Anda di halaman 1dari 36

KEPERAWATAN KELUARGA

I. Definisi
1. Menurut Undang-Undang No. 52 tahun 2009 tentang Perkembangan Kependudukan
dan Pembangunan Keluarga
Keluarga merupakan unit terkecil dalam masyarakat yang terdiri dari suami istri, atau
suami, istri dan anaknya, atau ayah dan anaknya, atau ibu dan anaknya.
2. Menurut Baylon dan Maglaya (1978) dalam Friedman, Bowden, dan Jones (2010)
Keluarga merupakan dua atau lebih individu yang hidup dalam satu rumah tangga
karena pertalian darah, ikatan perkawinan, atau adopsi.
II. Tipe Keluarga
Berdasarkan pengelompokan secara tradisional, keluarga terdiri atas:
a) Nuclear family (Keluarga Inti), yakni keluarga yang hanya terdiri dari ayah, ibu dan
anak yang diperoleh dari keturunannya atau adopsi atau keduanya.
b)  Extended family (Keluarga Besar), yakni keluarga inti ditambah anggota keluarga lain
yang masih mempunyai hubungan darah, seperti kakek, nenek, paman, dan bibi
c) Dyad family, yakni keluarga yang terdiri dari suami dan istri yang hidup dalam satu
rumah tanpa anak.
d) Childless family, yakni keluarga tanpa anak karena terlambat menikah dan untuk
mendapatkan anak terlambat waktunya. Penyebabnya adalah karena mengejar karir
atau pendidikan yang terjadi pada wanita.
e) Single parent family (keluarga duda atau janda), yakni keluarga yang terdiri dari satu
orang tua bias ayah atau ibu. Penyebabnya dapat terjadi karena proses perceraian,
kematian atau bahkan ditinggalkan.
f) Commuter family, yakni keluarga dengan kedua orang tua bekerja di kota yang
berbeda, tetapi setiap akhir pecan semua anggota keluarga berkumpul bersama di salah
satu kota yang menjadi tempat tinggal.
g) Multigenerational family, yakni keluarga dengan generasi atau kelompok umur yang
tinggal bersama dalam satu rumah.
h) Kin-network family, yaitu keluarga dengan beberapa keluarga inti tinggal dalam satu
rumah atau saling berdekatan dan menggunakan barang-barang serta pelayanan
bersama seperti menggunakan dapur, kamar mandi, televisi, atau telepon bersama.
i) Blended family, yakni keluarga yang dibentuk oleh duda atau janda yang menikah
kembali dan membesarkan anak dari perkawinan sebelumnya.
j) Single adult living/single adult family, yakni keluarga yang terdiri dari orang dewasa
yang hidup sendiri karena pilihannya atau perpisahan seperti perceraian atau ditinggal
mati.

Berdasarkan pengelompokan secara modern, tipe keluarga terdiri atas:


a) Unmarried teenage mother, yakni keluarga yang terdiri dari orang tua terutama ibu
dengan anak dari hubungan tanpa nikah
b) Stepparent family, yakni keluarga dengan orang tua tiri
c) Commune family, yakni keluarga dengan beberapa pasangan keluarga dengan anaknya
yang tidak memiliki hubungan saudara, hidup dalam satu rumah, sumber dan fasilitas
sama, sosialisasi anak dengan melalui aktivitas kelompok atau membesarkan anak
bersama.
Modul Keluarga dan Komunitas_Marisna Eka Yulianita, S.Kep., Ns., M.Kep. Page 1
d) Nonmarital heterosexual cohabiting family, yakni keluarga yang hidup bersama
berganti-ganti pasangan tanpa melalui pernikahan
e) Gay and lesbian family, yakni keluarga dengan seseorang yang mempunyai persamaan
jenis kelamin yang hidup bersama sebagaimana pasangan suami istri
f) Cohabitating couple, yakni keluarga dengan orang dewasa yang hidup bersama diluar
ikatan perkawinan karena beberapa alasan tertentu.
g) Foster family, yakni keluarga yang menerima anakn yang tidak ada hubungan keluarga
atau saudara untuk waktu sementara
h) Homeless family, yakni keluarga tang terbentuk tanpa perlindungan yang permanen
karena krisis personal yang dihubungkan dengan keadaan ekonomi dan atau masalah
kesehatan mental.
i) Gang, yakni sebuah bentuk keluarga yang destruktif, dari orang-orang muda yang
mencari ikatan emosional dan keluarga yang mempunyai perhatian, tetapi berkembang
dalam kekerasan dan criminal dalam kehidupannya.

III.Fungsi Keluarga
1. Fungsi afektif
2. Fungsi sosialisasi
3. Fungsi reproduksi
4. Fungsi ekonomi
5. Fungsi perawatan kesehatan yang berfokus pada kemampuan keluarga dalam:
a. Mengenal masalah kesehatan keluarga
b. Mengambil keputusan tindakan kesehatan yang tepat bagi keluarga
c. Merawat anggota keluarga yang sakit
d. Memodifikasi lingkungan keluarga untuk menjamin kesehatan keluarga
e. Menggunakan fasilitas pelayanan kesehatan
IV. Tahap Perkembangan Keluarga
1. Tahap I (Keluarga baru menikah)
2. Tahap II (Keluarga dengan anak baru lahir/ child bearing)
3. Tahap III (Keluarga dengan anak usia pra sekolah)
4. Tahap IV (Keluarga dengan anak usia sekolah)
5. Tahap V (Keluarga dengan anak remaja)
6. Tahap VI (Keluarga mulai melepas sebagai dewasa)
7. Tahap VII (Keluarga usia pertengahan)
8. Tahap VIII (Keluarga usia tua)
V. Tujuan Keperawatan Keluarga
1. Tujuan Umum
Mengoptimalkan fungsi keluarga dan meningkatkan kemampuan keluarga dalam
menangani masalah kesehatan dan mempertahankan status kesehatan anggotanya.
2. Tujuan Khusus
a. Keluarga mampu melaksanakan tugas pemeliharaan kesehatan keluarga dan
menanagani masalah kesehatannya.
b. Keluarga memperoleh pelayanan keperawatan sesuai kebutuhan
c. Keluarga mampu berfungsi optimal dalam memelihara hidup sehat anggota
keluarganya.

Modul Keluarga dan Komunitas_Marisna Eka Yulianita, S.Kep., Ns., M.Kep. Page 2
VI. Asuhan Keperawatan Keluarga

1. Pengkajian
2. Analisa data
3. Diagnosis keperawatan keluarga berdasarkan Masalah keperawatan
keluarga
 Ketidakmampuan keluarga mengenal maslaah kesehatan
 Ketidakmampuan keluarga menentukan tindakan keperawatan
 Ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit
 Ketidakmampuan keluarga memodifikasi lingkungan
 Ketidakmampuan keluarga menggunakan pelayanan kesehatan
4. Intervensi Keperawatan
5. Impelementasi Keperawatan
6. Evaluasi
S : Subjektif
O : Objektif
A : Assessment
P : Planning

1. PENGKAJIAN

PETUNJUK MENYUSUN PENGKAJIAN KELUARGA MODEL FRIEDMAN


A. IDENTIFIKASI DATA
1. Nama keluarga : diisi dengan nama kepala keluarga (KK)
2. Alamat dan nomor telepon (jika ada)
3. Komposisi keluarga (tinggal serumah): isi dengan membuat kolom nama
dimulai dari usia yang paling tua, jenis kelamin, hubungan dengan kepala
keluarga, tempat dan tanggal lahir atau usia, pekerjaan dan pendidikan terakhir.

Contoh:
Jenis Hubungan TTL/ Pendidikan
No Nama Pekerjaan
kelamin dg KK umur terakhir
1. Bp A Laki-laki Kk 3 Januari Petani SMP
2. 1982/36 tahun
3. Ibu A Perempuan Istri 5 September IRT SMP
4. 1986/32 tahun
5. Anak Y Perempuan Anak 18 Desember Belum SD
2010 bekerja
Ib C Perempuan Mertua 29 Agustus Pedagang SD

Bp. T Laki-laki Bapak 23 Februari Petani SD


Berikutnya buatkan genogram berupa diagram pohon keluarga tiga generasi.

Modul Keluarga dan Komunitas_Marisna Eka Yulianita, S.Kep., Ns., M.Kep. Page 3
Contoh :

PM BC Mn Pt
90 81 92 80
(1910-2000) penyakit jantung diabetes (1916-1996)
kanker stroke

Bd Bt Bs Bp Jn
50 47 45 40 49
Alkoholik perokok nyeri
Aktif punggung

Fn AD Bb Wh
19 17 12 24
Obat-obatan sehat asma

Keterangan :
Laki-laki perempuan meninggal

Menikah pisah cerai klien

Pasangan tidak menikah

Anak adopsi anak kembar ibu hamil tinggal serumah

4. Tipe keluarga: keluarga inti, keluarga besar (extended family), single parent, dsb.
5. Latar belakang budaya: menjelaskan budaya keluarga, bahasa, dan kebiasaan-
kebiasaan yang berhubungan dengan perilaku kesehatan.
6. Identifikasi agama: agama yang dianut oleh setiap anggota keluarga
B. TAHAP PERKEMBANGAN DAN SEJARAH KELUARGA
- Menjelaskan tentang tahap perkembangan yang telah dilalui oleh keluarga
- Menjelaskan tahap yang saat ini dijalani oleh keluarga
Modul Keluarga dan Komunitas_Marisna Eka Yulianita, S.Kep., Ns., M.Kep. Page 4
- Menjelaskan tugas perkambangan sesuai dengan tahap perkembangan keluarga
saat ini
C. DATA LINGKUNGAN
- Karakteristik rumah: menggambarkan denah rumah secara sederhana dan
menjelaskan secara singkat mengenai kondisi rumah yang dapat mempengaruhi
status kesehatan keluarga.
- Karakteristik tetangga dan komunitas : menjelaskan karakteristik lingkungan
sosial di sekitar tempat tinggal keluarga dan aktivitas sosial kelompok.
D. STRUKTUR KELUARGA
- Pola komunikasi: menjelaskan pola komunikasi keluarga
- Struktur kekuatan keluarga: menjelaskan struktur kekuatan keluarga
- Struktur peran: menjelaskan peran dari setiap anggota keluarga terutama yang
mempengaruhi status kesehatan keluarga.
E. FUNGSI KELUARGA
- Fungsi afektif : menjelaskan fungsi afektif dalam keluarga
- Fungsi sosialisasi : menjelaskan fungsi sosialisasi keluarga
- Fungsi reproduksi: menjelaskan fungsi reproduksi keluarga
- Fungsi ekonomi: menjelaskan fungsi ekonomi keluarga
- Fungsi perawatan kesehatan: menjelaskan fungsi perawatan kesehatan keluarga,
keyakinan-keyakinan, nilai-nilai dan perilaku keluarga yang mempengaruhi
kesehatan.
F. KOPING KELUARGA: menjelaskan mekanisme koping internal dan eksternal.
G. PEMERIKSAAN FISIK (seluruh anggota keluarga)
Anggota keluarga
Pemeriksaan
Ayah Ibu Anak 1 Anak 2
Kepala:
Rambut
Mata
Hidung
Telinga
Gigi-mulut
Leher :
Tonsil
Kelenjar
Dada :
Jantung
Paru
Bentuk dada
Gerakan
Perut :
Bising usus
Nyeri tekan
Kulit :
Turgor
Ekstremitas :
Gerakan
Kelainan
Tekanan darah: Nadi:
Pernapasan: Suhu:

