Anda di halaman 1dari 11

JOURNAL READING

Dosen Pembimbing :

Nur Fitri, S.Kep., Ns., M.Kep

Mata Kuliah :

Keperawatan Gawat Darurat II

Disusun Oleh :

Nama : Endang Kurniati

NIM : 21806039

Kelas : Keperawatan B

Semester : 7 (Tujuh)

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MAKASSAR

TAHUN PELAJARAN 2020/2021


Journal Reading

Judul Tulisan : Pembentukan Jalur Keperawatan Darurat Untuk Intervensi Trombektomi pada Strok
Icemik Akut
Penulis : Ting Zhang, Xiaolu Li, Guiguan Sun, Juan Wang, Hiumin Chen
Nama jurnal, volume, nomor dan tahun terbit : American Jurnal of Translational Research, vol 13, no 10, 2021

TOPIK DAN HALAMAN KETERANGAN PENJELASAN


BERAPA
Judul dan abstrak 1. Menjelaskan subyek 1. 113 pasien AIS (akut iskemik strok) yang menerima
penelitian intervensi trombektomi dalam model darurat konvensional
Halaman: 1 2. Memberikan ringkasan yang dimasukkan sebagai kelompok kontrol, dan 127 pasien
informatif dan seimbang atas yang menjalani intervensi trombektomi dengan program
apa yang dilakukan dan apa keperawatan darurat berbasis jalur diklasifikasikan ke
yang ditemukan (hasil) dalam kelompok observasi.
dalam abstrak
2. Waktu rata-rata dari masuk ke rekanalisasi pada
kelompok observasi jauh lebih singkat dari pada kelompok
kontrol (P<0,05). Tingkat rekanalisasi terapi endovaskular pada
kelompok observasi adalah 92,13%, lebih tinggi dari pada
kelompok kontrol (80,53%, P<0,05).
Skor NIHSS kelompok observasi setelah perlakuan
jelas lebih rendah dari pada kelompok kontrol (P<0,05).
Angka kuratif pada kelompok observasi adalah
90,55%, lebih tinggi dari 79,65% pada kelompok kontrol
(P<0,05).
Kepuasan pasien kelompok observasi dengan asuhan
keperawatan adalah 90,55%, lebih tinggi dari 73,45% pada
kelompok kontrol (P<0,05).
Introduksi
Latarbelakang Menjelaskan latar belakang Menurut laporan literatur, angka kematian AIS (Acute
yang ilmiah dan rasional Iscemic Stroke) yang disebabkan oleh oklusi pembuluh darah
Halaman: 1 mengapa penelitian perlu besar intra kranial (diameter >2 mm) mencapai 53%~90% .
dilakukan Karena AIS ditandai dengan tingkat morbiditas, kematian,
kekambuhan,dan kecacatan yang tinggi, AIS telah menjadi
salah satu penyakit utama yang mengancam keselamatan dan
kualitas hidup pasien. Intervensi Trombektomi adalah salah
satu metode unggul untuk mengobati AIS
Namun, intervensi trombektomi yang dilakukan di bawah
model darurat konvensional sering menyebabkan waktu yang
lama dari masuk kerekanalisasi karena berbagai alasan, dan
sangat mengurangi efek rekanalisasi. Untuk memastikan
kelancaran operasi dan meningkatkan efisiensi kerja sama dan
kualitas perawat di ruang operasi, rumah sakit telah secara
aktif menetapkan jalur keperawatan darurat, dan
menerapkannya pada pasien yang menjalani intervensi
trombektomi.

Tujuan Menentukan tujuan spesifik, Tujuan inti dari program keperawatan gawat darurat berbasis
Halaman: 1 termasuk hipotesis yang jalur adalah untuk mengoptimalkan setiap prosedur dalam
diajukan tindakan darurat, dan rasional menggunakan sumber daya
medis guna meningkatkan efisiensi penyelamatan pasien
kritis.

