PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
IGD memiliki filosofi Time Saving its Live Saving yaitu semua tindakan yang
dilakukan oleh tim medis saat kondisi klien gawat harus efektif dan efesien,
karena pasien dapat meninggal dalam 2-3 menit jika berhenti napas 2.
Salah satu bagian rumah sakit yang memberikan pelayanan adalah IGD
yang merupakan unit rumah sakit yang menjalankan triage pada pasien 3. Triage
konsep triage yang digunakan di rumah sakit yaitu Patient Acuity Category Scale
(PACS). Konsep PACS mengelompokkan pasien ke dalam empat kategori P1, P2,
P3, dan P4. Pasien P1 membutuhkan perawatan segera, pasien P2 dalam keadaan
sampai sedang, dan pasien P4 adalah pasien dalam keadaan yang tidak darurat 6.
pasien datang di rumah sakit hingga pasien dirawat 7. Response time sangat
kemungkinan dirawat di rumah sakit lebih lama 8. Kecepatan dan ketepatan dalam
memberikan pertolongan kepada pasien yang datang ke IGD dapat dicapai dengan
sakit sesuai dengan standar yang dapat dicapai dengan peningkatan sumberdaya
standar 9.
kesehatan di rumah sakit adalah kepuasan pasien 10. Kepuasan pasien merupakan
perasaan senang atau kecewa pasien terhadap hasil dari layanan yang sesuai
dengan harapannya 11
. Rendahnya kepuasan pasien berkaitan dengan waktu
tunggu untuk mendapatkan pelayanan, 79,1% pasien merasa tidak puas karena
waktu tunggu yang lama dan pelayanan dokter yang kurang, 78,5% pasien tidak
puas dengan jaminan gizi dan kualitas makanan, 69,3% tidak puas karena
Kirgistan 12. Pasien dengan tingkat kegawatan penyakit rendah sering kali merasa
tidak puas dengan proses triage dan waktu tunggu yang lama, sehingga beberapa
pasien meninggalkan IGD tanpa ada penanganan yang dapat berdampak negatif
pada kesehatan mereka . Penerapan triage yang tidak konsisten oleh perawat
13
studi yang diperoleh dari National Health Service di Inggris, Amerika, Kanada,
diperoleh cepat tanggap, optimal, ramah, sopan, dan interaksi yang baik 18
.
Penelitian lain yang dilakukan oleh Ardiyani et al di ruang triage Instalasi Gawat
Darurat RSU dr. Saiful Anwar Malang didapatkan peran perawat fokus pada tiga
peran utama yaitu care giver, leader dan manager. Data yang didapatkan dari
observasi peran perawat sebesar 94% perawat menjalankan perannya dengan baik
dan hanya sebesar 6% perawat yang menjalankan peran dengan tidak baik. Secara
keseluruhan perawat yang menjalankan care giver yaitu sebagai pemberi asuhan
kegawat daruratan pasien, sebagai salah satu acuan pelaksanaan triage adalah
Standar Operasional Prosedur (SOP) dan kebijakan rumah sakit tentang triage
pemeriksaan hanya dilakukan secara kasat mata karena pasien dalam keadaan bisa
berbicara dan pasien hanya mengeluhkan. Selain itu, perawat sepenuhnya belum
menempatkan pasien sesuai dengan kondisi ATS 1 dan ATS 2 pada ruang
resusitasi, ATS 3 dan ATS 4 pada ruang bedah, non bedah dan obstetry,
Wongsonegoro Semarang”.
B. Rumusan masalah
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
Wongsonegoro Semarang
D. Manfaat penelitian
1. Bagi pendidikan
3. Bagi perawat
IGD.