Modul Keluarga dan Komunitas_Marisna Eka Yulianita, S.Kep., Ns., M.Kep. Page 5
Berat badan:
Kesimpulan secara umum (tuliskan ulang secara singkat data-
data yang dianggap perlu menjadi fokus)

Daftar Diagnosa Keperawatan Keluarga

DOMAIN KELAS DIAGNOSA KEPERAWATAN


Domain 1: Kelas 2: Ketidakefektifan manajemen regimen
Promosi Manajemen terapeutik keluarga
Kesehatan Kesehatan Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan
(146)
Perilaku Kesehatan Cenderung Berisiko
(145)
Domain 2: Kelas 1: Kesiapan untuk meningkatkan ASI
Nutrisi Ingesti
Domain4: Kelas 5: Gangguan pemeliharaan rumah
Aktivitas/Istirahat Perawatan
Diri
Domain 5: Kelas 4: Ketidakefektifan kontrol impuls (256)
Persepsi/ Kognisi Kognisi

Kelas 5: Kesiapan meningkatkan komunikasi (260)


Komunikasi
Domain 7: Kelas 1: Peran Ketegangan peran pemberi asuhan (278)
Hubungan Peran care giver Risiko ketegangan peran pemberi asuhan
(281)
Ketidakmampuan menjadi orang tua
Kesiapan meningkatkan peran menjadi
orang tua (288)
Risiko ketidakmampuan menjadi orang tua
Kelas 2: Risiko gangguan perlekatan (289)
Hubungan Disfungsi proses keluarga (290)
keluarga Gangguan proses keluarga
Kesiapan meningkatkan proses keluarga
(294)
Kelas 3: Ketidakefektifan hubungan (295)
Performa Kesiapan meningkatkan hubungan (297)
peran Risiko ketidakefektifan hubungan (296)
Konflik peran orang tua (298)
Ketidakefektifan performa peran (299)
Hambatan interaksi sosial (301)
Domain 9: Kelas 2: Penurunan koping keluarga (331)

Modul Keluarga dan Komunitas_Marisna Eka Yulianita, S.Kep., Ns., M.Kep. Page 6
Koping/Toleransi Respon Kaetidakmampuan koping keluarga (333)
Stres koping Kesiapan meningkatkan koping keluarga
(334)
Ketidakefektifan perencanaan aktivitas
(322)
Risiko ketidakefektifan perencanaan
aktivitas (323)
Hambatan penyesuaian
Risiko hambatan penyesuaian
Kesiapan meningkatkan penyesuaian
Domain 10: Kelas 3: Nilai/ Konflik pengambilan keputusan (367)
Prinsip Hidup Keyakinan/ Hambatan religiositas (372)
Aksi Risiko hambatan religiositas (373)
Kongruen Kesiapan meningkatkan religiositas (374)
Kesiapan meningkatkan pengambilan
keputusan (370)
Domain 11: Kelas 4: Kontaminasi (424)
Keamanan/ Hazard Risiko kontaminasi (426)
Proteksi lingkungan Risiko keracunan (428)
Domain 13: Kelas 1: Risiko pertumbuhan tidak proporsional
Pertumbuhan/ Pertumbuhan (478)
Perkembangan Kelas 2: Risiko keterlambatan perkembangan (479)
Perkembangan
Carers Carers Stres pada pemberi asuhan
Risiko stress pada pemberi asuhan
Gangguan kemampuan untuk melakukan
perawatan
Risiko gangguan kemampuan untuk
melakukan perawatan
Emosional/Isu Gangguan komunikasi
Psikologikal Gangguan status psikologis
Perawatan Masalah ketenagakerjaan
Keluarga Gangguan proses keluarga
Kurangnya dukungan keluarga
Masalah dukungan sosial
Masalah hubungan
Risiko gangguan koping keluarga
Promosi Health Kemampuan untuk mempertahankan
Kesehatan Promotion kesehatan
Gangguan mempertahankan kesehatan
Risiko bahaya lingkungan
Modul Keluarga dan Komunitas_Marisna Eka Yulianita, S.Kep., Ns., M.Kep. Page 7
Manajemen Kurangnya pengetahuan tentang penyakit
Perawatan Jangka
Panjang
Medikasi Gangguan kemampuan untuk manajemen
pengobatan
Perawatan Diri Gangguan kerumahtanggaan
Manajemen Kekerasan rumah tangga
Risiko Keselamatan lingkungan yang efektif
Masalah kesehatan lingkungan
Risiko terjadinya penyalahgunaan
Risiko terjadinya pelecehan anak
Risiko terjadinya pengabaian anak
Risiko terjadinya pelecehan lansia
Risiko terjadinya pengabaian lansia
Risiko untuk jatuh
Risiko infeksi
Risiko terjadinya pengabaian
Keadaan Sosial Masalah financial
Tinggal di rumah
Masalah perumahan
Pendapatan yang tidak memadai
Kurangnya dukungan sosial

Contoh Kasus
Diketahui Bp. Roni (39 tahun) memiliki satu orang istri dan dua orang anak. Istrinya bernama
Dinda (36 tahun), sedangkan anaknya bernama Karto (16 tahun) dan Yani (4 tahun).
Berdasarkan data yang terdapat di Puskesmas, Bapak Roni tercatat menderita Tuberkulosis
dan sedang menjalani perawatan obat selama 6 bulan. Ibu Dinda tercatat pernah terdiagnosa
Diabetes Mellitus. Pada saat pengkajian di rumah keluarga Bapak Roni, perawat Nina
mengkaji keadaan kesehatan pasien secara langsung. Pada kunjungan tersebut diperoleh data
Bpaak Roni, TD: 128/100 mmHg, P: 18X/menit, N: 86X/menit, dan S: 36 OC. Data Ibu Dinda
adalah TD: 110/90 mmHg, P: 16X/menit, N: 70x/menit, S: 36,8oC, terdapat luka dengan
diameter 1,2 cm dan kedalaman 7mm. Karto tidak berada dirumah saat pengkajian,
sedangkan menurut keterangan Ibu Dinda, Yani telah empat hari buang air besar dengan
frekuensi 3-5 kali sehari dengan konsistensi encer. Diketahui TTV Yani adalah TD:
90/70mmHg, P: 28x/menit, N:60X/menit, S: 37,8OC.

Analisa Data
No. Data Masalah
1. DS: ……. Ketidakefektifan manajemen kesehatan keluarga

Modul Keluarga dan Komunitas_Marisna Eka Yulianita, S.Kep., Ns., M.Kep. Page 8
DO: …….
2. DS: ……. Perilaku kesehatan cenderung berisiko
DO: …….
Diagnosa Keperawatan (NANDA)
1. Ketidakefektifan manajemen kesehatan keluarga berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan
2. Perilaku kesehatan cenderung berisiko berhubungan dengan ketidakmampuan
keluarga merawat anggota keluarga yang sakit

Skoring yang dirumuskan oleh Bailon dan Maglay (1978) dalam Effendy (1998).
Kriteria Bobot Skor
Sifat masalah 1 Aktual =3
Risiko =2
Potensial =1
Kemungkinan masalah untuk 2 Mudah =2
dipecahkan Sebagian =1
Tidakdapat = 0
Potensi masalah untuk dicegah 1 Tinggi =3
Cukup =2
Rendah =1
Menonjolnya masalah 1 Segeradiatasi = 2
Tidaksegeradiatasi = 1
Tidakdirasakanadanyamasalah = 0

Cara Penilaian: skor x bobot


Nilai tertinggi

Contoh Penyelesaian
Skoring Diagnosa 1
Sifat masalah : 1/3 x 1 = 1/3
Kemungkinan masalah untuk dipecahkan : ½ x 2 = 1 total : 13/6 = 2.166
Potensi masalah dapat dicegah : 1/3 x 1 = 1/3
Menonjolnya masalah : ½ x 1 = ½

Skoring Diagnosa 2
Sifat masalah : 2/3 x 1 = 2/3
Kemungkinan masalah untuk dipecahkan : ½ x 2 = 1 total : 19/6 = 3.166

Modul Keluarga dan Komunitas_Marisna Eka Yulianita, S.Kep., Ns., M.Kep. Page 9
Potensi masalah dapat dicegah : 3/3 x 1 = 1
Menonjolnya masalah : ½ x 1 = ½

Berdasarkan skoring, diagnosa keperawatan prioritas keluarga adalah:


1. Perilaku kesehatan cenderung berisiko berhubungan dengan ketidakmampuan
keluarga merawat anggota keluarga yang sakit
2. Ketidakefektifan manajemen kesehatan keluarga berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan

Rencana Intervensi
No. Diagnosa Kep. Tujuan & Intervensi Rasional
Kriteria
Hasil
1 Perilaku kesehatan cenderung … 1. ………… 1. …………..
berisiko berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga 2. Dst… 2. Dst…….
merawat anggota keluarga yang
sakit

2 Ketidakefektifan manajemen … 1. ………… 1. …………..


kesehatan keluarga berhubungan
dengan ketidakmampuan keluarga 2. Dst… 2. Dst…….
mengenal masalah kesehatan

Implementasi
No. Diagnosa Kep. Implementasi Evaluasi
1 Perilaku kesehatan 1. …………. S: ………
cenderung berisiko Hasil: …………. O: ……….
berhubungan dengan A: Masalah teratasi/belum teratasi/teratasi sebagian
ketidakmampuan keluarga 2.……….. P: lanjutkan intervensi/pertahankan intervensi:
merawat anggota keluarga Hasil :………… a. ……………………
yang sakit b. …………………… dst

