Anda di halaman 1dari 15

TINGKAT PENGETAHUAN PERAWAT TERHADAP KEADAAN DARURAT DAN

PENERAPAN TRIAGE DI INTALASI GAWAT DARURAT


scooping review of the literature

Mata Kuliah : Keperawatan Kritis

Dosen : NS. ANA DWIYANA ARIEF., S.KEP., M.KEP

DI SUSUN OLEH :

NOVITA DWI LESTARI

1901099

PRODI S1 ILMU KEPERAWATAN INSTITUT TEKNOLOGI KESEHATAN

DAN SAINS WIYATA HUSADA SAMARINDA

TAHUN 2022
Tingkat Pengetahuan Perawat Terhadap Keadaan Darurat Dan Penerapan Triage Di
Intalasi Gawat Darurat

scooping review of the literature

Novita Dwi Lestari


Prodi Studi Sarjana Keperawatan
Institut Teknologi Kesehatan Dan Sains Wiyata Husada Samarinda
Email : novitadwilestari33@gmail.com

ABSTRAK

Latar Belakang
Instalasi Gawat Darurat (IGD) merupakan tempat dirumah sakit yang sering menghadapi
keadaan darurat, sehingga ruang IGD memiliki jalur tersendiri untuk mengatasi masalah
darurat yang dihadapi yang disebut triage. Setiap petugas kesehatan yang bertugas di ruang
IGD biasanya sudah memiliki keahlian tersendiri untuk memilah dan memilih kasus sesuai
tingkat kedaruratan nya, secara garis besar triage dibagi menjadi 4 jalur. Jalur hijau
menandakan minim kegawatan dan tindakan pada pasien dapat ditunda dulu beberapa saat,
jalur kuning menandakan pasien membutuhkan penangan segera namun tindakan medis dapat
ditunda beberapa saat karena pasien ralatif stabil, jalur merah menunjukkan pasien prioritas
utama dan membutuhkan pertolongan segera dan tidak dapat ditunda, dan lajur hitam yang
menandakan pasien sudah dalam keadaan meninggal dunia.

Tujuan
Literature riview ini Tujuan untuk mengetahui bagaimana Tingkat Pengetahuan Perawat
Terhadap Keadaan Darurat Dan Penerapan Triage Di Instalasi Gawat Darurat

Metode

Tinjauan sistematis mencari database elektronik (Google Scholar, e-Resources) untuk studi
sebelumnya yang diterbitkan antara 2018 dan 2020. Judul, ab-stract. Seleksi dan pemilihan
dokumen dilakukan menggunakan alur diagram PRISMA yang sudah dimodifikasi.
Hasil
Ditemukan 10 penelitian yang membahas tentang Tingkat Pengetahuan Perawat Terhadap
Keadaan Darurat Dan Penerapan Triage Di Instalasi Gawat Darurat. Ditemukan 7 dari 10
penelitian dengan hasil bahwa perawat dengan tingkat pengetahuan tinggi akan memiliki
tingkat penerapan triase yang tepat. Dan 2 penelitian dengan hasil yang tidak ada hubungan
antara tingkat pengetahuan dengan tingkat penerapan triase yang tepat, dan ada 1 penelitian
yang menunjukkan bahwa hasil yang tidak begitu berpengaruh.

Kesimpulan
Di dapatkan hasil yang signifikan antara tingkat pengetahuan terhadap penerapan dan respon
time di IGD yang diterapkan oleh perawat.

Kata Kunci : Pengetahuan perawat, Triage, Instalasi Gawat Darurat.

1. Pendahuluan
Instalasi Gawat Darurat (IGD) merupakan titik masuk yang sangat penting untuk
pelayanan kesehatan bagi pasien yang membutuhkan penanganan dan perawatan yang
mendesak baik itu secara gawat dan darurat. Gawat suatu kondisi dimana korban harus
segera ditolong, apabila tidak segera ditolong maka akan mengalami kecacatan atau
kematian. Ketidaktahuan tentang tata laksana pasien oleh perawat di ruang IGD
berpengaruh terhadap kepuasan dan kecemasan pasien, maka dari itu diperlukan triase
yang bertujuan untuk menggolongkan dan memprioritaskan pasien yang memerlukan
pertolongan terlebih dahulu (Qureshi, 2008).

