I. Definisi
1. Menurut Undang-Undang No. 52 tahun 2009 tentang Perkembangan Kependudukan
dan Pembangunan Keluarga
Keluarga merupakan unit terkecil dalam masyarakat yang terdiri dari suami istri, atau
suami, istri dan anaknya, atau ayah dan anaknya, atau ibu dan anaknya.
2. Menurut Baylon dan Maglaya (1978) dalam Friedman, Bowden, dan Jones (2010)
Keluarga merupakan dua atau lebih individu yang hidup dalam satu rumah tangga
karena pertalian darah, ikatan perkawinan, atau adopsi.
II. Tipe Keluarga
Berdasarkan pengelompokan secara tradisional, keluarga terdiri atas:
a) Nuclear family (Keluarga Inti), yakni keluarga yang hanya terdiri dari ayah, ibu dan
anak yang diperoleh dari keturunannya atau adopsi atau keduanya.
b) Extended family (Keluarga Besar), yakni keluarga inti ditambah anggota keluarga lain
yang masih mempunyai hubungan darah, seperti kakek, nenek, paman, dan bibi
c) Dyad family, yakni keluarga yang terdiri dari suami dan istri yang hidup dalam satu
rumah tanpa anak.
d) Childless family, yakni keluarga tanpa anak karena terlambat menikah dan untuk
mendapatkan anak terlambat waktunya. Penyebabnya adalah karena mengejar karir
atau pendidikan yang terjadi pada wanita.
e) Single parent family (keluarga duda atau janda), yakni keluarga yang terdiri dari satu
orang tua bias ayah atau ibu. Penyebabnya dapat terjadi karena proses perceraian,
kematian atau bahkan ditinggalkan.
f) Commuter family, yakni keluarga dengan kedua orang tua bekerja di kota yang
berbeda, tetapi setiap akhir pecan semua anggota keluarga berkumpul bersama di salah
satu kota yang menjadi tempat tinggal.
g) Multigenerational family, yakni keluarga dengan generasi atau kelompok umur yang
tinggal bersama dalam satu rumah.
h) Kin-network family, yaitu keluarga dengan beberapa keluarga inti tinggal dalam satu
rumah atau saling berdekatan dan menggunakan barang-barang serta pelayanan
bersama seperti menggunakan dapur, kamar mandi, televisi, atau telepon bersama.
i) Blended family, yakni keluarga yang dibentuk oleh duda atau janda yang menikah
kembali dan membesarkan anak dari perkawinan sebelumnya.
j) Single adult living/single adult family, yakni keluarga yang terdiri dari orang dewasa
yang hidup sendiri karena pilihannya atau perpisahan seperti perceraian atau ditinggal
mati.
III.Fungsi Keluarga
1. Fungsi afektif
2. Fungsi sosialisasi
3. Fungsi reproduksi
4. Fungsi ekonomi
5. Fungsi perawatan kesehatan yang berfokus pada kemampuan keluarga dalam:
a. Mengenal masalah kesehatan keluarga
b. Mengambil keputusan tindakan kesehatan yang tepat bagi keluarga
c. Merawat anggota keluarga yang sakit
d. Memodifikasi lingkungan keluarga untuk menjamin kesehatan keluarga
e. Menggunakan fasilitas pelayanan kesehatan
IV. Tahap Perkembangan Keluarga
1. Tahap I (Keluarga baru menikah)
2. Tahap II (Keluarga dengan anak baru lahir/ child bearing)
3. Tahap III (Keluarga dengan anak usia pra sekolah)
4. Tahap IV (Keluarga dengan anak usia sekolah)
5. Tahap V (Keluarga dengan anak remaja)
6. Tahap VI (Keluarga mulai melepas sebagai dewasa)
7. Tahap VII (Keluarga usia pertengahan)
8. Tahap VIII (Keluarga usia tua)
V. Tujuan Keperawatan Keluarga
1. Tujuan Umum
Mengoptimalkan fungsi keluarga dan meningkatkan kemampuan keluarga dalam
menangani masalah kesehatan dan mempertahankan status kesehatan anggotanya.
2. Tujuan Khusus
a. Keluarga mampu melaksanakan tugas pemeliharaan kesehatan keluarga dan
menanagani masalah kesehatannya.
b. Keluarga memperoleh pelayanan keperawatan sesuai kebutuhan
c. Keluarga mampu berfungsi optimal dalam memelihara hidup sehat anggota
keluarganya.
Modul Keluarga dan Komunitas_Marisna Eka Yulianita, S.Kep., Ns., M.Kep. Page 2
VI. Asuhan Keperawatan Keluarga
1. Pengkajian
2. Analisa data
3. Diagnosis keperawatan keluarga berdasarkan Masalah keperawatan
keluarga
Ketidakmampuan keluarga mengenal maslaah kesehatan
Ketidakmampuan keluarga menentukan tindakan keperawatan
Ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit
Ketidakmampuan keluarga memodifikasi lingkungan
Ketidakmampuan keluarga menggunakan pelayanan kesehatan
4. Intervensi Keperawatan
5. Impelementasi Keperawatan
6. Evaluasi
S : Subjektif
O : Objektif
A : Assessment
P : Planning
1. PENGKAJIAN
Contoh:
Jenis Hubungan TTL/ Pendidikan
No Nama Pekerjaan
kelamin dg KK umur terakhir
1. Bp A Laki-laki Kk 3 Januari Petani SMP
2. 1982/36 tahun
3. Ibu A Perempuan Istri 5 September IRT SMP
4. 1986/32 tahun
5. Anak Y Perempuan Anak 18 Desember Belum SD
2010 bekerja
Ib C Perempuan Mertua 29 Agustus Pedagang SD
Modul Keluarga dan Komunitas_Marisna Eka Yulianita, S.Kep., Ns., M.Kep. Page 3
Contoh :
PM BC Mn Pt
90 81 92 80
(1910-2000) penyakit jantung diabetes (1916-1996)
kanker stroke
Bd Bt Bs Bp Jn
50 47 45 40 49
Alkoholik perokok nyeri
Aktif punggung
Fn AD Bb Wh
19 17 12 24
Obat-obatan sehat asma
Keterangan :
Laki-laki perempuan meninggal
4. Tipe keluarga: keluarga inti, keluarga besar (extended family), single parent, dsb.
5. Latar belakang budaya: menjelaskan budaya keluarga, bahasa, dan kebiasaan-
kebiasaan yang berhubungan dengan perilaku kesehatan.
6. Identifikasi agama: agama yang dianut oleh setiap anggota keluarga
B. TAHAP PERKEMBANGAN DAN SEJARAH KELUARGA
- Menjelaskan tentang tahap perkembangan yang telah dilalui oleh keluarga
- Menjelaskan tahap yang saat ini dijalani oleh keluarga
Modul Keluarga dan Komunitas_Marisna Eka Yulianita, S.Kep., Ns., M.Kep. Page 4
- Menjelaskan tugas perkambangan sesuai dengan tahap perkembangan keluarga
saat ini
C. DATA LINGKUNGAN
- Karakteristik rumah: menggambarkan denah rumah secara sederhana dan
menjelaskan secara singkat mengenai kondisi rumah yang dapat mempengaruhi
status kesehatan keluarga.
