Anda di halaman 1dari 16

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PERAWAT DENGAN PELAKSANAAN

TRIAGE DAN KEGAWATDARURATAN DI RUMAH SAKIT


Yusup Zainal Mutaqin, Ida Rosidawati
Program Studi S1 Keperawatan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya
yusupzainalmutaqin@gmail.com

ABSTRAK

Triase IGD adalah proses penentuan atau seleksi pasien yang diprioritaskan untuk mendapat
penanganan terlebih dahulu di ruang Instalasi Gawat Darurat (IGD) rumah sakit. Dari ketiga
jurnal yang penulis telaah, mengenai hubungan pengetahuan perawat dengan pelaksanaan triage
di rumah sakit dapat di simpulkan bahwa adanya korelasi antara pengetahuan perawat dengan
pelaksanaan triage di rumah sakit, Dari hasil tersebut penulis dapat menyimpulkan bahwa
pengetahuan seorang perawat mengenai penilaian triage sangat berpengaruh terhadap
pelaksanaan triage di rumah sakit. Semakin tinggi pendidikan seseorang maka makin mudah
orang tersebut menerima informasi. Namun salah satu jurnal dari ke-3 jurnal yang di analisis,
meski adanya korelasi antara pengetahuan perawat dan pelaksanaan triage di rumah sakit namun
adanya perawat yang kurang memiliki pengetahuan serta pelatihan yang memenuhi kriteria
dalam kegawat daruratan, Perawat yang di tugaskan di Instalasi Gawat Darurat di haruskan
memberikan pelayanan yang cepat namun tepat, tentunya hal demikian di dukung dengan ilmu
dan skill yang di miliki seorang perawat, dengan demikian akan memberikan pelayanan yang
prima terhadap pasien, khusunya dalam memberikan pelayanan triage dalam memilih pasien
gawat daruat, tidak gawat darurat, dan tidak gawat tidak darurat. Dengan demikian perawat di
haruskan mengupdate ilmu yang dimilikinya dengan cara pendidkan formal atau tidak formal
seperti pelatihan kegawatdaruratan .

Kata Kunci: Perawat, Pengetahuan, Triage


TRIAGE
Triase IGD adalah proses penentuan atau seleksi pasien yang diprioritaskan untuk
mendapat penanganan terlebih dahulu di ruang Instalasi Gawat Darurat (IGD) rumah sakit.

Proses penentuan ini dilakukan untuk mendapatkan urutan penanganan sesuai tingkat
kegawatdaruratan pasien, seperti kondisi cedera ringan, cedera berat yang bisa mengancam
nyawa dalam hitungan menit dan jam, atau sudah meninggal.

Jenis Triase IGD


Dalam sistem triase IGD, ada 4 kategori warna. Empat kategori warna tersebut memiliki arti
masing-masing yang disesuaikan dengan kondisi pasien, yaitu:

1. Kategori merah
Pasien dengan kategori merah adalah pasien prioritas pertama (area resusitasi) yang butuh
pertolongan segera. Kriteria pasien yang masuk dalam kategori ini adalah mengalami kondisi
kritis yang membutuhkan pertolongan medis segera.

2. Kategori kuning
Pasien dalam kategori kuning merupakan prioritas kedua (area tindakan) yang juga
membutuhkan pertolongan segera. Hanya saja, pasien yang termasuk kategori ini tidak dalam
kondisi kritis.

3. Kategori hijau
Kategori ini termasuk dalam prioritas ketiga (area observasi). Pasien dalam kategori ini
umumnya mengalami cedera ringan dan biasanya masih mampu berjalan atau mencari
pertolongan sendiri.

4. Kategori hitam
Kategori hitam hanya diperuntukkan bagi pasien yang sudah tidak mungkin ditolong lagi atau
sudah meninggal.

