Anda di halaman 1dari 23

HIPEREMESIS GRAVIDARIUM

A. Latar Belakang

Menurut Runiari (2010), dalam Trujillo & Harvey, et al., (2005) menyatakan
Hiperemesis gravidarum tidak hanya mengancam kehidupan wanita, namun juga
dapat menyebabkan efek samping pada janin seperti abortus, berat bayi lahir
rendah, kelahiran premature, serta malformasi pada bayi baru lahir .
hiperemesis gravidarum memberikan dampak secara epsikologis, sosial, dan spiritual.
Secara epsikologis hiperemesis gravidarum dapat menimbulkan dampak kecemasan,
rasa bersalah dan marah jika gejala mual dan muntah semakin memberat. Selain itu
dapat terjadi konflik antara ketergantungan terhadap pasangan dan kehilangan
control jika wanita sampai berhenti bekerja Oleh karena itu, peneliti merasa tertarik
untuk melakukan penelitian pada kasus hiperemesis gravidarum, untuk mengetahui
bagaimana asuhan keperawatan pada klien hiperemesis gravidarum dengan
kekurangan volume cairan.
RUMUSAN MASALAH

Bagaimanakah asuhan keperawatan pada klien Hiperemesis Gravidarum


dengan kekurangan volume cairan di RS UMUM DEPATI HAMZAH ?
C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum Untuk mendapatkan gambaran


tentang pelaksanaan Asuhan Keperawatan
Hiperemesis Gravidarum.

2. Tujuan Khusus Tujuan khusus yang akan dicapai dalam


penulisan Karya Tulis Ilmiah ini untuk mendapatkan gambaran
dalam :

a. Melaksanakan pengkajian, dan analisa data keperawatan


b. Menegakkan diagnosa keperawatan
c. Melaksanakan rencana asuhan keperawatan
d. Melaksanakan evaluasi hasil asuhan keperawatan
BAB II

Pengertian
Hiperemesis gravidarum adalah mual dan muntah yang lebih dari 10 kali
dalam 24 jam atau setiap saat pada wanita hamil sampai mengganggu
pekerjaan sehari-hari karena keadaan umumnya menjadi buruk dan dapat
terjadi dehidrasi. (Amin & Hardhi, 2015) Menurut Runiari (2010), dalam
Micheline & Verberg et al., (2005) menyatakan Mual dan muntah yang ringan
umum dan normal terjadi di awal kehamilan, bila terjadi berlebihan maka
dapat menimbulkan efek patologis seperti hiperemesis gravidarum. Menurut
Runiari (2010), dalam Paauw, et al., (2005) menyatakan Hiperemesis
gravidarum adalah mual dan muntah berlebihan yang terjadi pada wanita
hamil sehingga menyebabkan terjadinya ketidakseimbangan kadar elektrolit,
penurunan berat badan (lebih dari 5% berat badan awal), dehidrasi, ketosis,
dan kekurangan nutrisi .
ETIOLOGI