Modul Keluarga dan Komunitas_Marisna Eka Yulianita, S.Kep., Ns., M.Kep. Page 10
2 Ketidakefektifan 1. …………. S: ………
manajemen kesehatan Hasil: …………. O: ……….
keluarga berhubungan A: Masalah teratasi/belum teratasi/teratasi sebagian
dengan ketidakmampuan 2.……….. P: lanjutkan intervensi/pertahankan intervensi:
keluarga mengenal masalah Hasil :………… a. ……………………
kesehatan b. …………………… dst

TUGAS!!
Tn. A adalah seorang perawat Puskesmas yang melakukan pengkajian dirumah Bp. S. Bapak
S, usia 58 tahun tinggal bersama istri (56 tahun) dan seorang anak.(27 tahun). Berdasarkan
data yang terdapat di Puskesmas, Bapak S tercatat menderita Tuberkulosis dan sedang
menjalani perawatan obat selama 6 bulan. Pada saat kunjungan rumah diperoleh data Bapak
S, TD: 128/100 mmHg, frekuensi Pernafasan : 18x/menit, frekuensi nadi: 86x/menit, dan
Suhu : 36OC. Di samping itu, isteri Bp. S mengalami sesak nafas dan mengatakan sering
batuk berlendir, takut dengan kondisi yang dialaminya, BB 35 Kg, TD : 110/80 mmHg, N :
68x/i, P : 28 x/i, S : 36,7oC. Sedangkan anak Bp. S mengeluh mual dan muntah dan
mengalami diare dengan frekuensi BAB 5 kali sejak 2 hari yang lalu. Hasil pemeriksaan TTV
TD: 80/70 mmHg, P: 25X/menit, N: 60x/menit, S: 36,8oC.
Asuhan Keperawatan Keluarga
1. Buatlah Analisa Data Keluarga Bapak S (Analisa data terdiri data subjektif dan data
objektif setiap anggota keluarga).
2. Buatlah diagnosa keperawatan yang dapat muncul berdasarkan masalah yang ditemukan
pada keluarga Bapak S!
3. Pilihlah 3 diagnosa keperawatan dari yang Anda tuliskan di nomor 2, lalu buatkan
skoringnya!
4. Tuliskan masing-masing intervensi dari diagnosa keperawatan berdasarkan prioritas hasil
skoring!
5. Tuliskan masing-masing implementasi berdasarkan intervensi yang Anda tuliskan!
6. Tuliskan contoh evaluasi berdasarkan implementasi yang Anda berikan!

Modul Keluarga dan Komunitas_Marisna Eka Yulianita, S.Kep., Ns., M.Kep. Page 11
KEPERAWATAN KOMUNITAS

1. Definisi
a. Kozier dkk (1997) dalam Chilton dkk. (2013) menyebutkan bahwa komunitas adalah
sekumpulan orang yang tinggal dalam satu lokasi tertentu, memiliki nilai, keyakinan,
dan minat yang relatif sama, serta berinteraksi satu sama lain untuk mencapai satu
tujuan tertentu.
b. American Nurses Association (2004) menjelaskan keperawatan komunitas sebagai
tindakan untuk meningkatkan dan mempertahankan kesehatan suatu populasi dengna
mengintegrasikan keterampilan dan pengetahuan sesuai dengan keperawatan dan
kesehatan masyarakat.
c. Departemen Kesehatan (2006) menjelaskan bahwa keperawatan kesehatan
masyarakat merupakan perpaduan antara konsep kesehatan masyarakat dan konsep
keperawatan yang ditujukan untuk seluruh masyarakat dengan penekanan pada
kelompok risiko tinggi.

2. Tujuan Keperawatan Komunitas


A. Tujuan Umum
Tujuan umum pelayanan keperawatan komunitas adalah untuk meningkatkan
kemandirian masyarakat dalam mengatasi masalah keperawatan kesehatan
masyarakat yang optimal.
B. Tujuan Khusus
1). Meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku individu, kelompok, dan
masyarakat tentang kesehatan.
2). Meningkatkan penemuan kasus-kasus prioritas secara dini
3). Meningkatkan penanganan keperawatan terhadap kasus prioritas di Puskesmas
dan yang mendapatkan tindak lanjut keperawatan di rumah.
4). Meningkatkan akses keluarga yang tidak dapat menjangkau pelayanan kesehatan.

3. Ruang Lingkup Keperawatan Komunitas


Pelayanan kesehatan yang diberikan kepada komunitas lebih difokuskan pada upaya
promotif dan preventif tanpamengabaikan kuratif dan rehabilitatif.
a. Promotif, ditujukan untuk meningkatkan kesehatan individu, keluarga, kelompok, dan
masyarakat dengan melakukan kegiatan pendidikan kesehatan dan penyuluhan
kesehatan masyarakat.
b. Preventif, meliputi tindakan pencegahan sebelum klien menderita suatu permasalahan
kesehatan.
1). Primary prevention
merupakan pencegahan yang dilakukan pada tahap prepatogenesis atau tahap
sebelum terjadinya penyakit (seperti imunisasi, personal hygiene, perlindungan diri
dari kecelakaan kerja, perlindungan diri dari lingkungan, dan kesehatan kerja).
2). Secondary prevention

Modul Keluarga dan Komunitas_Marisna Eka Yulianita, S.Kep., Ns., M.Kep. Page 12
Merupakan pencegahan yang dilakukan pada tahap terjadinya masalah
kesehatan (penyakit) yang ditujukan untuk menghambat proses perjalanan penyakit
sehingga dapat memperpendek waktu sakit dan menurunkan tingkat keparahan
penyakit.
3). Tertiary prevention
merupakan upaya pencegahan pada masyarakat yang telah sembuh dari sakit
serta mengalami kecatatan. Proses ini dimulai pada saat cacat dampai kondisi stabil
atau menetap dan tidak dapat diperbaiki.
c. Kuratif, dalam bentuk pelayanan kesehatan langsung (direct care) terhadap individu,
keluarga dan kelompok dalam lingkup komunitas.
d. Rehabilitatif, sebagai tujuan pencegahan tersier yang dimaksudkan untuk
mengembalikan individu pada tingkat fungsi optimal dari ketidakmampuannya.

4. Sasaran Keperawatan Komunitas


Seluruh masyarakat termasuk individu, keluarga dan kelompok beresiko tinggi
(kelompok penduduk di daerah kumuh, daerah terisolasi dan daerah yang tidak terjangkau
termasuk kelompok bayi, balita dan ibu hamil).
a. Individu. Permasalahan kesehatan yang dapat terjadi diantaranya seperti kasus
penyakit hipertensi, diabetes mellitus (DM), tuberkulosis (TBC), dan penyakit
individual lainnya.
b. Keluarga. Sasaran pelayanan keperawtan komunitas ditujukan pada keluarga sehat,
keluarga risiko tinggi dan rawan kesehatan, dan keluarga dengan tindak lanjut
perawatan.
c. Kelompok. Seperti kelompok balita, lansia, remaja, ibu hamil, ibu melahirkan, ibu
menyusui, dan sebagainya.
d. Masyarakat. Difokuskan kepada masyarakat rentan atau mempunyai risiko tinggi
terhadap timbulnya permasalahan kesehatan, misalnya masyarakat di
daerahpengungsian akibat konflik atau bencana dan daerah endemik penyakit
menular.

5. Peran Perawat Komunitas


a. Pendidik (educator), dalam hal ini perawat dituntut untuk dapat memberikan
pendidikan kesehatan baik kepada individu, keluarga, kelompok, ataupun masyarakat.
b. Pemberi asuhan keperawatan (care giver), dimana asuhan keperawatan diberikan
secara komprehensif dan berkesinambungan.
c. Konselor (counselor), dalam hal ini perawat sebagai konselor berusaha membantu
memecahkan permasalahan kesehatan yang dialami klien secara efektif dan
melibatkan keluarga, kelompok, dan masyarakat.
d. Pembela hak klien (advocator), dalam hal ini perawat sebagai pembela hak-hak klien
dan memastikan kebutuhan klien terpenuhi.
e. Manajer kasus (case manager), dalam hal ini perawat mengelola kegiatan pelayanan
kesehatan puskesmas dan masyarakat sesuai dengan beban tugas dan tanggung jawab
yang dibebankan kepadanya.
f. Kolaborator (collaborator), dalam hal ini perawat bekerjasama dengan tim kesehatan
yang lain dalam kaitannya membantu mempercepat proses penyembuhan klien.
g. Penemu kasus (case finder), dalam hal ini perawat melakukan monitoring terhadap
perubahan-perubahan yang terjadi pada individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat
yang berkaitan dengan masalah-masalah kesehatan serta dampaknya terhadap status
kesehatan melalui kunjungan rumah dan pengumpulan data.
Modul Keluarga dan Komunitas_Marisna Eka Yulianita, S.Kep., Ns., M.Kep. Page 13
6. Asuhan Keperawatan Komunitas
1. Pengkajian. Dapat dilakukan melalui wawancara, observasi, pemeriksaan fisik, sensus,
laporan penyakit yang terinformasikan, dan catatan medis di pelayanan kesehatan.

FORMAT PENGKAJIAN KEPERAWATAN KOMUNITAS

Nama KK : Pekerjaan :
Umur : Pendidikan :
Suku : Alamat/Dusun :
Agama : Desa :

I. IDENTITAS ANGGOTA KELUARGA


HUBUNGAN
NAMA UMUR L/P DGN KK AGAMA SUKU PENDIDIKAN PEKERJAAN KET

II. LINGKUNGAN FISIK


A. PERUMAHAN
1. Status kepemilikan rumah
( ) Milik pribadi ( ) Asrama ( ) Lain-lain
( ) Kontrak ( ) Menumpang
2. Jumlah kamar ?.................................
3. Luas rumah ?....................................
4. Jenis rumah : ( ) Permanen ( ) Semi Permanen ( ) Panggung/Kayu ( )
Lain-lain
5. Jenis lantai :
( ) Tanah ( ) Tegel/Keramik ( ) Plester ( ) papan ( )
Lain-lain
6. Dinding rumah terbuat dari :
( ) Tembok penuh ( ) Papan kayu ( ) Bilik ( ) ½ tembok ( )
Lain-lain
7. Apakah terdapat ventilasi ? ( ) Ya ( ) Tidak
8. Apakah dirumah terdapat jendela, kalau ada apakah dibuka setiap hari ?
( ) Ya ( ) Kadang-kadang ( ) Tidak
9. Cahaya matahari masuk kedalam rumah : ( ) Ya ( ) Tidak
10. Kebersihan dalam rumah : ( ) Bersih ( ) Tidak bersih
Bila tidak bersih disebabkan oleh :
Modul Keluarga dan Komunitas_Marisna Eka Yulianita, S.Kep., Ns., M.Kep. Page 14
( ) banyak sisa makanan ( ) Sampah ( ) Pasir ( ) Debu
11. Kebersihan halaman : ( ) Bersih ( ) Tidak bersih
12. Pemanfaatan halaman :
( ) Tidak dimanfaatkan ( ) Untuk kandang ternak
( ) Untuk perkebunan ( ) Untuk perikanan
13. Vektor yang banyak disekitar rumah dan membahayakan kesehatan :
( ) Lalat ( ) Nyamuk ( ) Kucing ( ) Anjing
( ) Burung ( ) Kecoa ( ) Ayam ( ) Lain2

