H”
OLEH :
SRI INDRIANI
7116671523
FAMIKA MAKASSAR
TAHUN 2019
KATA PENGANTAR
Saya menyadari bahwa Laporan dan askep ini masih jauh dari
sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat
membangun selalu saya harapkan demi kesempurnaan Lp dan Askep ini.
Sri Indriani
KATA PENGANTAR
Saya menyadari bahwa Laporan dan reasume ini masih jauh dari
sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat
membangun selalu saya harapkan demi kesempurnaan Lp ini.
Sri Indriani
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
LAPORAN PENDAHULUAN
LAPORAN PENDAHULUAN
NON HEMORAGIK STROKE (NHS)
a. Trombosis cerebral
Thrombosit ini terjadi pada pembuluh darah yang mengalami
oklusi sehingga menyebabkan iskemi jaringan otak yang dapat
menimbulkan oedema dan kongesti disekitarnya.
Keadaan yang dapat menyebabkan thrombosit cerebral:
1) Atherosklerosis/arterioskerosi adalah mengerasnya pembuluh
darah serta berkurangnya ketentuan atau elastisitas pembuluh
darah
2) Hypercoagulasi pada polysitemia artinya Darah bertambah
kental, peningkatan viskositas hematokrit meningkat dapat
melambatkan aliran darah serebral
3) Arteritis (radang pada arteri)
b. Emboli
Emboli serebral merupakan penyumbatan pembuluh darah otak
oleh darah, lemak dan udara. Pada umumnya emboli berasal dari
thrombus di jantung yang terlepas dan menyumbat sistem arteri
serebral. Emboli tersebut berlangsung cepat dan gejala timbul
kurang dari 10-30 detik.
c. Haemortologi
Perdarahan intrakranial atau intra serebral termasuk perdarahan
dalam ruang sub arachnoid/kedalam jaringan otak sendiri. Ini
terjadi karena atherosklerosis dan hypertensi. Akibat pecahnya
pembuluh darah otak menyebabkan perembesan darah kedalam
parenkim otak yang dapat mengakibatkan penekanan, pengerasan
dan pemisahan jaringan otak yang berdekatan sehingga otak akan
membengkak, jaringan otak tertekan sehingga terjadi infark otak,
oedema dan mungkin hemiasi otak.
d. Hypoksia Umum
1) Hipertensi yang parah
2) CO turun akibat aritmia
e. Hypoksia setempat
1) Spasme arteri serebral yang disertai perdarahan sub aradinoid
2) Vasokontriksi arteri otak disertai sakit kepala migran.
3. Patofisiologi
Suplai darah ke otak dapat berubah pada gangguan fokal
(thrombus, emboli, perdarahan dan spasme vaskuler) atau oleh
karena gangguan umum (Hypoksia karena gangguan paru dan
jantung). Arterosklerosis sering/cenderung sebagai faktor penting
trhadap otak. Thrombus dapat berasal dari flak arterosklerotik atau
darah dapat beku pada area yang stenosis, dimana aliran darah akan
lambat atau terjadi turbulensi. Oklusi pada pembuluh darah serebral
oleh embolus menyebabkan oedema dan nekrosis diikuti thrombosis
dan hypertensi pembuluh darah. Perdarahan intraserebral yang
sangat luas akan menyebabkan kematian dibandingkan dari
keseluruhan penyakit cerebrovaskuler. Jika sirkulasi serebral
terhambat, dapat berkembang cerebral. Perubahan disebabkan oleh
anoksia serebral dapat revensibel untuk jangka waktu 4-6 menit.
Perubahan irreversible dapat anoksia lebih dari 10 menit. Anoksia
serebral dapat terjadi oleh karena gangguan yang bervariasi, salah
satunya cardiac arrest.
4. Manifestasi Klinik
Gejala - gejala stroke muncul akibat daerah tertentu tak berfungsi
yang disebabkan oleh terganggunya aliran darah ke tempat tersebut.
Gejala itu muncul bervariasi, bergantung bagian otak yang terganggu.