Metodologi
Tehnik pengambilan sampel Menjelaskan bagaimana data 113 pasien AIS yang menerima intervensi trombektomi dalam
Halaman: 1 dikumpulkan dan disiapkan model darurat konvensional dari Agustus 2019 hingga
Februari 2020 dimasukkan sebagai kelompok kontrol, dan 127
pasien yang menjalani intervensi trombektomi dengan
program keperawatan darurat berbasis jalur dari Maret 2020
hingga September 2020 diklasifikasikan ke dalam kelompok
observasi.
Penelitian ini sesuai dengan persyaratan Deklarasi Helsinki
dan dilakukan setelah mendapat persetujuan dari Komite Etik
rumah sakit.

Sampel/partisipan Kriteria inklusi dan ekslusi Kriteria inklusi:


Halaman: 2 dalam pemilihan 1. Objek yang disertakan memenuhi kriteria diagnostik dalam
sampel/partisipan Pedoman Diagnosis dan Pengobatan Stroke di China pada
tahun 2018, dan dikonfirmasi sebagai AIS dengan
pemeriksaan awal seperti CT scan craniocerebral
2. Usia pasien >18 tahun
3. Waktu onset iskemia sirkulasi anterior kurang dari 8 jam,
dan iskemia sirkulasi posterior (PCI) kurang dari 24 jam
4. Pasien atau keluarga mereka memberikan persetujuan
untuk intervensi dari trombektomi, dan menandatangani
dokumen yang sesuai.

Keriteria ekslusi :
1. Pasien yang didiagnosis dengan perdarahan intrakranial
dengan pemeriksaan Ct kranioserebral
2. Pasien dengan kecenderungan perdarahan yang diketahui
atau perdarahan aktif
3. Pasien yang meninggal di rumah sakit setelah kegagalan
penyelamatan
4. Pasien yang tidak ditindaklanjuti selama 90 hari setelah
keluar
5. Pasien dengan perubahan pemeriksaan awal infark area
luas dengan pemeriksaan CT kranio serebral
6. Pasien dengan kontraindikasi trombektomi intervensi
7. Pasien dengan disfungsi parah padaorgan penting seperti
jantung, hati, atau ginjal

Intervensi Menjelaskan intervensi yang Kelompok kontrol diobati dengan mode darurat rutin
dilakukan pada tiap kelompok embolecto. intervensi, dan prosedurnya adalah sebagai
Halaman: 2 perlakuan dengan detail. berikut:
Termasuk bagaimana dan kapan 1. Perawat di unit gawat darurat melakukan pretest dan triage
intervensi diberikan
pasien sesuai dengan gejala klinis umum mereka;
2. Spesialis stroke darurat melakukan evaluasi NIHSS pada
pasien yang dipindahkan keruang penyelamatan, dan
segera memberi tahu ruang intervensi setelah
mengecualikan perdarahan otak dengan CT.
3. Setelah menerima pemberitahuan darurat intervensi
trombektomi AIS, staf perawat diruang intervensi
menyiapkan program darurat sesuai dengan prosedur
darurat konvensional.

Kelompok observasi diterapi dengan trombektomi


terventional yang didasarkan pada emergency nursing
pathway.
1. Penetapan jalur keperawatan gawat darurat. Perawat yang
bertanggung jawab dari departemen intervensi bekerja
sebagai pemimpin kelompok, dan anggota tim denga
pengalaman lebih dari 5 tahun dalam keperawatan stroke
dan organisasi dan koordinasi yang baik, komunikasi,
dan keterampilan pemecahan masalah yang kuat dipilih
sebagai anggota tim. Anggota tim mencari literatur
tentang perawatan darurat untuk stroke, meringkas data
yang ditanyakan, dan merumuskan jalur keperawatan
darurat standar sesuai dengan setiap prosedur dari masuk
rumah sakit untuk masuk keruang intervensi untuk
operasi. Tim menstandarisasi proses yang sesuai, dan
menerima pelatihan dan lulus penilaian untuk
memastikan bahwa anggota tim dapat menguasai dan
menerapkan dengan mahir.
2. Manajemen perbekalan darurat. Personil yang ditunjuk
bertanggung jawab atas pengelolaan perbekalan, dan
jumlah dan variasi obat, spesifikasistent dan jumlah
kawat kateter, dll. harus diperiksa secara teratur dan
dilengkapi tepat waktu. Persediaan P3K ditempatkan di
tempat yang ditentukan, dan loker yang menyimpan
persediaan P3K dibersihkan dan didesinfeksi secara
teratur; Obat-obatan dan bahan habis pakai yang mahal
harus dikunci untuk pengelolaan; Anggota tim harus
sepenuhnya mengetahui spesifikasi, penggunaan, dan
lokasi penyimpanan obat dan bahan habis pakai.
3. Terlaksananya standar keperawatan dengan jalur keperawatan
gawat darurat. Pengelolaan jalur keperawatan pra operasi.
Untuk menetapkan kebijakan siaga darurat 24 jam, dan
anggota tim dapat tiba diruang intervensi dalam waktu 15
menit setelah menerima panggilan darurat, dan menyiapkan
bahan habis pakai dan obat-obatan yang digunakan selama
operasi. Tim terus berhubungan dengan departemen darurat
untuk mengikuti kondisi pasien. Formulir serah terima saluran
hijau khusus dibuat untuk pasien stroke untuk mencatat tanda-
tanda vital pasien, pupil, kesadaran, kekuatan otot, dll secara
rinci.