Prosedur Triase Pasien IGD


Prosedur triase dimulai ketika pasien tiba di Instalasi Gawat Darurat. Pemeriksaan singkat dan
cepat ini meliputi pemeriksaan kondisi umum, tanda-tanda vital (tekanan darah, denyut nadi,
pernapasan), kebutuhan medis, dan kemungkinan bertahan hidup. Setelah melakukan
pemeriksaan, dokter akan menentukan kategori warna triase yang sesuai untuk kondisi pasien.

Jika berada di kategori merah, pasien akan langsung diberikan tindakan medis di ruang
resusitasi, dan bila memerlukan tindakan medis lebih lanjut, pasien akan dipindahkan ke ruang
operasi atau dirujuk ke rumah sakit lain.

Jika berada di kategori kuning, pasien bisa dipindahkan ke ruang observasi. Pasien dalam
kategori ini akan ditangani setelah pasien kategori merah selesai.

Sedangkan pasien dengan kategori hijau dapat dipindahkan ke rawat jalan, dan jika kondisinya
memungkinkan pasien dapat diperbolehkan untuk pulang.

Untuk pasien yang sudah meninggal, yaitu kategori hitam, bisa langsung dipindahkan ke ruang
jenazah.

Status triase ini akan dinilai ulang secara berkala, karena kondisi pasien dapat berubah sewaktu-
waktu. Apabila kondisi pasien berubah, dokter juga akan segera melakukan triase ulang
(retriase). Sebagai contoh, pasien yang berada dalam kategori kuning bisa berpindah ke kategori
merah ketika kondisinya bertambah parah.

Referensi:

Kementerian Kesehatan RI (2018). Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 47 Tahun
2018 Tentang Pelayanan Kegawatdaruratan
Clarkson, L., & Williams, M. (2019). EMS, Mass Casualty Triage. StatPealrs Publishing.
Hinson, J. et al. (2018). Biomed Central. International Journal of Emergency Medicine, 11:3.
ANALISIS FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PELAKSANAAN
TRIAGE PERAWAT PELAKSANADI RUANG IGD RUMAH SAKIT
TIPE C MALANG
Peneliti: Sova Evie, dkk

NO Kriteria Jawab Pembenaran & Critical Thinking


.
1. P ( Patient/Clinical Ya  Masalah pada jurnal ini adalah untuk meneliti
Problem ) faktor yang berhubungan dengan pelaksanaan
triage perawat pelaksana di IGD Rumah Sakit
tipe C Malang.
 Populasi/Patient pada jurnal ini pada 35 sampel
dengan menggunakan total sampling.
2. I ( Intervention )  Penelitian ini merupakan penelitian analitik
komparatif dengan pendekatan cross sectional,
 Instrumen dalam penelitian ini menggunakan
lembar kuesioner untuk variabel independent
dan lembar observasi untuk variable dependent.
 Instrumen dalam penelitian ini menggunakan
lembar kuesioner untuk variabel independent
dan lembar observasi untuk variable dependent.
3. C ( Comparasion ) Ya HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN
PERAWAT TENTANG TRIAGE DENGAN
PENERAPAN TRIAGE DI IGD RUMAH
SAKIT UMUM DAERAH PATUT PATUH
PATJU
KABUPATEN LOMBOK BARAT.
Hasil:
kesimpulan penelitian ini adalah ada hubungan
antara tingkat pengetahuan perawat tentang triage
dengan penerapan triage di IGD Rumah Sakit
Umum Daerah Patut Patuh Patju Kabupaten
Lombok Barat

ANALISIS HUBUNGAN TINGKAT


PENGETAHUAN DAN RESPON TIME
PERAWAT DALAM PELAKSANAAN
TRIAGE DI IGD RUMAH
SAKIT UMUM DAERAH KOTA MATARAM

Hasil:
Berdasarkan pada penelitian ini didapatkan hasil
bahwa sebagian besar responden memiliki Tingkat
Pengetahuan Perawat dengan kategori cukup
berdasarkan lima indikator penilaian yaitu
pengetahuan, prinsip-prinsip triage, kategori triage
dan metode triage.

