Anda di halaman 1dari 7

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN STRES KERJA PADA

PERAWAT RUANG IGD DAN ICU DI RSUP Prof. Dr. R,D KANDOU MALALAYANG
KOTA MANADO
Mentari Lavenia Johannes, Grace D. Kandou,, Paul A. T. Kawatu

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado

ABSTRAK

Pelayanan pasien di rumah sakit salah satunya tergantung dari pelayanan perawat. Tugas seorang perawat
adalah merawat pasien untuk proses penyembuhan sangat rentan terhadap stres kerja. Stres kerja yang
berlebihan membuat kinerja seseorang menurun, cenderung tidak produktif, kesehatan menjadi tidak stabil
atau mudah sakit dan mengakibatkan depresi. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui faktor-faktor yang
berhubungan dengan stres kerja pada perawat di ruang IGD dan ICU. Penelitian ini menggunakan metode
kuantitatif dengan total sampel yaitu 131 orang. Uji statistik yang digunakan untuk menganalisis hubungan
antara variabel menggunakan uji chi square dengan tingkat keabsahan 0.05. Hasil penelitian dengan
menggunakan uji chi square diperoleh tidak ada hubungan antara jenis kelamin dengan stres kerja p value
0.061> α= 0.05 , tidak ada hubungan antara umur dengan stres kerja p value 0.092> α= 0.05, ada hubungan
antara masa kerja dengan stres kerja p value 0.043> α= 0.05, tidak ada hubungan antara tingkat pendidikan
dengan stres kerja p value 0.502> α= 0.05, ada hubungan antara kepuasan kerja dengan stres kerja p value
0.000> α= 0.05.
Saran dari penelitian, dapat membantu perawat untuk dapat memahami dan cepat mengidentifikasi masalah
pribadi dan gangguan dalam pekerjaannya, sehingga masalah tidak berlangsung lama dan mengganggu
proses pekerjaan yang dapat mengakibatkan stres kerja.

Kata kunci: stres kerja, perawat

ABSTRACT

Patient care in the hospital one of them depends on the nurse service. The task of a nurse is caring for the
patient for the healing process is very vulnerable to job stress. Excessive job stress makes a person's
performance declines, tend to be productive, health becomes unstable or easily hurt and lead to depression.
The purpose of this study was to determine the factors associated with work stress on the nurses in the
emergency room and ICU. This study uses a quantitative method with a total sample of 131 people.
Statistical tests were used to analyze the relationship between variables using chi square test with a level of
validity 0:05. The results using chi square test was obtained no relationship between the sexes with work
stress p value 0061> α = 0:05, there is no relationship between age and job stress p value 0.092> α = 0.05
there is a relationship between working life with work stress p value 0.043> α = 0:05, there is no relationship
between the level of education with work stress p value 0502> α = 0.05 is no relationship between job
satisfaction and job stress p value 0.000> α = 0:05.
Suggestions of research, can help nurses to understand and quickly identify personal problems and
interference in their work, so that the problem does not last long and interfere with the work process that can
lead to job stress.