Wilde (2009) telah membuktikan secara jelas tentang pentingnya waktu tanggap
(respon time) bahkan pada pasien selain penyakit jantung (Kemenkes,2009). Response
Time merupakan kecepatan dalam penanganan pasien, dihitung sejak pasien datang
sampai dilakukan penanganan (Suhartati et al., 2011). Waktu tanggap yang baik bagi
pasien yaitu ≤ 5 menit. Penanganan gawat darurat ada filosofinya yaitu Time Saving it’s
Live Saving. Artinya seluruh tindakan yang dilakukan pada saatkondisi gawat darurat
haruslah benar-benar efektif dan efisien. Hal ini mengingatkan pada kondisi tersebut
pasien dapat kehilangan nyawa hanya dalam hitungan menit saja.
Triage mempunyai tujuan untuk memilih atau menggolongkan semua pasien yang
memerlukan pertolongan dan menetapkan prioritas penanganannya. Triage memiliki
fungsi penting di IGD terutama apabila banyak pasien datang pada saat yang bersamaan.
Hal ini bertujuan untuk memastikan agar pasien ditangani berdasarkan urutan
kegawatannya untuk keperluan intervensi.Triage juga diperlukan untuk penempatan
pasien ke area penilaian dan penanganan yang tepat serta membantu untuk
menggambarkan keragaman kasus di IGD (Nurhasim, 2015).

Dari penelitian terdahulu didapatkan bahwa hasil penelitian menunjukkan terdapat


pengaruh antara tingkat pengetahuan perawat dengan respon time triage di IGD. Tetapi
peneliti tidak meneliti tentang tingkat pengetahuan perawat terhadap triage dengan
respon time di IGD. Oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk mendalami literature
tentang bagaimana penerapan praktik pelatihan triage dengan respon time perawat di
ruang IGD.

2. Methode
2.1 Sumber data Artikel di dapat dari hasil pencarian di data based Google schollar dan
Springer dengan menggunakan kata kunci Pengetahuan perawat, Triase, IGD,
Knowledge nurse, Triage, Departemen Emergency, Respon Time. Yang
dipublikasikan dari tahun 2018-2022 dalam berbagai data base, batasan yang di
tetapkan adalah berisi abstrak dan full text.
2.2 Study Selection
Skrining dan pemilihan artikel berdasarkan kriteria inklusi Proses review pemilihan
artikel dilakukan oleh 1 orang reviewer. Dari hasil seleksi artikel didapatkan 10
artikel yang relevan dengan tujuan penelitian untuk menjawab pertanyaan penelitian,
kemudian dilakukan identifikasi literature sehingga didapatkan temuan utama.
Tabel 1. Identifikasi literature