B. SUMBER AIR
1. Sumber air minum :
( ) Sumur pompa ( ) Sumur gali ( ) Sungai ( ) Mata air
( ) Air hujan ( ) Empang ( ) PAM ( ) Lain2
2. Apakah air untuk minum dimasak ? ( ) Ya ( ) Tidak
Alasan :
………………………………………………………………………………
3. Jarak sumber air dengan penampungan akhir kotoran : ( ) < 10 m ( ) > 10
m
4. Keadaan fisik air untuk minum :
( ) berwarna ( ) berasa ( ) berbau
5. Sumber air untuk mandi dan mencuci :
( ) Sumur pompa ( ) Sumur gali ( ) Sungai ( ) Mata air
( ) Air hujan ( ) Empang ( ) PAM ( ) Laut
6. Tempat penampungan air : ( ) Tertutup ( ) Terbuka
7. Keadaan gentong / bak mandi :
( ) Berlumut ( ) Tidak berlumut
( ) Ada jentik nyamuk ( ) Tidak ada jentik nyamuk
8. Frekuensi membersihkan penampungan air
( ) 1minggu ( ) 2 minggu ( ) 3 minggu
C. CARA PEMBUANGAN SAMPAH
1. Bagaimana sampah dari rumah dibuang ?
( ) Dikumpulkan dan dibakar ( ) Di sungai ( ) Di timbun
dalam tanah ( ) Sembarangan ( ) di laut ( ) di selokan
2. Tempat penampungan sampah : ( ) Ada ( ) Tidak ada
Bila ada, keadaan tempat penampungan sampah :
( ) Banyak lalat ( ) Bau busuk
( ) Banyak kecoa ( ) Terpelihara
3. Apakah ada polusi udara dan buangan limbah yang mengganggu kesehatan ?
( ) Ya ( ) Tidak
Bila ya, sumber dari : ( ) Pabrik ( ) Lain2 :
4. Kebiasaan membuang barang bekas (botol, ban bekas, kaleng, dll) yang dapat
menampung air :
( ) Ditutup ( ) Dibuang di tempat penampungan sampah
( ) sampah ditimbun
D. PEMBUANGAN TINJA
Apakah keluarga mempunyai jamban : ( ) Ya ( ) Tidak
Jika Ya,
Jenis jamban : ( ) Cemplung ( ) Leher angsa
Kondisi jamban : ( ) Terpelihara ( ) Tidak terpelihara
Modul Keluarga dan Komunitas_Marisna Eka Yulianita, S.Kep., Ns., M.Kep. Page 15
Kepemilikan jamban : ( ) Milik sendiri ( ) Milik bersama ( ) Menumpang
Jika Tidak, BAB dimana ?
( ) Selokan ( ) Sembarang tempat ( ) Aliran bak penampungan
( ) Sawah ( ) Lain2 : .........................
E. PEMBUANGAN AIR LIMBAH
Air limbah dibuang dimana ? ( ) Selokan ( ) Sawah
( ) Sembarang tempat ( ) Aliran bak penampungan ( ) Lain2

III. EKONOMI
1. Berapakah penghasilan rata-rata keluarga setiap bulan ?
( ) < Rp. 200.000 ( ) Rp. 200.000 – Rp. 300.000
( ) Rp. 300.000 – Rp. 500.000 ( ) > Rp. 500.000
2. Adakah alokasi dana untuk pemeliharaan kesehatan ? ( ) Ya ( ) Tidak
Jika tidak, alasan : ………………………………………………………………
3. Sarana ekonomi apa yang ada di wilayah saudara ?
( ) Pasar ( ) Bank ( ) KUD ( )Perusahaan ( ) Lain2
4. Industri apa yang ada di wilayah saudara ?
( ) Pertanian ( ) Makanan ( ) Perikanan ( ) Perusahaan RT
( ) Lain2, sebutkan : …………………………………………………………..

IV. TRANSPORTASI
1. Sarana transportasi umum yang ada diwilayah saudara :
( ) Bus ( ) Angkutan pedesaan / pete2 ( ) Becak ( ) Ojek
( ) Lain2 :...............................................................................................................
2. Bagaimana keadaan jalan di wilayah saudara ?
( ) Dapat dilewati mobil sepanjang musim
( )Dapat dilewati hanya sepeda motor
( ) Dapat dilewati mobil hanya musim kemarau
( ) dapat ditempuh jalan kaki
( ) Lain2, sebutkan :……………………………………………………………
3. Saudara ke Puskesmas naik :
( ) Jalan kaki ( ) Naik sepeda . ( ) Naik motor
( ) Naik mobil ( ) Lain2, sebutkan :………………………………
4. Apakah saudara merasa aman di lingkungan saudara ?
( ) Ya ( ) Tidak
Alasan :…………………………………………………………………………….
V. PENDIDIKAN
1. Sarana pendidikan apa yang ada di sekitar tempat tinggal keluarga ?
( ) TK ( ) SD ( ) SMP ( ) SMU ( )
Lain2………………….

2. Adakah program kesehatan yang diajarkan disekolah tersebut ?


( ) Ya ( ) Tidak
3. Bila ya, program apa yang sudah berjalan :
( ) UKS ( ) UKGS ( ) Dokter kecil ( ) PMR
( ) Pemeriksaan kesehatan ( ) Lain2 : …………………………………….
VI. PELAYANAN KESEHATAN DAN PELAYANAN SOSIAL
1. Apakah keluarga sudah/sering mendapat informasi tentang kesehatan ?
( ) Ya ( ) Tidak
Modul Keluarga dan Komunitas_Marisna Eka Yulianita, S.Kep., Ns., M.Kep. Page 16
2. Jika ya, melalui apakah keluarga mendapat informasi tentang kesehatan ?
( ) Radio ( ) Televisi ( ) Koran / Majalah
( ) Papan pengumuman RW / desa ( ) Penyuluhan Puskesmas / posyandu
( ) Lain2 : ………………………………………….
3. Dimana keluarga melakukan pemeriksaan kesehatan ?
( ) Puskesmas ( ) Rumah Sakit ( ) Dokter Praktek
( ) Dukun ( ) Perawat ( ) Balai Pengobatan ( ) Posyandu
4. Bagaimana anggapan saudara mengenai petugas kesehatan ?
( ) Baik ( ) Kurang baik
Alasan,........................................................................................................................
5. Apakah saudara perlu mendapatkan penyuluhan kesehatan ?
( ) Ya ( ) Ya, secara Individu ( ) Ya, secara kelompok
6. Apakah saudara pernah dikunjungi petugas kesehatan puskesmas ?
( ) Ya, < 1 bulan sekali ( ) Ya, 1 bulan sekali ( ) Ya, Jika dipanggil
( ) Tidak Pernah.
VII. KOMUNIKASI
1. Sarana Komunikasi yang digunakan :
( ) Telepon ( ) Koran / majalah ( ) Radio
( ) Papan pengumuman dusun / desa
VIII. KESEHATAN BAYI DAN BALITA
Jika keluarga mempunyai bayi / balita. :
A. STATUS GIZI BAYI DAN BALITA
1. Anak ke berapa ?.........
2. Apakah Bayi / Balita itu mempunyai KMS ? ( ) Ya ( ) Tidak
Jika tidak , apa alasannya……….
Jika Ya, bagaimana grafik KMS
( ) Meningkat setiap bulan ( ) Datar setiap bulan
( ) Menurun setiap bulan ( ) Lain - lain sebutkan,…
3. Apakah bayi ibu masih diberi ASI : ( ) Ya ( ) Tidak
Jika tidak, alasannya :
( ) Produksi ASI berkurang ( ) Ibu bekerja ( ) Ibu sakit ( )
Estetika
( ) Bayi tidak mau makan ( ) Putting mamae tidak normal
4. Berapa kali bayi/ balita ibu makan dalam sehari :
( ) 1 kali ( ) 2 Kali ( ) 3 Kali ( ) 4 kali
5. Jenis makanan yang di makan bayi / balita setiap hari :
( ) Makanan pokok saja ( ) Makanan pokok + protein + sayur / buah
( ) Makanan pokok + protei hewani / nabati ( ) Lengkap sumber gizi
6. Apakah bayi ibu mendapat makanan tambahan : ( ) Ya ( ) Tidak
Jika Ya , sampai umur berapa bayi ibu mendapat makanan tambahan :
( ) 2 – 3 bulan ( ) 6 – 7 bulan ( ) 4 – 5 bulan ( ) > 7 bulan
Jika tidak , alasannya …………………………………………………
7. Apakah ada pantangan makanan untuk bayi / balita itu ?
( ) Ya ( ) Tidak
Jika ya, Jenisnya adalah ……………………………………………..
( ) Telur , alasannya………………………………………………
( ) Ikan, alsannya…………………………………………………
( ) Lain-lain, sebutkan……………………………………………
8. Bagaimana pengolahan bahan makanan bayi / balita ibu ?
Modul Keluarga dan Komunitas_Marisna Eka Yulianita, S.Kep., Ns., M.Kep. Page 17
( ) Membeli ( ) Makanan siap saji seperti bubur sreal, susu dll.
( ) Masak sendiri ( )Lain-lain,
sebutkan……………………………………………
9. Apakah bayi / balita ibu mendapat vitamin A setiap 6 bulan sekali :
( ) Ya ( ) Tidak
10. Penyakit apa yang sering diderita oleh bayi / balita ibu ?
( ) Batuk – batuk ( ) Demam ( ) Penyakit kulit seperti kurap, gatal,
kudis
( ) Bisul ( ) Kejang-kejang karena panas tinggi ( ) Diare
( ) Lain-lain , sebutkan………………………………………..
11. Apakah ibu menimbang bayi / balita setiap bulan ? ( ) Ya ( ) Tidak
Jika Tidak, alasannya………………………………………….
B. IMUNISASI
Apakah bayi / balita ibu sudah diimunisasi dasar ? ( ) Ya ( ) Tidak
Bila Ya, jenis imunisasi yang sudah dierikan :
( ) BCG ( ) Campak ( ) DPT I - Polio I ( ) DPT II – Polio II
( ) DPT III – Polio III( ) Polio IV ( ) Hepatitis I - II
Bila tidak, alasannya ?
( ) Takut ( ) Sedang sakit ( ) Tidak sempat
( ) Tidak tahu manfaat imunisasi ( ) lain-lain, alasannya……………