Menurut Amin & Hardhi (2015), dalam Amru sofian (2012),


menyatakan :
1) Sering terjadi pada primigravida, mola hidatidosa, diabetes dan
kehamilan ganda akibat peningkatan kadar HCG.
2) Faktor organik, karena masuknya vili khoriales dalam sirkulasi
maternal dan perubahan metabolic
3) Faktor psikologik: kerekatan rumah tangga, kehilangan
pekerjaan, rasa takut terhadap kehamilan dan persalinan, takut
memikul tanggung jawab, dll.
4) Faktor endokrin lainnya : hipertiroid, diabetes dll. 16 Menurut Zuyina
& Siti (2013) dalam Mansjoer (2005), menyatakan penyebab hyperemesis
gravidarum
PATOFISIOLOGI
Menurut Mitayani (2012), menyatakan Secara fisiologis rasa mual terjadi akibat kadar
ekstrogen yang meningkat dalam darah 17 sehingga mempengaruhi sistem pencernaan,
tetapi mual dan muntah yang terjadi terus menerus dapat mengakibatkan dehidrasi,
hiponatremia, hipokloremia, serta penurunan klorida urin yang selanjutnya menyebabkan
hemokonsentrasi yang mengurangi perfusi darah ke jaringan dan menyebabkan
tertimbunnya zat toksik. Pemakaian cadangan karbohidrat dan lemak menyebabkan
oksidasi lemak tidak sempurna, sehingga terjadi ketosis. Hipokalemia akibat muntah dan
ekskresi yang berlebihan selanjutnya menambah frekuensi muntah dan merusak hepar.
Selaput lendir esofagus dan lambung dapat robek (sindrom Mallory-Weiss), sehingga
terjadi perdarahan gastrointestinal. Menurut Zuyina & Siti (2013) dalam Mansjoer (2005),
menyatakan perasaan mual akibat kadar ekstrogen meningkat.
1) Mual dan muntah terus-menerus dapat menyebabkan dehidrasi
2) Penurunan klorida urin
3) Terjadi hemokonsentrasi yang mengurangi perfusi darah ke jaringan dan menyebabkan
tertimbunnya zat toksik.
4) Pemakaian cadangan karbohidrat dan lemak menyebabkan oksidasi lemak tidak
sempurna sehingga menyebabkan terjadinya ketosis.
5) Hipokalemia akibat muntah dan ekskresi yang berlebihan selanjutnya menambah
frekuensi muntah dan merusak hepar.
MANIFESTASI KLINIK
Menurut Amin & Hardhi (2015), dalam Amru sofian (2012), menyatakan ringannya gejala
dapat dibagi ke dalam 3 tingkatan:
1) Tingkat 1 (ringan) : mual muntah terus menerus, lemah, tidak mau makan, berat badan
turun dan rasa nyeri di epigastrium, nadi 100 x/menit, tekanan darah, turgor kulit kurang,
lidah kering dan mata cekung.
2) Tingkat 2 (sedang) : mual dan muntah yang hebat menyebabkan keadaan umum lebih
parah, lemah, apatis, turgor kulit mulai jelek, lidah kering dan kotor, nadi kecil dan cepat,
suhu badan naik (dehidrasi), ikterus ringan, berat badan menurun, mata cekung, tensi
turun, hemokonsentrasi, oliguri dan konstipasi dan dapat pula terjadi nafas berbau
aseton.
Tingkat 3 (berat) : keadaan umum jelek, kesadaran sangat menurun, somnolen sampai
koma, nadi kecil, halus dan cepat, dehidrasi berat, suhu badan naik dan tensi turun sekali,
ikterus dan dapat berakibat fatal yaitu nistagmus, diplopia, dan perubahan mental.
KOMPLIKASI

Menurut Proverawati (2011) komplikasi


hiperemesis gravidarum adalah :
1) Dehidrasi berat
2) Takikardi
3) Suhu meningkat
4) Alkolosis 19
5) Kelaparan
6) Gangguan emosional
7) Menarik diri dan depresi
PENATALAKSANAAN
Menurut Amin & Hardhi (2015), menyatakan Pada pasien dengan hiperemesis
gravidarum tingkat II dan III harus dilakukan rawat inap dirumah sakit dan dilakukan
penanganan yaitu :
1Medica mentosa : harus diingat tidak memberikan obat-obatan yang bersifat
Teratogenik.obat-obatan yang dapat diberikan diantaranya suplemen
vitamin,antistamin,dopamine antagonis,serotonin antagonis.
2. Terapi nutrisi: pada kasus hiperemesis gravidarium jalur pemberian nutrisi
tergantung pada derajat muntah.
3.Isolasi penderita: disendirikan dalam kamar yang tenang,cerah,dan memiliki
peredaran udara yang baik
4.Terapi psikologi: perlu diyakinkan pada pasien bahwa penyakitnya dapat
disembuhkan
Konsep asuhan keperawatan
Pengkajian