4. O ( Outcome ) Ya Berdasarkan hasil penelitian analisis faktor faktor


yang berhubungan dengan pelaksanaan triage
perawat pelaksana di ruang IGD rumah sakit tipe C
malang, dapat disimpulkan: 1)Gambaran
pelaksanaan triage oleh perawat
pelaksana di IGD rumah sakit tipe C malang tidak
terlaksana dengan baik.
2)Tidak ada hubungan signifikan faktor rasio
jumlah perawat dan pasien dengan pelaksanaan
triage.
3)Ada hubungan signifikan faktor pelatihan dengan
pelaksanaan triage.
5. T ( Time ) Ya Penelitian ini dilaksanakan mulai tanggal 2 Mei
2016 sampai dengan tanggal 26 Mei 2016
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PERAWAT TENTANG TRIAGE DENGAN
PENERAPAN TRIAGE DI IGD RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PATUT PATUH
PATJU
KABUPATEN LOMBOK BARAT.

Peneliti: Antoni Eka Fajar Maulana, dkk

NO Kriteria Jawab Pembenaran & Critical Thinking


.
1. P ( Patient/Clinical Ya  Untuk mengetahui hubungan tingkat
Problem ) pengetahuan perawat tentang triage dengan
penerapan triage di IGD Rumah Sakit Umum
Daerah Patut Patuh Patju Kabupaten Lombok
Barat,
 Responden penelitian adalah 18 Perawat
pelaksana yang melakukan Triage di Rumah
Sakit Patuh Patut Patju Lombok Barat
2. I ( Intervention )  Desain penelitian dalam penelitian ini adalah
Deskriptif Korelasional. Instrumen yang
digunakan dalam penelitian ini adalah lembar
observasi dan kuesioner. Analisa data yang
digunakan adalah chi-square dengan taraf
signifikan 0,05%.
 Metode pengumpulan data yang digunakan
dalam penelitian ini adalah dengan
menggunakan kuesioner dan lembar observasi.
peneliti menggunakan analisis Chi-Square
dengan tingkat kesalahan 0,05%.
3. C ( Comparasion ) Ya ANALISIS FAKTOR YANG BERHUBUNGAN
DENGAN PELAKSANAAN
TRIAGE PERAWAT PELAKSANADI RUANG
IGD RUMAH SAKIT
TIPE C MALANG
Hasil:
Berdasarkan hasil penelitian analisis faktor faktor
yang berhubungan dengan pelaksanaan triage
perawat pelaksana di ruang IGD rumah sakit tipe C
malang, dapat disimpulkan: 1)Gambaran
pelaksanaan triage oleh perawat
pelaksana di IGD rumah sakit tipe C malang tidak
terlaksana dengan baik.
2)Tidak ada hubungan signifikan faktor rasio
jumlah perawat dan pasien dengan pelaksanaan
triage.
3)Ada hubungan signifikan faktor pelatihan dengan
pelaksanaan triage.

ANALISIS HUBUNGAN TINGKAT


PENGETAHUAN DAN RESPON TIME
PERAWAT DALAM PELAKSANAAN
TRIAGE DI IGD RUMAH
SAKIT UMUM DAERAH KOTA MATARAM

Hasil:
Berdasarkan pada penelitian ini didapatkan hasil
bahwa sebagian besar responden memiliki Tingkat
Pengetahuan Perawat dengan kategori cukup
berdasarkan lima indikator penilaian yaitu
pengetahuan, prinsip-prinsip triage, kategori triage
dan metode triage.

