METODOLOGI PENELITIAN
LITERATURE RIVIEW
HUBUNGAN LOCUS OF CONTROL TERHADAP BURNOUT
SYNDROME PADA PERAWAT
Oleh:
Ni Luh Cica Kusumadewi
NIM. 2082111048
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui hubungan locus of control terhadap burnout syndrome pada
perawat di Rumah Sakit X
2. Tujuan Khusus
a. Mendeskripsikan karakteristik perawat berdasarkan usia, jenis kelamin,
pendidikan, masa kerja dan status pernikahan
b. Mendeskripsikan locus of control internal pada perawat
c. Mendeskripsikan locus of control eksternal pada perawat
d. Mendeskripsikan burnout syndrome pada perawat
e. Menganalisis hubungan karakteristik perawat berdasarkan usia, jenis
kelamin, pendidikan, masa kerja dan status pernikahan
f. Menganalisis hubungan locus of control internal dengan burnout syndrome
g. Menganalisis hubungan locus of control eksternal dengan burnout syndrome
C. HASIL LITERATURE RIVIEW
No Nama Penliti & Judul Penelitian Tempat Outcome Study Methods Jumlah
Tahun Penelitian Sampel
1 (Chou, et al., Job stress and Regional - Menunjukkan bahwa jenis kelamin dan usia, Kuantitatif 1329
2014) burnout in hospital in tetapi bukan tingkat pendidikan atau status Cross Sectional
hospital Taiwan perkawinan memiliki hubungan yang
employees: signifikan dengan kelelahan.
comparisons of - Bekerja lembur dan bekerja dalam shift
different medical memiliki efek tambahan terkait dengan
professions kelelahan
- Perawat dan asisten dokter memiliki burnout
yang lebih tinggi secara signifikan daripada
tiga profesi medis lainnya
- Ketegangan pekerjaan, komitmen berlebihan
dan dukungan sosial menunjukkan hubungan
yang luar biasa dengan kelelahan yang
berhubungan dengan pekerjaan, yaitu 30,1%
variasi dalam kelelahan.
- Mereka yang merasakan ketegangan kerja
tinggi atau aktif memiliki prevalensi kelelahan
yang jauh lebih tinggi daripada mereka yang
memiliki ketegangan rendah
2 (Apiradee, et al., Nurse Burnout , Thai Hospital - 32% dari perawat dilaporkan kelelahan Kuantitatif 2084
2016) Nurse- Reported emosional tinggi, 18% depersonalisasi tinggi, Cross Sectional
Quality of Care, dan 35% prestasi pribadi yang rendah.
and Patient - Sebagai tambahan, 16% dari perawat dinilai
Outcomes in Thai kualitas pelayanan jelek, 5% dilaporkan
Hospitals kejadian pasien jatuh, 11% melaporkan
kesalahan pengobatan dan 14% melaporkan
infeksi.
- Kesimpulann ya bahwa burnout berhubungan
dengan peningkatan pelaporan hasil yang
negatif pada pasien.
3 (Maciej Wilski, Work Locus of Polandia - Terdapat hubungan antara locus of control Kuantitatif 155
2014) control And kerja eksternal dengan burnout fisioterapi Cross Sectional
Burnout In Polish yang dimediasi oleh hubungan emosional
Physiotherapis ts: coping dan hubungan coping berfokus pada
The Mediating masalah.
Effect Of Coping - 15% kelelahan emosional, 14%
Styles depersonalisasi dan 14% prestasi pribadi.
4 (Gunusen, et Work stress and University - Stres kerja berhubungan positif dengan locus Kuantitatif 347
al., 2014) emotional hospital in of control internal namun berhubungan negatif Cross Sectional
exhaustion in Izmir, Turkey dengan kelelahan emosional
nurses: the - Stres kerja secara langsung dan secara tidak
mediating role of langsung berhubungan dengan kelelahan
internal locus of emosional (dimediasi oleh locus of control
control internal
- Stres kerja secara langsung dan secara tidak
langsung terkait dengan kelelahan emosional
(dimediasi oleh lokus kontrol internal
- Meskipun hubungan antara kelelahan
emosional dan stres kerja dimediasi, dampak
dari lokus kontrol internal terbatas.
