ABSTRAK
Latar Belakang: Meningkatnya jumlah pengunjung rumah sakit setiap tahun sangat dipengaruhi oleh
kualitas perawatan perawat yang komprehensif dan baik. Dengan menerapkan manajemen triase, pasien
dengan tingkat darurat yang mengancam jiwa dapat segera ditangani. Penelitian ini bertujuan untuk
mengidentifikasi hubungan antara penerapan triase dan waktu respons perawat di Instalasi Gawat
Darurat Rumah Sakit Pertamina Balikpapan.
Metode: Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan desain cross sectional. Sampel diambil
dengan menggunakan teknik total sampling dengan jumlah total 20 responden. Data dikumpulkan
dengan menggunakan lembar observasi dan dianalisis dengan menggunakan uji Pearson.
Temuan Penelitian: Temuan penelitian menunjukkan bahwa nilai p adalah 0,01 (p <0,05) yang
menunjukkan bahwa ada korelasi antara penerapan triase merah dan waktu respons. Nilai p triase
kuning pada waktu respons adalah 0,75 (p> 0,05), yang menunjukkan bahwa tidak ada korelasi antara
penerapan triase kuning dan waktu respons.
Kesimpulan: Temuan penelitian menunjukkan bahwa dalam penerapan triase merah, Ha diterima,
menunjukkan bahwa ada korelasi antara penerapan triase merah dan waktu respons. Sebaliknya, dalam
penerapan triase kuning, H0 diterima, menunjukkan bahwa tidak ada korelasi yang signifikan antara
penerapan triase kuning dan waktu respon perawat. Disarankan untuk menerapkan triase berdasarkan
kategori kondisi pasien sehingga risiko kematian dapat dicegah.
*Corresponding Author :
Chrisyen Damanik
Program Studi S1 Ilmu Keperawatan
STIKES Wiyata Husada Samarinda, Indonesia
Email : chrsiyendamanik@stikeswhs.ac.id
penerapan triage diruang Instalasi Pertamina Balikpapan 2017
Gawat Darurat Rumah Sakit
Tabel 1 :Skor rata-rata penerapan triage merah diruang Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit
Pertamina Balikpapan 2017
Skor Penerapan N Mean Median SD Min-Max
Triage merah
11-15 7 11.26 11.81 1.51 8.75-13.13
Diperoleh gambaran bahwa dari 8 perawat di penerapan tindakan triage merah dengan baik
Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit yaitu berjumlah 7 responden (87.5%),
Pertamina Balikpapan yang terlibat dalam sedangkan penerapan tindakan triage merah
penelitian ini paling banyak melakukan yang tidak baik adalah 1 responden (12.5%).
Tabel 4.4 :Skor rata-rata penerapan triage kuning diruang Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit
Pertamina Balikpapan 2017
Skor Penerapan Triage N Mean Median SD Min-Max
kuning
11-15 10 10.56 10.42 1.34 8.3-12.5
Diperoleh gambaran bahwa dari 12 perawat di tindakan triage kuning yang tidak baik adalah 2
Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit Pertamina responden (16.7%). Hal ini menunjukkan baik
Balikpapan yang terlibat dalam penelitian ini pada penerapan triage merah dan triage kuning
paling banyak melakukan penerapan tindakan perawat diruang instalasi gawat darurat rumah
triage kuning dengan baik yaitu berjumlah 10 sakit pertamina Balikpapan telah menerapkan
responden (83.3%), sedangkan penerapan triage dengan baik dan sesuai SPO yang ada.
Tabel 2 :Waktu rata-rata response time Triage merah diruang Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit
Pertamina Balikpapan 2017
Diperoleh gambaran bahwa dari 8 perawat di Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit Pertamina
Balikpapan yang terlibat dalam penelitian ini pada triage merah paling cepat response time nya yaitu
berjumlah 6 responden (75%), sedangkan yang tidak cepat response time nya yaitu berjumlah 2
responden (25%).