4. Bagi masyarakat
TINJAUAN PUSTAKA
Respon time adalah kecepatan dalam menangani klien 26. Response time
berhubungan dengan triage dimana standar triage yang paling banyak digunakan
kinerja, ATS 1 segera 100%, ATS 2 10 menit 80%, ATS 3 30 menit 75%, ATS 4
Response time juga dapat berarti waktu emas terhadap kehidupan seorang
seseorang akan semakin besar, sebaliknya kegagalan response time di IGD dapat
diamati dari yang berakibat fatal berupa kematian atau cacat permanen dengan
kasus kegawatan organ vital pada pasien sampai hari rawat di ruang perawatan
pasien dan complain sampai dengan biaya perawatan yang tinggi 29.
perawat dikatakan tepat waktu jika tidak melebihi rata-rata waktu yang telah
ditetapkan. Dapat disimpulkan bahwa waktu tanggap adalah kecepatan dan
pintu IGD.
Darurat Rumah Sakit yang menyebutkan bahwa pasien gawat darurat harus
Masa kerja yang panjang memiliki banyak pengalaman dengan masalah atau
2) Beban Kerja
Beban kerja perawat yang terlalu berat dapat menurunkan kesehatan dan
pasien di IGD.
ukur pelayanan minimum yang diberikan oleh perawat kepada klien. Standar
B. Kepuasan Pasien
pelanggan adalah hasil yang dirasakan atas penggunaan produk dan jasa yang
perasaan pasien yang timbul sebagai akibat dari kinerja layanan kesehatan
yang diperoleh 35. Berdasarkan uraian dari beberapa ahli dapat disimpulkan
(perasaan senang dan puas) pada pasien karena terpenuhinya harapan atau
berikut:
1) Biaya
Pasien akan merasa puas jika biaya yang dikeluarkan sesuai dengan fasilitas
Pasien akan merasa puas jika memperoleh pelayanan yang baik dari staf
3) Image/ citra
Pasien merasa puas dengan rumah sakit tertentu yang dipandang “rumah
4) Pengalaman
Pengalaman dari pasien lain yang mendapat pelayanan dan komunikasi yang
1) Responsiveness
dan sifat dapat dipercaya dari perawat. Faktor jaminan pada perawat dapat
3) Tangible
Bukti fisik (Tangible) dapat dilihat dari bangunan rumah sakit dan tenaga
kerapian ruang apotek, kemasan obat yang baik, dan penampilan staf
apoteker.
4) Empathy
setiap pihak. Faktor empati dari perawat dapat dinilai dari kemampuan
mereka untuk memahami dan menanggapi keluhan, pertanyaan, dan
kondisi pasien.
5) Reliability
pelayanan dan pengobatan pasien tepat waktu sesuai dengan petunjuk dokter,
Faktor yg mempengaruhi
response time :
1. Ketersediaan stretcher
2. Ketersediaan petugas
3. Pola penempatan staf
4. Tingkat karakteristik
Pasien masuk IGD
pasien
5. Faktor pengetahuan,
keterampilan dan
poengalaman petugas
kesehatan yang Response time
menangani kejadian
gawat darurat.
Faktor yg mempengaruhi
kepuasan :
1. Pendekatan dan perilaku
petugas
2. Kualitas pelayanan
3. Biaya Tingkat kepuasan
4. Fasilitas umum yang
tersedia
5. Fasilitas untuk pasien
6. Outcome terapi dan
perawatan yang diterima
Keterangan :
diteliti :
tidak diteliti :
5. Kerangka Konsep
6. Hipotesis Penelitian
pasien.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
a. Jenis Penelitian
instrumen penelitian.
belah lintang (Cross Sectional), yaitu jenis penelitian yang menekankan pada
waktu pengukuran atau observasi data dalam satu kali pada satu waktu yang
dilakukan pada variabel terikat dan bebas. Pendekatan ini digunakan untuk
melihat hubungan antara variabel satu dengan variabel lainnya. Penelitian ini
pasien.
a. Lingkup Waktu
Penelitian ini akan dilakukan dari bulan Januari 2020 sampai februari 2020.
b. Lingkup Tempat
1. Populasi
diteliti (Hidayat, 2010). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pasien
oleh populasi, populasi yang besar tidak mungkin secara keseluruhan dapat
representatif.