5 (Putri, et al., The Influence of Dr. - Faktor usia responden (26-35 th) sebanyak Kuantitatif 132
2019) Locus of Control Reksodiwiryo 84,1%. Burnout lebih sering dialami oleh Cross Sectional
individu di usia yang lebih muda karena
on Burnout Hospital, mereka belum terlalu siap untuk bekerja,
Among Nurse Padang kurangnya adaptasi, dan ketidaknyamanan di
lingkungan kerja atau memiliki ketidakjelasan
peran
- Faktor usia responden (26-35 th) sebanyak
84,1%. Burnout lebih sering dialami oleh
individu di usia yang lebih muda karena
mereka belum terlalu siap untuk bekerja,
kurangnya adaptasi, dan ketidaknyamanan di
lingkungan kerja atau memiliki ketidakjelasan
peran
- Faktor masa kerja responden, sebagian besar
perawat (66,7%) dengan masa kerja lebih dari
10 th cenderung memiliki locus of control
eksternal. Durasi kerja seorang individu juga
mempengaruhi perkembangan locus of
control yang sifatnya tidak kekal dan dapat
berubah sesuai dengan kondisi yang
menyertainya.
- Berdasarkan karakteristik status perkawinan
responden, sebagian besar perawat belum
menikah (69,6%) cenderung menjadi locus of
control eksternal. Status perkawinan tidak
berpengaruh signifikan terhadap
perkembangan kepribadian seseorang
- Perawat yang memiliki locus of control
eksternal dengan burnout kerja tinggi sebesar
68,9% dibandingkan perawat dengan locus of
control internal dengan burnout kerja tinggi
sebesar 36,2%.
- Hasil uji statistik selanjutnya diperoleh nilai p
= 0,000 (p <0,05) yang berarti ada hubungan
yang signifikan antara variabel locus of
control dengan variabel burnout pada perawat
di RSUD Dr. Reksodiwiryo Padang.
6 (Sari, 2015) Hubungan Beban IRD RSUP - Proporsi burnout syndrome tertinggi adalah Kuantitatif, 53
Kerja, Faktor Sanglah responden dengan tingkatan burnout Observasi
Demografi, syndrome ringan, sebagian besar responden Korelasi (Non-
Locus of Control mengalami beban keja yang tinggi, sebagian Eksperimental),
dan Harga Diri besar responden berusia kurang dari 30 tahun, Cross Sectional
Terhadap sebagian besar responden berjenis kelamin
Burnout perempuan, sebagian besar responden
Syndrome Pada memiliki masa kerja lebih atau sama dengan 5
Perawat tahun dan tingkat pendidikan responden
Pelaksana didominasi oleh tingkat pendidikan DIII
Keperawatan.
- Sebagian besar responden memiliki locus of
control internal dan sebagian besar responden
memiliki harga diri yang tinggi.
- Terdapat hubungan yang bermakna antara
beban kerja, usia, status pernikahan, masa
kerja, locus of control dan harga diri dengan
burnout syndrome.
- Tidak terdapat hubungan yang bermakna
antara jenis kelamin dan tingkat pendidikan
dengan burnout syndrome pada perawat
pelaksana
- Nilai r yang didapatkan pada masing-masing
variabel yang berhubungan dengan burnout
syndrome berkisar antara 0,2-0,599. Hal ini
berarti kekuatan hubungan antar variabel yang
saling berhubungan adalah lemah hingga
sedang.
- Hal ini kemungkinan dipengaruhi oleh
beberapa faktor yang berhubungan dengan
burnout syndrome namun tidak diteliti dalam
penelitian ini seperti dukungan sosial dan
faktor kebudayaan.
7 (Pinori, et al., Hubungan Antara RS - Hasil penelitian yang dilakukan responden Kuantitatif 39
2018) Locus of Control Bayangkara locus of control yang terbanyak yaitu internal Cross Sectional
dan Emotional TK. III 20 responden (51.3%) dan terendah eksternal
Quotient (EQ) Manado 19 responden (48.7%). Dari hasil penelitian
Dengan terlihat bahwa subjek locus of control internal
Kelelahan Kerja lebih banyak dari pada locus of control
Perawat eksternal
- Hasil penelitian yang dilakukan responden
untuk kelelahan kerja terbanyak yaitu lelah 24
responden (61.5%) dan untuk tidak lelah 15
responden (38.5%). Perawat yang merasa
kelelahan kerja lebih banyak daripada yang
tidak merasakan kelelahan.
- Perawat dengan locus of control eksternal
lebih cenderung mengalami kelelahan 16
responden (41%)
- Terdapat hubungan signifikan antara locus of
control dengan kelelahan kerja perawat di RS
Bhayangkara Tk. III Manado dan juga
terdapat hubungan signifikan antara
Emotional Quotient (EQ) dengan kelelahan
kerja perawat di RS Bhayangkara Tk. III
Manado.
8 (Ezdha & Putri, Faktor-Faktor RS PMC, - Hasil distribusi frekuensi berdasarkan faktor Kuantitatif 35
2019) Yang Pekanbaru individu responden di RS PMC didapatkan Cross Sectional
Mempengaruhi hasil sebagain besar responden memiliki umur
Burnout Pada 20-30 tahun sebanyak 32 responden (91,4%),
Perawat berjenis kelamin perempuan sebanyak 28
responden (80%), berpendidikan DIII
Keperawatan sebanyak 24 responden (68,6%),
bekerja selama >3 tahun sebanyak 28
responden (80%),dan berstatus belum
menikah sebanyak 21 responden (60%).