Key word: job stress, nurse


PENDAHULUAN keberhasilan pelayanan kesehatan di rumah
Stres merupakan kondisi internal atau sakit. Perawat dalam menjalankan
lingkungan yang membebankan tuntutan profesinya sangat rawan terhadap stres. Tiap
penyesuaian terhadap individu. Stres yang perawat baik itu pria maupun wanita harus
berlebihan membuat kinerja seseorang mampu mengatasi stres yang mereka alami.
menurun, cenderung tidak produktif, Menurut UU No. 44 Tahun 2009 tentang
kesehatan menjadi tidak stabil atau mudah Rumah sakit tercantum pada pasal 1 bahwa
sakit dan mengakibatkan depresi. World rumah sakit adalah institusi pelayanan
Health Organization (WHO) dalam model kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan
kesehatan dibuat sampai tahun 2020 kesehatan perorangan secara paripurna yang
merumuskan atau memperkirakan penyakit menyediakan pelayanan rawat inap, rawat
pembunuh kedua setelah penyakit jantung jalan, dan gawat darurat. Pelayanan
yaitu depresi, artinya dalam 10 besar Kesehatan Paripurna adalah pelayanan
penyakit yang menyebabkan kematian salah kesehatan yang meliputi kesehatan promotif,
satunya yaitu stres atau depresi (Mochtar preventif, kuratif dan rehabilitatif.
dkk, 2013). Undang-undang No. 44 Tahun 2009
Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh tentang Rumah Sakit yang dicantumkan
Persatuan Perawatan Nasional Indonesia dalam pasal 164, menjelaskan bahwa upaya
(2006) terdapat 50,9% perawat di empat kesehatan kerja ditujukan untuk melindungi
provinsi di Indonesia mengalami stres kerja, pekerja agar hidup sehat dan terbebas dari
dengan keluhan yaitu lelah, sering pusing, gangguan kesehatan serta pengaruh buruk
beban kerja yang tinggi dan menyita waktu, yang diakibatkan oleh pekerjaan. Hasil
tidak ada istirahat, gaji rendah dan insentif penelitian Seyle, menunjukan alasan
yang tidak sesuai (Muthmainah, 2012). mengapa tugas perawat dikatakan beresiko
Pelayanan pasien di rumah sakit salah karena dalam pekerjaannya sebagai perawat
satunya tergantung dari pelayanan perawat. memiliki tanggung jawab yang tinggi
Tugas dari seorang perawat yaitu merawat terhadap kesehatan dan nyawa pasien
pasien selama proses penyembuhan (Basuki, 2009). Dari hasil survei Nasional di
berlangsung. Perawat yang bekerja di IGD Perancis dalam Frasser (1997) diperoleh
dan ICU membutuhkan kecekatan, bahwa persentase kejadian stres sekitar 74%
keterampilan dan kesiagaan yang lebih dalam dialami oleh perawat (Muthmainah, 2012)
pekerjaannya. Interaksi dan komunikasi Dalam penyesuaian diri terhadap stres
dalam upaya penyembuhan antara pasien terdapat perbedaan pada tiap orang
dengan perawat sangat menentukan dalam tergantung pada umur, jenis kelamin,
pelayanan kesehatan pada pasien. Oleh kepribadian, intelegensi, status sosial, atau
karena itu, profesionalisme dan keterampilan karyawan individu, status sosial. Penelitian
perawat sangat menentukan dalam yang dilakukan oleh Simanjorang (2008)
diperoleh 59,6% perawat di RSUD Pringadi tugas perawat mengeluh karena sering
Medan mengalami stres kerja, dengan faktor mengalami pusing atau sakit kepala.
penyebab yaitu sulit mengalami konsentrasi Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti
dalam melakukan pekerjaanya, merasa bosan tertarik untuk mengangkat topik “Faktor-
dan tidak puas dalam bekerja, dan merasa faktor yang berhubungan dengan stress kerja
cepat lelah. pada perawat di RSUP Prof. Dr. R.D.
Melaksanakan sistem pelayanan prima Kandou bagian IGD dan ICU.
dan terlayaninya seluruh pasien yang datang
ke rumah sakit merupakan salah satu tujuan METODE PENELITIAN
dari RSUP Prof. Dr. R.D. Kandou, sehingga Jenis peneliian ini adalah penelitian
