Anda di halaman 1dari 19

ASKEP BED REST

(FRAKTUR FEMUR )
NUR SYAFIKA (21806054)
HARDIANTI (21806042)
BUCE YULIANUS DOKAINUBUN (21806036)
Pengertian

 Fraktur adalah terputusanya kontinuitas jaringan tulang dan atau tulang


rawan yang umumnya disebabkan oleh ruda paksa. (R. Sjamsuhidayat & Wim
De Jong, 1997: 1138).
 Fraktur adalah terputusnya kontinuitas tulang dan ditentukan sesuai jenis dan
luasnya (Brunner dan Suddart, 2002 : 2357).
 Fraktur adalah terputusnya kontinuitas jaringan tulang yang biasanya disertai
dengan cedera jaringan lunak, kerusakan otot rupture tendon, kerusakan
pembuluh darah dan luka organ-organ tubuh (Sari Fatimah, 2003:73).
 Fraktur adalah rusaknya kontinuitas tulang fraktur diakibatkan oleh tekanan
eksternal yang lebih besar dari yang dapat diserap oleh tulang (Barbara
Engram, Rencana Asuhan dan Dokumentasi Diagnosa dan Masalah Kolaboratid
346). 
Etiologi

 Fraktur bisa disebabkan oleh pukulan langsung gaya majemuk, gerakan


memutar mendadak dan bahkan kontraksi otot eksterm, meskipun tulang
patah. Jaringan sekitarnya juga akan terpengaruh, mengakibatkan edema
jaringan lunak perdarahan ke otot dan sendi, dislokasi sendi, ruptur tendon
kerusakan saraf dan kerusakan pembuluh darah (Barbara Engram 2357). 
 
      Klasifikasi
a.       Klasifikasi menurut bentuk patah tulang/fraktur
1.      Fraktur komplet, pemisahan komplet dari tulang menjadi dua fragment.
2.      Fraktur in komplet, patah sebagian dan tanpa pemisahan.
3.      Simple atau closed fraktur patah tulang tetapi kulit utuh.
4.      Fraktur complikata, tulang yang patah menusuk kulit tulang terlihat.
5.      Fraktur tanpa perubahan posisi tulang patah, posisi pada tempatnya yang normal.
6.      Fraktur dengan perubahan posisi tulang yang patah berjauhan dari tempat patah.
7.      communited fraktur tulang patah menjadi beberapa fragmen.
8.      Imfacted telescoped frakture, salah satu ujung tulang yang patah menancap pada
yang lain.
b.      Klasifikasi menurut garis patah tulang
1.      Green stick retak pada sebelah sisi dari tulang
(sering terjadi pada anak dengan tulang lembek)
2.      Transverse patah menyilang
3.      Obligue garis patah miring
4.      spiral patah tulang melingkari tulang
5.      comminuted patah tulang menjadi beberapa fragments
 
TANDA DAN GEJALA
a.       Deformitas: Perubahan struktur dan bentuk.
b.      Pembengkakan atau penumpukan cairan atau darah karena
kerusakan pembuluh darah.
c.       Nyeri karena kerusakan jaringan dan perubahan struktur yang
meningkat oleh penekanan sisi-sisi fraktur dan pergerakan bagian
fraktur.
d.      Spasme otot karena kontraksi involunter disekitar fraktur.
e.       Hilangnya atau berkurangnya fungsi normal
f.       Kurangnya sensasi yang dapat terjadi karena adanya gangguan
saraf di mana saraf ini dapat terjepit atau terputus oleh fragmen
tulang.
g.      Kretitasi yang dapat dirasakan atau didengar bila fraktur
digerakkan.
h.      Pergerakan abdnormal.
i.        Hasil foto rontgen yang abdnormal.
(Burnner and Suddart 2001:2358)
Patofisiologi