Gejala-gejala itu antara lain bersifat:
a. Sementara
Timbul hanya sebentar selama beberapa menit sampai beberapa
jam dan hilang sendiri dengan atau tanpa pengobatan. Hal ini
disebut Transient ischemic attack (TIA). Serangan bisa muncul lagi
dalam wujud sama, memperberat atau malah menetap.
b. Sementara,namun lebih dari 24 jam
Gejala timbul lebih dari 24 jam dan ini disebut reversible ischemic
neurologic defisit (RIND)
c. Gejala makin lama makin berat (progresif)
Hal ini desebabkan gangguan aliran darah makin lama makin berat
yang disebut progressing stroke atau stroke inevolution
d. Sudah menetap/permanen (Harsono,1996, hal 67)
Tanda dan gejala dari stroke menurut Baughman, C Diane.dkk
adalah sebagai berikut:
1) Kehilangan motorik
Disfungsi motorik paling umum adalah hemiplegia (paralisis
pada salah satu sisi) dan hemiparesis (kelemahan salah satu
sisi) dan disfagia
2) Kehilangan komunikasi
Disfungsi bahasa dan komunikasi adalah disatria (kesulitan
berbicara) atau afasia (kehilangan berbicara).
3) Gangguan persepsi
Meliputi disfungsi persepsi visual humanus, heminapsia atau
kehilangan penglihatan perifer dan diplopia, gangguan
hubungan visual, spesial dan kehilangan sensori.
4) Kerusakan fungsi kognitif parestesia (terjadi pada sisi yang
berlawanan).
5) Disfungsi kandung kemih meliputi: inkontinensiaurinarius
transier, inkontinensia urinarius peristen atau retensi urin
(mungkin simtomatik dari kerusakan otak bilateral),
Inkontinensia urinarius dan defekasiyang berlanjut (dapat
mencerminkan kerusakan neurologi ekstensif).
Tanda dan gejala yang muncul sangat tergantung dengan daerah
otak yang terkena:
1) Pengaruh terhadap status mental: tidak sadar, konfus, lupa
tubuh sebelah
5. Pemeriksaan Penunjang
a. CT Scan
Memperlihatkan adanya edema , hematoma, iskemia dan adanya
infark
b. Angiografi serebral
membantu menentukan penyebab stroke secara spesifik seperti
perdarahan atau obstruksi arteri
c. Pungsi Lumbal
1) menunjukan adanya tekanan normal
2) tekanan meningkat dan cairan yang mengandung darah
menunjukan adanya perdarahan
d. MRI : Menunjukan daerah yang mengalami infark, hemoragik.
e. EEG: Memperlihatkan daerah lesi yang spesifik
f. Ultrasonografi Dopler : Mengidentifikasi penyakit arteriovena
g. Sinar X Tengkorak : Menggambarkan perubahan kelenjar lempeng
pineal. (DoengesE, Marilynn,2000 hal 292)
6. Penatalaksanaan
Tujuan intervensi adalah berusaha menstabilkan tanda-tanda vital
dengan melakukan tindakan sebagai berikut:
a. Mempertahankan saluran nafas yang paten yaitu lakukan
pengisapan lendiryang sering, oksigenasi, kalau perlu lakukan
trakeostomi, membantu pernafasan.
- Pengobatan Konservatif
- Pengobatan Pembedahan
a. Hipoksia serebral
2) Breathing
3) Circulation
b. Pengkajian Sekunder
1) Aktivitas dan istirahat
- Data Subyektif:
a) kesulitan dalam beraktivitas ; kelemahan, kehilangan
sensasi atau paralysis.
b) Mudah lelah, kesulitan istirahat ( nyeri atau kejang otot )
- Data obyektif:
c) Gangguan penglihatan
2) Sirkulasi
- Data Subyektif:
- Data obyektif:
a) Hipertensi arterial
3) Integritas ego
- Data Subyektif:
a) Perasaan tidak berdaya, hilang harapan
- Data obyektif:
4) Eliminasi
- Data Subyektif:
a) Inkontinensia, anuria
5) Makan/ minum
- Data Subyektif:
- Data obyektif:
6) Sensori neural
- Data Subyektif:
d) Penglihatan berkurang
- Data obyektif:
h) Nyeri / kenyamanan
- Data Subyektif:
- Data obyektif:
7) Respirasi
- Data Subyektif:
a) Perokok ( factor resiko )
8) Keamanan
- Data obyektif:
a) Motorik/sensorik : masalah dengan penglihatan
b) Perubahan persepsi terhadap tubuh, kesulitan untuk
melihat objek, hilang kewasadaan terhadap bagian
tubuh yang sakit
c) Tidak mampu mengenali objek, warna, kata, dan wajah
yang pernah dikenali
d) Gangguan berespon terhadap panas, dan
dingin/gangguan regulasi suhu tubuh
e) Gangguan dalam memutuskan, perhatian sedikit
terhadap keamanan, berkurang kesadaran diri
9) Interaksi social
- Data obyektif:
a) Problem berbicara, ketidakmampuan berkomunikasi
(Doenges E, Marilynn,2000 hal 292)
Tuti Pahria, dkk, Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Ganguan Sistem
Persyarafan, Jakarta, EGC, 1993