- Karakteristik tetangga dan komunitas : menjelaskan karakteristik lingkungan
sosial di sekitar tempat tinggal keluarga dan aktivitas sosial kelompok.
D. STRUKTUR KELUARGA
- Pola komunikasi: menjelaskan pola komunikasi keluarga
- Struktur kekuatan keluarga: menjelaskan struktur kekuatan keluarga
- Struktur peran: menjelaskan peran dari setiap anggota keluarga terutama yang
mempengaruhi status kesehatan keluarga.
E. FUNGSI KELUARGA
- Fungsi afektif : menjelaskan fungsi afektif dalam keluarga
- Fungsi sosialisasi : menjelaskan fungsi sosialisasi keluarga
- Fungsi reproduksi: menjelaskan fungsi reproduksi keluarga
- Fungsi ekonomi: menjelaskan fungsi ekonomi keluarga
- Fungsi perawatan kesehatan: menjelaskan fungsi perawatan kesehatan keluarga,
keyakinan-keyakinan, nilai-nilai dan perilaku keluarga yang mempengaruhi
kesehatan.
F. KOPING KELUARGA: menjelaskan mekanisme koping internal dan eksternal.
G. PEMERIKSAAN FISIK (seluruh anggota keluarga)
Anggota keluarga
Pemeriksaan
Ayah Ibu Anak 1 Anak 2
Kepala:
Rambut
Mata
Hidung
Telinga
Gigi-mulut
Leher :
Tonsil
Kelenjar
Dada :
Jantung
Paru
Bentuk dada
Gerakan
Perut :
Bising usus
Nyeri tekan
Kulit :
Turgor
Ekstremitas :
Gerakan
Kelainan
Tekanan darah: Nadi:
Pernapasan: Suhu:
Modul Keluarga dan Komunitas_Marisna Eka Yulianita, S.Kep., Ns., M.Kep. Page 5
Berat badan:
Kesimpulan secara umum (tuliskan ulang secara singkat data-
data yang dianggap perlu menjadi fokus)
Modul Keluarga dan Komunitas_Marisna Eka Yulianita, S.Kep., Ns., M.Kep. Page 6
Koping/Toleransi Respon Kaetidakmampuan koping keluarga (333)
Stres koping Kesiapan meningkatkan koping keluarga
(334)
Ketidakefektifan perencanaan aktivitas
(322)
Risiko ketidakefektifan perencanaan
aktivitas (323)
Hambatan penyesuaian
Risiko hambatan penyesuaian
Kesiapan meningkatkan penyesuaian
Domain 10: Kelas 3: Nilai/ Konflik pengambilan keputusan (367)
Prinsip Hidup Keyakinan/ Hambatan religiositas (372)
Aksi Risiko hambatan religiositas (373)
Kongruen Kesiapan meningkatkan religiositas (374)
Kesiapan meningkatkan pengambilan
keputusan (370)
Domain 11: Kelas 4: Kontaminasi (424)
Keamanan/ Hazard Risiko kontaminasi (426)
Proteksi lingkungan Risiko keracunan (428)
Domain 13: Kelas 1: Risiko pertumbuhan tidak proporsional
Pertumbuhan/ Pertumbuhan (478)
Perkembangan Kelas 2: Risiko keterlambatan perkembangan (479)
Perkembangan
Carers Carers Stres pada pemberi asuhan
Risiko stress pada pemberi asuhan
Gangguan kemampuan untuk melakukan
perawatan
Risiko gangguan kemampuan untuk
melakukan perawatan
Emosional/Isu Gangguan komunikasi
Psikologikal Gangguan status psikologis
Perawatan Masalah ketenagakerjaan
Keluarga Gangguan proses keluarga
Kurangnya dukungan keluarga
Masalah dukungan sosial
Masalah hubungan
Risiko gangguan koping keluarga
Promosi Health Kemampuan untuk mempertahankan
Kesehatan Promotion kesehatan
Gangguan mempertahankan kesehatan
Risiko bahaya lingkungan
Modul Keluarga dan Komunitas_Marisna Eka Yulianita, S.Kep., Ns., M.Kep. Page 7
Manajemen Kurangnya pengetahuan tentang penyakit
Perawatan Jangka
Panjang
Medikasi Gangguan kemampuan untuk manajemen
pengobatan
Perawatan Diri Gangguan kerumahtanggaan
Manajemen Kekerasan rumah tangga
Risiko Keselamatan lingkungan yang efektif
Masalah kesehatan lingkungan
Risiko terjadinya penyalahgunaan
Risiko terjadinya pelecehan anak
Risiko terjadinya pengabaian anak
Risiko terjadinya pelecehan lansia
Risiko terjadinya pengabaian lansia
Risiko untuk jatuh
Risiko infeksi
Risiko terjadinya pengabaian
Keadaan Sosial Masalah financial
Tinggal di rumah
Masalah perumahan
Pendapatan yang tidak memadai
Kurangnya dukungan sosial
Contoh Kasus
Diketahui Bp. Roni (39 tahun) memiliki satu orang istri dan dua orang anak. Istrinya bernama
Dinda (36 tahun), sedangkan anaknya bernama Karto (16 tahun) dan Yani (4 tahun).
Berdasarkan data yang terdapat di Puskesmas, Bapak Roni tercatat menderita Tuberkulosis
dan sedang menjalani perawatan obat selama 6 bulan. Ibu Dinda tercatat pernah terdiagnosa
Diabetes Mellitus. Pada saat pengkajian di rumah keluarga Bapak Roni, perawat Nina
mengkaji keadaan kesehatan pasien secara langsung. Pada kunjungan tersebut diperoleh data
Bpaak Roni, TD: 128/100 mmHg, P: 18X/menit, N: 86X/menit, dan S: 36 OC. Data Ibu Dinda
adalah TD: 110/90 mmHg, P: 16X/menit, N: 70x/menit, S: 36,8oC, terdapat luka dengan
diameter 1,2 cm dan kedalaman 7mm. Karto tidak berada dirumah saat pengkajian,
sedangkan menurut keterangan Ibu Dinda, Yani telah empat hari buang air besar dengan
frekuensi 3-5 kali sehari dengan konsistensi encer. Diketahui TTV Yani adalah TD:
90/70mmHg, P: 28x/menit, N:60X/menit, S: 37,8OC.
Analisa Data
No. Data Masalah
1. DS: ……. Ketidakefektifan manajemen kesehatan keluarga
Modul Keluarga dan Komunitas_Marisna Eka Yulianita, S.Kep., Ns., M.Kep. Page 8
DO: …….