- Ada hubungan antara beban kerja dengan
burnout pada perawat diruang rawat inap RS
PMC dengan berdasarkan hasil analisa data
didapatkan p = 0,024.
- Ada hubungan yang signifikan antara gaya
kepemimpinan dengan burnout pada perawat
diruang rawat inap RS PMC dengan
berdasarkan hasil analisa data didapatkan p =
0,027.
9 (Tawale, et al., Hubungan antara RSUD Serui- - Pada penelitian ini menyatakan korelasi antara Kuantitarif 89
2011) motivasi kerja Papua motivasi kerja perawat dengan kecenderungan Korelasional
perawat dengan mengalami burnout, yakni rxy sebesar -0,526
kecenderungan pada taraf signifikansi (p) 0,000 (p < 0,01
mengalami artinya signifikan)
burnout pada - Menunjukkan adanya hubungan negatif antara
perawat kedua variabel.
- Jika motivasi kerja perawat rendah, maka
kecenderungan mengalami burnout pada
perawat akan tinggi.
- Jika motivasi kerja perawat tinggi, maka
kecenderungan mengalami burnout pada
perawat akan rendah.
10 (Artiningsih & Burnout dan - - Tingginya beban kerja dan ketidakpuasan Study Pustaka -
Chisan, 2020) Komitmen terhadap pekerjaan berkontribusi terhadap (Literature
Terhadap Tugas: burnout pada tenaga medis dalam menghadapi Riview)
Tantangan pandemi COVID
Tenaga Medis - Seseorang dengan komitmen yang tinggi
Dalam terhadap tugas akan lebih adaptif dalam
Menghadapi menyikapi burnout yang mereka alami
Pandemi Covid- - Mereka memiliki kecenderungan turnover
19 rendah dikarenakan senantiasa
mengidentifikasi masalah serta berusaha
mencari solusi atas permasalahan tersebut.
D. PEMBAHASAN
Sumber data pada rangkuman ini diperoleh dari research dengan keyword
“burnout, locus of control, nurses, relationship” di Googleschoolar, Pubmed, Neliti
dan Science Direct. Dari beberapa literature yang ditemukan diinklusikan sesuai
kriteria dan meneliti hubungan locus of control terhadap burnout syndrome. Adapun
bahasa yang digunakan yaitu bahasa Indonesia dan Inggris dengan rentang terbit yang
digunakan berkisar selama 10 tahun terakhir antara tahun 2010-2020. Sedangkan
kriteria eksklusinya yakni jurnal, report dan artikel yang lebih dari 10 tahun terakhir
kecuali berasal dari sumber buku, yang tidak relevan dengan tujuan penulisan dan
tidak free full text. Dari hasil research yang sudah dilakukan didapatkan 10 jurnal
yang sudah diinklusi yang dipublikasi tahun 2011-2020.
Karakteristik individual sebagai sumber burnout yang berpengaruh. Seperti
misalnya motivasi, kebutuhan sehari-hari (needs, nilai-nilai yang dianut, self esteem,
emotional expressiveness dan personal style. aktor internal tersebut menentukan
bagaimana seseorang mengatasi sumber eksternal dari emotional stress dan
menjelaskan mengapa individu A mengalami burnout dilingkungan kerja sementara
individu B tidak. Hal ini juga mempengaruhi individu yang bekerja sebagai perawat
atau “penolong” (Tawale, et al., 2011). Pendapat lain menyatakan bahwa burnout
muncul disebabkan oleh faktor karakteristik individu, lingkungan kerja, dan
keterlibatan emosional dengan penerimaan layanan. Karakteristik individu sebagai
pemicu munculnya burnout terdiri dari faktor demografik dan faktor kepribadian
(Sahrah, 2017).
Faktor demografi seperti usia, jenis kelamin, masa kerja dan tingkat
pendidikan juga mempengaruhi kejadian burnout syndrome. Menurut penelitian
(Sari, 2015) yang berusia 30 tahun ke atas memiliki tingkat burnout yang lebih tinggi
dibandingkan perawat yang berusia 30 tahun ke bawah. Perawat yang lebih tua
biasanya lebih menguasai pekerjaan yang mereka lakukan dan keinginan agar
mencapai kinerja lebih baik daripada perawat yang berusia lebih muda juga lebih
tinggi. Tuntutan dalam diri perawat yang berusia lebih tua cenderung membuat stres
hingga terjadinya kelelahan fisik, emosional dan psikologi. Perempuan cenderung
mengalami tingkatan burnout syndrome yang lebih tinggi dari laki-laki.Hasil
penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh (Larasati S & Paramita,
2013) menunjukkan hasil bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara burnout
syndrome dengan jenis kelamin. Sedangkan perawat yang sudah menikah mengalami
burnout syndrome berat. Tanggung jawab seseorang setelah menikah tentu berbeda
dengan yang belum menikah baik secara finansial maupun sosial.