kebutuhan dan tuntutan dari masyarakat akan kuantitatif. Penelitian ini dilaksanakan di
pelayanan kesehatan tetap diupayakan untuk RSUP. Prof. Dr. R. D. Kandou Malalayang
dipenuhi sesuai dengan kemampuan yang ada Kota Manado pada bulan Agustus sampai
sesuai dengan komitmen rumah sakit bulan Oktober 2015. Responden dalam
“Kepuasan pelanggan di atas segala- penelitian ini yaitu perawat yang bekerja di
galanya”. RSUP Prof. Dr. R.D. Kandou RSUP Prof. Dr. R.D. Kandou khususnya
merupakan rumah sakit rujukan untuk pada bagian IGD dan ICU. Instrumen
Kawasan Timur Indonesia Bagian Utara, penelitan dalam penelitian ini yaitu kuesioner
yang menerima rujukan dari daerah yang sudah pernah digunakan dalam tesis dan
sekitarnya seperti, Gorontalo, Sulawesi sudah di validitas, alat tulis, dan komputer.
Tengah, Ternate, Halmahera, Ambon dan Metode pengumpulan data dilakukan dengan
Sekitarnya, serta sebagian Papua. cara observasi dan menjalankan kuesioner.
Setiap pasien maupun keluarga dari Analisa data dalam penelitian ini dengan
pasien yang datang khususnya gawat darurat menggunakan uji chi square dengan tingkat
memiliki karakter yang berbeda-beda, keabsahan 0.05.
sehingga dalam hal ini membutuhkan
HASIL DAN PEMBAHASAN
kemampuan komunikasi dan keterampilan
Jenis Kelamin
dalam penanganan pasien. Dari observasi
Berdasarkan hasil distribusi dalam penelitian
awal yang dilakukan dengan melakukan
ini diperoleh jenis kelamin perempuan lebih
wawancara pada kepala perawat dan
dominan dibandingkan dengan laki-laki,
beberapa perawat, diperoleh keluhan faktor
dengan jumlah responden perempuan
stres yaitu jumlah pasien yang ditangani
sebanyak 82 orang atau 62% , sedangkan
untuk setiap perawat tidak seimbang, dari
jumlah untuk jenis kelamin laki-laki
pihak keluarga pasien dengan berbagai
sebanyak 49 orang atau 38%. hasil uji
tuntutan ingin secepatnya mendapat
statistic dengan menggunakan uji Chi-square
pelayanan pengobatan, dan dalam menjalani
diperoleh nilai p = 0.061 > α = 0.05. Hasil ini
menunjukan bahwa tidak ada hubungan dominan dibandingkan dengan umur di atas
antara jenis kelamin dengan stres kerja pada 31 tahun, dengan jumlah umur dibawah 33
perawat yang bertugas di IGD dan ICU sebanyak 67 orang atau 51.1% dan jumlah
RSUP Prof. Dr. R. D Kandou Malalayang. responden dengan umur di atas 33 tahun
Dari hasil analisis bivariat yang didapatkan sebanyak 64 orang atau 48%. uji statistic
pada penelitian ini jumlah perawat wanita dengan menggunakan uji Chi-square dengan
lebih banyak mengalami stres kerja yaitu bantuan program spss yang diperoleh nilai p
sebanyak 49 orang dan untuk jenis kelamin = 0.092 > α = 0.05 , menunjukan bahwa
laki-laki berjumlah 21 orang. tidak ada hubungan antara umur dengan
Hal ini berkaitan dengan apa yang stres kerja pada perawat. Dalam penelitian ini
dikatakan Mutmainah (2012) dalam umur responden yang lebih banyak
penelitiannya, bahwa perawat perempuan mengalami stres kerja yaitu responden pada
dalam menjalankan profesinya selain umur di atas 33 tahun yaitu berjumlah 39
bertugas di rumah sakit tetapi juga memiliki orang.
tuntutan peran dalam keluarga. Berkaitan Penelitian ini berbeda dengan
pula dengan pendapat Munandar (2008), penelitian yang dilakukan oleh Fitri (2013),
bahwa stres ditentukan oleh individunya berdasarkan hasil penelitian tersebut
sendiri, dan tuntutan peran ganda pada menunjukan bahwa adanya hubungan yang
umumnya dialami perempuan. Penelitian di signifikan antara umur dengan stres kerja.
Amerika menyatakan bahwa wanita Namun penelitian ini sejalan dengan
cenderung memiliki tingkat stres yang lebih penelitian yang dilakukan prabowo bahwa