Tabel 3 : Waktu rata-rata response time Triage kuning diruang Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit
Pertamina Balikpapan 2017
*Corresponding Author :
Chrisyen Damanik
Program Studi S1 Ilmu Keperawatan
STIKES Wiyata Husada Samarinda, Indonesia
Email : chrsiyendamanik@stikeswhs.ac.id
Waktu Response Time Frekunsi Mean Median SD Min-Max
kuning
0-10 menit 12 5.2 5.5 1.09 3.1-6.4
11-30 menit 0 0 0 0 0
Diperoleh gambaran bahwa dari 12 perawat di waktu tanggap yang baik dimana kedatangan
Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit pasien yang membutuhkan penanganan
Pertamina Balikpapan yang terlibat dalam segera dapat dilayani atau diberi pertolongan
penelitian ini semua respondennya memiliki sesuai indikasi dengan rentang waktu 3 hingga
waktu rata-rata response time yang cepat. Hal 6 menit.
ini menunjukkan bahwa perawat yang bekerja
dirumah sakit pertamina rata-rata memiliki
Tabel 4 : Hasil Analisis Hubungan penerapan triage merah dengan response time perawat Di
Instalasi Gawat Darurat Rumah sakit pertamina Balikpapan Tahun 2017
Variabel
n P value r <0.05
Variabel
n P value r
Penerapan triage kuning response
time 12 0.75 -0.1
*Corresponding Author :
Chrisyen Damanik
Program Studi S1 Ilmu Keperawatan
STIKES Wiyata Husada Samarinda, Indonesia
Email : chrsiyendamanik@stikeswhs.ac.id
kategori merah dengan baik sesuai di terima dan dilaksanakan dengan
SPO yang berlaku. baik. Peneliti tidak menemukan
Dan Diperoleh gambaran bahwa perbedaan yang berarti diantara
dari 20 perawat di ruang instalasi penerapan triage baik dikategori
gawat darurat rumah sakit pertamina kuning maupun kategori merah. Hal ini
Balikpapan yang terlibat dalam pula menunjukkan bahwa perawat
penelitian ini paling banyak diruang instalasi gawat darurat rumah
memberikan penerapan triage dengan sakit pertamina Balikpapan tidak
kategori kuning sebanyak 10 membedakan pasien baik yang
responden (83.3%) dengan skor rata- bersifat emergency ataupu yang
rata 13, dikategorikan baik sesuai bersifat urgent.
acuan SPO rumah sakit yang berlaku
sedangkan penerapan triage dengan 2. Mengidentifikasi Response Time
kategori kuning yang kurang baik yaitu Diperoleh gambaran bahwa
berjumlah 2 perawat (16.7%) dengan dari 20 perawat di ruang instalasi
skor rata-rata 10, hal ini menunjukkan gawat darurat rumah sakit
bahwa perawat diruang instalasi pertamina Balikpapan yang terlibat
gawat darurat rumah sakit pertamina dalam penelitian ini paling banyak
balikpapan sudah menerapkan triage memberikan response time yang
kategori kuning dengan baik sesuai baik dengan kategori triage merah
SPO yang berlaku. sebanyak 6 responden (75%)
Salah satu manfaat yang didapat dengan waktu rata-rata 1-4 menit,
dalam melakukan penerapan triage di dikategorikan baik sesuai acuan
ruang instalasi gawat darurat adalah SPO rumah sakit yang berlaku
pasien dalam kategori merah atau sedangkan response time dengan
emergency dapat segera mendapat kategori merah yang kurang baik
pelayanan dan pertolongan tidak yaitu berjumlah 2 perawat (25%)
berdasar pada waktu kedatangan dengan waktu rata-rata 5-6 menit ,
mereka. Maanfaat lainnya adalah hal ini menunjukkan bahwa
efisiensi waktu yang sangat perawat diruang instalasi gawat
memegang peran dalam angka darurat rumah sakit pertamina
kehidupan pasien. Oleh karena itu Balikpapan response time pada
peran perawat sangat penting karena triage kategori merah baik sesuai
sebagai ujung tombak di instalasi SPO yang berlaku namun terdapat
gawat darurat, peran perawat sangat 2 perawat yang belum cukup baik
menetukan tingkat kelangsungan dalam memberikan waktu response
hidup pasien. Pelatihan dan time yang baik dimana standart
pengalaman memegang kunci dalam akreditasi pada pasien dengan
penerapan triage di rumah sakit kategori merah haruslah dibawah 5
pertamina Balikpapan. menit.