2. DS: ……. Perilaku kesehatan cenderung berisiko
DO: …….
Diagnosa Keperawatan (NANDA)
1. Ketidakefektifan manajemen kesehatan keluarga berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan
2. Perilaku kesehatan cenderung berisiko berhubungan dengan ketidakmampuan
keluarga merawat anggota keluarga yang sakit
Skoring yang dirumuskan oleh Bailon dan Maglay (1978) dalam Effendy (1998).
Kriteria Bobot Skor
Sifat masalah 1 Aktual =3
Risiko =2
Potensial =1
Kemungkinan masalah untuk 2 Mudah =2
dipecahkan Sebagian =1
Tidakdapat = 0
Potensi masalah untuk dicegah 1 Tinggi =3
Cukup =2
Rendah =1
Menonjolnya masalah 1 Segeradiatasi = 2
Tidaksegeradiatasi = 1
Tidakdirasakanadanyamasalah = 0
Contoh Penyelesaian
Skoring Diagnosa 1
Sifat masalah : 1/3 x 1 = 1/3
Kemungkinan masalah untuk dipecahkan : ½ x 2 = 1 total : 13/6 = 2.166
Potensi masalah dapat dicegah : 1/3 x 1 = 1/3
Menonjolnya masalah : ½ x 1 = ½
Skoring Diagnosa 2
Sifat masalah : 2/3 x 1 = 2/3
Kemungkinan masalah untuk dipecahkan : ½ x 2 = 1 total : 19/6 = 3.166
Modul Keluarga dan Komunitas_Marisna Eka Yulianita, S.Kep., Ns., M.Kep. Page 9
Potensi masalah dapat dicegah : 3/3 x 1 = 1
Menonjolnya masalah : ½ x 1 = ½
Rencana Intervensi
No. Diagnosa Kep. Tujuan & Intervensi Rasional
Kriteria
Hasil
1 Perilaku kesehatan cenderung … 1. ………… 1. …………..
berisiko berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga 2. Dst… 2. Dst…….
merawat anggota keluarga yang
sakit
Implementasi
No. Diagnosa Kep. Implementasi Evaluasi
1 Perilaku kesehatan 1. …………. S: ………
cenderung berisiko Hasil: …………. O: ……….
berhubungan dengan A: Masalah teratasi/belum teratasi/teratasi sebagian
ketidakmampuan keluarga 2.……….. P: lanjutkan intervensi/pertahankan intervensi:
merawat anggota keluarga Hasil :………… a. ……………………
yang sakit b. …………………… dst
Modul Keluarga dan Komunitas_Marisna Eka Yulianita, S.Kep., Ns., M.Kep. Page 10
2 Ketidakefektifan 1. …………. S: ………
manajemen kesehatan Hasil: …………. O: ……….
keluarga berhubungan A: Masalah teratasi/belum teratasi/teratasi sebagian
dengan ketidakmampuan 2.……….. P: lanjutkan intervensi/pertahankan intervensi:
keluarga mengenal masalah Hasil :………… a. ……………………
kesehatan b. …………………… dst
TUGAS!!
Tn. A adalah seorang perawat Puskesmas yang melakukan pengkajian dirumah Bp. S. Bapak
S, usia 58 tahun tinggal bersama istri (56 tahun) dan seorang anak.(27 tahun). Berdasarkan
data yang terdapat di Puskesmas, Bapak S tercatat menderita Tuberkulosis dan sedang
menjalani perawatan obat selama 6 bulan. Pada saat kunjungan rumah diperoleh data Bapak
S, TD: 128/100 mmHg, frekuensi Pernafasan : 18x/menit, frekuensi nadi: 86x/menit, dan
Suhu : 36OC. Di samping itu, isteri Bp. S mengalami sesak nafas dan mengatakan sering
batuk berlendir, takut dengan kondisi yang dialaminya, BB 35 Kg, TD : 110/80 mmHg, N :
68x/i, P : 28 x/i, S : 36,7oC. Sedangkan anak Bp. S mengeluh mual dan muntah dan
mengalami diare dengan frekuensi BAB 5 kali sejak 2 hari yang lalu. Hasil pemeriksaan TTV
TD: 80/70 mmHg, P: 25X/menit, N: 60x/menit, S: 36,8oC.
Asuhan Keperawatan Keluarga
1. Buatlah Analisa Data Keluarga Bapak S (Analisa data terdiri data subjektif dan data
objektif setiap anggota keluarga).
2. Buatlah diagnosa keperawatan yang dapat muncul berdasarkan masalah yang ditemukan
pada keluarga Bapak S!
3. Pilihlah 3 diagnosa keperawatan dari yang Anda tuliskan di nomor 2, lalu buatkan
skoringnya!
4. Tuliskan masing-masing intervensi dari diagnosa keperawatan berdasarkan prioritas hasil
skoring!
5. Tuliskan masing-masing implementasi berdasarkan intervensi yang Anda tuliskan!
6. Tuliskan contoh evaluasi berdasarkan implementasi yang Anda berikan!
Modul Keluarga dan Komunitas_Marisna Eka Yulianita, S.Kep., Ns., M.Kep. Page 11
KEPERAWATAN KOMUNITAS
1. Definisi
a. Kozier dkk (1997) dalam Chilton dkk. (2013) menyebutkan bahwa komunitas adalah
sekumpulan orang yang tinggal dalam satu lokasi tertentu, memiliki nilai, keyakinan,
dan minat yang relatif sama, serta berinteraksi satu sama lain untuk mencapai satu
tujuan tertentu.
b. American Nurses Association (2004) menjelaskan keperawatan komunitas sebagai
tindakan untuk meningkatkan dan mempertahankan kesehatan suatu populasi dengna
mengintegrasikan keterampilan dan pengetahuan sesuai dengan keperawatan dan
kesehatan masyarakat.
c. Departemen Kesehatan (2006) menjelaskan bahwa keperawatan kesehatan
masyarakat merupakan perpaduan antara konsep kesehatan masyarakat dan konsep
keperawatan yang ditujukan untuk seluruh masyarakat dengan penekanan pada
kelompok risiko tinggi.
Modul Keluarga dan Komunitas_Marisna Eka Yulianita, S.Kep., Ns., M.Kep. Page 12
Merupakan pencegahan yang dilakukan pada tahap terjadinya masalah
kesehatan (penyakit) yang ditujukan untuk menghambat proses perjalanan penyakit
sehingga dapat memperpendek waktu sakit dan menurunkan tingkat keparahan
penyakit.
3). Tertiary prevention
merupakan upaya pencegahan pada masyarakat yang telah sembuh dari sakit
serta mengalami kecatatan. Proses ini dimulai pada saat cacat dampai kondisi stabil
atau menetap dan tidak dapat diperbaiki.
c. Kuratif, dalam bentuk pelayanan kesehatan langsung (direct care) terhadap individu,
keluarga dan kelompok dalam lingkup komunitas.
d. Rehabilitatif, sebagai tujuan pencegahan tersier yang dimaksudkan untuk
mengembalikan individu pada tingkat fungsi optimal dari ketidakmampuannya.