No Penulis Negara Study Design Tujuan Ringkasan Hasil


Pertama
1 M Fikri Desain penelitian ini Untuk mengetahui adanya Hasil penelitian menggunakan Uji
Ramadhan Indonesia menggunakan hubungan tingkat pengetahuan Chi-Square dengan derajat
(Palembang) pendekatan cross perawat tentang response time kemaknaan 95% (α ≤ 0,05)
sectional dalam menentukan triase di diperoleh ρ value 0,001 yang
ruang Instalasi Gawat Darurat berarti ρ value ≤ α (0,05). Dengan
Rumah Sakit Pusri dan Rumah demikian bahwa adanya hubungan
Sakit Islam AR-Rasyid antara tingkat pengetahuan
Palembang perawat tentang response time
dalam menentukan triase.
2 Antoni Eka Penelitian kuantitatif Untuk menganalisa hubungan Berdasarkan pada penelitian ini
Fajar Maulana Indonesia menggunakan tingkat pengetahuan dengan didapatkan hasil bahwa sebagian
(Mataram) pendekatan cross respon time dalam pelaksanaan besar responden memiliki Tingkat
sectional. triage di IGD RSUD Kota Pengetahuan Perawat dengan
Mataram kategori cukup berdasarkan lima
indikator penilaian yaitu
pengetahuan, prinsip-prinsip
triage, kategori triage dan metode
triage. Pengetahuan sangat erat
kaitannya dengan pendidikan
dimana diharapkan sesorang
dengan pendidikan tinggi, maka
orang tersebut akan makin luas
pengetahuannya.
3 Youwei Li Tinjauan literatur Untuk mengidentifikasi Hasil program ini dikaitkan
China kebutuhan untuk merevisi dengan pengurangan pengobatan
program triase tes diagnostik ED yang mencapai tujuan untuk
yang diperintahkan perawat di meningkatkan aliran pasien yang
unit gawat darurat (ED) dari tinggi di unit gawat darurat.
rumah sakit anak, dan Namun, intervensi ini
mengevaluasi pelaksanaan membutuhkan studi lebih lanjut
program ini dengan tiga untuk mengembangkan perintah
pemeriksaan laboratorium rutin perawat program studi diagnostik
yaitu darah, urin dan tinja, yang dengan kondisi dan tes klinis yang
diperintahkan oleh perawat lebih berbeda termasuk pelatihan
triase sebagai relevan dengan dan pedoman perawat triase
gejala pasien anak.
4 Saleh Alshaibi Arab Saudi Cross sectional Untuk mengidentifikasi tingkat Tes Kruskal Wallis Post-Hoc
triase yang dipilih dan dilakukan untuk melihat kelompok
membandingkan variasi antara mana yang signifikan secara
perawat terdaftar, residen gawat statistik, dan ditemukan bahwa ada
darurat anak dan dewasa perbedaan yang signifikan antara
dengan menggunakan kasus perawat dan residen pediatri (nilai
CTAS P = 0,005). Selain itu, tidak ada
perbedaan signifikan yang
ditemukan antara perawat dan ER
penduduk (P value > 0,05).
5 Aghil Habibi Iran Deskriptif analitik Mengidentifikasi tingkat Skor total TDM pada perawat
Soola pengambilan keputusan triase UGD dan EMT lebih tinggi pada
(TDM) dan prediktornya di ED perawat ahli dibandingkan pada
perawat dan EMT berdasarkan perawat mahir, kompeten, pemula
tingkat kemampuan dan pemula tingkat lanjut.
keperawatan yang dilaporkan
sendiri dalam teori Benner dari
pemula hingga ahli
6 Mostafa Bijani Afrika Analisis isi Untuk mengembangkan dan Hasil penelitian menunjukkan
Selatan konvensional mengukur reliabilitas dan bahwa kuesioner dikembangkan
validitas perawat triase untuk penilaian profesional
perawat triase kapabilitas cukup
dapat diandalkan dan valid dan
dapat digunakan oleh
administrator perawat untuk
mengevaluasi perawat triase.
kemampuan profesional
7 Matthieu Perancis Studi cross-sectional Untuk mengevaluasi kualitas Dalam file elektronik pasien yang
Heidet pelaporan dalam file pasien membutuhkan OOH-HV oleh
elektronik setelah triase tersebut dokter umum di daerah perkotaan
dan kedua, untuk menganalisis Prancis, kualitas medis pelaporan
faktor yang terkait dengan tampaknya bergantung pada faktor
pelaporan yang diubah. organisasi saja, terutama faktor
pekerjaan terkait asisten triase.
Tindakan korektif diperlukan
untuk memastikan kualitas triase
dan perawatan yang baik.
8 Karin Jordi Swiss Akurasi dan Untuk mengkaji akurasi Enam puluh sembilan perawat dari
keandalan antar peringkat ketajaman triase oleh empat UGD berpartisipasi dalam
penilai (alfa perawat triase ED, yang penelitian ini. Mereka mencetak
Krippendorff) dari menurunkan peringkat ini dari 59,6% dari skenario kasus benar.
penilaian ESI adalah 30 standar tertulis skenario uji Keandalan antar penilai adalah
diukur. Keyakinan kasus menggunakan algoritme 0,78 (alfa Krippendorff). Sebagian
subjektif perawat ESI, dengan pertanyaan yang besar (54/69, 78%) merasa yakin
yang menerapkan disediakan dalam buku dengan kemampuan mereka untuk
algoritma ESI pegangan implementasi ESI menerapkan ESI.
diperoleh dengan diterjemahkan ke dalam bahasa
skala Likert. Jerman
9 Sitotaw Kerie Ethiopia Cross-sectional Untuk menilai tingkat Studi ini mengungkapkan bahwa
keterampilan triase dan faktor- sebagian besar perawat triase
faktor yang terkait di antara memiliki tingkat keterampilan
perawat darurat di Addis sedang. Oleh karena itu,
Ababa, Etiopia, 2017 kementerian kesehatan dan rumah
sakit harus memberikan pelatihan
dan pendidikan untuk
meningkatkan keterampilan triase