Penerapan triage dirumah sakit
pertamina balikapapan sudah sesuai Dan Diperoleh gambaran
dengan standart akreditasi yang bahwa dari 20 perawat di ruang
berlaku dan dari penelitian ini dapat instalasi gawat darurat rumah sakit
disimpulkan 80% perawat yang pertamina Balikpapan yang terlibat
bekerja diruang instalasi gawat dalam penelitian ini paling banyak
darurat rumah sakit pertamina memberikan waktu tanggap atau
Balikpapan telah menunjukkan hasil response time dengan kategori
yang baik dimana SPO yang berlaku kuning kesemuanya sudah sangat
*Corresponding Author :
Chrisyen Damanik
Program Studi S1 Ilmu Keperawatan
STIKES Wiyata Husada Samarinda, Indonesia
Email : chrsiyendamanik@stikeswhs.ac.id
baik karena waktu yang diberikan korelasi sangat lemah. maka Ha
pada pasien dengan kondisi triage diterima, artinya ada hubungan
kuning dibawah 10 menit, hal ini penerapan triage kategori merah
menunjukkan bahwa perawat dengan response time perawat di
diruang instalasi gawat darurat ruang instalasi gawat darurat
rumah sakit pertamina Balikpapan rumah sakit pertamina Balikpapan.
pencapaian response time pada Hasil uji korelasi Pearson
triage kategori kuning sangat baik yang ditunjukkan oleh tabel 4.8 di
dan sesuai SPO yang berlaku. atas dengan nilai p = 0.75 hal ini
menunjukkan korelasi antara
Peneliti berasumsi bahwa penerapan triage kuning dan
tercapainya response time di response time tidak bermakna,
Instalasi gawat Darurat Rumah arah korelasi menunjukkan kearah
Sakit Pertamina Balikpapan karena negatif yang menandakan bahwa
sumber daya perawat yang bekerja korelasi sangat lemah. maka H0
diruangan tersebut sudah diterima, artinya tidak ada
menerapkan prinsip triage dengan hubungan penerapan triage
baik guna mempercepat tindakan kategori kuning dengan response
dalam pertolongan gawat darurat. time perawat di ruang instalasi
Waktu menjadi sangat penting gawat darurat rumah sakit
dalam penatalaksanaan keadaan pertamina Balikpapan.
gawat darurat, penting agar dapat Pada hasil penelitian diatas
mengikuti urutan yang sesuai masing-masing kategori baik merah
dengan mendesaknya keadaan maupun kuning memiliki kebutuhan
yang ada. Pada hasil penelitian ini yang berbeda dalam memberikan
peneliti juga berasumsi bahwa asuhan keperawatan yang
surat saran yang diberikan oleh diperlukan. Namun demikian
pasien untuk ruang instalasi gawat terdapat kesamaan tujuan dimana
darurat akan lambatnya meningkatkan derajat kesehatan
penanganan pada korban yang dan mengurangi dampak kematian
memerlukan tindakan sudah tidak atau kecacatan adalah dasar dari
terbukti. Namun demikian rumah tindakan tersebut. Response time
sakit pertamina Balikpapan tetap dikatakan tepat waktu atau tidak
akan mempertahankan kualitas terlambat apabila waktu yang
pelayanan dan juga membenahi diperlukan tidak melebihi waktu
bebarapa fasilitas yang menunjang rata-rata satandart yang ada
kecepatan pelayanan. menurut mulyaningsih (2013).