 Fraktur dibagi menjadi fraktur terbuka dan fraktur tertutup. /ertutup bila tidak terdapat hubungan
antara fragmen tulang dengan dunia luar. Sedangkan fraktur terbuka bila terdapat hubungan antara
fragmen tulang dengan dunia luar oleh karena perlukaan di kulit.
  Tulang bersifat rapuh namun cukup mempunyai kekuatan dan gaya pegas untuk menahan tekanan.
Fraktur merusak kontinuitas tulang penyebabnya tekanan luar yang datang berlebih, dibandingkan
dengan yang diserap oleh tulang (Asikin,M dkk, 2013, p. 68).
 Fraktur femur merupakan hasil dari trauma dengan gaya yang tinggi. Meskipun kebanyakan fraktur
femur tertutup, perdarahan ke dalam jaringan lunak di paha mungkin mengakibatkan kehilangan darah
yang signifigkan. Fraktur femur dapat menimbulkan pemendekan dan angulasi ke longitudinal akibat
tarikan otot dan spasme (Noor, 2016, p. 478).
 Ketika terjadi patah tulang, periosteum dan vaskularisasi serta saraf dan korteks, marrow, dan
jaringan lunak yang membungkus tulang mengalami kerusakan. Perdarahan akan terjadi akibat
kerusakan tersebut dan terbentuklah hematoma di rongga medulla bagian tulang. Jaringan tulang akan
berdekatan ke bagian tulang yang patah. Terjadi jaringan nekrosis menstimulasi respons inflamasi
yang ditandai dengan vasodilatasi, eksudasi plasma dan leukosit, dan infiltrasi sel darah putih.
Kejadian ini yang merupakan dasar dari proses penyembuhan tulang nantinya (Rosyidi, 2013, p. 36) 
Komplikasi
 .  Komplikasi dini
1)      Syok
2)      Symdrom kompartemen
3)      Sindrom embuli lemak
4)      Iskemik
 .      Komplikasi lanjutan
1)      Malunion
2)      Deloyed linion
3)      Non union
4)      Kekakuan sendi
Pemeriksaan Diagnostik

 a.       Rontgen
 b.      Scan tulang scan/MR I tomogram
 c.       Arteriogram
 d.      Hitung darah lengkap
 e.       Kreatinin
 f.       Profil koagulasi perubahan dapat terjadi pada kehilangan darah
transfusi atau cedera hati. (Marilyn Doengoes, 1999).
PENATALAKSANAAN

a.       Rekognisi riwayat kecelakaan atau riwayat terjadinya fraktur harus diketahui


dengan pasti, hal ini untuk menentukan diagnosa dan tindakan selanjutnya.
b.      Reduksi merupakan upaya memanifulasi fragmen tulang agar dapat kembali
seperti semula seoptimal mungkin.
c.       Retensi memelihara reduksi sampai penyembuhan
d.      Rehabilitasi pencapaian kembali fungsi normalnya.
Asuhan keperawatan
a.       Identitas Klien
Nama : Tn. M
V
Jenis kelamin             :   Laki-laki
Umur                         :   43 tahun
Agama                       :   Islam
Pekerjaan                   :   Supir (Driver)
Pendidikan                :   SMP
Suku/Bangsa              :   Jawa/Indonesia
Gol. Darah                 :   A
Alamat                       :   Jl. Mulawarwan
Tgl. Masuk RS           :   18 Juli 2020
Tgl. Pengkajian          :   24 Juli 2020
Diagnosa Medis         :   Fraktur Fermor Sinistra
b.      Identitas Penanggung jawab
Nama                         :   Ny. N
Jenis kelamin             :   Perempuan
Umur                         :   40 tahun
Agama                       :   Islam
Pekerjaan                   :   IRT
Alamat                       :   jln. Mulawarman
Lanjutan
2.      Keluhan Utama
 Klien mengatakan nyeri di bagian kaki kiri

 3.      Riwayat Kesehatan
a.       Riwayat Kesehatan sekarang
Klien datang ke IGD di RSUD Arjawinangun pada tanggal 18 Juli 2020, jam 09.00
dengan kondisi yang parah akibat kecelakaan mobil. Saat dikaji klien mengeluh
sakit di kaki kiri, klien mengatakan nyerinya seperti diremas-remas, klien
mengeluh sakitnya saat beraktifitas, klien lebih banyak diam di tempat tidur,
saat dikaju skala nyeri dari 1 – 10 klien mengatakan nyerinyta berada di No. 8
Analisa data
Data
Penyebab
 DS:
  - Klien mengeluh sakit pada bagian kaki kiri Trauma
 
- Pasien mengeluh nyeri seperti diremas-remas Terputusnya
 DO: kontinuitas
  -  Ekspresi wajah klien meringis kesakitan jaringan
 
-    Skala nyeri 8
-   Pasien terlihat cemas Pengeluaran
-      Pasien sangat berkeringat epineprin dan
non epineprin
-    Pasien tampak menahan nyeri dengan meremas alat
tenun  