10 Ilfa Khairina Indonesia Cross-sectional Menggambarkan tingkat Hasil penelitian didapatkan bahwa
pengetahuan dan keterampilan dalam aspek pengetahuan yang
perawat di Instalasi Gawat paling kurang dilakukan oleh
Darurat (IGD) terhadap perawat adalah aspek pemilihan
ketepatan penilaian triase kategori triase dengan persentase
96,3%, dan aspek keterampilan
triase perawat dalam
mengalokasikan pasien berada
dalam kategori cukup yaitu
sebanyak 83,3%
3. Hasil
3.1 Literature search Result
Pada proses pencarian didapatkan 1.490 judul artikel pada Google Schoolar, dan
sebanyak 2.375 Springer. Setelah dilakukan kombinasi menggunakan “OR, AND”
didapatkan 53 artikel pada Google Schoolar, dan 934 Artikel pada Springer.
Kemudian dilakukan penyesuaian judul dan abstrak dan full text didapatkan 303
artikel. Artikel yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi terdapat 13 artikel.
Proses skrining untuk mengetahui duplikasi didapatkan hasil terdapat duplikasi 3
artikel sehingga harus dieksklusi. Pada akhir tahap didapatkan 10 Artikel yang
tersisa untuk dilakukan review. Seleksi dan pemilihan dokumen dilakukan
menggunakan alur diagram PRISMA yang sudah dimodifikasi, diagram dapat
dilihat pada gambar 1.

Gambar 1. Kerangka pencarian

Google Scholar (n= 1.490)


Springer (n=2.375),

Artikel di seleksi menggunakan


Boolean AND” “OR”
Google Scholar (n= 53) Springer
(n=934)

Artikel di seleksi dengan


pemilihan Abstrak dan full teks

Artikel yang di dapat dari semua


data base Google Scholar, dan
Spinger (n=303) Artikel di seleksi sesuai dengan
kriteria inklusi dan eksklusi

Artikel yang di dapat (n=13)


Duplikasi (n=3)

Artikel yang di pilih untuk di


lakukan review (n=10)
3.2 Triase di IGD
Data diambil dari 10 artikel yang membahas tentang penerapan triase yang
membantu tingkat keselamatan pasien di IGD rumah sakit. 3 dari 10 artikel berasal
dari Indonesia, 1 artikel dari China, 1 berasal dari Iran, 1 artikel berasal dari Arab
Saudi, 1 artikel berasal dari Afrika Selatan, 1 berasal dari Ethiopia, 1 berasal dari
Perancis, dan 1 artikel berasal dari swiss.

Praktik Penggunaan Triase Di Departemen Emergency


Triase telah digunakan pada setiap Emergency Departemen, perawat yang bekerja
pada departemen memeliki pengetahuan yang umum tentang triase. 7 dari 10
penelitian yang telah dilakukan mendapatkan hasil bahwa perawat dengan tingkat
pengetahuan yang tinggi memiliki tingkat penerapan yang tinggi terhadap triase
yang ada di IGD.