IX. MASALAH ANAK DAN REMAJA


Jika dalam keluarga ada anak umur 6 – 12 tahun
A. KESEHATAN ANAK
1. Apakah anak saudara mengalami kesulitan makan ? ( ) Ya ( ) Tidak
Jika Ya, disebabkan karena
( ) Malas makan ( ) Banyak bermain ( ) lain-lain sebutkan ……………
2. Apakah anak saudara mempunyai jadwal kegiatan sehari-hari (belajar,
bermain, tidur / istirahat) : Y / T
B. KESEHATAN REMAJA
1. Apa masalah yang sering anak remaja saudara alami ?
( ) Kesulitan belajar ( ) Begadang ( ) Kurang percaya diri
( ) Kurang bisa bergaul ( ) Lain-lain, sebutkan……………..
2. Jika memiliki masalah, apa yang akan dilakukan oleh anak/ remaja saudara ?
( ) Bercerita pada teman ( ) Marah / mengamuk
( ) Bercerita pada orang tua ( ) Mengurung diri
( ) Bercerita pada saudara. ( ) Lari dari rumah
( ) lain-lain, sebutkan………………………………………………………..
3. Pada waktu luang kebiasaan / kegiatan remaja :
( ) Karang taruna ( ) Membantu orang tua
( ) Masjid / majelis ta’lim ( ) Berolah raga
( ) Lain-lain, sebutkan ………………………………………………………

X. MASALAH MATERNAL DAN KB


Jika dalam keluarga ada ibu hamil
A. KESEHATAN IBU HAMIL
1. Apakah dalam keluarga ada ibu hamil :
( ) Ya, usia < 17 tahun, ( ) 25 – 35 tahun, ( ) > 35 Tahun ( ) Tidak
Jika Ya, Lakukan Pemeriksaan :
Modul Keluarga dan Komunitas_Marisna Eka Yulianita, S.Kep., Ns., M.Kep. Page 18
( ) TB ( ) BB ( ) TD
2. Ini adalah kehamilan yang ke :
3. Jarak kehamilan dengan kehamilan sekarang : ( ) > 3 tahun ( )
< 3 tahun
4. Berapa umur kehamilan ibu sekarang :
( ) 1 – 3 bulan ( ) 4 – 6 bulan ( ) 7 – 9 bulan
5. Apakah ibu hamil mendapatkan imunisasi TT :
( ) Ya ( ) Tidak, Jelaskan alsannya…………………
6. Penyakit yang menyertai kehamilan saat ini :
( ) Jantung ( ) Anemia ( ) Hipertensi ( ) DM
7. Apakah selama hamil ibu mendapatkan tambahan zat besi :
( ) Ya ( ) Tidak, Alasannya……………………………….
8. Apakah iu memeriksa kehamilan : ( ) Ya ( ) Tidak
Jika Ya, dimana ? ( ) Dukun ( ) Bidan desa ( ) Puskesmas ( ) RB / Praktik
swasta
Dan sudah berapa kali ? ( ) 1 kali ( ) 2 kali ( ) 3 kali ( ) 4 kali
9. Pernahkah ibu mendapatkan pendidikan kesehatan yang berkaitan
dengan kehamilan. Jika pendidikan kesehatan ya, tentang apa ?
( ) Perawatan payudara ( ) Perawatan tali pusat/perawatan bayi baru lahir
( ) Gizi ibu hamil ( ) Senam hamil ( ) ASI ( ) Persiapan persalinan

B. KESEHATAN IBU MENYUSUI


Jika ada ibu yang mempunyai anak 0 – 2 tahun
1. Apakah ibu menyusui anak ? ( ) Ya ( ) Tidak
2. Apakah ibu yang menyusui sering membersihkan putting susu ? ( )
Ya ( ) Tidak
Jika Ya, kapan saja : ………………………………………………….
Jika tidak, Alasannya : ……………………………………………….
3. Apakah pernah mendapat pendidikan kesehatan balita dengan ibu
menyusui :
( ) Ya ( ) Tidak
Jika Ya, dimana didapatkan/ diperoleh
( ) Posyandu ( ) Puskesmas ( ) Bidan Desa ( ) Media Komunikasi
4. Apakah ibu telah menerima pendidikan kesehatan tentang ;
( ) Makanan buteki ( ) ASI ( ) Senam Nifas ( ) Makanan bayi

C. KELUARGA BERENCANA
1. Apakah PUS menjadi akseptor KB ?
( ) Ya ( ) Tidak ( ) Pernah tetapi saat ini tidak lagi
Bila Ya, alat kontrasepsi apa yang digunakan :
( ) Pil ( ) AKDR ( ) Kondom ( ) Suntik ( ) Susuk
( ) Lain2,……
Bila belum menjadi akseptor KB, alasannya :
( ) Takut ( ) Agama ( ) Dilarang suami
( ) Sakit ( ) Tidak tahu guna KB ( ) Ingin anak

Bila PUS pernah menjadi akseptor KB dan saat ini tidak menjadi akseptor KB
lagi alasannya :
( ) Tidak cocok ( ) Lain-lain, sebutkan : ………………..
Modul Keluarga dan Komunitas_Marisna Eka Yulianita, S.Kep., Ns., M.Kep. Page 19
2. Dari manakah mendapat informasi tentang KB :
( ) Petugas kesehatan ( ) Media TV ( ) Radio
( ) Toma/toga ( ) Lain-lain, sebutkan : ……………..

XI. MASALAH PENYAKIT DALAM 1 TAHUN TERAKHIR YANG


DIDERITA KELUARGA
1. Apakah didalam keluarga saat ini ada yang menderita sakit ?
kalau Ya,
No Anggota Keluarga UMUR Keluhan yang dirasakan Tempat berobat

XII. MASALAH LANSIA


Jika dalam keluarga ada lansia :
1. Berapa usia lansia : ( ) 55 – 59 thn ( ) 60 – 69 tahun ( )
Lebih dari 70 tahun.
2. Dengan adanya penyakit sebutkan apa yang dilakukan lansia :
( ) Berobat ke sarana Yankes ( ) Berobat ke Praktik tenaga kesehatan
( ) Berobat ke dukun ( ) Diobati / diatasi sendiri
3. Berapa kali lansia memeriksa kesehatan dalam setahun :
( ) 1X ( ) 2X ( ) 3X ( ) Kalau sakit saja.
4. Apakah kegiatan lansia sehari - hari :
( ) Pengajian/Keagamaan ( ) Olah raga ( ) Berkebun
( ) Memelihara hewan ( ) Nonton TV
5. Bentuk bantuan apa yang di butuhkan lansia di masyarakat :
( ) Dana sehat ( ) Pelayanan kesehatan ( ) Kelompok lansia ( ) Panti
jompo
( ) Penyuluhan kesehatan ( ) Lain-lain, sebutkan….

2. Analisa data. Dilakukan secara bertahap mulai dari pengkategorian, ringkasan,


pembandingan, dan penarikan kesimpulan.

3. Diagnosa keperawatan komunitas.


Daftar Diagnosa Keperawatan Komunitas

DOMAIN KELAS DIAGNOSA KEPERAWATAN


Domai 1: Kelas 1: Kesadaran Gaya hidup monoton
Promosi Kesehatan
Kesehatan Kelas 2: Manajemen Sindrom kelemahan lansia

Modul Keluarga dan Komunitas_Marisna Eka Yulianita, S.Kep., Ns., M.Kep. Page 20
Kesehatan Risiko sindrom kelemahan lansia
Defisiensi kesehatan komunitas
Perilaku kesehatan cenderung berisiko
Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan
Ketidakefektifan manajemen kesehatan (147)
Ketidakefektifan manajemen regimen
terapeutik keluarga
Manajemen Krisis kesehatan akut
Perawatan
Promosi Kemampuan mempertahankan performa
Kesehatan kesehatan
Penyalahgunaan alcohol
Penyalahgunaan obat-obatan
Perilaku seksual efektif
Ketidakmampuan manajemen regimen diet
Ketidakmampuan manajemen regimen latihan
Ketidakmampuan mempertahankan kesehatan
Deficit pengetahuan tentang latihan
Kurang pengetahuan tentang regimen diet
Kurang pengetahuan tentang perilaku seksual
Ketidaksiapan meningkatkan keamanan
Masalah perilaku seksual
Risiko terjadinya penyakit
Risiko cedera lingkungan
Penyalahgunaan rokok
Manajemen Kurang pengetahuan tentang penyakit
Perawatan
Jangka Panjang
Manajemen Kekerasan pada anak
Risiko Kekerasan lansia
Keamanan lingkungan yang efektif
Risiko kekerasan
Risiko kekerasana anak
Risiko pengabaian anak
Risiko kekerasan lansia
Risiko pengabaian lansia
Risiko jatuh
Risiko pengabaian

Setelah menetapkan diagnosa keperawatan, tahapan selanjutnya adalah melakukan skoring.


Tujuang skoring adalah untuk menentukan diagnosa yang paling prioritas untuk diselesaikan.
Prioritas masalah kesehatan komunitas yang dinilai berdasarkan kriteria penapisan yakni :
a.sesuai dengan peran perawat komunitas
b. jumlah yang berisiko
c.besarnya risiko
d. kemungknan untuk pendidikan kesehatan
e.minat masyarakat

Modul Keluarga dan Komunitas_Marisna Eka Yulianita, S.Kep., Ns., M.Kep. Page 21
f. kemungkinan untuk diatasi
g. sesuai program pemerintah
h. sumber daya tempat
i. sumber daya waktu
j. sumber dana
k. sumber daya peralatan
l. sumber daya manusia

Jumlah skor untuk masing-masing kriteria adalah rentang 1 – 5 dengan skala 0 paling
rendah dan 5 paling tinggi.

Tabel Contoh Penulisan Tabel Kriteria Penapisan


Kriteria Penapisan
Dx a b c d e f g h i j k l Skor
1
2
Dst..

