Anda di halaman 1dari 5

HUBUNGAN TINGKAT SELF EFFICACY DENGAN TINGKAT

BURNOUT PADA PERAWAT DI IGD RSUD


BADUNG MANGUSADA
1
I Gusti Ngurah Juniartha, 2I Putu Rama Candra
1
Staf Pengajar Keperawatan Gawat Darurat Program Studi Ilmu Keperawatan FK Universitas Udayana
2,
Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Udayana
Alamat Korespondensi: (ngurah_juniartha@yahoo.com)

Abstrak
Dalam upaya penyelenggaraan kesehatan, sebuah rumah sakit harus didukung oleh tenaga kesehatan yang
baik dan kompeten disamping alat medis. Salah satu komponen penting tenaga kesehatan ialah perawat Instalasi
Gawat Darurat (IGD). Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan Self Efficacy
dengan tingkat Burnout perawat di IGD RSUD Badung Mangusada. Penelitian ini merupakan penelitian
kuantitatif non eksperimental dengan rancangan analitik korelasional yang menggunakan 31 orang sampel
perawat dengan teknik Total Sampling. Pengumpulan data menggunakan kuesioner Maslach Burnout Inventory
- Human Service Survey dan Self Efficacy. Hasil dari penelitian ini didapatkan perawat dengan kondisi tidak
burnout sebanyak 8 orang (25,8%), burnout ringan sebanyak 20 orang (64,5%), burnout sedang sebanyak 3
orang (9,7%) dan tidak ada yang mengalami burnout berat serta tidak ada perawat dengan tingkat self efficacy
sangat rendah, rendah maupun sedang, 17 orang (54,8%) dengan tingkat self efficacy tinggi dan 14 orang
(45,2%) memiliki tingkat self efficacy sangat tinggi. Berdasarkan hasil uji statistik dengan Spearman Rank
tingkat kepercayaan 95% diperoleh nilai r = 0,660 dengan p = 0,000 (p < 0,05), hal ini menunjukkan ada
hubungan yang kuat antara self-efficacy dengan burnout. Dari hasil penelitian ini diharapkan para perawat
mampu menghindari dan memanajemen stress agar tidak terjadi Burnout serta tetap menunjukkan
profesionalitasnya dalam menjalankan tugas khususnya di IGD.

Kata kunci: Burnout, Perawat IGD, Self Efficacy

Abstract
In an effort to the implementation of health, a hospital must be supported by good and competent health
worker beside medical devices. One of all important component of health workers is Nurse in Emergency Room
(ER). The purpose of this study is to determine the relationship of Self Efficacy level with Burnout level of
nurses in ER Hospital Mangusada Badung. This is a quantitative non-experimental research with correlational
analytical design that uses 31 samples of nurses with Total Sampling method. Data is collected using Maslach
Burnout Inventory - Human Services Survey and Self Efficacy questionnaire. The results of this study is, no
burnout condition of nurses about 8 people (25.8%), mild burnout as many as 20 people (64.5%), burnout were
as many as three people (9.7%) and none had severe burnout and no nurse with the level of self-efficacy is very
low, low and moderate, nurses with a high level of self-efficacy is 17 (54.8%), and 14 (45.2%) had a very high
level of self-efficacy. Based on the statistical test with Spearman Rank and confidence level values 95%,
obtained r = 0.660, p = 0.000 (p <0.05), it shows there is a strong relationship between self efficacy level and
burnout level. From the results of this study, we expected the nurses were able to avoid and manage stress to
prevent burnout and continue to demonstrate professionalism in performing their duties, especially in the ER