4. Discusion
Tinjauan literature ini merupakan penelitian yang membahas tentang bagaimana
perawat menentukan tingkat triase di Instalasi Gawat Darurat di rumah sakit. 5 artikel
menunjukkan fokus kepada perawat yang memiliki tingkat pengetahuan tinggi dan
memiliki keterampilan yang tinggi pula. Seperti halnya pada penelitian ke 1
yang
menunjukkan adanya hubungan antara tingkat pengetahuan perawat tentang response
time dalam menentukan triase (Ramadhan and Oscar Ari Wiryansyah 2020). Pada
penelitian ke 2 juga dijelaskan sebagian besar responden memiliki Tingkat Pengetahuan
Perawat dengan kategori cukup berdasarkan lima indikator penilaian yaitu pengetahuan,
prinsip-prinsip triage, kategori triage dan metode triage. Pengetahuan sangat erat
kaitannya dengan pendidikan dimana diharapkan sesorang dengan pendidikan tinggi,
maka orang tersebut akan makin luas pengetahuannya (Maulana, Putra, and Wiajaya
2019).
Banyak alat ukur yang digunakan untuk menunjukkan ketepatan perawat dalam
menentukan kasus berdasarkan triase yang dibutuhkan. Terdapat cara pengukuran
ketepatan penggunaan triase yaitu Triage Decision-Making atau TDM yang dilakukan di
penelitian 5 dan mendapat hasil Skor total TDM pada perawat UGD dan EMT lebih tinggi
pada perawat ahli dibandingkan pada perawat mahir, kompeten, pemula dan pemula
tingkat lanjut(Soola, Mehri, and Azizpour 2022). Terdapat juga alat ukur selain TDM
yang digunakan utuk mengukur tingkat emergency yaitu Emergency Severity Index atau
ESI. Pada penelitan 8 telah didapatkan hasil . Mereka mencetak 59,6% dari skenario kasus
benar. Keandalan antar penilai adalah 0,78 (alfa Krippendorff). Sebagian besar (54/69,
78%) merasa yakin dengan kemampuan mereka untuk menerapkan ESI (Jordi et al.
2015).
Penerapan triase tidak hanya wajib diketahui oleh perawat yang bekerja di
departemen emergency, namun penerapan triase juga wajib dilakukan dan dipahami oleh
semua perawat yang ada disekitar rumah sakit. Dilakukan penelitian terhadap perawat
yang ada di IGD dengan perawat yang ada di ruangan lain diharapkan mampu menguasai
penerapan triase, didapatkan 4
ada perbedaan yang signifikan antara perawat IGD dan
perawat di ruang rawat lain. Selain itu, tidak ada perbedaan signifikan yang ditemukan
antara perawat ruang IGD dengan Perawat Ruang lainnya (Alshaibi et al. 2021). Terdapat
juga penelitian yang menilai validitas seorang perawat akan pemahaman tentang triase
yaitu menggunakan quisioner sebagai penilaian perawat triase yaitu pada penelitian 6 dan
didapatkan hasil kuesioner dikembangkan untuk penilaian profesional perawat triase
kapabilitas cukup dapat diandalkan dan valid dan dapat digunakan oleh administrator
perawat untuk mengevaluasi perawat triase kemampuan profesional (Bijani et al. 2020).
Pada penelitian 3 triase juga digunakan sebagai pemilah untuk lajur yang cepat dan
padat di area IGD, dan didapatkan hasil program ini dikaitkan dengan pengurangan
pengobatan ED yang mencapai tujuan untuk meningkatkan aliran pasien yang tinggi di
unit gawat darurat (Li et al. 2018). Di perancis triase juga disiapkan untuk masyarakat
yang menelpon melalui layanan darurat sehingga didapatkan hasil 7 dalam file elektronik
pasien yang membutuhkan OOH-HV oleh dokter umum di daerah perkotaan Prancis,
kualitas medis pelaporan tampaknya bergantung pada faktor organisasi saja, terutama
faktor pekerjaan terkait asisten triase. Tindakan korektif diperlukan untuk memastikan
kualitas triase dan perawatan yang baik (Heidet et al. 2019).
Terdapat juga beberapa penelitian yang menunjukkan bahwa keterampilan perawat
dalam triase masih rendah, penelitian 9 mengungkapkan bahwa sebagian besar perawat
triase memiliki tingkat keterampilan sedang. Oleh karena itu, kementerian kesehatan dan
rumah sakit harus memberikan pelatihan dan pendidikan untuk meningkatkan
keterampilan triase (Kerie, Tilahun, and Mandesh 2018). Terdapat juga beberapa aspek
yang kurang dari para perawat, seperti pada 10
didapatkan bahwa dalam aspek
pengetahuan yang paling kurang dilakukan oleh perawat adalah aspek pemilihan kategori
triase dengan persentase 96,3%, dan aspek keterampilan triase perawat dalam
mengalokasikan pasien berada dalam kategori cukup yaitu sebanyak 83,3% (Khairina,
Malini, and Huriani 2020).
5. Conclusion
Studi literature ini menemukan sebagian penelitian mengeksplorasi sebagian perawat
apakah layak dan memiliki kemampuan dalam menerapkan triase. Namun terdapat juga
beberapa penelitian yang berfokus pada alat pengukuran menentukan triase dan
menunjukkan terdapat perawat yang masih kurang terhadap penerapan tirase di IGD atau
Emergency Departement. Selain itu penelitain ini juga mendapatkan jawaban yang
menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara tingkat pengetahuan perawat yang tinggi
akan berpengaruh terhadap keterampilan perawat menentukan triase.
5.1 Strenght and Limitation
Kekuatan dan batasan pada penelitian jurnal ini adalah, bagaimana pengetahuan
perawat tentang triase dalam penerapan triase di IGD atau Emergency Departement.
Tidak ada bahasan yang menunjukkan hasil skrining perawat sebelum diterima bekerja di
ruang Instalasi Gawat Darurat. Penelitian juga kesulitan untuk mendapatkan artikel yang
benar dan sesuai dengan keinginan peneliti, membutuhkan waktu yang lama untuk
memilah dan memilih artikel yang tepat sihingga menguras waktu yang cukup lama
untuk melakukan penelitian. Item Pelaporan Pilihan untuk Systematic Reviews and Meta-
Analysis (PRISMA). PRISMA adalah standar internasional untuk organisasi dan
pelaporan uji coba kontrol acak, evaluasi intervensi, dan jenis penelitian lainnya.
Tinjauan literature ini juga membatasi analisis pada penelusuran hasil dari 2
Publisher Springer, dan Google Scholar, menggunakan kata kunci yang terdaftar di
MESH. Batasan utama studi ini adalah 5 tahun, penilaian obyektif dari bias studi
dilakukan dalam ulasan ini, artikel disaring untuk kriteria seleksi.
5.2 Recommendations for further research
Dari penelitian ini peneliti mempunyai rekomendasi yang dapat dilakukan pada perawat
yang bekerja pada IGD yaitu untuk melakukan atau mengikuti pelatihan penerapan triase
yang tepat, namun pelatihan penerapan triase tidak hanya dibutuhkan oleh perawat yang
bekerja di IGD namun juga semua pihak yang terlibat langsung di area IGD seperti
satpam, dokter, dan petugas kebeersihan umum.