-     Pasien terlihat berhati hati dengan kakinya untuk Dihantarkan ke


melindunginya Hipotalamus
- Pasien terlihat tidak dapat beristirahat  
Nyeri
 

Masalah
Gangguan rasa nyaman nyeri b.d terputusanya
kontinuitas jaringan
Lanjutan
Data Penyebab
 DS: Adanya Timbul
-  Klien mengeluh tidak bisa beraktivitas rasa nyeri yang
sendiri bertambah bila
bergerak
-          Pasien mengatakan nyeri hilang  
timbul karena gerakan
Klien membatasi
 DO: gerak tubuhnya
 - setiap gerakan selalu dibantu  

-  Adanya pemasangan traksi Aktivitas yang


dilakukan
-  Pasien tidak mampu berjalan untuk terbatas/minimal
memenuhi kebutuhan eliminasi dan personal  
hygiene
Aktivitas
terganggu
Masalah  

Kurangnya aktivitas/mobilitas fisik b.d nyeri


Lanjutan
Data Penyebab
 DS: Kurang
pengetahuan
 - Klien selalu menanyakan tentang klien tentang
keadaannya keadaan dan
prosedur yang
 DO: dilakukan
 
  -  Klien kelihatan bingung dan cemas
Stressor psikologi
bagi klien
 

Cemas
 

Masalah
Gangguan rasa aman cemas b.d
kurang pengetahuan
Diagnosa keperawatan

 1.      Gangguan rasa nyaman nyeri b.d terputusanya kontinuitas jaringan


 2.      Kurangnya aktivitas/mobilitas fisik b.d nyeri
 3.      Gangguan rasa aman cemas b.d kurang pengetahuan 
Intervensi
No. DX. keperawatan Tujuan Intervensi

1. Gangguan rasa nyaman b.d Tupan:  -  Pertahankan imobilisasi bagian yang sakit dengan
terputusnya kontinuitas jaringan - Menyatakan nyeri hilang/ tirah baring
DS: berkurang  
 -   Klien mengeluh sakit bagian kaki Tupen:  
kiri - Setelah dilakukan intervensi  -  Tinggikan dan dukung ekstremitas yang terkena
DO: 2x24 nyeri berkurang dengan  
 -  Skala nyeri 8 kriteria hasil  
-   Ekspresi wajah klien meringis ke  -  Ekspresi wajah pasien tidak  -  Beri obat sebelum perawatan aktivitas
sakitan meringis kesakitan  
   - Skala nyeri berkurang menjadi 5   -  Lakukan dan awasi rentang gerak aktif/pasif
   
 
  -   Lakukan kompres dingin/ es 24 – 48 jam
pertama
 
-   Berikan obat sesuai indikasi
 
Lanjutan
2. Kurangnya aktivitas mobilitas Tupan:   -  Kaji derajat immobilitas yang dihasilkan
fisik b.d nyeri - Aktivitas/mobilitas fisik oleh cedera/pengobatan dan dan perhatian
DS: terpenuhi  persepsi pasien terhadap immo-bilisasi
  -  Klien mengeluh tidak bisa Tupen:   -  Bantu/dorong perawatan diri atau
beraktifitas -Setelah dilakukan tindakan kebersihan seperti mandi.
DO: selama 2x24 jam klien bisa  
  -   Klien tampak selalu dibantu gerak/kakinya dapat bergeser.   -  Awasi TD dengan memikirkan aktifitas
jika beraktifitas   atau kebersihan seperti mandi
   
 
 -  Ubah posisi secara periode dan dorong
untuk latihan bentuk napas dalam
 -  Dorong peningkatan masukan cairan
sampai 2000-3000 ml/hari termasuk air asam
 -  Beri penjelasan pada keluraga tentang
kondisi klien
 
Lanjutan
Gangguan rasa cemas b.d Tupan:  -  Kaji tingkat kecemasan keluarga klien
kurang pengetahuan - Gangguan rasa aman cemas
DS: teratasi  -  Beri penjelasan pada keluarga tentang
 -  Klien selalu menanyakan Tupen: kondisi klien
tentan keadaannya - Kondisi klien berangsur baik    -  Ajarkan pada kleuarga untuk selalu
DO: setelah dilakukan tindakan beradoa dan mesnuport klien agar cepat
  - Klien kelihatan bingung dan keperawatan selama 2x24 jam sembuh
cemas dengan kriteria:   -  Beri reinforcement positif bila keluarga
   -   Ekspresi wajah klien tampak dapat menjelaskan kembali tentang kondisi
tenang klien
-   Keluarga mengerti menegani  
kondisi klien
 
TERIMAKASIH 

Anda mungkin juga menyukai