Keywords : Burnout, Emergency Nurse, Self Efficacy


==================================================================

PENDAHULUAN
Rumah sakit sebagai salah satu penyelenggara kesehatan. Penyelenggaraan
fasilitas pelayanan kesehatan merupakan kesehatan yang baik juga harus didukung
bagian dari sumber daya kesehatan yang dengan tenaga kesehatan yang baik dan
sangat diperlukan dalam mendukung upaya berkompeten. Tenaga kesehatan di rumah
sakit merupakan tim multidisiplin yang Self efficacy diartikan sebagai suatu
terdiri dari dokter, perawat, ahli gizi, keyakinan tentang kemampuan untuk dapat
farmasi, bidan, fisioterapi, analis kesehatan, menyelesaikan pekerjaan dengan berhasil.
dan petugas rontgen. Setiap rumah sakit Self efficacy mengacu pada keyakinan
tentunya menginginkan dapat memberikan individu mengenai kemampuannya
pelayanan yang maksimal dan memuaskan memobilisasi motivasi, sumber daya
untuk kepentingan masyarakat luas. kognitif dan tindakan yang diperlukan agar
Instalasi Gawat Darurat (IGD) adalah salah berhasil melaksanakan tugas dalam konteks
satu sumber utama pelayanan kesehatan di tertentu. Self efficacy yang tinggi akan
rumah sakit. Ada beberapa hal yang mengembangkan kepribadian yang kuat
membuat situasi di IGD menjadi khas, pada seseorang, mengurangi stres dan tidak
diantaranya adalah pasien yang perlu mudah terpengaruh oleh situasi yang
penanganan cepat walaupun riwayat mengancam. Berbeda dengan individu
kesehatannya belum jelas (Suhaemi, 2011). dengan self efficacy rendah, individu
Salah satu komponen pelayanan tersebut akan cenderung tidak mau berusaha
kesehatan di rumah sakit adalah perawat. atau tidak menyukai pekerjaan sama dalam
Perawat sebagai tenaga pelayanan situasi yang sulit dan tingkat kompleksitas
kesehatan berinteraksi langsung dengan yang tinggi. (Luthans, 2007). Perawat di
pasien dengan intensitas yang paling tinggi IRD bertemu dengan banyak pasien setiap
dibandingkan dengan komponen yang harinya dan memerlukan kemampuan serta
lainnya. Perawat harus bekerja dengan shift kecekatan kerja yang tinggi sehingga
karena rumah sakit melayani pasien selama memiliki resiko burnout yang tinggi pula,
24 jam. Perawat yang bertugas di ruang apabila perawat memiliki Self efficacy yang
IGD berpotensi mengalami stres karena buruk maka hal ini dapat merugikan pasien
tuntutan pekerjaan yang overload yang dan dapat mengakibatkan kesalahan kerja
berhubungan dengan pelayanan kepada yang mengancam nyawa pasien.
orang lain. Keadaan seperti ini apabila Berdasarkan latar belakang tersebut
berlangsung terus menerus akan peneliti tertarik melakukan sebuah
menyebabkan perawat mengalami kelelahan penelitian mengenai “hubungan tingkat self
fisik, emosi, dan mental yang disebut efficacy dengan tingkat burnout pada
dengan gejala burnout. Burnout merupakan perawat di IGD RSUD Badung
kelelahan fisik, mental, dan emosional yang Mangusada”.
terjadi karena stres yang diderita dalam
jangka waktu yang lama, di dalam situasi METODE PENELITIAN
yang menuntut keterlibatan emosional yang Rancangan Penelitian
tinggi. Efek yang timbul akibat burnout Penelitian ini merupakan jenis
adalah menurunnya motivasi terhadap kerja, penelitian kuantitatif non eksperimental
sinisme, timbulnya sikap negatif, frustasi, dengan menggunakan rancangan analitik
timbul perasaan ditolak oleh lingkungan, korelasional untuk mengetahui hubungan