4. O ( Outcome ) Ya  kesimpulan penelitian ini adalah ada hubungan


antara tingkat pengetahuan perawat tentang
triage dengan penerapan triage di IGD Rumah
Sakit Umum Daerah Patut Patuh Patju
Kabupaten Lombok Barat.
 Dari hasil uji SPSS (seri 16.0) didapatkan
hasil dengan taraf signifikan P value = 0,040
dengan taraf kesalahan α= 0,05 maka nilai P
value > nilai α (0,040 > 0,05) maka dapat
disimpulkan bahwa Ha diterima dan H0
ditolak yang berarti ada hubungan antara
pengetahuan perawat dengan penerapan
perawat tentang triage.
 Dalam penelitian ini pengetahuan perawat
dengan penerapan triage di IGD Rumah Sakit
Umum Daerah Patut Patuh Patju ada
hubungan, seperti dijelaskan semakin baik
penerapan seseorang maka akan semakin baik
penerapan yang diberikan kepada pasien,
dalam hal ini penerapan seseorang yang baik
bisa didapatkan dari pengetahuan yang baik,
akan tetapi penerapan seseorang yang baik
bisa juga didapatkan dari pengalaman,
mengikuti pelatihan, melihat teman sejawat
yang melakukan tindakan.
5. T ( Time ) Ya Penelitian ini dilaksanakan tanggal 12 Juni sampai
17 Juli 2017.
ANALISIS HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN RESPON TIME PERAWAT
DALAM PELAKSANAAN TRIAGE DI IGD RUMAH
SAKIT UMUM DAERAH KOTA MATARAM

Peneliti: Ageng Abdi Putra

NO Kriteria Jawab Pembenaran & Critical Thinking


.
1. P ( Patient/Clinical Ya  Penelitian ini di lakukan untuk menganalisa
Problem )
hubungan tingkat pengetahuan dengan respon
time dalam pelaksanaan triage di IGD RSUD
Kota Mataram
 Populasi dalam penelitian ini adalah semua
perawat yang terdaftar sebagai perawat di
Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit Umum
Daerah Kota Mataram yang berjumlah 30 orang
dengan menggunakan tehnik total sampling
untuk menjadi responden dalam penelitian ini.
2. I ( Intervention ) Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif
menggunakan pendekatan cross sectional
Data dianalisis dengan analisis univariat, yang
bertujuan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan
karakteristik setiap variabel penelitian. Analisis
multivariat dengan menggunakan melalui uji
statistic anova one way dengan nilai signifikasi p
value = 0.05.
3. C ( Comparasion ) Ya HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN
PERAWAT TENTANG TRIAGE DENGAN
PENERAPAN TRIAGE DI IGD RUMAH
SAKIT UMUM DAERAH PATUT PATUH
PATJU
KABUPATEN LOMBOK BARAT.
Hasil:
kesimpulan penelitian ini adalah ada hubungan
antara tingkat pengetahuan perawat tentang triage
dengan penerapan triage di IGD Rumah Sakit
Umum Daerah Patut Patuh Patju Kabupaten
Lombok Barat

ANALISIS FAKTOR YANG BERHUBUNGAN


DENGAN PELAKSANAAN
TRIAGE PERAWAT PELAKSANADI RUANG
IGD RUMAH SAKIT
TIPE C MALANG
Hasil:
Berdasarkan hasil penelitian analisis faktor faktor
yang berhubungan dengan pelaksanaan triage
perawat pelaksana di ruang IGD rumah sakit tipe C
malang, dapat disimpulkan: 1)Gambaran
pelaksanaan triage oleh perawat
pelaksana di IGD rumah sakit tipe C malang tidak
terlaksana dengan baik.
2)Tidak ada hubungan signifikan faktor rasio
jumlah perawat dan pasien dengan pelaksanaan
triage.
3)Ada hubungan signifikan faktor pelatihan dengan
pelaksanaan triage.

