicara) atau afasia (kehilangan berbicara).
3) Gangguan persepsi
Meliputi disfungsi persepsi visual humanus, heminapsia atau
kehilangan penglihatan perifer dan diplopia, gangguan
hubungan visual, spesial dan kehilangan sensori.
4) Kerusakan fungsi kognitif parestesia (terjadi pada sisi yang
berlawanan).
5) Disfungsi kandung kemih meliputi: inkontinensiaurinarius
transier, inkontinensia urinarius peristen atau retensi urin
(mungkin simtomatik dari kerusakan otak bilateral),
Inkontinensia urinarius dan defekasiyang berlanjut (dapat
mencerminkan kerusakan neurologi ekstensif).
Tanda dan gejala yang muncul sangat tergantung dengan daerah
otak yang terkena:
1) Pengaruh terhadap status mental: tidak sadar, konfus, lupa
tubuh sebelah

2) Pengaruh secara fisik: paralise, disfagia, gangguan sentuhan


dan sensasi, gangguan penglihatan

3) Pengaruh terhadap komunikasi, bicara tidak jelas, kehilangan


bahasa.

5. Pemeriksaan Penunjang
a. CT Scan
Memperlihatkan adanya edema , hematoma, iskemia dan adanya
infark
b. Angiografi serebral
membantu menentukan penyebab stroke secara spesifik seperti
perdarahan atau obstruksi arteri
c. Pungsi Lumbal
1) menunjukan adanya tekanan normal
2) tekanan meningkat dan cairan yang mengandung darah
menunjukan adanya perdarahan
d. MRI : Menunjukan daerah yang mengalami infark, hemoragik.
e. EEG: Memperlihatkan daerah lesi yang spesifik
f. Ultrasonografi Dopler : Mengidentifikasi penyakit arteriovena
g. Sinar X Tengkorak : Menggambarkan perubahan kelenjar lempeng
pineal. (DoengesE, Marilynn,2000 hal 292)
6. Penatalaksanaan
Tujuan intervensi adalah berusaha menstabilkan tanda-tanda vital
dengan melakukan tindakan sebagai berikut:
a. Mempertahankan saluran nafas yang paten yaitu lakukan
pengisapan lendiryang sering, oksigenasi, kalau perlu lakukan
trakeostomi, membantu pernafasan.

b. Mengendalikan tekanan darah berdasarkan kondisi pasien,


termasuk untuk usaha memperbaiki hipotensi dan hipertensi.

c. Berusaha menentukan dan memperbaiki aritmia jantung.

d. Menempatkan pasien dalam posisi yang tepat, harus dilakukan


secepat mungkin pasien harus dirubah posisi tiap 2 jam dan
dilakukan latihan-latihan gerak pasif.
e. Mengendalikan hipertensi dan menurunkan TIK, Dengan
meninggikan kepala 15-30 menghindari flexi dan rotasi kepala
yang berlebihan.

- Pengobatan Konservatif

a. Vasodilator meningkatkan aliran darah serebral (ADS) secara


percobaan, tetapi maknanya: pada tubuh manusia belum dapat
dibuktikan.

b. Dapat diberikan histamin, aminophilin, asetazolamid, papaverin


intra arterial.

c. Anti agregasi thrombosis seperti aspirin digunakan untuk


menghambat reaksi pelepasan agregasi thrombosis yang terjadi
sesudah ulserasi alteroma.

d. Anti koagulan dapat diresepkan untuk mencegah terjadinya/


memberatnya trombosis atau emboli di tempat lain di sistem
kardiovaskuler.