dan gagal. Burnout banyak terjadi pada tingkat Self Efficacy dengan tingkat Burnout
perawat di rumah sakit, pekerja sosial, guru, pada perawat IGD RSUD Badung
dan para anggota polisi. Burnout yang Mangusada tahun 2016.
terjadi karena stress kerja yang
berkepanjangan merupakan suatu keadaan Populasi dan Sampel
yang tidak dapat dihindari oleh perawat Populasi penelitian adalah Seluruh
dalam menjalankan tugasnya (Dora, 2014). perawat di IGD RSUD Badung Mangusada
Perawat dituntut untuk memiliki disposisi berjumlah 32 orang dengan jumlah sampel
perilaku tertentu agar dapat 31 orang sesuai kriteria inklusi dan
menyelesaikannya. Salah satu disposisi eksklusi.Pengambilan sampel menggunakan
perilaku tersebut ialah efikasi diri (Self teknik total sampling.
efficacy).
Instrumen Penelitian Berdasarkan hasil uji hubungan antara
Pengumpulan data dilakukan self-efficacy dengan burnout Perawat IGD
menggunakan kueisoner Maslach Burnout RSUD Badung Mangusada Mangusada
Inventory - Human Service Survey dan Self melalui analisis data dengan uji Spearman
Efficacy yang terstruktur dan telah diuji Rank diperoleh nilai r = 0,660 dengan
validitas dan reliabilitas. Kuesinor berupa p = 0,000 (p < 0,05). Hasil ini menunjukkan
22 buah pernyataan untuk instrumen ada hubungan yang signifikan antara self -
Maslach Burnout Inventory dan 15 efficacy dengan burnout. Kekuatan
pernyataan untuk instrumen Human Service hubungan pada penelitian ini menunjukkan
Survey dan Self Efficacy. tingkat hubungan yang kuat. Arah
hubungan pada penelitian ini adalah negatif
Prosedur Pengumpulan dan Analisis yang berarti bahwa semakin tinggi tingkat
Data self - efficacy maka semakin rendah tingkat
Setelah mendapat izin penelitian, burnout-nya.
peneliti akan mengidentifikasi responden
penelitian, menjelaskan pada calon PEMBAHASAN
responden tentang tujuan dan manfaat Pada penelitian didapatkan bahwa
penelitian dan meminta kesediaannya untuk sebagian besar responden memiliki tingkat
menjadi responden, kemudian responden burnout ringan yaitu sebanyak 20 orang
menandatangani informed consent. (64,5%). Hal ini dapat dipengaruhi oleh
Pertama, peneliti menyebarkan beberapa faktor baik faktor internal maupun
kuisioner Maslach Burnout Inventory- faktor eksternal. Faktor internal diantaranya
Human Service Survey dan Self Efficacy meliputi jenis kelamin, usia, masa kerja
pada responden di akhir shift, kemudian maupun latar belakang pendidikan. Faktor
mengumpulkan hasil kuisioner yang sudah eksternal meliputi kondisi lingkungan kerja,
diisi oleh responden. aturan, serta ada tidaknya dukungan sosial.
Data yang telah terkumpul kemudian Pada responden, sebagian besar mengalami
ditabulasi ke dalam matriks pengumpulan burnout ringan dapat disebabkan oleh jenis
data yang telah dibuat sebelumnya oleh kelamin laki-laki yang dominan, usia
peneliti dan kemudian dilakukan analisis responden tergolong usia spesifikasi,
data. Untuk menguji statistik kedua variabel implementasi dan stabilisasi, masa kerja
digunakan uji statistik komputerisasi SPSS yang tergolong baru, dan keadaan sebagian
menggunakkan teknik uji Spearman Rank besar responden yang belum menikah serta
dengan tingkat kepercayaan 95%, p ≤ 0,05. tingginya tingkat latar belakang pendidikan
responden).
HASIL PENELITIAN Sedangkan untuk tingkat Self-