tinggi dibandingkan pria. Secara umum stres tidak adanya hubungan antara umur
wanita lebih tinggi 30% dari pada pria seseorang dengan stres kerja. Sejalan pula
(Martina, 2012). Dari hasil penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan Schultz
perawat wanita lebih banyak mengalami stres (2003) yang berjudul “Schultz, T.J (2003.
dibandingkan dengan pria. Baik perawat pria The effects of Age On Stress Levels and Its
maupun perawat wanita memiliki tugas dan Affect on Overall Performance”
tanggung jawab yang sama dalam melayani mengemukakan bahwa tidak ada hubungan
pasien. Wanita lebih cenderung mengalami yang signifikan antara usia individu dengan
stres karena ada faktor-faktor lain yang stres.
mendukung stres kerja pada wanita salah satu Hal ini dapat disimpulkan bahwa
contohnya peran dalam keluarga. stres kerja tidak tergantung pada umur, baik
umur yang lebih muda atau yang lebih tua
Umur karena stres kerja dapat terjadi pada perawat
Berdasarkan distribusi menurut umur dalam usia manapun tergantung pada manajemen
penelitian ini diperoleh responden dengan stres pada tiap-tiap individu itu sendiri.
umur kurang dari dari 31 tahun lebih
Masa Kerja dan pemahaman ini akan membantu dan
Masa kerja dalam penelitian ini dapat mengatasi masalah dalam hal ini
dikategorikan dalam 2 kategori yaitu masa stresor yang ada dalam upaya pencegahan
kerja kurang dari atau sama dengan 4 tahun stres kerja.
dan masa kerja diatas 4 tahun. Dari hasil
distribusi dalam penelitian ini didapatkan Tingkat Pendidikan
masa kerja yang kurang dari 4 tahun lebih Dari hasil distribusi tingkat pendidikan yang
dominan dengan jumlah 78 orang (59%) lebih dominan terdapat pada perguruan tinggi
dibandingkan dengan masa kerja diatas 4 dengan jumlah 122 responden atau 93.1%
tahun dengan jumlah 53 orang (40.5%). hasil dan 9 responden atau 6.9% dengan tingkat
uji statistic dengan menggunakan uji Chi- pendidikan menengah atas. Hasil penelitian
square diperoleh nilai p = 0.043 > α = 0.05. yang dilakukan, hasil uji statistik dengan
Hasil ini menunjukan bahwa ada hubungan menggunakan uji Chi-square diperoleh nilai
antara masa kerja dengan stres kerja pada p = 0.410 > α = 0.05. Hasil ini menunjukan
perawat yang bertugas di IGD dan ICU bahwa tidak ada hubungan antara tingkat
RSUP Prof. Dr. R. D Kandou Malalayang. pendidikan dengan stres kerja pada perawat
Berdasarkan hasil yang diperoleh responden yang bertugas di IGD dan ICU di RSUP Prof.
yang mengalami stres kerja terdapat pada Dr. R. D Kandou Malalayang. Berdasarkan
responden dengan masa kerja di bawah 4 hasil tersebut diperoleh bahwa responden
tahun dengan jumlah responden 36 orang, dengan tingkat pendidikan perguruan tinggi
sedangkan responden dengan masa kerja di sebanyak 64 orang dari 122 mengalami stres
atas 4 tahun lebih sedikit mengalami stres kerja, sedangkan tingkat pendidikan
kerja dengan jumlah responden 34 orang. menengah atas sebanyak 6 dari 9 orang
Penelitian ini sejalan dengan mengalami stres kerja. Penelitian ini berbeda
penelitian yang dilakukan Ismar dkk, yang dengan penelitian Mamonto (2013) bahwa
menunjukan bahwa ada hubungan yang tingkat pendidikan berhubungan dengan stres
signifikan antara masa kerja dengan stres kerja. hal tersebut berbeda dengan penelitian
kerja. Berbeda dengan penelitian yang yang dilakukan oleh Martina (2012) yang
dilakukan oleh Gobel (2014) yang meneliti membuktikan bahwa tingkat stres kerja tinggi
tentang faktor stres kerja pada perawat bahwa terdapat pada perawat yang berpendidikan
masa kerja tidak ada hubungan antara masa perguruan tinggi. Hal ini berarti stres kerja
kerja dengan stres kerja. Namun hal itu tidak dapat dinilai hanya dengan tingkat