Salah satu indicator keberhasilan
3. Mengidentifikasi hubungan penanggulangan medic penderita
penerapan triage dengan gawat darurat adalah kecepatan
response time perawat memberikan pertolongan yang
Hasil uji korelasi Pearson memadai kepada penderita gawat
yang ditunjukkan oleh tabel 4.7 di darurat baik pada keadaan rutin
atas dengan nilai p = 0.01 hal ini maupun dalam keadaan bencana.
menunjukkan korelasi antara Keberhasilan response time sangat
penerapan triage kategori merah bergantung pada kecepatan yang
dan response time bermakna, arah tersedia serta kualitas pemberian
korelasi menunjukkan kearah pertolongan untuk menyelamatkan
negatif yang menandakan bahwa nyawa atau mencegah cacat sejak
*Corresponding Author :
Chrisyen Damanik
Program Studi S1 Ilmu Keperawatan
STIKES Wiyata Husada Samarinda, Indonesia
Email : chrsiyendamanik@stikeswhs.ac.id
ditempat kejadian, dalam instalasi gawat darurat juga perlu
perjalanan hingga pertolongan ditingkatkan melalui upaya
rumah sakit. Factor internal dan perbaikan yang menyangkut
eksternal yang mempengaruhi masalah sumberdaya manusia,
keterlambatan penanganan kasus fasilitas, prosedur, pelayanan, dan
gawat darurat antara lain karakter aspek tekhnil lainnya.
pasien, penempatan staf,
ketersediaan stretcher dan petugas SIMPULAN
kesehatan, waktu ketibaan pasien, 1. Penerapan triage kategori
pelaksanaan manajemen, strategi merah di ruang instalasi
pemeriksaan dan penanganan gawat darurat rumah sakit
yang dipilih. Hal ini bisa menjadi pertamina balikapapan,
pertimbangan dalam menentukan mayoritas baik yaitu
konsep tentang response time berjumlah 7 responden
penanganan kasus di instalasi memiliki skor penerapan baik
gawat darurat rumah sakit (11-15) dan 1 responden skor
(Haryatun dan Sudaryanto,2008) kurang baik yakni (0-10)
Menurut Long (2008) sedangkan pada triage
intervensi keperawatan yang kategori kuning skor
diberikan di ruang instalasi gawat penerapan triage mayoritas
darurat dalam menyelamatkan jiwa baik yakni 10 responden
dilakukan ketika keadaan fisiologis dengan skor penerapan baik
pasien terancam, tindakan seperti (11-15) dan 2 responden
ini termasuk memnberikan dengan skor kurang baik (0-
medikasi darurat, melakukan 10). Dari kedua data tersebut
resusitasi kardiopulmonal. Maka peneliti menyimpulkan bahwa
response time sangat penting penerapan triage baik
dalam menangani pasien gawat kategori merah dan kuning
darurat khususnya pasien dengan sudah baik dan sesuai SPO.