Diagnosa Keperawatan
1) Kekurangan volume cairan b.d kehilangan cairan yang berlebihan
2) Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d frekuensi mual
dan muntah berlebihan
3) Intoleransi aktivitas b.d kelemahan
4) Resiko ketidakefektifan perfusi jaringan otak
no Diagnosa keperawatan Tujuan&kriteria intervensi
hasil
Kekurangan volume cairan NOC NIC
Defenisi : Fluid balance Fluid management
-Penurunan cairan intravaskuler, Hydration 1. Observasi vital
interstisial, dan/ atau Nutritional Status : sign
intraseluler. Ini mengacu pada Food and Fluid 2. Pantau intake
dehidrasi, kehilangan cairan saat Intake dan output cairan
tanpa perubahan pada natrium 3. Kolaborasikan
Batasan . pemberian cairan
Batasan karakteristik : nadi, suhu tubuh IV
-Perubahan status mental. dalam batas 4. Dorong pasien
-Penurunan tekanan darah normal untuk menambah
-- penurunan tekanan nadi Tidak ada tanda intake oral
-Penurunan turgor kulit tanda dehidrasi 5. Timbang berat
-Penurunan turgor lidah Elastisitas turgor badan
-Penurunan haluaran urin kulit baik
-Membrane mukosa kering  
- Kulit kering membran mukosa
-Penurunan berat badan lembab, tidak ada
-haus rasa haus yang
-kelemahan berlebihan
no Diagnosa keperawatan Tujuan&kriteria hasil intervensi

2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang NOC NIC Nutrition


dari kebutuhan tubuh Definisi Nutritional Status : Management
: Asupan nutrisi memenuhi Nutritional Status : 1. Kaji kemampuan
kebutuhan metabolik food and Fluid pasien untuk
Batasan karakteristik : Intake mendapatkan nutrisi
-Nyeri abdomen Nutritional status : yang dibutuhkan
- Berat badan 20% atau lebih nutrient intake 2. Berikan makanan
dibawah berat badan ideal Weight control. yang terpilih (sudah
-Menghindari makanan Kriteria Hasil : dikonsultasikan
-Kurang minat pada makanan -Adanya peningkatan dengan ahli gizi)
- Penurunan berat badan dengan berat badan sesuai 3. Pantau jumlah
asupan makanan adekuat dengan tujuan. nutrisi dan
-Membran mukosa pucat -Berat badan ideal kandungan kalori
-Ketidakmampuan memakan sesuai dengan tinggi 4. Berikan informasi
makanan badan. tentang kebutuhan
-Tonus otot menurun -Mampu nutrisi
-Mengeluh gangguan sensasi rasa mengidentifikas i
kebutuhan nutrisi
-
BAB III
METODE PENELITIAN

• A.RANCANGAN STUDY KASUS


Penelitian ini menggunakan desain studi kasus untuk
mengeksplorasi masalah asuhan keperawatan pada klien ibu
hamil yang mengalami Hiperemesis Gravidarum dengan
kekurangan volume cairan di RS UMUM DEPATI HAMZAH
B. SUBYEK STUDY KASUS

Menurut Pujiastuti (2012), dalam Notoatmodjo (2005), menyatakan Dalam


penulisan studi kasus ini subyek merupakan orang yang dijadikan sebagai
responden untuk mengambil kasus. Subyek studi kasus ini yaitu masalah
kekurangan volume cairan pada klien hiperemesis gravidarum.
C FOKUS STUDY KASUS

dalam proposal penelitian ini adalah Klien ibu hamil dengan


Hiperemesis Gravidarum dengan masalah Kekurangan Volume
Cairan. Kriteria inklusi 1. Ibu hamil sedang mengalami
hiperemesis gravidarum 2. Ibu hamil yang memeriksakan di
poli kandungan Rumah Sakit UMUM DEPATI HAMZAH Dalam
kurun waktu dilakukan penelitian
Kriteria eksklusi
1. Ibu hamil dengan komplikasi maternal (kerusakan hati dan
ginjal) atau penyakit lain.
2. Ibu hamil menolak menjadi responden.
3. Klien yang Pindah Rumah Sakit
4. Klien meninggal
 