4. Intervensi Keperawatan. Dilakukan dengan menggunakan empat macam strategi yaitu


pendidikan kesehatan, kemitraan, pemberdayaan, dan proses kelompok. Langkah-
langkah yang dapat dilakukan dalam merumuskan perencanaan asuhan keperawatan
diantaranya:
a. Identifikasi alternatif tindakan keperawatan
b. Tetapkan prosedur yang akan digunakan
c. Libatkan peran serta masyarakat dalam penyusunan rencana melalui musyawarah
desa atau lokakarya mini.
d. Pertimbangan sumber daya masyarakat dan fasilitas yang tersedia
e. Tindakan yang akan dilaksanakan harus dapat memenuhi kebutuhan yang sangat
dirasakan masyarakat
f. Perencanaan mengarah pada tujuan yang ingin dicapai

*Contoh tabel intervensi dapat dilihat setelah bagian “tugas”

5. Impelementasi Keperawatan. Merupakan tahap realisasi dari rencana asuhan


keperawatan dimana perawat komunitas harus memiliki beberapa prinsip umum
diantaranya inovatif, terintegrasi, rasional, dan mandiri.
6. Evaluasi. Fokus dalam melakukan evaluasi adalah relevansi atau hubungan antara
kenyataan yang ada dengan target pelaksanaan, perkembangan atau kejuan proses, dan
efisiensi kerja. Evaluasi dalam keperawatan komunitas terbagi ke dalam tiga kriteria
diantaranya adalah evaluasi struktur, evaluasi proses, dan evaluasi hasil. Hasil evaluasi
ini kemudian digunakan sebagai umpan balik untuk memperbaiki atau merumuskan
rencana baru dalam proses keperawatan.

*Contoh tabel implementasi dan evaluasi dapat dilihat setelah bagian “tugas”

TUGAS!!
1. Setiap mahasiswa melakukan pengkajian di sebuah daerah secara berkelompok.

Modul Keluarga dan Komunitas_Marisna Eka Yulianita, S.Kep., Ns., M.Kep. Page 22
2. Hasil pengkajian tersebut kemudian dianalisa secara bersama-sama sehingga
ditemukan permasalahan kesehatan dai masyarakat tersebut.
3. Permasalahan kesehatan yang ditemukan tersebut kemudian diskoring hingga
ditemukan prioritas masalah kesehatan yang terjadi dalam populasi tersebut.
4. Setelah menemukan prioritas masalah, dibuatkan rencana intervensi, bentuk
implementasi, dan evaluasi
5. Tugas kemudian dipresentasikan secara berkelompok di hadapan pembimbing dan
mahasiswa lain dalam bentuk diskusi kelompok.

Modul Keluarga dan Komunitas_Marisna Eka Yulianita, S.Kep., Ns., M.Kep. Page 23
Contoh Tabel Rencana Intervensi
No Dx Tujuan Sasaran Strategi Intervensi Hari/ Tempat Evaluasi
. tgl Kriteria Standar
1 Ketidakefektif Setelah diberikan Warga Pendidikan Berikan pendidikan Kamis, Aula Verbal 70% warga
an manajemen asuhan keperawatan RT 001 kesehatan kesehatan tentang 16 Desa mampu
kesehatan selama 3 kali pengertian, penyebab, Maret menyebutkan
komunitas pertemuan tanda dan gejala, 2017 pengertian,
berhubungan diharapkan warga pencegahan, dan penyebab, tanda
dengan mampu: pengobatan dan gejala,
ketidakmampu a. memahami tuberkulosis pencegahan, dan
an masyarakat tentang penyakit pengobatan
mengenal tuberkulosis tuberkulosis
masalah b. melakukan upaya Pemberdaya Memotivasi warga Sabtu, Aula Psikom 75% warga
kesehatan pencegahan an untuk melakukan 18 Desa otor menerapkan
tuberkulosis penularan penyakit tindakan pencegahan Maret upaya
tuberkulosis penularan tuberkulosis 2017 pencegahan
c. menciptakan penularan
lingkungan yang tuberkulosis
sehat dan terhindar Kemitraan Bekerjasama dengan Minggu, Aula Verbal Tersedianya
dari faktor pencetus pihak puskesmas dan 19 Desa dan papan himbauan
tuberkulosis pemerintah desa untuk Maret Psikom untuk tidak
menetapkan kawasan 2017 otor merokok di
bebas asap rokok sembarang tempat
dan himbauan
untuk menutup
mulut saat batuk
dan bersin

Modul Keluarga dan Komunitas_Marisna Eka Yulianita, S.Kep., Ns., M.Kep. Page 24
Tabel Implementasi dan Evaluasi
No. Dx Waktu Kegiatan Evaluasi
Ketidakefektifan Kamis, 16 Pendidikan kesehatan Evaluasi struktur:
manajemen Maret tentang tuberculosis - Persiapan kegiatan dilakukan selama 2 minggu
kesehatan komunitas 2017 Evaluasi proses
berhubungan dengan - Peserta yang hadir 30 orang
ketidakmampuan - Kegiatan berlangsung selama 90 menit
masyarakat - 5 orang bertanya dalam kegiatan
mengenal masalah - 90% peserta antusias mengikuti kegiatan
kesehatan Evaluasi hasil
tuberkulosis - 75% peserta mampu memahami tentang penyakit tuberkulosis
Sabtu, 18 Pendidikan kesehatan Evaluasi struktur:
Maret tentang bahaya penularan - Persiapan kegiatan dilakukan selama 2 minggu
2017 tuberkulosis Evaluasi proses
- Peserta yang hadir 30 orang
- Kegiatan berlangsung selama 60 menit
- 3 orang bertanya dalam kegiatan
- 80% peserta antusias mengikuti kegiatan
Evaluasi hasil
- 70% peserta mampu memahami tentang bahaya penularan tuberkulosis
Minggu, Pengadaan papan Evaluasi struktur:
19 Maret himbauan kawasan bebas - Proposal pengadaan papan himbauan telah dimasukkan ke puskesmas dan
2017 rokok dan perilaku untuk pemerintah setempat 1 bulan sebelumnya
menghindari penularan Evaluasi proses
tuberkulosis - Proses koordinasi berjalan baik
- Puskesmas memberikan lay out bahaya penularan tuberkulosis
- Pemerintah desa bersedia memfasilitasi papan himbauan
Evaluasi hasil
Modul Keluarga dan Komunitas_Marisna Eka Yulianita, S.Kep., Ns., M.Kep. Page 25
- Papan himbauan terpasang di 5 titik, yakni depan aula desa, depan balai
pos kamling, samping puskesmas, depan masjid, dan depan sekolah.

Modul Keluarga dan Komunitas_Marisna Eka Yulianita, S.Kep., Ns., M.Kep. Page 26
PENDIDIKAN KESEHATAN

Definisi
1. Mc.Ewen (2001) menyebutkan bahwa pendidikan kesehatan merupakan aktivitas belajar
yang dirancang sesuai dengan kondisi klien dan situasi tempat pembelajaran yang
diberikan oleh tenaga professional kepada individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat.
2. A Joint Committee ON Termonilogi in Health Education of United States (1973) dalam
Machfoedz (2009) menyebutkan bahwa pendidikan kesehatan adalah proses yang
mencakup dimensi dan kegiatan intelektual, psikologis, dan sosial untuk meningkatkan
kemampuan manusia dalam mengambil keputusan yang mempengaruhi kesejahteraan diri,
keluarga, dan masyarakat.
3. Departemen Kesehatan RI menyebutkan bahwa penyuluhan kesehatan adalah gabungan
dari berbagai kegiatan dan kesempatan yang berlandaskan prinsip-prinsip belajar untuk
mencapai suatu keadaan dimana individu, keluarga, kelompok dan masyarakat secara
keseluruhan ingin hidup sehat, tahu bagaimana caranya dan melakukan apa yang bisa
dilakukan secara perorangan maupun secara kelompok, dan meminta pertolongan bila
perlu

Tujuan
• Tercapainya perubahan perilaku individu, keluarga, dan masyarakat dalam membina dan
memelihara perilaku sehat dan lingkungan sehat, serta berperan aktif dalam upaya
mewujudkan derajat kesehatan yang optimal
• Terbentuknya perilaku sehat pada individu, keluarga, dan kelompok dan masyarakat yang
sesuai dengan konsep hidup sehat baik fisik, mental, dan sosial sehingga dapat
menurunkan angka kesakitan dan kematian
• Memberikan informasi sehingga klien mampu membuat keputusan-keputusan yang tepat
dalam hubungannya dengan kesehatan dan sakit.
• Membantu klien agar berpartisipasi secara efektif dalam perawatan atau penyembuhan.
• Membantu klien beradaptasi terhadap realita penyakit dan pengobatannya.
• Membantu klien agar mengalami rasa puas dengan usaha-usaha mereka sendiri yang
menunjang kesehatan

Sasaran Pendidikan Kesehatan


1. Individu, Mencakup masalah keperawatan dan kesehatan secara umum yang dapat
dilakukan dimana saja dan kapan saja.
2. Keluarga, Mencakup masalah kesehatan dan keperawatan yang tergolong dalam
keluarga resiko tinggi antara lain:
a. Keluarga yang menderita penyakit menular.
b. Keluarga dengan masalah sanitasi lingkungan yang rendah.
c. Keluarga dengan kondisi gizi kurang dan lain-lain.
3. Kelompok. Mencakup masalah kesehatan dan keperawatan pada kelompok khusus,
antara lain:
a. Kelompok ibu hamil.
b. Kelompok ibu yang menyusui anak dan balita.
b. Kelompok PUS (pasangan usia subur).
c. Kelompok remaja (masalah narkoba, miras dan lain-lain).
4. Mayarakat. Mencakup masalah kesehatan dan keperawatan pada masyarakat antara
lain:

Modul Keluarga dan Komunitas_Marisna Eka Yulianita, S.Kep., Ns., M.Kep. Page 27
a. Masyarakat binaan Puskesmas.
b. Masyarakat pegunungan, masyarakat nelayan, dan lain-lain.
Tahap-tahap pendidikan kesehatan
Di dalam tahap implementasi kegiatan pendidikan kesehatan, komunikasi memegang
peranan penting dalam penyampaian informasi kepada klien. Keterampilan dalam
berkomunikasi dengan baik dapat mengurangi kemungkinan terjadinya kesalahan persepsi
dan memberi kepuasan dalam pelayanan. Beberapa faktor yang mempengaruhi komunikasi
diantaranya persepsi, nilai, emosi, pengetahuan, peran dan hubungan serta kondisi lingkungan
(Hartono, 2010).
Tahapan-tahapan dalam komunikasi yang efektif meliputi tahap persiapan, tahap
pembukaan, tahap eksplorasi dan tahap terminasi yang dapat dilihat pada tabel berikut
(Machfoedz, 2009):

Tahapan Dan Tidakan Dalam Komunikasi


Tahapan Tindakan
Persiapan - Merencanakan pertemuan pertama
- Mengkaji kekuatan dan keterbatasan
Pembukaan - Mempertahankan suasana terapeutik
- Memperjelas tujuan
- Melakukan kontak dengan klien
- Menjaga tujuan bersama
Eksplorasi - Menggali masalah klien
- Menjaga perasaan
- Mengembangkan keterampilan menguasai diri
Terminasi - Merencanakan akhir wawancara
- Menyampaikan kesimpulan
- Menyatakan perasaan.