4. O ( Outcome ) Ya  Berdasarkan pada penelitian ini didapatkan


hasil bahwa sebagian besar responden
memiliki Tingkat Pengetahuan Perawat
dengan kategori cukup berdasarkan lima
indikator penilaian yaitu pengetahuan, prinsip-
prinsip triage, kategori triage dan metode
triage.
 Menurut peneliti kecepatan waktu tanggap
dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor
diantaranya usia, jenis kelamin, pendidikan
dan masa kerja karena semakin lama masa
kerja akan semakin banyak pengetahuan,
kompetensi dan pengalaman yang didapatkan.
 Berdasarkan hasil penelitian responden
terbanyak berjenis kelamin laki-laki. Menurut
penelitian Rahil (2012) jenis kelamin laki-laki
memiliki respon time yang cepat dibandingkan
perempuan dikarenakan laki-laki memiliki
keunggulan fisik. Hasil uji statistic
menggunakan uji ANOVA one way
didapatkan nilai p value lebih kecil dari nilai α
sehingga Ha diterima, sebagaimana dasar
pengambilan keputusan diatas maka ada
hubungan tingkat pengetahuan perawat
terhadap respon time perawat dalam
melaksanakan triage di IGD RSUD Kota
Mataram tahun 2019.
5. T ( Time ) Ya Penelitian ini di lakukan pada tahun 2019
Pembahasan