Outcome Menjelaskan pengukuran 1. Titik waktu dari masuk rumah sakit ke rekanalisasi
Halaman: 3 outcome, baik utama maupun dibandingkan dengan kedua kelompok.
sekunder 2. Tingkat rekanalisasi terapi endovaskular dibandingkan
antara kedua kelompok. Para pasien menjalani
pemeriksaan CT otak setelah operasi, dan dibagi menjadi
rekanalisasi parsial dan rekanalisasi lengkap sesuai
dengan hasil pemeriksaan rekanalisasi vaskular. Tingkat
rekanalisasi vaskular = rekanalisasi lengkap/jumlah total
kasus × 100%.
3. Perubahan skor skala defisit neurologis (NIHSS) sebelum
dan sesudah pengobatan dibandingkan antara kedua
kelompok.
4. Kemanjuran terapi dari kedua kelompok dievaluasidan
dibandingkan dengan 90 d-modified Rankin score (mRS)
setelah keluar dari rumah sakit selama 90 hari. Tingkat
kemanjuran terapeutik = (superior + baik)/jumlah kasus ×
100.
5. Tingkat kepuasan kedua kelompok terhadap asuhan
keperawatan dibandingkan. Kuesioner Kepuasan Perawatan
yang disiapkan oleh rumah sakit kami dibagikan kepada pasien
untuk diisi secara anonim sebelum pulang untuk evaluasi. Skor
di bawah 59 poin adalah tidak puas, 60-79 poin disebut pada
dasarnya puas, dan 80 poin atau lebih puas. Tingkat kepuasan
total = (puas + pada dasarnya puas)/jumlah total kasus × 100.

Besar sampel Jumlah subyek penelitian 240 sampel


Halaman: 2
Metode statistik Metode statistik yang digunakan Analisis statistik dan pengolahan data dilakukan dengan SPSS 19.0.
Halaman: 4 untuk membandingkan hasil dari Data pengukuran dinyatakan sebagai (_ x ± s), perbandingan antar
setiap kelompok kelompok dilakukan dengan uji-t sampel independen, data
pencacahan dinyatakan dengan persentase, dan hasilnya diperiksa
dengan X2. P<0,05 mengacu pada perbedaan yang signifikan
secara statistik.

Hasil
Alur penelitian Menjelaskan waktu penelitian 113 pasien AIS yang menerima intervensi trombektomi dalam
Halaman: 2 dan follow-up model darurat konvensional dari Agustus 2019 hingga
Februari 2020 dimasukkan sebagai kelompok kontrol, dan 127
pasien yang menjalani intervensi trombektomi dengan
program keperawatan darurat berbasis jalur dari Maret 2020
hingga September 2020 diklasifikasikan ke dalam kelompok
observasi.