Selanjutnya, dalam bentuk aplikasinya, pendidikan kesehatan dilakukan berdasarkan tahapan-


tahapan berikut:
No. FAKTOR PENDUKUNG Ada Tidak Ada
1 Media Penyuluhan    
2 Media Penunjang    
3 Kelengkapan Berkas    
No. TAHAP KEGIATAN Dilakukan Tidak
1 Salam Pembuka    
2 Perkenalan    
3 Kontrak Waktu    
4 Validasi Perasaan    
5 Validasi Pengetahuan    
6 Penjelasan Materi    
7 Validasi Subjektif    
8 Validasi Objektif    
9 Penutup    
10 Salam Penutup    

Modul Keluarga dan Komunitas_Marisna Eka Yulianita, S.Kep., Ns., M.Kep. Page 28
Metode
Pendidikan kesehatan merupakan sebuah proses dimana proses tersebut mempunyai
masukan (input) dan keluaran (output). Tercapainya tujuan pendidikan kesehatan dipengaruhi
oleh beberapa faktor diantaranya faktor metode, faktor isi, faktor petugas yang memberikan
pendidikan kesehatan, dan alat bantu atau media yang digunakan. Beberapa metode yang
dapat digunakan dalam kegiatan pendidikan kesehatan:
1. Metode pendidikan individual (perorangan)
Metode pendidikan kesehatan dengan pendekatan individual ini digunakan karena setiap
orang memiliki masalah dan alasan yang berbeda sehubungan perilaku baru yang
diterima. Bentuk metode ini diantaranya adalah bimbingan dan konseling serta
wawancara.
2. Metode pendidikan kelompok
Metode pendidikan kesehatan dengan pendekatan kelompok ini harus mempertimbangkan
besarnya kelompok sasaran serta tingkat pendidikan formal dari sasaran. Metode
kelompok ini terbagi atas dua yaitu kelompok besar dan kecil.
a. Kelompok Besar
Dikatakan kelompok besar apabila peserta pendidikan kesehatan lebih dari 15 orang.
Metode yang dapat digunakan untuk kelompok besar ini adalah dengan ceramah dan
seminar.
b. Kelompok Kecil
Dikatakan kelompok kecil apabila peserta kegiatan kurang dari 15 orang. Metode-
metode yang dapat digunakan adalah diskusi kelompok, curah pendapat (brain
storming), bola salju (snow balling), kelompok-kelompok kecil (buzz group), bermain
peran (role play), dan permainan simulasi (simulation game) (Koelen & Van Den
Ban, 2004).
Beberapa hal yang menjadi pertimbangan dalam menentukan metode pendidikan
kesehatan diantaranya adalah aspek yang akan dicapai yang terdiri dari (Lowenstein, Foord,
and Romano, 2009):
1. Aspek pengetahuan. Metode yang dapat digunakan adalah penyuluhan langsung maupun
pemasangan spanduk, poster, dan penyebaran leaflet.
2. Aspek sikap, dimana metode yang digunakan berupa metode yang dapat mengunggah
emosi, perasaan, dan sikap sasaran. Metode yang digunakan misalnya memperlihatkan
slide atau video.
3. Aspek keterampilan. Metode yang digunakan berupa memberikan kesempatan kepada
sasaran untuk mencoba keterampilan tersebut, misalnya demonstrasi.

Media
Media pendidikan kesehatan merupakan sarana dalam menampilkan informasi atau
pesan yang ingin disampaikan baik melalui media cetak maupun elektronik. Media digunakan
untuk membantu meningkatkan pengetahuan yang diharapkan dapat merubah perilaku ke
arah yang positif terhadap kesehatan. Media dibuat untuk memudahkan pemahaman terhadap
materi yang disampaikan. Media yang digunakan dalam proses pendidikan kesehatan harus
bergantung pada jenis sasaran, tingkat pendidikan sasaran, aspek yang ingin dicapai, metode
yang digunakan, dan sumber daya yang ada.
Adapun tujuan media pendidikan kesehatan adalah untuk memperjelas dan
memudahkan penyampaian informasi informasi serta menghindari kesalahan persepsi
(Hartono, 2010).
Pemilihan media merupakan hal yang harus diperhatikan oleh pemberi pendidikan
kesehatan. Hal yang perlu diperhatikan adalah media yang dipilih harus memberikan dampak
Modul Keluarga dan Komunitas_Marisna Eka Yulianita, S.Kep., Ns., M.Kep. Page 29
yang luas dan penggunaan media secara terpadu akan dapat meningkatkan cakupan,
frekuensi, dan efektivitas pesan. Penggolongan media pendidikan kesehatan dapat ditinjau
dari beberapa aspek diantaranya (Bastable, 2014):
1. Berdasarkan bentuk umum penggunaan.
Berdasarkan bentuk umum penggunaannya, media dapat berupa bahan bacaan seperti
modul, buku rujukan, leaflet, dan majalah bulletin. Selain itu juga dapat berupa bahan
peragaan seperti poster, flipchart, slide, dan film.
2. Berdasarkan cara produksi.
Berdasarkan cara produksinya, media dapat berupa media cetak, media elektronik, dan
media luar ruang. Media cetak dapat berupa poster, leaflet, brosur, majalah, surat kabar,
stiker, dan pamflet. Media elektronik dapat melalui televise, radio dan pemutaran film.
Sedangkan media luar ruang dapat berupa papan reklame, spanduk, dan standing banner.

Salah satu media yang paling sering digunakan adalah leaflet.

PEMBUATAN LEAFLET

Definisi
Leaflet merupakan selembar kertas yang berisi tulisan cetak tentang masalah
khususnya untuk suatu sasaran dengan tujuan tertentu.

Pemanfaatan
 Dapat ditempel di papan pengumuman puskesmas, rumah sakit, kantor, atau sekolah, atau
tempat-tempat lainnya yang mudah untuk dilihat oleh masyarakat umum.
 Dapat diberikan kepada sasaran setelah penyuluhan.

Bentuk leaflet
a. Tulisan terdiri dari 200-400 huruf dengan tulisan cetak biasanya diselingi dengan gambar-
gambar.
b. Harus dapat dibaca sekali pandang.
c. Ukurannya biasanya 20 x 30 cm
d. Dapat berupa leaflet tentang masalah kesehatan atau informasi kesehatan lainnya
misalnya imunisasi, penatalaksanaan diare, demam berdarah, pemberian vitamin A, dan
lain-lain.

Keuntungan
a. Dapat disimpan lama, bila lupa dapat dibuka kembali.
b. Dapat dipakai sebagai bahan rujukan
c. Isi dapat dipercaya karena dicetak dan dikeluarkan oleh instansi resmi
d. Jangkauannya jauh dan dapat membantu jangkauan media lain
e. Jika perlu dapat dicetak ulang
f. Dapat dipakai sebagai bahan diskusi untuk kesempatan yang berbeda

Kerugian
a. Bila cetakannya kurang menarik, orang akan enggan menyimpannya
b. Kebanyakan orang malas membacanya, apabila hurufnya terlalu kecil dan susunannya
kurang menarik
c. Tidak dapat digunakan oleh orang yang tidak bisa membaca.

Modul Keluarga dan Komunitas_Marisna Eka Yulianita, S.Kep., Ns., M.Kep. Page 30
TUGAS!!

Setelah mahasiswa membaca dan memahami dasar pemahaman tentang pembuatan


leaflet, maka diharapkan mahasiswa mampu mengaplikasikan dalam bentuk nyata tentang
pembuatan leaflet dalam kegiatan ini. Kegiatan selanjutnya :
a. Mahasiswa mampu membentuk kelompok kecil yang terdiri dari 4-5 orang sehingga
terbentuk 4 kelompok kecil
b. Masing-masing kelompok mendiskusikan tentang topik yang akan disampaikan dalam
leaflet yang akan dibuat seperti tentang Manfaat ASI dan cara menyusui yang benar,
penanggulangan diare, manfaat jamban keluarga, imunisasi dan posyandu, dan beberapa
topik lainnya.
c. Topik yang telah dipilih selanjutnya didesain oleh masing-masing kelompok untuk dibuat
sebagai leaflet
d. Leaflet yang telah jadi selanjutnya dikonsultasikan dan dikumpulkan kepada pembimbing.

Selain membutuhkan media penyuluhan dan media penunjang, setiap kegiatan


pendidikan kesehatan yang dilakukan harus dilengkapi dengan berkas Satuan Acara
Pembelajaran (SAP)
1. Satuan Acara Pembelajaran
a. Pengertian
SAP adalah program pengajaran yang merupakan rencana/rancangan atau
kerangka pengajaran penyuluhan yang akan disampaikan kepada peserta (masyarakat)
dalam situasi interaksi belajar mengajar.
b. Format SAP
1. Topik penyuluhan :
2. Waktu :
3. Sasaran :
4. Lokasi :
5. Tanggal pelaksanaan :
6. Tujuan umum :
7. Tujuan khusus :
8. Pokok bahasan :
9. Metode :
10. Kegiatan belajar :
No. Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Penyuluh Kegiatan Peserta
1. Membuka pengajaran (5-10%) ................................. .................................
2. Penyajian materi (80-90%) ................................. .................................
3. Menutup pelajaran ................................. .................................

11. Media penyuluhan :


- AVA -standing banner -Flash card
- OHP -Poster -Booklet
- LCD -Pamflet -Flipchart
- Leaflet -Brosur
12. Evaluasi (proses, akhir)
- Objektif test
- Check list
13. Rujukan/kepustakaan

Modul Keluarga dan Komunitas_Marisna Eka Yulianita, S.Kep., Ns., M.Kep. Page 31
TUGAS!!
Setelah mahasiswa membaca dan memahami cara pembuatan SAP penyuluhan
kesehatan, maka diharapkan mahasiswa mampu:
a. Membuat SAP penyuluhan tentang masalah yang disesuaikan dengan materi isi leaflet.
b. Mengaplikasikan/mendemonstrasikan pendidikan kesehatan di masyarakat sesuai dalam
SAP yang telah dibuat.
c. Bila SAP dan materi telah siap, maka masing-masing mahasiswa mendemonstrasikan
pelaksanaan pendidikan kesehatan dengan kelompok lain sebagai peserta dan masing-
masing mahasiswa dalam kelompok membawa materi sesuai dengan pembagian tugas
degan kelompoknya.
d. Masing-masing mahasiswa yang menyajikan materi memperagakan mulai dari membuka
pendidikan kesehatan, penyajian materi, dan menutup pendidikan kesehatan.