Hasil penelitian menunjukkan Efficacy sebagian besar responden memiliki
gambaran tingkat Burnout pada responden tingkat self efficacy tinggi yaitu sebanyak
yaitu perawat yang mengalami kondisi tidak 17 orang (54,8%) dan sebanyak 14 orang
burnout sebanyak 8 orang (25,8%), burnout (45,2%) memiliki tingkat self efficacy yang
ringan sebanyak 20 orang (64,5%), burnout sangat tinggi. Hal ini menunjukkan
sedang sebanyak 3 orang (9,7%) dan tidak responden memiliki keyakinan yang tinggi
ada yang mengalami burnout berat dan sangat tinggi terhadap kemampuan
sedangkan untuk tingkat Self-Efficacy dirinya untuk melakukan suatu tugas sesuai
perawat IGD, menunjukkan gambaran yaitu jobdesk yang ada. Beberapa faktor yang
tidak ada responden yang memiliki tingkat berperan dalam perkembangan self-
self efficacy sangat rendah, rendah maupun efficacy, diantaranya adalah usia. Menurut
sedang, sebanyak 17 orang (54,8%) Victoriana (2012), terdapat hubungan
memiliki tingkat self efficacy tinggi dan antara usia dengan self efficacy dimana
sebanyak 14 orang (45,2%) memiliki dikatakan bahwa semakin bertambah usia
tingkat self efficacy yang sangat tinggi seseorang, cenderung memiliki self-efficacy
yang tinggi. Bertambahnya usia terkait
dengan jumlah pengalaman yang semakin menunjukkan tingkat hubungan yang kuat.
banyak, yang juga mempengaruhi cara pikir Arah hubungan pada penelitian ini adalah
dan kedewasaan seseorang. Tampaknya hal negative, yang berarti bahwa semakin tinggi
ini yang mendukung perkembangan self- tingkat self-efficacy maka semakin rendah
efficacy menjadi semakin tinggi. Demikian tingkat burnout-nya.
juga faktor status pernikahan, dikatakan Bagi peneliti, perlu diteliti lebih
bahwa seseorang yang telah menikah lanjut terkait dengan jumlah sampel yang
memiliki self-efficacy yang tinggi lebih banyak dan perlu dipertimbangkan
dibandingkan yang belum menikah, untuk diadakan studi banding antar RS
tampaknya hal ini juga terkait dengan faktor terkait self efficacy dan burnout perawat
usia, pengalaman, dan kematangan yang IGD. Bagi institusi Rumah Sakit,
mempengaruhi cara berpikir individu. diharapkan mampu merangsang minat
Faktor lainnya adalah faktor pendidikan, dalam pengembangan pribadi dengan tujuan
latar belakang pendidikan yang tinggi juga meningkatkan hasil karya dan prestasi
mampu mendorong seseorang untuk dengan cara memberikan umpan baik
memiliki tingkat self efficacy yang tinggi kepada mereka tentang prestasinya serta
dikarenakan pengetahuan, kemampuan dan menyusun program pengembangan dan
pengalaman yang dimiliki. pelatihan staf. Sehingga RS akan
Berdasarkan hasil penelitian uji mempunyai tenaga yang cakap dan terampil
hubungan antara self-efficacy dengan untuk pengembangan pelayanan
burnout Perawat IGD RSUD Badung keperawatan dimasa depan, dan khususnya
Mangusada Mangusada melalui analisis untuk profesi keperawatan hendaknya
data dengan uji Spearman Rank diperoleh mampu menghindari dan memanajemen
nilai r = 0,660 dengan p = 0,000 (p < 0,05). stress sehingga keadaan kejenuhan dalam
Hasil ini menunjukkan ada hubungan yang bekerja dapat dihindari, serta menggunakan
signifikan antara self efficacy dengan profesionalismenya dalam meningkatkan
burnout. Kekuatan hubungan pada kinerja dengan cara mengembangkan diri
penelitian ini menunjukkan tingkat baik dari segi pengetahuan maupun