Nama KK : Pekerjaan :
Umur : Pendidikan :
Suku : Alamat/Dusun :
Agama : Desa :
B. SUMBER AIR
1. Sumber air minum :
( ) Sumur pompa ( ) Sumur gali ( ) Sungai ( ) Mata air
( ) Air hujan ( ) Empang ( ) PAM ( ) Lain2
2. Apakah air untuk minum dimasak ? ( ) Ya ( ) Tidak
Alasan :
………………………………………………………………………………
3. Jarak sumber air dengan penampungan akhir kotoran : ( ) < 10 m ( ) > 10
m
4. Keadaan fisik air untuk minum :
( ) berwarna ( ) berasa ( ) berbau
5. Sumber air untuk mandi dan mencuci :
( ) Sumur pompa ( ) Sumur gali ( ) Sungai ( ) Mata air
( ) Air hujan ( ) Empang ( ) PAM ( ) Laut
6. Tempat penampungan air : ( ) Tertutup ( ) Terbuka
7. Keadaan gentong / bak mandi :
( ) Berlumut ( ) Tidak berlumut
( ) Ada jentik nyamuk ( ) Tidak ada jentik nyamuk
8. Frekuensi membersihkan penampungan air
( ) 1minggu ( ) 2 minggu ( ) 3 minggu
C. CARA PEMBUANGAN SAMPAH
1. Bagaimana sampah dari rumah dibuang ?
( ) Dikumpulkan dan dibakar ( ) Di sungai ( ) Di timbun
dalam tanah ( ) Sembarangan ( ) di laut ( ) di selokan
2. Tempat penampungan sampah : ( ) Ada ( ) Tidak ada
Bila ada, keadaan tempat penampungan sampah :
( ) Banyak lalat ( ) Bau busuk
( ) Banyak kecoa ( ) Terpelihara
3. Apakah ada polusi udara dan buangan limbah yang mengganggu kesehatan ?
( ) Ya ( ) Tidak
Bila ya, sumber dari : ( ) Pabrik ( ) Lain2 :
4. Kebiasaan membuang barang bekas (botol, ban bekas, kaleng, dll) yang dapat
menampung air :
( ) Ditutup ( ) Dibuang di tempat penampungan sampah
( ) sampah ditimbun
D. PEMBUANGAN TINJA
Apakah keluarga mempunyai jamban : ( ) Ya ( ) Tidak
Jika Ya,
Jenis jamban : ( ) Cemplung ( ) Leher angsa
Kondisi jamban : ( ) Terpelihara ( ) Tidak terpelihara
Modul Keluarga dan Komunitas_Marisna Eka Yulianita, S.Kep., Ns., M.Kep. Page 15
Kepemilikan jamban : ( ) Milik sendiri ( ) Milik bersama ( ) Menumpang
Jika Tidak, BAB dimana ?
( ) Selokan ( ) Sembarang tempat ( ) Aliran bak penampungan
( ) Sawah ( ) Lain2 : .........................
E. PEMBUANGAN AIR LIMBAH
Air limbah dibuang dimana ? ( ) Selokan ( ) Sawah
( ) Sembarang tempat ( ) Aliran bak penampungan ( ) Lain2
III. EKONOMI
1. Berapakah penghasilan rata-rata keluarga setiap bulan ?
( ) < Rp. 200.000 ( ) Rp. 200.000 – Rp. 300.000
( ) Rp. 300.000 – Rp. 500.000 ( ) > Rp. 500.000
2. Adakah alokasi dana untuk pemeliharaan kesehatan ? ( ) Ya ( ) Tidak
Jika tidak, alasan : ………………………………………………………………
3. Sarana ekonomi apa yang ada di wilayah saudara ?
( ) Pasar ( ) Bank ( ) KUD ( )Perusahaan ( ) Lain2
4. Industri apa yang ada di wilayah saudara ?
( ) Pertanian ( ) Makanan ( ) Perikanan ( ) Perusahaan RT
( ) Lain2, sebutkan : …………………………………………………………..
IV. TRANSPORTASI
1. Sarana transportasi umum yang ada diwilayah saudara :
( ) Bus ( ) Angkutan pedesaan / pete2 ( ) Becak ( ) Ojek
( ) Lain2 :...............................................................................................................
2. Bagaimana keadaan jalan di wilayah saudara ?
( ) Dapat dilewati mobil sepanjang musim
( )Dapat dilewati hanya sepeda motor
( ) Dapat dilewati mobil hanya musim kemarau
( ) dapat ditempuh jalan kaki
( ) Lain2, sebutkan :……………………………………………………………
3. Saudara ke Puskesmas naik :
( ) Jalan kaki ( ) Naik sepeda . ( ) Naik motor
( ) Naik mobil ( ) Lain2, sebutkan :………………………………
4. Apakah saudara merasa aman di lingkungan saudara ?
( ) Ya ( ) Tidak
Alasan :…………………………………………………………………………….
V. PENDIDIKAN
1. Sarana pendidikan apa yang ada di sekitar tempat tinggal keluarga ?
( ) TK ( ) SD ( ) SMP ( ) SMU ( )
Lain2………………….
C. KELUARGA BERENCANA
1. Apakah PUS menjadi akseptor KB ?
( ) Ya ( ) Tidak ( ) Pernah tetapi saat ini tidak lagi
Bila Ya, alat kontrasepsi apa yang digunakan :
( ) Pil ( ) AKDR ( ) Kondom ( ) Suntik ( ) Susuk
( ) Lain2,……
Bila belum menjadi akseptor KB, alasannya :
( ) Takut ( ) Agama ( ) Dilarang suami
( ) Sakit ( ) Tidak tahu guna KB ( ) Ingin anak
Bila PUS pernah menjadi akseptor KB dan saat ini tidak menjadi akseptor KB
lagi alasannya :
( ) Tidak cocok ( ) Lain-lain, sebutkan : ………………..
Modul Keluarga dan Komunitas_Marisna Eka Yulianita, S.Kep., Ns., M.Kep. Page 19
2. Dari manakah mendapat informasi tentang KB :
( ) Petugas kesehatan ( ) Media TV ( ) Radio
( ) Toma/toga ( ) Lain-lain, sebutkan : ……………..