dikarenakan jumlah responden yang terlalu pendidikan saja karena seseorang dengan
sedikit, yang hanya berjumlah 40 responden. tingkat pendidikan rendah tidak selalu
Masa kerja yang lebih lama sangat berkaitan mengalami stres kerja dan seseorang dengan
dengan pengalaman dan pemahaman tingkat pendidikan tinggi tidak menutup
mengenai pekerjaan itu sendiri. Pengalaman
kemungkinan bahwa mereka tidak Fadhila M. L. “analisis pengaruh stres kerja
terhadap kepuasan kerja
mengalami stres kerja.
dengan dukungan sosial
sebagai variabel moderating”.
Skripsi. Fakultas Ekonomi
Kepuasan Kerja
Diponegoro Semarang 2010.
Dari hasil distribusi diperoleh 51.9%
Fitri, A. M. 2013. “ Analisis faktor yang
responden merasa puas sedangkan yang tidak
berhubungan dengan kejadian
puas sebanyak 48.1%. Hasil uji chi square stres kerja pada karyawan
bank”. Jurnal Kesehatan
diperoleh responden yang merasa tidak puas
Masyarakat 2013. Vol.2,
lebih mengalami stres kerja. hasil uji statistik Nomor 2 Tahun 2015.
dengan menggunakan uji Chi-Square
Ismar, R. Zarni, A. Danardi, S. “stres kerja
diperoleh nilai p = 0.000 > α = 0.05. Hasil ini dan berbagai faktor yang
berhubungan pada pekerja Call
menunjukan bahwa ada hubungan antara
Centre PT. “X” di Jakarta”.
kepuasan kerja dengan stres kerja pada Vol. 61, Nomor 1 Januari
2011.
perawat yang bertugas di ruang IGD dan ICU
di RSUP. Prof. Dr. R. D Kandou Malalayang. Muthmainah, 2012. “Faktor-faktor Penyebab
Stres Kerja Di Ruangan ICU
Berdasarkan hasil tersebut diperoleh bahwa Pelayanan Jantung Terpadu Dr.
responden yang mengalami stres kerja lebih Cipto Mangunkusumo
Jakarta”. Mochtar, Muis,
banyak terjadi pada responden yang tingkat Rahim, 2013. “Faktor Yang
kepuasan kerja rendah dengan jumlah Berhubungan Dengan Stres
Kerja Pada Pedagang
responden 52 orang sedangkan responden Tradisional Pasar Daya Kota”.
dengan tingkat kepuasan kerja tinggi
Martina A, 2012. “Gambaran Tingkat Stres
sebanyak 18 responden. Hal ini sejalan Kerja Perawat Di Ruang
dengan penelitian Fadhila (2010) yang Gawat Inap Rumah Sakit Paru
Dr. Moehamad Goenawan
menunjukan bahwa stres kerja mempunyai Partowidigdo Cisarua Bogor
pengaruh negatif terhadap kepuasan kerja (RSPG)”. Jurnal Fakultas Ilmu
Keperawatan.
seseorang, karena semakin tinggi stres kerja
maka semakin menurun kepuasan kerja Mochtar, Muis, Rahim, 2013. “Faktor Yang
Berhubungan Dengan Stres
seorang pekerja, begitupula sebaliknya. Kerja Pada Pedagang
Tradisional Pasar Daya
DAFTAR PUSTAKA Kota”.
Anonimous, 2010. “Undang-Undang Nomor
Munandar, 2008. ”Psikologi Industri dan
44 Tahun 2009 Tentang
Organisasi”. Jakarta :
Rumah Sakit”. Bandung : CV.
Penerbit Universitas
Nuansa Aulia
Indonesia
Basuki., 2009. “Hubungan Antara Stres Kerja
Notoatmodjo, 2010. “Metodologi Penelitian
Dengan Gangguan Kesehatan
Kesehatan”. Jakarta : Rineka
Perawat di IRD RSVP DR.
Cipta
Soeradji Tirtonegoro Klaten”.
Mamonto, Novita, Fredna, Rivelino, 2013.
Hubungan gaya
kepemimpinan kepala
ruangan dengan tingkat stres
kerja perawat di ruan inap
RSUD Bitung. E-journal
Keperawatan Volume 1.

Prabowo, 2009. Faktor yang berhubungan


dengan kejadian stres kerja
pada bagian Produksi Mebel
PT. Chia Jian Indonesian
Furniture Di Wedelan Jepara
Tahun 2009.

RSUP Prof. Dr. R.D. Kandou, 2015. Profil


Rumah Sakit. Kota Manado

Simanjorang, 2008. “Pengaruh Karakteristik


Organisasi Terhadap Stres
Kerja Perawat di RSU
Pringadi Medan. Tesis
Fakultas Ilmu Keperawatan
Universitas Sumatra Utara.
Diakses pada tanggal 12
agustus 2015

Schultz, C.M, Schultz, T.J (2003. The effects


of Age On Stress Levels and
Its Affect on Overall
Performance.
Http://aabss.org/Perspectiver2
003/Schultz.htm.

Anda mungkin juga menyukai