DAFTAR PUSTAKA

Bastable, S. B. (2014). Nurse as Educator: Principles of Teaching & Learning for Nursing
Practice. 4th edition. USA: Jones & Bartlett Learning.
Chilton, S., Melling, K., Drew, D., & Clarridge, A. (2013). Keperawatan komunitas:
Panduan penting berpraktik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Fallen., R. & Dwi, R. B. (2011). Catatan kuliah keperawatan komunitas. Yogyakarta: Nuha
Medika.
Friedman, M. M., Bowden, V. R., & Jones, E. G. (2010). Buku Ajar Keperawatan Keluarga:
Riset, Teori, & Praktik. Jakarta: EGC.
Hartono, B. (2010). Promosi Kesehatan di Puskesmas & Rumah Sakit. Jakarta: Rineka Cipta.
Koelen, M. A. & Van Den Ban, A. W. (2004). Health Education and Health Promotion.
Wageningen: Wageningen Academic Publishers.
Lowenstein, A. J., Foord, L., & Romano, J. C. (2009). Teaching Strategies For Health
Education and Health Promotion: Working With Patients, Families, and
Communities. USA: Jones and Bartlett Publishers.
Machfoedz, M. (2009). Komunikasi Keperawatan Komunikasi Terapeutik. Yogyakarta:
Ganbika.
McEwen, M. & Wills E. M. (2011). Theoretical Basis For Nursing. 3rd edition. China:
Lippincott Williams & Wilkins.
Presiden Republik Indonesia (2009). Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 52 Tahun
2009 Tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga.
Widyanto, F. C. (2014). Keperawatan komunitas dengan pendekatan praktis Yogyakarta:
Nuha Medika.

Modul Keluarga dan Komunitas_Marisna Eka Yulianita, S.Kep., Ns., M.Kep. Page 32
Latihan Soal
1. Bapak R (52 tahun) tinggal bersama istri (48 tahun) dan 3 orang anaknya. Anak pertama
telah berkeluarga, anak kedua sementara kuliah, dan anak ketiga akan menghadapi ujian akhir
sekolah menengah atas. Anak ketiga Bapak R cenderung terbawa pergaulan, ia sering
meminta uang kepada ibunya yang dipergunakan untuk membeli rokok bersama teman
sepergaulannya dan sering bolos sekolah yang mengakibatkan nilai akademiknya menurun.
Di rumah, Bapak R dan istrinya tidak pernah melakukan pendekatan kepada anaknya
tersebut, tidak mengetahui kondisi anaknya, tidak mengarahkan anaknya untuk memiliki
pergaulan yang baik dan tidak pernah memiliki waktu luang untuk sharing dengan anaknya
karena rutinitas kerja.

Pertanyaan soal :
Apakah fungsi keluarga yang dihilangkan oleh keluarga tersebut?
Pilihan jawaban
a. Fungsi sosial
b. Fungsi afektif
c. Fungsi ekonomi
d. Fungsi reproduksi
e. Fungsi perawatan kesehatan

2. Perawat Puskesmas melakukan home visite ke keluarga Bapak T (83 tahun). Tercatat
Bapak T adalah penderita Tuberkulosis dan sementara menjalani terapi obat anti tuberculosis
sejak dua bulan yang lalu. Perawat tersebut datang untuk melihat perkembangan kesehatan
Bapak T dan membawakan OAT lanjutan sambil memeriksa efisiensi penggunaan obat
tersebut. Sebelum memasuki rumah Bapak T, seorang tetangga memanggil perawat tersebut
dan menanyakan apa yang sebenarnya terjadi pada Bapak T hingga dikunjungi secara khusus
tapi perawat tersebut tidak memberikan informasi apapun.

Pertanyaan soal :
Apakah prinsip etik yang dijaga oleh perawat tersebut?
Pilihan jawaban
a. Veracity
b. Autonomy
c. Beneficience
d. Confidentiality
e. Nonmaleficience

3. Bapak G 50 tahun tercatat menderita hipertensi dan pernah mengalami stroke. Klien
tinggal di rumah anaknya yang telah berkeluarga. Pada saat pengkajian, klien mengatakan
bahwa klien tidak ingin dibawa ke Puskesmas karena merasa tidak enak hati kepada anak dan
menantunya. Klien hanya meminta untuk disediakan obat oleh anaknya di rumah. TD:
190/130mmHg, P: 24x/menit, N: 100x/menit, S: 36,9OC.

Pertanyaan soal :
Apakah masalah keperawatan keluarga di atas?
Pilihan jawaban
a. Ketidakmampuan keluarga memodifikasi lingkungan

Modul Keluarga dan Komunitas_Marisna Eka Yulianita, S.Kep., Ns., M.Kep. Page 33
b. Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan
c. Ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan yang tepat
d. Ketidakmampuan keluarga menggunakan pelayanan kesehatan
e. Ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit

4. Perawat Puskesmas melakukan home visite ke keluarga Ibu K (61 tahun). Tercatat klien
adalah penderita Diabetes Mellitus dan memiliki luka diabetik di kedua kakinya. Perawat
dalam kunjungannya merencanakan untuk merawat luka kaki diabetik klien. Dalam
prosesnya, perawat lupa untuk membawa handscoon dan tetap melanjutkan perawatan
dengan mencuci tangan terlebih dahulu dan menggunakan desinfektan sebelum merawat
luka.

Pertanyaan soal :
Apakah prinsip etik yang dijaga oleh perawat tersebut?
Pilihan jawaban
a. Veracity
b. Autonomy
c. Beneficience
d. Confidentiality
e. Nonmaleficience

5. Perawat Puskesmas melakukan kegiatan home visite di rumah Bapak L (80 tahun). Klien
tinggal bersama anaknya yang mengalami gangguan kejiwaan. Pada saat pengkajian tampak
anak klien dipasung di belakang rumah klien. Perawat kemudian melepas pasung anak klien
dan menjelaskan tentang kesalahan persepsi yang dialami oleh klien. Anak klien kemudian
memberontak, klien marah dan mengusir perawat tersebut karena dianggap telah mencampuri
urusan keluarganya

Pertanyaan soal :
Apakah prinsip etik yang dilanggar oleh perawat tersebut?
Pilihan jawaban
a. Veracity
b. Autonomy
c. Beneficience
d. Confidentiality
e. Nonmaleficience

6. Perawat Puskesmas melakukan kegiatan home visite di RT 001 kelurahan Sukamandiri. Di


dalam kegiatan tersebut, diketahui Bapak H (74 tahun) tinggal bersama anaknya yang
mengalami gangguan kejiwaan. Pada saat pengkajian klien menolak kehadiran perawat di
rumahnya. Klien melarang perawat untuk masuk agar penyakit kejiwaan anaknya tidak
menular kepada perawat tersebut. Klien percaya bahwa penyakit anaknya adalah karena
kutukan dan akan menular kepada siapapun yang menyentuhnya.

Pertanyaan soal :
Apakah masalah keperawatan keluarga di atas?
Pilihan jawaban
a. Ketidakmampuan keluarga memodifikasi lingkungan
b. Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan
Modul Keluarga dan Komunitas_Marisna Eka Yulianita, S.Kep., Ns., M.Kep. Page 34
c. Ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan yang tepat
d. Ketidakmampuan keluarga menggunakan pelayanan kesehatan
e. Ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit
7. Ibu D (30 tahun) tinggal bersama suami dan dua orang anaknya. Pada saat pengkajian,
anak kedua klien mengalami dermatitis pada wajah dan tangannya. Diketahui anak klien
senang mengkonsumsi makanan ringan dank lien tidak pernah membatasi konsumsi makanan
ringan tersebut karena tidak tega melihat anaknya menangis. Klien juga tidak merasa harus
membawa anaknya ke Puskesmas karena rasa gatal dermatitis tersebut akan hilang jika diberi
bedak.

Pertanyaan soal :
Apakah masalah keperawatan keluarga di atas?
Pilihan jawaban
a. Ketidakmampuan keluarga memodifikasi lingkungan
b. Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan
c. Ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan yang tepat
d. Ketidakmampuan keluarga menggunakan pelayanan kesehatan
e. Ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit

8. Keluarga Bapak J (45 tahun) memiliki seorang anak laki-laki yang telah menyelesaikan
pendidikan sekolah menengah atas. Anak klien kemudian meminta untuk melanjutkan
pendidikan ke jenjang sarjana. Letak rumah yang jauh dari pusat pendidikan, klien kemudian
meminta bantuan iparnya agar menerima anaknya untuk tinggal di rumahnya hingga
pendidikan anaknya selesai.

Pertanyaan soal :
Apakah struktur keluarga berdasarkan kasus di atas?
Pilihan jawaban
a. Patrilokal
b. Patrilineal
c. Matrilokal
d. Matrilineal
e. Keluarga Kawinan

9.Bapak S (33 tahun) menikah dengan istrinya sejak 5 tahun yang lalu. Klien diketahui
menunggu lama untuk mendapatkan anak. Klien telah menempuh berbagai macam program
untuk kehamilan istrinya, baik yang tradisional hingga berobat ke spesialis kandungan. Tiga
tahun yang lalu istri klien telah melahirkan anak pertamanya dan saat ini sedang hamil anak
kedua yang usia kandungannya 4 bulan.

Pertanyaan soal :
Apakah tahap perkembangan keluarga tersebut saat ini?
Pilihan jawaban
a. Keluarga Tahap I
b. Keluarga Tahap II
c. Keluarga Tahap III
d. Keluarga Tahap IV
e. Keluarga Tahap V

Modul Keluarga dan Komunitas_Marisna Eka Yulianita, S.Kep., Ns., M.Kep. Page 35
10. Ibu P (49 tahun) tinggal bersama anak dan menantunya. Diketahui menantu klien baru
saja melahirkan anak pertamanya yang berjenis kelamin perempuan. Klien sangat bahagia
dengan kelahiran cucu pertamanya tersebut dan banyak memberikan masukan kepada
menantunya agar dapat memiliki asi yang banyak. Klien juga lebih banyak memandikan
cucunya, karena menantunya masih belum mahir memandikan bayi.
Pertanyaan soal :
Apakah fungsi keluarga yang dilakukan oleh klien?
Pilihan jawaban
a. Fungsi sosial
b. Fungsi afektif
c. Fungsi ekonomi
d. Fungsi reproduksi
e. Fungsi perawatan kesehatan

Modul Keluarga dan Komunitas_Marisna Eka Yulianita, S.Kep., Ns., M.Kep. Page 36

Anda mungkin juga menyukai