N
n=
1+(d )2
Keterangan :
N : populasi
n : sampel
3. Teknik sampling
berdasarkan kebetulan atau sampel yang ada, yaitu siapa saja yang secara
4. Kriteria Sampel
populasi target yang terjagkau yang akan diteliti (Nursalam, 2008). Dalam
penelitian ini criteria inklusinya adlah pasien yang berobat di IGD RSUD
E. Instrumen Penelitian
b. Stopwatch
c. Lembar observasi
1. Jenis data
a. Data primer, yakni data yang diperoleh peneliti secara langsung dari
sumbernya. Data primer dalam penelitian ini adalah data hasil dari
dengan cara :
penelitian.
dilengkapi.
Pada penelitian ini data akan diolah melalui tahap sebagai berikut :
1. Editing
responseden akan dicek kelengkapan pada tiap pertanyaan sehingga jika ada
2. Coding
3. Processing
aplikasi SPSS untuk melihat hasil penelitian terdapat korelasi atau tidak, dan
setelah hasil ditemukan, maka hasil akan dituangkan di bab hasil penelitian.
1. Validitas
mengetahui tingkat ketepatan dan kecermatan alat ukur untuk mengukur apa
kuesioner valid atau tidak valid dengan menggunakan Korelasi Product Moment.
2. Reliabilitas
dipercaya atau diandalkan. Hal ini berarti menunjukkan sejauh mana hasil
pengukuran itu tetap konsisten bila dilakukan pengukuran dua kali dan lebih
pada gejala yang sama, dengan menggunakan alat ukur yang sama. Uji
dengan dasar:
b. Jika r alpha negatif atau r alpha < r table, maka tidak reliable.
I. Analisis Data
1. Analisis Univariat
x 100%
Keterangan :
X = Hasil presentase
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan salah
satu uji statistik tertentu. Data berskala ordinal dengan bentuk kategorik maka
berikut :
( f o−f h )2
k
∑ i−l¿ f ¿
X =
2 h
Keterangan :
X2 : Chi kuadrat
a. Tidak boleha dasel yang mempunyai nilai harapan (E) kurang dari 1
b. Tidak boleh ada sel yang mempunyai nilai harapan (E) kurang dari 5,
nilai harapan.
a. Bila table lebihdari 2x2, misalnya 2x3, 3x3, 3x4 dan seterusnya, maka
digunakanadalahContiunity correction
Fisher Exact
b. Jika nilai probabilitas > 0,05 maka dinyatakan tidak ada hubungan yang
A. Data Umum
Petunjuk untuk data umum
1. Isilah biodata dengan benar
2. Berilah tanda (√) pada kolom yang anda pilih
Tanggal pengisian :
1) Nama :
2) Jenis kelamin : Laki- laki Perempuan
3) Umur :
4) Pendidikan : SD SMP
SLTA
Sarjana
N Pernyataan Kenyataan
o
T K S S
S S S
DAFTAR RUJUKAN
1. Kemenkes RI. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2016
Tentang Sistem Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu.
3. Majidi SA, Nasiripour AA, Tabibi SJ, et al. Evaluation of Emergency Department
Performance Improvement- A Systematic Review on Influence Factors. International
Journal of Medical Research & Health Sciences 2016; 5: 85–100.
4. Elbaih AH. Different Types of Triage. Arşiv Kaynak Tarama Dergisi 2017; 26: 441–
467.
5. F.H. Aljazairi A. Triage. In: Karcioglu O, Günalp Eneyli M (eds) Emergency Medicine
and Trauma. IntechOpen. Epub ahead of print 2 October 2019. DOI:
10.5772/intechopen.86227.
8. Wilde ET. Do emergency medical system response times matter for health outcomes?
Health Econ 2013; 22: 790–806.
11. Shinde M, Kapurkar K. Patient’s Satisfaction with Nursing Care Provided in Selected
Areas of Tertiary Care Hospital. International Journal of Science and Research 2014;
3: 150–161.
12. Bolotbek S, Yoshida Y, Ernis B, et al. The Study on Patient Dissatisfaction with
Medical Services to define an Indicator of the Healthcare Management in the Ton and
Issyk-Kul Regional Hospitals of Kyrgyzstan. 2016. Epub ahead of print 2016. DOI:
10.15761/HEC.1000109.