kategori triage merah karena dapat 2. Response time kategori
mengurangi keluasan rusaknya merah di ruang instalasi
organ-organ dalam, dimana gawat darurat rumah sakit
response time dipengaruhi oleh pertamina balikapapan,
kecepatan dan kualitas pemberi mayoritas baik yaitu
pertolongan untuk menyelamatkan berjumlah 6 responden
nyawa atau mencegah cacat sejak memiliki waktu rata-rata (0-5)
ditempat kejadian dalam perjalanan menit dan 2 responden
hingga ketempat kejadian. kurang baik dengan waktu
Oleh karena itu peran rata-ratanya yakni (6-10)
perawat sangat penting karena sedangkan pada response
selain sebagai ujung tombak di time kategori kuning skor
instalasi gawat darurat, peran penerapan triage mayoritas
perawat sangat menetukan untuk semua baik yakni 12
menurunkan tingkat kecacatan responden dengan waktu
yang bisa saja terjadi apabila rata-rata baik (0-10) dan 0
keterlambatan penanganan pasien responden dengan wakturata-
yang membutuhkan pertolongan rata kurang baik. Dari kedua
segara bahkan dapat menimbulkan data tersebut peneliti
kematian. Kualitas pelayanan di menyimpulkan bahwa
*Corresponding Author :
Chrisyen Damanik
Program Studi S1 Ilmu Keperawatan
STIKES Wiyata Husada Samarinda, Indonesia
Email : chrsiyendamanik@stikeswhs.ac.id
response time baik kategori kuning dan response time tidak
merah dan kuning sudah baik bermakna, arah korelasi
dan sesuai SPO menunjukkan kearah negatif
3. Hasil uji korelasi Pearson yang menandakan bahwa
menunjukkan nilai p = 0.01 korelasi sangat lemah. maka
artinya korelasi antara H0 diterima, artinya tidak ada
penerapan triage kategori hubungan penerapan triage
merah dan response time kategori kuning dengan
bermakna, arah korelasi response time perawat di
menunjukkan kearah negatif ruang instalasi gawat darurat
yang menandakan bahwa rumah sakit pertamina
korelasi sangat lemah. maka Balikpapan. Hasil tersebut oleh
Ha diterima, artinya ada peneliti tidak digenaralisir
hubungan penerapan triage karena triage merah maupun
kategori merah dengan kuning memiliki perbedaan
response time perawat di dalam berbagai aspek
ruang instalasi gawat darurat pelayanan maupun tingkat
rumah sakit pertamina kebutuhan pertolongan.
Balikpapan.
Hasil uji korelasi Pearson
menunjukkan nilai p = 0.75 hal
ini menunjukkan korelasi
antara penerapan triage
DAFTAR PUSTAKA Dahlan, M. Sopiyudin. 2014. Langkah-
Ace, Sudrajat 2014. Hubungan langkah Membuat Proposal
pengetahuan dan pengalaman Penelitian Bidang Kedokteran
perawat dengan keterampilan dan Kesehatan. Jakarta: CV
triase pasien di IGD RSCM. Sagung Seto.
Jurnal Fakultas Poltekes
kemenkes Jakarta III. Depkes RI. 2003 Pedoman
penyelenggaraan Pelayanan
Agung, A. 2010. Kepuasan Pasien. di Rumah Sakit. Dirjen Bina
http://eprints.undip.ac.id/%28jur Pelayanan MEdik
nalpdf. Diakses pada tanggal 2 Departemen Kesehatan RI.
februari 2017. Jakarta.
*Corresponding Author :
Chrisyen Damanik
Program Studi S1 Ilmu Keperawatan
STIKES Wiyata Husada Samarinda, Indonesia
Email : chrsiyendamanik@stikeswhs.ac.id
Depkes RI. 2011. Rilis Berita Kompas. 2017. Laporan penduduk
Kementrian Kesehatan 2009. WNI berdasarkan jenis
Kementrian Kesehatan Republik kelamin. Database SIAK Dinas
Indonesia. Jakarta. Kependudukan dan Catatan Sipil
Kota Balikpapan.
Gartinah, T. 2008 Handout
Keperawatan Medikal Bedah : Kushayati, N 2013. Analisis metode
Emergency Care. FIK-UI. triase prehospital pada korban
Jakarta masal (Mas Casualty Insidens)
*Corresponding Author :
Chrisyen Damanik
Program Studi S1 Ilmu Keperawatan
STIKES Wiyata Husada Samarinda, Indonesia
Email : chrsiyendamanik@stikeswhs.ac.id