Dari ketiga jurnal yang penulis telaah, mengenai hubungan pengetahuan perawat dengan
pelaksanaan triage di rumah sakit dapat di simpulkan bahwa adanya korelasi antara pengetahuan
perawat dengan pelaksanaan triage di rumah sakit, seprti jurnal penelitian yang dilakukan oleh
Antoni Eka Fajar Maulana, dkk mengenai hubungan tingkat pengetahuan perawat tentang triage
di IGD rumah sakit umu daerah Patut Patuh Patju kabupaten Lombok Barat menyimpulkan
bahwa hasil sebagai berikut, pengetahuan perawat yang baik dengan penerapan sesuai SOP yaitu
sebanyak 3 orang (17%) dan perawat yang baik dengan penerapan tidak sesuai SOP yaitu
sebanyak 1 orang (5%). Perawat yang memiliki pengetahuan yang cukup dengan penerapan
sesuai SOP sebanyak 13 orang (72%), sedangkan perawat yang memiliki pengetahuan yang
cukup dengan penerapan tidak sesuai SOP sebanyak 1 orang (5%), dan tidak ada perawat yang
memiliki pengetahuan yang cukup dan kurang dengan penerapan sesuai SOP maupun tidak
sesuai SOP. Dari hasil uji SPSS maka dapat disimpulkan bahwa hubungan antara pengetahuan
perawat dengan penerapan perawat tentang triage. Dalam penelitian ini pengetahuan perawat
dengan penerapan triage di IGD Rumah Sakit Umum Daerah Patut Patuh Patju ada hubungan,
seperti dijelaskan semakin baik penerapan seseorang maka akan semakin baik penerapan yang
diberikan kepada pasien, dalam hal ini penerapan seseorang yang baik bisa didapatkan dari
pengetahuan yang baik, akan tetapi penerapan seseorang yang baik bisa juga didapatkan dari
pengalaman, mengikuti pelatihan, melihat teman sejawat yang melakukan tindakan. Dari hasil
tersebut penulis dapat menyimpulkan bahwa pengetahuan seorang perawat mengenai penilaian
triage sangat berpengaruh terhadap pelaksanaan triage di rumah sakit. Semakin tinggi pendidikan
seseorang maka makin mudah orang tersebut menerima informasi.
Hal demikian juga berhubungan dan sejalan dengan penelitian yang di lakukan oleh
Ageng Edi Putra, dkk mengenai analisis hubungan tingkat pengetahuan dan respon time perawat
dalam pelaksanaan triage di IGD rumah sakit umum daerah Mataram menyimpilkan bahwa hasil
sebagai berikut , menunjukkan bahwa sebagian besar responden memiliki Tingkat Pengetahuan
Perawat dengan kategori baik berjumlah 10 responden (37%), kategori cukup 17 responden
(62,9%), dan tidak ada responden yang memiliki tingkat pengetahuan kurang. Serta sebagian
besar responden berdasarkan kategori respon time cepat berjumlah 19 responden (70,3%) dan
kategori respon time lambat berjumlah 8 responden (29,6%). Berdasarkan pada penelitian ini
didapatkan hasil bahwa sebagian besar responden memiliki Tingkat Pengetahuan Perawat
dengan kategori cukup berdasarkan lima indikator penilaian yaitu pengetahuan, prinsip-prinsip
triage, kategori triage dan metode triage. Pengetahuan sangat erat kaitannya dengan pendidikan
dimana diharapkan sesorang dengan pendidikan tinggi, maka orang tersebut akan makin luas
pengetahuannya.
Berdasarkan hasil pengolahan data dengan menggunakan SPSS, menunjukan bahwa n atau
jumlah data penelitian adalah sebanyak 27 responden, sebagaimana dasar pengambilan
keputusan diatas maka ada hubungan tingkat pengetahuan perawat terhadap respon time perawat
dalam melaksanakan triage di IGD RSUD Kota Mataram tahun 2019.
Namun hasil penelitian yang dilakukan oleh Sova Evie, dkk mengenai analisis faktor
yang berhubungan dengan pelaksanaan triage perawat pelaksana di ruang IGD rumah sakit tipe
C Malang dapat si simpulkan bahwa perawat kurang memiliki pengetahuan serta pelatihan yang
memenuhi kriteria dalam kegawat daruratan, di buktikan dalam penelitiannya sebagai berikut:
triage dilakukan oleh perawat. Pasien yang datang ke IGD, baik yang datang sendiri dan diantar
oleh keluarga, maupun pasien rujukan akan langsung diterima oleh perawat, selanjutnya perawat
akan melakukan triage visual. Dalam proses pelaksanaan triage perawat melakukan pengkajian
baik secara objektif maupun subjektif, kemudian perawat akan menentukan prioritas pasien
berdasarkan tingkat kegawatan pasien, dan mendokumentasikan meliputi tanggal dan jam
kedatangan pasien, identitas pasien dan seluruh hasil pengkajian yang didapatkan. Waktu yang
dibutuhkan dalam pelaksanaan triage adalah 2 – 5 menit. Namun tidak semua perawat
melakukan keseluruhan proses tersebut dalam pelaksanaan triage. Hasil observasi pelaksanaan
triage dalam penelitian ini ditemukan bahwa sebagian besar triage tidak terlaksana adalah 77,1%
triage yang terlaksana sebanyak 22,9%. faktor pelatihan klinis kegawatdaruratan yang dimiliki
secara signifikan berkorelasi dengan pelaksanaan triage Hal ini sejalan dengan pnelitian yang
dilakukan oleh Janssen, et al, (2011) dalam penelitiannya menyatakan bahwa pelatihan
merupakan salah satu faktor yang berhubungan dengan pelaksanaan triage di IGD. Perawat
pelaksana di IGD rumah sakit tipe C malang yang pernah mengikuti pelatihan klinis
kegawatdaruratan yang masih update adalah 34,3%, sedangkan yang sudah tidak update
sebanyak 23 responden 65,7%. Namun penulis dapat menyimpulkan bahwa meski perawat
pelaksana di IGD rumah sakit tipe C Malang meskipun memiliki ilmu dan pelatihan yang update
mengenai kegawat daruratan, namun pelaksanaan triage di IGD rumah sakit tipe C malang tidak
terlaksana dengan baik, dapat di buktikan dalam simpulan penelitian yang di lakukan Sova Evie,
dkk sebagai berikut:
Berdasarkan hasil penelitian analisis faktor-faktor yang berhubungan dengan pelaksanaan triage
perawat pelaksana di ruang IGD rumah sakit tipe C malang, dapat
disimpulkan: 1)Gambaran pelaksanaan triage oleh perawat pelaksana di IGD rumah sakit tipe C
malang tidak terlaksana dengan baik. 2)Tidak ada hubungan signifikan faktor rasio jumlah
perawat dan pasien dengan pelaksanaan triage.
Manfaat dan Kekurangan