- Pengobatan Pembedahan

Tujuan utama adalah memperbaiki aliran darah serebral :

a. Endosterektomi karotis membentuk kembali arteri karotis, yaitu


dengan membuka arteri karotis di leher.

b. Revaskularisasi terutama merupakan tindakan pembedahan dan


manfaatnya paling dirasakan oleh pasien TIA.

c. Evaluasi bekuan darah dilakukan pada stroke akut

d. Ugasi arteri karotis komunis di leher khususnya pada aneurisma


7. Komplikasi

Komplikasi Stroke Hemoragik meliputi (Smeltzer & Bare, 2001):

a. Hipoksia serebral

b. Penurunana darah serebral

c. Luasnya area cedera

B. KONSEP DASAR KEPERAWATAN (FOKUS ASSESMENT)


1. Pengkajian
a. Identitas klien
Meliputi nama, umur (kebanyakan terjadi pada usia tua), jenis
kelamin, pendidikan, alamat, pekerjaan, agama, suku bangsa,
tanggal dan jam MRS, nomor register, diagnose medis.
2. Riwatat Keperawatan
a. Keluhan utama
Biasanya didapatkan kelemahan anggota gerak sebelah badan,
bicara pelo, dan tidak dapat berkomunikasi.
b. Riwayat penyakit sekarang
Serangan stroke hemoragik seringkali berlangsung sangat
mendadak, pada saat klien sedang melakukan aktivitas. Biasanya
terjadi nyeri kepala, mual, muntah bahkan kejang sampai tidak
sadar, disamping gejala kelumpuhan separoh badan atau gangguan
fungsi otak yang lain.
c. Riwayat penyakit dahulu
Adanya riwayat hipertensi, diabetes militus, penyakit jantung,
anemia, riwayat trauma kepala, kontrasepsi oral yang lama,
penggunaan obat-obat anti koagulan, aspirin, vasodilator, obat-
obat adiktif, kegemukan.
d. Riwayat penyakit keluarga
Biasanya ada riwayat keluarga yang menderita hipertensi
ataupun diabetes militus.

3. Pemeriksaan fisik keperawatan


a. Pengkajian Primer
1) Airway
Adanya sumbatan/obstruksi jalan napas oleh adanya
penumpukan sekret akibat kelemahan reflek batuk

2) Breathing

Kelemahan menelan/ batuk/ melindungi jalan napas,


timbulnya pernapasan yang sulit dan / atau tak teratur, suara
nafas terdengar ronchi /aspirasi

3) Circulation

TD dapat normal atau meningkat , hipotensi terjadi pada


tahap lanjut, takikardi, bunyi jantung normal pada tahap dini,
disritmia, kulit dan membran mukosa pucat, dingin, sianosis
pada tahap lanjut

b. Pengkajian Sekunder
1) Aktivitas dan istirahat
- Data Subyektif:
a) kesulitan dalam beraktivitas ; kelemahan, kehilangan
sensasi atau paralysis.
b) Mudah lelah, kesulitan istirahat ( nyeri atau kejang otot )
- Data obyektif:

a) Perubahan tingkat kesadaran

b) Perubahan tonus otot ( flaksid atau spastic), paraliysis


(hemiplegia ) , kelemahan umum.

c) Gangguan penglihatan

2) Sirkulasi
- Data Subyektif:

a) Riwayat penyakit jantung ( penyakit katup jantung,


disritmia, gagal jantung , endokarditis bacterial ),
polisitemia.

- Data obyektif:

a) Hipertensi arterial

b) Disritmia, perubahan EKG

c) Pulsasi : kemungkinan bervariasi

d) Denyut karotis, femoral dan arteri iliaka atau aorta


abdominal

3) Integritas ego
- Data Subyektif:
a) Perasaan tidak berdaya, hilang harapan
- Data obyektif:

a) Emosi yang labil dan marah yang tidak tepat,


kesediahan, kegembiraan
b) Kesulitan berekspresi diri

4) Eliminasi
- Data Subyektif:

a) Inkontinensia, anuria

b) Distensi abdomen (kandung kemih sangat penuh), tidak


adanya suara usus( ileus paralitik )

5) Makan/ minum
- Data Subyektif:

a) Nafsu makan hilang

b) Nausea / vomitus menandakan adanya PTIK

c) Kehilangan sensasi lidah , pipi , tenggorokan, disfagia

d) Riwayat DM, Peningkatan lemak dalam darah

- Data obyektif:

a) Problem dalam mengunyah ( menurunnya reflek


palatum dan faring )

b) Obesitas ( factor resiko )