hubungan yang kuat. Arah hubungan pada keterampilan.
penelitian ini adalah negatif yang berarti
bahwa semakin tinggi tingkat self-efficacy
maka semakin rendah tingkat burnout-nya. DAFTAR PUSTAKA
Hasil penelitian ini sejalan dengan Bakker, AB. (2009). Job Resources buffer
penelitian oleh Prestiana dan Purbandini
the impact of job demands on burnout.
tahun 2012 yang menjelaskan bahwa
terdapat hubungan antara self-efficacy Journal of occupational health
dengan burnout perawat IGD dan ICU
psychology, 10, 170-180
RSUD Kota Bekasi. Lailani, Rifayani &
Paramita (2014). Bandura, A. (1986). Social foundations of
Oleh karena itu dapat disimpulkan
thought and action. Englewood Cliffs,
bahwa ada sebuah hubungan antara tingkat
Burnout dengan tingkat Self Efficacy NJ: Prentice Hall.
perawat di IGD RSUD Badung Mangusada
Bandura, A. (1997). Self Efficacy : The
2016.
Exercise of Control. New York:
KESIMPULAN DAN SARAN
W.H.Freeman and Company.
Berdasarkan analisis data dengan uji
Spearman Rank diperoleh nilai r = 0,660 Baron, Robert A. & Donn Byrne (2000).
dengan p = 0,000 (p < 0,05). Hasil ini
Social Psychology (9th edition). USA:
menunjukkan ada hubungan yang signifikan
antara self-efficacy dengan burnout. Allyn & Bacon.
Kekuatan hubungan pada penelitian ini
Bernadin, John H. (2012). Human Schaufeli, W. B., Maslach, C., & Marek, T.
Resources Management an Experiental (1993). Profesional Burnout: Recent
approach. Singapura: McGraw Hill,inc Developments In Theory and
Dora, M. T. danKadir, H. A. (2014). Research. Washington DC:
Mengurus Stres. Jakarta: PTS Routledge the Taylor & Francis
Proffesional Publishing. Group.
Eden, D & Aviram, A. (1993). Self-efficacy Schaufeli, W.B., and Buunk, B.P. (1996).
training to speed reemployment: Professional Burnout. Handbook of
helping people to help themselves. Workand Health Psychology.
Journal of Application Psychology, 78 Schabracq, M.J., Winnubst, J.A.M.,
(3), 352-360. Cooper, C.L.(editor). Chichester: John
Farber, A. B. (1991). Crisis In Education: Wiley and Sons Ltd.
Stress and Burnout In The American Schultz, D., & Schultz, S.E. (1994).
Teacher. San Fransisco: Jossey-Bass Theories of Personality 5th Edition.
Publisher. California: Brooks/Cole. Suhaemi, M.
Hidayat, A. Aziz Alimul. (2009). Pengantar E. (2011). Etika Keperawatan. Jakarta:
Konsep Dasar Keperawatan, Edisi 2, EGC.
Penerbit Salemba Medika, Jakarta Sulistyowati, Priyatin. (2007). Hubungan
Jex, S.M. dan Bliese, P. D., Buzzell, S. dan Antara Burnout Dengan Self Efficacy
Primeau, J. (1999), The Impact of Self- Pada Perawat di Ruang Rawat Inap
Efficacy on Stressors Strain Relations; RSUD Prof.Dr Margono Soekarjo
Coping Style as an Explanatory Purwokerto. The Soedirman Journal of
Mechanism. Journal of Psychology, Nursing, Volume 2, No.3.Anonim.
Vol.86. No. 3:401-409. 2010. Menyelami Dunia si Keci, Laki-
Mizmir (2011). Hubungan Burnout Dengan Laki vs Perempuan (online).
Kepuasan Pustakawan Di Pusat Jasa (http://lifestyle.okezone.com/read/2010
Perpustakaan Dan Informasi /08/20/196/364995/redirect, diakses
Perpustakaan Nasional Republik pada 30 Mei 2013)
Indonesia. Skripsi Fakultas Ilmu
Perpustakaan. Universitas Indonesia
Ramon Diaz . 2007. Hubungan Antara
Burnout Dengan Motivasi Berprestasi
Akademis Pada Mahasiswa Yang
Bekerja. Universitas Gunadarma
Fakultas Psikologi

Anda mungkin juga menyukai