14. Lossius HM, Rehn M, Tjosevik KE, et al. Calculating trauma triage precision: effects of
different definitions of major trauma. J Trauma Manag Outcomes 2012; 6: 9.
15. Cabral EL dos S, Castro WRS, Florentino DR de M, et al. Response time in the
emergency services. Systematic review. Acta Cirúrgica Brasileira 2018; 33: 1110–
1121.
17. Brown LD. Comparing Health Systems in Four Countries: Lessons for the United
States. Am J Public Health 2003; 93: 52–56.
18. Zarei E, Daneshkohan A, Khabiri R, et al. The Effect of Hospital Service Quality on
Patient’s Trust. Iran Red Crescent Med J; 17. Epub ahead of print 25 December 2014.
DOI: 10.5812/ircmj.17505.
19. Nonutu PT, Mulyadi N, Malara R. Hubungan Jumlah Kunjungan Pasien dengan
Ketepatan Pelaksanaan Triase di Instalasi Gawat Darurat RSUP PROF. DR. R.D.
Kandou Manado. Jurnal Keperawatan; 3,
https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/jkp/article/view/8092 (2015, accessed 29
November 2020).
20. Ardiyani VM, Andri MT, Eko R. Analisis Peran Perawat Triage Terhadap Waiting
Time dan Lenght of Stay pada Ruang Triage di Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit dr
Saiful Anwar Malang. Jurnal CARE 2015; 3: 39–50.
22. Doondori AK, Sekunda M, Cahyani SL, et al. Response Time Perawat dalam
Memberikan Pelayanan dengan Kepuasan Pasien Di Instalasi Gawat Darurat. Jurnal
Kesehatan Primer 2019; 4: 82–89.
23. Xie Z, Or C. Associations Between Waiting Times, Service Times, and Patient
Satisfaction in an Endocrinology Outpatient Department: A Time Study and
Questionnaire Survey. INQUIRY: The Journal of Health Care Organization, Provision,
and Financing 2017; 54: 004695801773952.
24. Hussain A, Asif M, Jameel A, et al. Measuring OPD Patient Satisfaction with Different
Service Delivery Aspects at Public Hospitals in Pakistan. IJERPH 2019; 16: 2340.
26. Al-Shaqsi, A.P Robin Gauld, Dr David McBride. Response time as a sole performance
indicator in EMS: Pitfalls and solutions. OAEM 2010; 1.
27. Hodge A, Hugman A, Varndell W, et al. A review of the quality assurance processes
for the Australasian Triage Scale (ATS) and implications for future practice.
Australasian Emergency Nursing Journal 2013; 16: 21–29.
28. Mirhaghi A, Ebrahimi M. The Australasian Triage Scale Level 5 Criteria may need to
be revised. Emerg (Tehran); 5,
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC5325922/ (2017, accessed 29
November 2020).
32. Kemenkes RI. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2018
tentang Kewajiban Rumah Sakit dan Kewajiban Pasien.
33. Sirgy MJ. The psychology of quality of life: hedonic well-being, life satisfaction, and
eudaimonia. New York: Springer, 2012.
34. Rai AK. Customer relationship management: Concepts and cases. New Delhi: PHI
Learning, 2013.
35. POHAN IS; PW. Jaminan mutu layanan kesehatan: dasar-dasar pengertian dan
penerapan. EGC, //elib.poltektedc.ac.id/index.php?
p=show_detail&id=1664&keywords= (2007, accessed 29 November 2020).
36. Lestari MMW, Yulianthini NY, Suwendra IW. Analisis Faktor- faktor yang
Mempengaruhi Kepuasan Pasien Rawat Inap. e-journal Bisma Universitas Pendidikan
Ganesha; 4.
37. Pramono AY. Analysis of Service Quality Based on Patient’s Assessment and
Expectation in Mother and Child Hospital of Surabaya. Jurnal Administrasi Kesehatan
Indonesia 2019; 7: 199–206.
38. Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta,
2011.