Modul Keluarga dan Komunitas_Marisna Eka Yulianita, S.Kep., Ns., M.Kep. Page 20
Kesehatan Risiko sindrom kelemahan lansia
Defisiensi kesehatan komunitas
Perilaku kesehatan cenderung berisiko
Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan
Ketidakefektifan manajemen kesehatan (147)
Ketidakefektifan manajemen regimen
terapeutik keluarga
Manajemen Krisis kesehatan akut
Perawatan
Promosi Kemampuan mempertahankan performa
Kesehatan kesehatan
Penyalahgunaan alcohol
Penyalahgunaan obat-obatan
Perilaku seksual efektif
Ketidakmampuan manajemen regimen diet
Ketidakmampuan manajemen regimen latihan
Ketidakmampuan mempertahankan kesehatan
Deficit pengetahuan tentang latihan
Kurang pengetahuan tentang regimen diet
Kurang pengetahuan tentang perilaku seksual
Ketidaksiapan meningkatkan keamanan
Masalah perilaku seksual
Risiko terjadinya penyakit
Risiko cedera lingkungan
Penyalahgunaan rokok
Manajemen Kurang pengetahuan tentang penyakit
Perawatan
Jangka Panjang
Manajemen Kekerasan pada anak
Risiko Kekerasan lansia
Keamanan lingkungan yang efektif
Risiko kekerasan
Risiko kekerasana anak
Risiko pengabaian anak
Risiko kekerasan lansia
Risiko pengabaian lansia
Risiko jatuh
Risiko pengabaian
Modul Keluarga dan Komunitas_Marisna Eka Yulianita, S.Kep., Ns., M.Kep. Page 21
f. kemungkinan untuk diatasi
g. sesuai program pemerintah
h. sumber daya tempat
i. sumber daya waktu
j. sumber dana
k. sumber daya peralatan
l. sumber daya manusia
Jumlah skor untuk masing-masing kriteria adalah rentang 1 – 5 dengan skala 0 paling
rendah dan 5 paling tinggi.
*Contoh tabel implementasi dan evaluasi dapat dilihat setelah bagian “tugas”
TUGAS!!
1. Setiap mahasiswa melakukan pengkajian di sebuah daerah secara berkelompok.
Modul Keluarga dan Komunitas_Marisna Eka Yulianita, S.Kep., Ns., M.Kep. Page 22
2. Hasil pengkajian tersebut kemudian dianalisa secara bersama-sama sehingga
ditemukan permasalahan kesehatan dai masyarakat tersebut.
3. Permasalahan kesehatan yang ditemukan tersebut kemudian diskoring hingga
ditemukan prioritas masalah kesehatan yang terjadi dalam populasi tersebut.
4. Setelah menemukan prioritas masalah, dibuatkan rencana intervensi, bentuk
implementasi, dan evaluasi
5. Tugas kemudian dipresentasikan secara berkelompok di hadapan pembimbing dan
mahasiswa lain dalam bentuk diskusi kelompok.
Modul Keluarga dan Komunitas_Marisna Eka Yulianita, S.Kep., Ns., M.Kep. Page 23
Contoh Tabel Rencana Intervensi
No Dx Tujuan Sasaran Strategi Intervensi Hari/ Tempat Evaluasi
. tgl Kriteria Standar
1 Ketidakefektif Setelah diberikan Warga Pendidikan Berikan pendidikan Kamis, Aula Verbal 70% warga
an manajemen asuhan keperawatan RT 001 kesehatan kesehatan tentang 16 Desa mampu
kesehatan selama 3 kali pengertian, penyebab, Maret menyebutkan
komunitas pertemuan tanda dan gejala, 2017 pengertian,
berhubungan diharapkan warga pencegahan, dan penyebab, tanda
dengan mampu: pengobatan dan gejala,
ketidakmampu a. memahami tuberkulosis pencegahan, dan
an masyarakat tentang penyakit pengobatan
mengenal tuberkulosis tuberkulosis
masalah b. melakukan upaya Pemberdaya Memotivasi warga Sabtu, Aula Psikom 75% warga
kesehatan pencegahan an untuk melakukan 18 Desa otor menerapkan
tuberkulosis penularan penyakit tindakan pencegahan Maret upaya
tuberkulosis penularan tuberkulosis 2017 pencegahan
c. menciptakan penularan
lingkungan yang tuberkulosis
sehat dan terhindar Kemitraan Bekerjasama dengan Minggu, Aula Verbal Tersedianya
dari faktor pencetus pihak puskesmas dan 19 Desa dan papan himbauan
tuberkulosis pemerintah desa untuk Maret Psikom untuk tidak
menetapkan kawasan 2017 otor merokok di
bebas asap rokok sembarang tempat
dan himbauan
untuk menutup
mulut saat batuk
dan bersin
Modul Keluarga dan Komunitas_Marisna Eka Yulianita, S.Kep., Ns., M.Kep. Page 24
Tabel Implementasi dan Evaluasi
No. Dx Waktu Kegiatan Evaluasi
Ketidakefektifan Kamis, 16 Pendidikan kesehatan Evaluasi struktur:
manajemen Maret tentang tuberculosis - Persiapan kegiatan dilakukan selama 2 minggu
kesehatan komunitas 2017 Evaluasi proses
berhubungan dengan - Peserta yang hadir 30 orang
ketidakmampuan - Kegiatan berlangsung selama 90 menit
masyarakat - 5 orang bertanya dalam kegiatan
mengenal masalah - 90% peserta antusias mengikuti kegiatan
kesehatan Evaluasi hasil
tuberkulosis - 75% peserta mampu memahami tentang penyakit tuberkulosis
Sabtu, 18 Pendidikan kesehatan Evaluasi struktur:
Maret tentang bahaya penularan - Persiapan kegiatan dilakukan selama 2 minggu
2017 tuberkulosis Evaluasi proses
- Peserta yang hadir 30 orang
- Kegiatan berlangsung selama 60 menit
- 3 orang bertanya dalam kegiatan
- 80% peserta antusias mengikuti kegiatan
Evaluasi hasil
- 70% peserta mampu memahami tentang bahaya penularan tuberkulosis
Minggu, Pengadaan papan Evaluasi struktur:
19 Maret himbauan kawasan bebas - Proposal pengadaan papan himbauan telah dimasukkan ke puskesmas dan
2017 rokok dan perilaku untuk pemerintah setempat 1 bulan sebelumnya
menghindari penularan Evaluasi proses
tuberkulosis - Proses koordinasi berjalan baik
- Puskesmas memberikan lay out bahaya penularan tuberkulosis
- Pemerintah desa bersedia memfasilitasi papan himbauan
Evaluasi hasil
Modul Keluarga dan Komunitas_Marisna Eka Yulianita, S.Kep., Ns., M.Kep. Page 25
- Papan himbauan terpasang di 5 titik, yakni depan aula desa, depan balai
pos kamling, samping puskesmas, depan masjid, dan depan sekolah.
Modul Keluarga dan Komunitas_Marisna Eka Yulianita, S.Kep., Ns., M.Kep. Page 26
PENDIDIKAN KESEHATAN
Definisi
1. Mc.Ewen (2001) menyebutkan bahwa pendidikan kesehatan merupakan aktivitas belajar
yang dirancang sesuai dengan kondisi klien dan situasi tempat pembelajaran yang
diberikan oleh tenaga professional kepada individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat.