6) Sensori neural
- Data Subyektif:

a) Pusing / syncope (sebelum CVA / sementara selama


TIA)
b) Nyeri kepala : pada perdarahan intra serebral atau
perdarahan sub arachnoid.

c) Kelemahan, kesemutan/kebas, sisi yang terkena terlihat


seperti lumpuh/mati

d) Penglihatan berkurang

e) Sentuhan : kehilangan sensor pada sisi kolateral pada


ekstremitas dan pada muka ipsilateral ( sisi yang sama )

f) Gangguan rasa pengecapan dan penciuman

- Data obyektif:

a) Status mental ; koma biasanya menandai stadium


perdarahan , gangguan tingkah laku (seperti: letergi,
apatis, menyerang) dan gangguan fungsi kognitif

b) Ekstremitas : kelemahan / paraliysis ( kontralateral pada


semua jenis stroke, genggaman tangan tidak imbang,
berkurangnya reflek tendon dalam ( kontralateral )

c) Wajah: paralisis / parese ( ipsilateral )

d) Afasia ( kerusakan atau kehilangan fungsi bahasa,


kemungkinan ekspresif/ kesulitan berkata kata,
reseptif /kesulitan berkata kata komprehensif, global /
kombinasi dari keduanya.

e) Kehilangan kemampuan mengenal atau melihat,


pendengaran, stimuli taktil
f) Apraksia : kehilangan kemampuan menggunakan
motoric

g) Reaksi dan ukuran pupil : tidak sama dilatasi dan tak


bereaksi pada sisi ipsi lateral

h) Nyeri / kenyamanan

- Data Subyektif:

a) Sakit kepala yang bervariasi intensitasnya

- Data obyektif:

a) Tingkah laku yang tidak stabil, gelisah, ketegangan otot

7) Respirasi
- Data Subyektif:
a) Perokok ( factor resiko )
8) Keamanan
- Data obyektif:
a) Motorik/sensorik : masalah dengan penglihatan
b) Perubahan persepsi terhadap tubuh, kesulitan untuk
melihat objek, hilang kewasadaan terhadap bagian
tubuh yang sakit
c) Tidak mampu mengenali objek, warna, kata, dan wajah
yang pernah dikenali
d) Gangguan berespon terhadap panas, dan
dingin/gangguan regulasi suhu tubuh
e) Gangguan dalam memutuskan, perhatian sedikit
terhadap keamanan, berkurang kesadaran diri
9) Interaksi social
- Data obyektif:
a) Problem berbicara, ketidakmampuan berkomunikasi
(Doenges E, Marilynn,2000 hal 292)

C. PATHWAY (PENYIMPANGAN KDM)


D. Diagnosa Keperawatan
1. Hipertermi berhubungan dengan proses penyakit
2. Perubahan perfusi jaringan serebral b.d terputusnya aliran darah :
penyakit oklusi, perdarahan, spasme pembuluh darah serebral, edema
serebral
3. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan penurunan kendali otot
(hemifarese)
4. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang informasi
Daftar Pustaka

Long C, Barbara, Perawatan Medikal Bedah, Jilid 2, Bandung, Yayasan Ikatan


Alumni Pendidikan Keperawatan Pajajaran, 1996

Tuti Pahria, dkk, Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Ganguan Sistem
Persyarafan, Jakarta, EGC, 1993

Pusat pendidikan Tenaga Kesehatan Departemen Kesehatan, Asuhan


Keperawatan Klien Dengan Gangguan Sistem Persarafan , Jakarta,
Depkes, 1996

Smeltzer C. Suzanne, Brunner & Suddarth, Buku Ajar Keperawatan Medikal


Bedah, Jakarta, EGC ,2002

Marilynn E, Doengoes, 2000, Rencana Asuhan Keperawatan, Edisi 3, Jakarta,


EGC, 2000

Harsono, Buku Ajar : Neurologi Klinis,Yogyakarta, Gajah Mada university


press, 1996.

Anda mungkin juga menyukai