Outcome dan estimasi Untuk tiap outcome utama Dalam studi ini, skor NIHSS dari kelompok observasi lebih
Halaman: 5 dan sekunder, ringkasan atas rendah dari kelompok kontrol setelah pengobatan,
hasil bagi tiap kelompok menunjukkan bahwa pembangunan jalur keperawatan darurat
dapat meningkatkan fungsi neurologis pasien. Selain itu,
tingkat rekanalisasi terapi endovaskular, tingkat kuratif dan
kepuasan keperawatan kelompok observasi lebih tinggi
daripada kelompok kontrol, menunjukkan bahwa jalur
tersebut dapat meningkatkan efek pengobatan dan kepuasan
keperawatan pasien.
- Perbandingan tingkat kuratif antara kedua kelompok :
Tingkat kuratif pada kelompok observasi adalah 90,55%, lebih
tinggi 79,65% dari pada kelompok kontrol dengan perbedaan
yang signifikan secara statistik (X2 = 5,7087, P= 0,0169).
- Perbandingan kepuasan dua kelompok pasien dengan
keperawatan kepuasan pengamat :
Pasien kelompok obeservasi dengan asuhan keperawatan
adalah 90,55%,lebih tinggi 73,45% dari pada kelompok
kontrol, dan perbedaannya signifikan secara statistik
(X2=12.1105, P=0.0005).

Diskusi
Interpretasi Interpretasi hasil, AIS merupakan penyakit kritis yang sering dijumpai deng
Halaman: 5 memperhitungkan hipotesis anangka kematian yang tinggi di unit gawat darurat. Menurut
penelitian, sumber bias atau statistik, ada hingga 1,5 hingga 2 juta kasus stroke di Cina
ketidaktepatan dan bahaya setiap tahun, dan insidennya telah meningkat dari tahun
yang berhubungan dengan ketahun dengan perubahan gaya hidup dan kebiasaan diet
keragaman analisis dan masyarakat. Dalam proses pengobatan, trombolisis vena intra
outcome atau intervensi pengangkatan trombus sesegera mungkin
untuk membuka kembali pembuluh darah merupakan faktor
kunci dalam menentukan kelangsungan hidup pasien AIS.
Menurut laporan literatur, untuk setiap penundaan 30 menit
dalam perawatan penyelamatan, hingga 12% pasien akan
kehilangan kesempatan untuk sembuh, dan tingkat kematian
dan kecacatan juga akan meningkat secara luar biasa [17, 18].
Oleh karena itu, saat ini telah menjadi topik penting penelitian
klinis tentang memperpendek waktu dari masuk ke
rekanalisasi pasien AIS. Meski tidak terhindarkan untuk
melewatkan waktu perawatan terbaik karena keterlambatan di
luar rumah sakit, keterlambatan perawatan rawat inap dapat
dihindari dengan mudah. Menurut literatur yang relevan,
dengan mengoptimalkan desain proses perawatan dan
menentukan tugas-tugas utama dalam proses perawatan,
waktu dari masuk hingga rekanalisasi pembuluh darah pasien
dipersingkat 60%, dan efek pengobatan AIS telah dipersingkat
dan ditingkatkan.

Generalizability/ implikasi Apakah hasil penelitian dapat Emergency-nursing pathway dapat mengurangi waktu dari
keperawatan digeneralisasikan di masuk ke rekanalisasi pasien AIS setelah intervensi
Halaman: 6
masyarakat dan implementasi pengangkatan trombektomi, meningkatkan tingkat
keperawatannya rekanalisasi, meningkatkan fungsi neurologis, dan
memperbaiki tingkat kuratif dan kepuasan keperawatan.
Sehingga dapat di generalisasikan dan di implementasikan
keperawatannya pada masyarakat.

Overall evidence Interpretasi umum terhadap Penerapan jalur keperawatan gawat darurat mewujudkan
hasil dalam konteks bukti standar proses keperawatan yang kondusif bagi efisiensi
terkini/ terupdate operasi saluran hijau darurat di rumah sakit dan peningkatan
keberhasilan rekanalisasi vaskular. Pembentukan jalur
keperawatan gawat darurat di rumah sakit kami, yang
mengacu pada keperawatan berbasis bukti, telah merumuskan
jalur keperawatan koordinatif standar untuk program
kegawatdaruratan dan standar setiap prosedur dari kedatangan
pasien di rumah sakit hingga dirawat di ruang intervensi untuk
rekanalisasi.

Anda mungkin juga menyukai