5.3 Declaration Of Competing Interest


The authors declare, there is no conflict of interest of this study.
5.4 Ucapan terimakasih
Kami berterima kasih kepada pihak yang mendukung atas kontribusi mereka untuk
pengembangan temuan literatur ini
Daftar Pustaka

Alshaibi, Saleh et al. 2021. “Pediatric Triage Variations among Nurses, Pediatric and
Emergency Residents Using the Canadian Triage and Acuity Scale.” BMC Emergency
Medicine 21(1): 1–6.

Bijani, Mostafa, Mahnaz Rakhshan, Mohammad Fararouei, and Camellia Torabizadeh. 2020.
“Development and Psychometric Assessment of the Triage Nurses’ Professional
Capability Questionnaire in the Emergency Department.” BMC Nursing 19(1): 1–11.

Heidet, Matthieu et al. 2019. “Factors Affecting Medical File Documentation during
Telephone Triage at an Emergency Call Centre: A Cross-Sectional Study of out-of-
Hours Home Visits by General Practitioners in France.” BMC Health Services Research
19(1): 1–10.

Jordi, Karin et al. 2015. “Nurses’ Accuracy and Self-Perceived Ability Using the Emergency
Severity Index Triage Tool: A Cross-Sectional Study in Four Swiss Hospitals.”
Scandinavian Journal of Trauma, Resuscitation and Emergency Medicine 23(1).
http://dx.doi.org/10.1186/s13049-015-0142-y.

Kerie, Sitotaw, Ayele Tilahun, and Alemnesh Mandesh. 2018. “Triage Skill and Associated
Factors among Emergency Nurses in Addis Ababa, Ethiopia 2017: A Cross-Sectional
Study.” BMC Research Notes 11(1): 4–9. https://doi.org/10.1186/s13104-018-3769-8.

Khairina, Ilfa, Hema Malini, and Emil Huriani. 2020. “Pengetahuan Dan Keterampilan
Perawat Dalam Pengambilan Keputusan Klinis Triase.” Link 16(1): 1–5.

Li, Youwei et al. 2018. “The Impact of Triage Nurse-Ordered Diagnostic Studies on Pediatric
Emergency Department Length of Stay.” Indian Journal of Pediatrics 85(10): 849–54.

Maulana, Antoni Eka Fajar, Agang Abdi Putra, and Alwan Wiajaya. 2019. “Analisis
Hubungan Tingkat Pengetahuan Dan Respon Time Perawat Dalam Pelaksanaan Triage
Di Igd Rumah Sakit Umum Daerah Kota Mataram.” Prima 5(2): 99–102.
http://id.stikes-mataram.ac.id/e-journal/index.php/JPRI/article/view/157.

Ramadhan, M Fikri, and Oscar Ari Wiryansyah. 2020. “Hubungan Tingkat Pengetahuan
Perawat Tentang Response Time Dalam Menentukan Triase Diruang Igd.” Jurnal
Kesehatan dan Pembangunan 10(19): 56–62.

Soola, Aghil Habibi, Saeid Mehri, and Islam Azizpour. 2022. “Evaluation of the Factors
Affecting Triage Decision-Making among Emergency Department Nurses and
Emergency Medical Technicians in Iran: A Study Based on Benner’s Theory.” BMC
Emergency Medicine 22(1): 1–9.

Anda mungkin juga menyukai