2. A Joint Committee ON Termonilogi in Health Education of United States (1973) dalam
Machfoedz (2009) menyebutkan bahwa pendidikan kesehatan adalah proses yang
mencakup dimensi dan kegiatan intelektual, psikologis, dan sosial untuk meningkatkan
kemampuan manusia dalam mengambil keputusan yang mempengaruhi kesejahteraan diri,
keluarga, dan masyarakat.
3. Departemen Kesehatan RI menyebutkan bahwa penyuluhan kesehatan adalah gabungan
dari berbagai kegiatan dan kesempatan yang berlandaskan prinsip-prinsip belajar untuk
mencapai suatu keadaan dimana individu, keluarga, kelompok dan masyarakat secara
keseluruhan ingin hidup sehat, tahu bagaimana caranya dan melakukan apa yang bisa
dilakukan secara perorangan maupun secara kelompok, dan meminta pertolongan bila
perlu
Tujuan
• Tercapainya perubahan perilaku individu, keluarga, dan masyarakat dalam membina dan
memelihara perilaku sehat dan lingkungan sehat, serta berperan aktif dalam upaya
mewujudkan derajat kesehatan yang optimal
• Terbentuknya perilaku sehat pada individu, keluarga, dan kelompok dan masyarakat yang
sesuai dengan konsep hidup sehat baik fisik, mental, dan sosial sehingga dapat
menurunkan angka kesakitan dan kematian
• Memberikan informasi sehingga klien mampu membuat keputusan-keputusan yang tepat
dalam hubungannya dengan kesehatan dan sakit.
• Membantu klien agar berpartisipasi secara efektif dalam perawatan atau penyembuhan.
• Membantu klien beradaptasi terhadap realita penyakit dan pengobatannya.
• Membantu klien agar mengalami rasa puas dengan usaha-usaha mereka sendiri yang
menunjang kesehatan
Modul Keluarga dan Komunitas_Marisna Eka Yulianita, S.Kep., Ns., M.Kep. Page 27
a. Masyarakat binaan Puskesmas.
b. Masyarakat pegunungan, masyarakat nelayan, dan lain-lain.
Tahap-tahap pendidikan kesehatan
Di dalam tahap implementasi kegiatan pendidikan kesehatan, komunikasi memegang
peranan penting dalam penyampaian informasi kepada klien. Keterampilan dalam
berkomunikasi dengan baik dapat mengurangi kemungkinan terjadinya kesalahan persepsi
dan memberi kepuasan dalam pelayanan. Beberapa faktor yang mempengaruhi komunikasi
diantaranya persepsi, nilai, emosi, pengetahuan, peran dan hubungan serta kondisi lingkungan
(Hartono, 2010).
Tahapan-tahapan dalam komunikasi yang efektif meliputi tahap persiapan, tahap
pembukaan, tahap eksplorasi dan tahap terminasi yang dapat dilihat pada tabel berikut
(Machfoedz, 2009):
Modul Keluarga dan Komunitas_Marisna Eka Yulianita, S.Kep., Ns., M.Kep. Page 28
Metode
Pendidikan kesehatan merupakan sebuah proses dimana proses tersebut mempunyai
masukan (input) dan keluaran (output). Tercapainya tujuan pendidikan kesehatan dipengaruhi
oleh beberapa faktor diantaranya faktor metode, faktor isi, faktor petugas yang memberikan
pendidikan kesehatan, dan alat bantu atau media yang digunakan. Beberapa metode yang
dapat digunakan dalam kegiatan pendidikan kesehatan:
1. Metode pendidikan individual (perorangan)
Metode pendidikan kesehatan dengan pendekatan individual ini digunakan karena setiap
orang memiliki masalah dan alasan yang berbeda sehubungan perilaku baru yang
diterima. Bentuk metode ini diantaranya adalah bimbingan dan konseling serta
wawancara.
2. Metode pendidikan kelompok
Metode pendidikan kesehatan dengan pendekatan kelompok ini harus mempertimbangkan
besarnya kelompok sasaran serta tingkat pendidikan formal dari sasaran. Metode
kelompok ini terbagi atas dua yaitu kelompok besar dan kecil.
a. Kelompok Besar
Dikatakan kelompok besar apabila peserta pendidikan kesehatan lebih dari 15 orang.
Metode yang dapat digunakan untuk kelompok besar ini adalah dengan ceramah dan
seminar.
b. Kelompok Kecil
Dikatakan kelompok kecil apabila peserta kegiatan kurang dari 15 orang. Metode-
metode yang dapat digunakan adalah diskusi kelompok, curah pendapat (brain
storming), bola salju (snow balling), kelompok-kelompok kecil (buzz group), bermain
peran (role play), dan permainan simulasi (simulation game) (Koelen & Van Den
Ban, 2004).
Beberapa hal yang menjadi pertimbangan dalam menentukan metode pendidikan
kesehatan diantaranya adalah aspek yang akan dicapai yang terdiri dari (Lowenstein, Foord,
and Romano, 2009):
1. Aspek pengetahuan. Metode yang dapat digunakan adalah penyuluhan langsung maupun
pemasangan spanduk, poster, dan penyebaran leaflet.
2. Aspek sikap, dimana metode yang digunakan berupa metode yang dapat mengunggah
emosi, perasaan, dan sikap sasaran. Metode yang digunakan misalnya memperlihatkan
slide atau video.
3. Aspek keterampilan. Metode yang digunakan berupa memberikan kesempatan kepada
sasaran untuk mencoba keterampilan tersebut, misalnya demonstrasi.
Media
Media pendidikan kesehatan merupakan sarana dalam menampilkan informasi atau
pesan yang ingin disampaikan baik melalui media cetak maupun elektronik. Media digunakan
untuk membantu meningkatkan pengetahuan yang diharapkan dapat merubah perilaku ke
arah yang positif terhadap kesehatan. Media dibuat untuk memudahkan pemahaman terhadap
materi yang disampaikan. Media yang digunakan dalam proses pendidikan kesehatan harus
bergantung pada jenis sasaran, tingkat pendidikan sasaran, aspek yang ingin dicapai, metode
yang digunakan, dan sumber daya yang ada.
Adapun tujuan media pendidikan kesehatan adalah untuk memperjelas dan
memudahkan penyampaian informasi informasi serta menghindari kesalahan persepsi
(Hartono, 2010).