A. Manfaat
Manfaat penulisan analisis jurnal mengenai hubungan pengetahuan dan pelaksanaan
triage di rumah sakit yang penulis tulis di harapkan dapat memberikan pengetahuan
khusunya bagi penulis umunya bagi pembaca. Bahwa pengetahuan mengenai penilaian
kegawat daruratan atau triage bagi petugas kesehatan khususnhya perawat sangat di
perlukan untuk ketepatan pemilihan pasien gawat darurat dan tidak darurat, sehingga
mengefektifkan dalam pemberian layanan kesehatan di IGD yang di haruskan tindakan
cepat tepat. Dengan di tulisnya analisis jurnal ini di harapkan juga memberikan referensi
bagi pembaca khusunya perawat bahwa pengetahuan kegawat daruratan sangat di
perlukan dalam pemberian penilaian triage, sehingga perawat bisa lebih memperdalam
mengenai pengetahuan yang di miliki dengan pelatihan kegawatdaruratan ataupun
mempelajari materi materi kegawat daruratan.

B. Kekurangan
Penulis menyadari mengenai kekurangan dalam pembuatan analisis jurnal ini seperti
dalam pemilihan kata, pemilihan referensi yang penulis sadari kurang dalam
pencariannya, pembahsan yang terlalu panjang. Maka dari itu penulis meminta kritik dan
saran yang membangun demi kebaikan penulis dalam pembuatan analisis jurnal yang
selanjutnya.
Simpulan Dan Saran

A. Simpulan
Dari ke-3 jurnal yang penulis analisis dapat di Tarik kesimpulan bahwa adanya korelasi
mengani hubungan pengetahuan perawat menegai kegawat daruratan terhadap
pelaksanaan penilaian triage di rumah sakit. Pengetahuan yang harus di miliki oleh
perawat dapat di dapat dari pendidikan formal seperti pendidikan, ataupun pelatihan
mengenai kegawat daruratan. 2 dari 3 jurnal yang telah di analisis bahwa perawat
memiliki pengetahun yang tinggi dan memberikan pelayanan kegawat daruratan di IGD
dengan baik. dan penelitian yang di lakukan oleh Sova Evie bahwa perawat di RS tipe C
malang tidak memiliki pengetahuan kegawat daruratan yang Update sehingga kurangnya
efektifnya pemberian pelayanan kegawatdaruratan khusunya triage di IGD.

B. Saran
Untuk menjadi seorang perawat yang professional, seorang perawat di tuntut untuk
memebrikan pelayanan kesehatan yang prima kepada pasien tentunya dengan
memperhatikan kode etik keperawatan, guna membantu meningkatkan derajat kesehatan
pasien. Oleh karena kitu dalam mencapai suatu perawat yang professional seorang
perawat harus memiliki ilmu pengetahuan yang tinggi dan updatet dalam hal ini
khusunya mengenai triage dan kegawatdaruratan.
Perawat yang di tugaskan di Instalasi Gawat Darurat (IGD) di haruskan memberikan
pelayanan hyang cepat namun tepat, tentunya hal demikian di dukung dengan ilmu dan
skill yang di miliki seorang perawat, dengan demikian akan memberikan pelayanan yang
prima terhadap pasien, khusunya dalam memberikan pelayanan triage dalam memilih
pasien gawat daruat, tidak gawat darurat, dan tidak gawat dan tidak darurat. Dengan
demikian perawat di haruskan mengupdate ilmu yang dimilikinya dengan cara pendidkan
formal atau tidak formal seperti pelatihan kegawat daruratan .
Daftar Pustaka

http://128.199.127.86/e-journal/index.php/JPRI/article/view/68
(Diakses pada tanggal 4 Maret 2020)
http://repository.ub.ac.id/id/eprint/158489
(Diakses pada tanggal 4 Maret 2020)
http://id.stikes-mataram.ac.id/e-journal/index.php/JPRI/article/view/157
(Diakses pada tanggal 4 Maret 2020)
https://www.alodokter.com/memahami-jenis-dan-prosedur-triase-igd
(Diakses pada tanggal, 6 Maret 2020)
https://www.worldcat.org/title/emergency-triage/oclc/880762690
(Diakses pada tanggal 2020)

Anda mungkin juga menyukai