d. DEFINISI OPERASIONAL

Hiperemesis gravidarum yang dimaksud dalam penelitian ini adalah


mual muntah yang berlebihan selama masa hamil. Adapun Ciri- cirinya
sebagai berikut :
1) Muntah Berlebihan
2) Dehidrasi ringan
3) Nyeri pada epigastrium
4) Berat badan menurun
5) Perubahan mental
6) Keadaan umum sangat rendah Kekurangan volume cairan yang
dimaksud dalam penelitian adalah penurunan cairan intravaskuler,
interstisial, dan/ atau intraseluler dan mengacu pada dehidrasi. Adapun
Ciri-cirinya pada klien hiperemesis gravidarum dengan kekurangan
volume cairan :
1) Turgor Kulit menurun
2) Mata cekung
3) Lidah kering
4) Bibir kering (pecah-pecah)
E LOKASI & WAKTU

1) Tempat Lokasi studi kasus menjelaskan tempat atau lokasi


tersebut dilakukan.Lokasi studi kasus dilaksanakan di RS
UMUM DEPATI HAMZAH Tepatnya di Poli Kandungan RS UMUM
DEPATI HAMZAH
2) Waktu Studi kasus ini dilaksanakan pada
tanggal 6 Februari – 1 April 2020
f. METODE PENGUMPULAN DATA

Metode pengumpulan data yang digunakan


pada penelitian ini adalah tekhnik wawancara
dan observasi (pengamatan) dengan cara
mengambil data primer dan sekunder
g TEHNIK PENGUMPULAN DATA

yang digunakan pada studi kasus ini yaitu


dengan menggunakan data primer dan data
sekunder.

Pada studi kasus ini wawancara yang dilakukan pada klien ibu hamil dan keluarga.
Adapun pokok-pokok materi yang ditanyakan yaitu :
- Apa keluhan yang ibu rasakan selama hamil ?
- Apakah kehamilan ini menimbulkan perubahan terhadap kehidupan sehari - hari ?
- Apakah terjadi gangguan kenyamanan sejak terjadinya kehamilan ?
- Sejak minggu keberapa kehamilan, ibu mengalami mual muntah ?
- Berapa kali ibu muntah dalam sehari ?
- Apakah ada perubahan jumlah cairan yang diminum, selama kehamilan ?
- Minum apa yang ibu sukai ?
- Minum apa yang ibu tidak sukai ?
- Apakah kehamilan menimbulkan perubahan dalam cara makan dan minum ibu ?
- Apakah ada gangguan untuk istirahat – tidur selama kehamilan ?
H. INSTRUMEN PENELITIAN

Menurut Pujiastuti (2012), dalam Arikunto (2006), menyatakan


Instrumen adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti
dalam mengumpulkan data. Pada kasus ini instrumen yang
digunakan untuk mendapatkan data adalah format pengkajian
asuhan keperawatan pada ibu hamil (ANC) yang memuat tentang
pertanyaan hiperemesis gravidarum dan digunakan sebagai
panduan saat melakukan wawancara, yang bertujuan untuk
mengumpulkan data / informasi tentang keluhan spesifik dan gejala
– gejala yang dirasakan klien
Adapun alat yang digunakan dalam pengumpulan data yaitu :
1 .Nursing Kit
2.Termometer
3.Timbangan berat badan
I. PENYAJIAN DATA

Dalam penelitian ini, Penyajian data yang disajikan yaitu dalam bentuk
tabel yang kemudian dinarasikan dalam bentuk kalimat. Setelah data
terkumpul kemudian mengolah jawaban hasil wawancara dengan langkah
berikut :
a) Coding Coding atau pengkodean adalah suatu kegiatan mengubah data
berbentuk kalimat atau huruf menjadi data angka atau bilangan.
J. ETIKA PENELITIAN

Menurut Subinantaro (2013), dalam Hidayat


(2007), menyatakan etika penelitian
merupakan masalah yang sangat penting
dalam penelitian, mengingat penelitian
keperawatan berhubungan langsung
dengan manusia maka segi etika penelitian
harus diperhatikan. Yang perlu diperhatikan
antara lain sebagai berikut :
-Informed consent
-Anonimity
-confidientiality

Anda mungkin juga menyukai