Pemilihan media merupakan hal yang harus diperhatikan oleh pemberi pendidikan
kesehatan. Hal yang perlu diperhatikan adalah media yang dipilih harus memberikan dampak
Modul Keluarga dan Komunitas_Marisna Eka Yulianita, S.Kep., Ns., M.Kep. Page 29
yang luas dan penggunaan media secara terpadu akan dapat meningkatkan cakupan,
frekuensi, dan efektivitas pesan. Penggolongan media pendidikan kesehatan dapat ditinjau
dari beberapa aspek diantaranya (Bastable, 2014):
1. Berdasarkan bentuk umum penggunaan.
Berdasarkan bentuk umum penggunaannya, media dapat berupa bahan bacaan seperti
modul, buku rujukan, leaflet, dan majalah bulletin. Selain itu juga dapat berupa bahan
peragaan seperti poster, flipchart, slide, dan film.
2. Berdasarkan cara produksi.
Berdasarkan cara produksinya, media dapat berupa media cetak, media elektronik, dan
media luar ruang. Media cetak dapat berupa poster, leaflet, brosur, majalah, surat kabar,
stiker, dan pamflet. Media elektronik dapat melalui televise, radio dan pemutaran film.
Sedangkan media luar ruang dapat berupa papan reklame, spanduk, dan standing banner.
PEMBUATAN LEAFLET
Definisi
Leaflet merupakan selembar kertas yang berisi tulisan cetak tentang masalah
khususnya untuk suatu sasaran dengan tujuan tertentu.
Pemanfaatan
Dapat ditempel di papan pengumuman puskesmas, rumah sakit, kantor, atau sekolah, atau
tempat-tempat lainnya yang mudah untuk dilihat oleh masyarakat umum.
Dapat diberikan kepada sasaran setelah penyuluhan.
Bentuk leaflet
a. Tulisan terdiri dari 200-400 huruf dengan tulisan cetak biasanya diselingi dengan gambar-
gambar.
b. Harus dapat dibaca sekali pandang.
c. Ukurannya biasanya 20 x 30 cm
d. Dapat berupa leaflet tentang masalah kesehatan atau informasi kesehatan lainnya
misalnya imunisasi, penatalaksanaan diare, demam berdarah, pemberian vitamin A, dan
lain-lain.
Keuntungan
a. Dapat disimpan lama, bila lupa dapat dibuka kembali.
b. Dapat dipakai sebagai bahan rujukan
c. Isi dapat dipercaya karena dicetak dan dikeluarkan oleh instansi resmi
d. Jangkauannya jauh dan dapat membantu jangkauan media lain
e. Jika perlu dapat dicetak ulang
f. Dapat dipakai sebagai bahan diskusi untuk kesempatan yang berbeda
Kerugian
a. Bila cetakannya kurang menarik, orang akan enggan menyimpannya
b. Kebanyakan orang malas membacanya, apabila hurufnya terlalu kecil dan susunannya
kurang menarik
c. Tidak dapat digunakan oleh orang yang tidak bisa membaca.
Modul Keluarga dan Komunitas_Marisna Eka Yulianita, S.Kep., Ns., M.Kep. Page 30
TUGAS!!
Modul Keluarga dan Komunitas_Marisna Eka Yulianita, S.Kep., Ns., M.Kep. Page 31
TUGAS!!
Setelah mahasiswa membaca dan memahami cara pembuatan SAP penyuluhan
kesehatan, maka diharapkan mahasiswa mampu:
a. Membuat SAP penyuluhan tentang masalah yang disesuaikan dengan materi isi leaflet.
b. Mengaplikasikan/mendemonstrasikan pendidikan kesehatan di masyarakat sesuai dalam
SAP yang telah dibuat.
c. Bila SAP dan materi telah siap, maka masing-masing mahasiswa mendemonstrasikan
pelaksanaan pendidikan kesehatan dengan kelompok lain sebagai peserta dan masing-
masing mahasiswa dalam kelompok membawa materi sesuai dengan pembagian tugas
degan kelompoknya.
d. Masing-masing mahasiswa yang menyajikan materi memperagakan mulai dari membuka
pendidikan kesehatan, penyajian materi, dan menutup pendidikan kesehatan.
DAFTAR PUSTAKA
Bastable, S. B. (2014). Nurse as Educator: Principles of Teaching & Learning for Nursing
Practice. 4th edition. USA: Jones & Bartlett Learning.
Chilton, S., Melling, K., Drew, D., & Clarridge, A. (2013). Keperawatan komunitas:
Panduan penting berpraktik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Fallen., R. & Dwi, R. B. (2011). Catatan kuliah keperawatan komunitas. Yogyakarta: Nuha
Medika.
Friedman, M. M., Bowden, V. R., & Jones, E. G. (2010). Buku Ajar Keperawatan Keluarga:
Riset, Teori, & Praktik. Jakarta: EGC.
Hartono, B. (2010). Promosi Kesehatan di Puskesmas & Rumah Sakit. Jakarta: Rineka Cipta.
Koelen, M. A. & Van Den Ban, A. W. (2004). Health Education and Health Promotion.
Wageningen: Wageningen Academic Publishers.
Lowenstein, A. J., Foord, L., & Romano, J. C. (2009). Teaching Strategies For Health
Education and Health Promotion: Working With Patients, Families, and
Communities. USA: Jones and Bartlett Publishers.
Machfoedz, M. (2009). Komunikasi Keperawatan Komunikasi Terapeutik. Yogyakarta:
Ganbika.
McEwen, M. & Wills E. M. (2011). Theoretical Basis For Nursing. 3rd edition. China:
Lippincott Williams & Wilkins.
Presiden Republik Indonesia (2009). Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 52 Tahun
2009 Tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga.
Widyanto, F. C. (2014). Keperawatan komunitas dengan pendekatan praktis Yogyakarta:
Nuha Medika.
Modul Keluarga dan Komunitas_Marisna Eka Yulianita, S.Kep., Ns., M.Kep. Page 32
Latihan Soal
1. Bapak R (52 tahun) tinggal bersama istri (48 tahun) dan 3 orang anaknya. Anak pertama
telah berkeluarga, anak kedua sementara kuliah, dan anak ketiga akan menghadapi ujian akhir
sekolah menengah atas. Anak ketiga Bapak R cenderung terbawa pergaulan, ia sering
meminta uang kepada ibunya yang dipergunakan untuk membeli rokok bersama teman
sepergaulannya dan sering bolos sekolah yang mengakibatkan nilai akademiknya menurun.
Di rumah, Bapak R dan istrinya tidak pernah melakukan pendekatan kepada anaknya
tersebut, tidak mengetahui kondisi anaknya, tidak mengarahkan anaknya untuk memiliki
pergaulan yang baik dan tidak pernah memiliki waktu luang untuk sharing dengan anaknya
karena rutinitas kerja.
Pertanyaan soal :
Apakah fungsi keluarga yang dihilangkan oleh keluarga tersebut?
Pilihan jawaban
a. Fungsi sosial
b. Fungsi afektif
c. Fungsi ekonomi
d. Fungsi reproduksi
e. Fungsi perawatan kesehatan
2. Perawat Puskesmas melakukan home visite ke keluarga Bapak T (83 tahun). Tercatat
Bapak T adalah penderita Tuberkulosis dan sementara menjalani terapi obat anti tuberculosis
sejak dua bulan yang lalu. Perawat tersebut datang untuk melihat perkembangan kesehatan
Bapak T dan membawakan OAT lanjutan sambil memeriksa efisiensi penggunaan obat
tersebut. Sebelum memasuki rumah Bapak T, seorang tetangga memanggil perawat tersebut
dan menanyakan apa yang sebenarnya terjadi pada Bapak T hingga dikunjungi secara khusus
tapi perawat tersebut tidak memberikan informasi apapun.
Pertanyaan soal :
Apakah prinsip etik yang dijaga oleh perawat tersebut?
Pilihan jawaban
a. Veracity
b. Autonomy
c. Beneficience
d. Confidentiality
e. Nonmaleficience
3. Bapak G 50 tahun tercatat menderita hipertensi dan pernah mengalami stroke. Klien
tinggal di rumah anaknya yang telah berkeluarga. Pada saat pengkajian, klien mengatakan
bahwa klien tidak ingin dibawa ke Puskesmas karena merasa tidak enak hati kepada anak dan
menantunya. Klien hanya meminta untuk disediakan obat oleh anaknya di rumah. TD:
190/130mmHg, P: 24x/menit, N: 100x/menit, S: 36,9OC.
Pertanyaan soal :
Apakah masalah keperawatan keluarga di atas?
Pilihan jawaban
a. Ketidakmampuan keluarga memodifikasi lingkungan
Modul Keluarga dan Komunitas_Marisna Eka Yulianita, S.Kep., Ns., M.Kep. Page 33
b. Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan
c. Ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan yang tepat
d. Ketidakmampuan keluarga menggunakan pelayanan kesehatan
e. Ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit
4. Perawat Puskesmas melakukan home visite ke keluarga Ibu K (61 tahun). Tercatat klien
adalah penderita Diabetes Mellitus dan memiliki luka diabetik di kedua kakinya. Perawat
dalam kunjungannya merencanakan untuk merawat luka kaki diabetik klien. Dalam
prosesnya, perawat lupa untuk membawa handscoon dan tetap melanjutkan perawatan
dengan mencuci tangan terlebih dahulu dan menggunakan desinfektan sebelum merawat
luka.
Pertanyaan soal :
Apakah prinsip etik yang dijaga oleh perawat tersebut?
Pilihan jawaban
a. Veracity
b. Autonomy
c. Beneficience
d. Confidentiality
e. Nonmaleficience
5. Perawat Puskesmas melakukan kegiatan home visite di rumah Bapak L (80 tahun). Klien
tinggal bersama anaknya yang mengalami gangguan kejiwaan. Pada saat pengkajian tampak
anak klien dipasung di belakang rumah klien. Perawat kemudian melepas pasung anak klien
dan menjelaskan tentang kesalahan persepsi yang dialami oleh klien. Anak klien kemudian
memberontak, klien marah dan mengusir perawat tersebut karena dianggap telah mencampuri
urusan keluarganya
Pertanyaan soal :
Apakah prinsip etik yang dilanggar oleh perawat tersebut?
Pilihan jawaban
a. Veracity
b. Autonomy
c. Beneficience
d. Confidentiality
e. Nonmaleficience
Pertanyaan soal :
Apakah masalah keperawatan keluarga di atas?
Pilihan jawaban
a. Ketidakmampuan keluarga memodifikasi lingkungan
b. Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan
Modul Keluarga dan Komunitas_Marisna Eka Yulianita, S.Kep., Ns., M.Kep. Page 34
c. Ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan yang tepat
d. Ketidakmampuan keluarga menggunakan pelayanan kesehatan
e. Ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit
7. Ibu D (30 tahun) tinggal bersama suami dan dua orang anaknya. Pada saat pengkajian,
anak kedua klien mengalami dermatitis pada wajah dan tangannya. Diketahui anak klien
senang mengkonsumsi makanan ringan dank lien tidak pernah membatasi konsumsi makanan
ringan tersebut karena tidak tega melihat anaknya menangis. Klien juga tidak merasa harus
membawa anaknya ke Puskesmas karena rasa gatal dermatitis tersebut akan hilang jika diberi
bedak.
Pertanyaan soal :
Apakah masalah keperawatan keluarga di atas?
Pilihan jawaban
a. Ketidakmampuan keluarga memodifikasi lingkungan
b. Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan
c. Ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan yang tepat
d. Ketidakmampuan keluarga menggunakan pelayanan kesehatan
e. Ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit
8. Keluarga Bapak J (45 tahun) memiliki seorang anak laki-laki yang telah menyelesaikan
pendidikan sekolah menengah atas. Anak klien kemudian meminta untuk melanjutkan
pendidikan ke jenjang sarjana. Letak rumah yang jauh dari pusat pendidikan, klien kemudian
meminta bantuan iparnya agar menerima anaknya untuk tinggal di rumahnya hingga
pendidikan anaknya selesai.
Pertanyaan soal :
Apakah struktur keluarga berdasarkan kasus di atas?
Pilihan jawaban
a. Patrilokal
b. Patrilineal
c. Matrilokal
d. Matrilineal
e. Keluarga Kawinan
9.Bapak S (33 tahun) menikah dengan istrinya sejak 5 tahun yang lalu. Klien diketahui
menunggu lama untuk mendapatkan anak. Klien telah menempuh berbagai macam program
untuk kehamilan istrinya, baik yang tradisional hingga berobat ke spesialis kandungan. Tiga
tahun yang lalu istri klien telah melahirkan anak pertamanya dan saat ini sedang hamil anak
kedua yang usia kandungannya 4 bulan.
Pertanyaan soal :
Apakah tahap perkembangan keluarga tersebut saat ini?
Pilihan jawaban
a. Keluarga Tahap I
b. Keluarga Tahap II
c. Keluarga Tahap III
d. Keluarga Tahap IV
e. Keluarga Tahap V
Modul Keluarga dan Komunitas_Marisna Eka Yulianita, S.Kep., Ns., M.Kep. Page 35
10. Ibu P (49 tahun) tinggal bersama anak dan menantunya. Diketahui menantu klien baru
saja melahirkan anak pertamanya yang berjenis kelamin perempuan. Klien sangat bahagia
dengan kelahiran cucu pertamanya tersebut dan banyak memberikan masukan kepada
menantunya agar dapat memiliki asi yang banyak. Klien juga lebih banyak memandikan
cucunya, karena menantunya masih belum mahir memandikan bayi.
Pertanyaan soal :
Apakah fungsi keluarga yang dilakukan oleh klien?
Pilihan jawaban
a. Fungsi sosial
b. Fungsi afektif
c. Fungsi ekonomi
d. Fungsi reproduksi
e. Fungsi perawatan kesehatan
Modul Keluarga dan Komunitas_Marisna Eka Yulianita, S.Kep., Ns., M.Kep. Page 36