Selain beban pekerjaan, seseorang yang sudah menikah juga memiliki
tanggung jawab untuk menghidupi keluarga dan harus mampu untuk menjalankan
fungsi sosial di masyarakat. Hal ini didukung oleh penelitian (Qord, 2012) perempuan
yang bekerja dan sudah menikah sering merasa tidak bahagia. Hal ini umumnya
terjadi karena merasa kewalahan dengan tanggung jawab, mengalami kesulitan dalam
mempertahakan hubungan yang akrab dengan pasangan sehingga hal tersebut
menimbulkan stres yang berkepanjangan. Sedangkan responden dengan masa kerja
kerja ≥ 5 tahun mengalami burnout syndrome berat. Walaupun dengan masa kerja
yang lama seorang perawat mendapatkan pengalaman kerja yang banyak, namun pola
pekerjaan perawat yang monoton dan bersifat human service justru menimbulkan
kelelahan fisik, emosi dan psikologi yang mengarah pada burnout syndrome. Hal ini
sejalan dengan penelitian (Pangastiti, 2011) yang menyatakan bahwa terdapat
hubungan antara masa kerja perawat dengan burnout syndrome. Penelitian (Sari,
2015) mengemukakan bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang maka
semakin besar keinginan untuk memanfaatkan pengetahuan dan keterampilan yang
dimilikinya serta semakin besar pula tuntutan pekerjaan sehingga berpengaruh
terhadap perilaku kerjanya. Hasil ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
oleh (Chakraborty, 2012) yaitu tidak terdapat hubungan antara tingkat pendidikan
dengan burnout syndrome.
Hubungan antara locul of control dengan burnout syndrome. Locus of
control berpengaruh terhadap pemilihan strategi koping individu. Selain itu,
kecenderungan locus of control pada individu akan mempengaruhi karakteristik
pekerjaan yang sesuai dengan dirinya. Locus of control internal cenderung memiliki
kepuasan kerja yang lebih tinggi dengan pekerjaan mereka dan terlihat lebih mampu
menahan stres dibandingkan dengan locus of control eksternal. Hasil penelitian ini
sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh (Pinori, et al., 2018) yang
menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara locus of control dengan burnout
syndrome. Selain itu, penelitian yang dilakukan oleh (Putri, et al., 2019) didapatkan
hubungan yang signifikan antara eksternal locus of control dan burnout syndrome.
Perawat dengan harga diri sedang cenderung mengalami burnout syndrome berat.
Harga diri yang positif akan membangkitkan rasa percaya diri, penghargaan diri, rasa
yakin akan kemampuan diri, rasa berguna serta yakin kehadirannya diperlukan.
Individu yang memiliki harga diri rendah cenderung merasa bahwa dirinya tidak
mampu dan berharga (Sari, 2015).
Dari bebarapa penelitian, terdapat hubungan yang bermakna antara beban
kerja,usia, status pernikahan, masa kerja, locus of control dan harga diri dengan
burnout syndrome. Namun tidak terdapat hubungan yang bermakna antara jenis
kelamin dan tingkat pendidikan dengan burnout syndrome pada perawat. Hal ini
berarti kekuatan hubungan antar variabel yang saling berhubungan adalah lemah
hingga sedang. Hal ini kemungkinan dipengaruhi oleh beberapa faktor yang
berhubungan dengan burnout syndrome namun tidak diteliti dalam penelitian ini
seperti dukungan sosial dan faktor kebudayaan.
E. KESIMPULAN
Akca, F. & Yaman, B., 2010. The Effects of internal-external locus of control variables
on burnout levels of teachers. Elsevier, Procedia Social and Behavioral Sciences,
Volume 2 (2010), pp. 3976-3980.
Akintola, O., Hlengwa, W. & Dageid, W., 2013. A comparison of burnout among
oncology nurses working in adult and pediatric inpatient and outpatient settings.
Oncol Nurs Forum, Volume 40 (4):E303-11.
Al-Turki, H. et al., 2010. Burnout syndrome among multinational nurses working in
Saudi Arabia. Ann Afr Med, Volume 9(4):226-9.
Apiradee, N. ,. P. et al., 2016. Nurse Burnout , Nurse- Reported Quality of Care and
Patient Outcomes in Thai Hospitals. J Nurs Scholarsh, Pub Med.gov, Volume
48(1), pp. 83-90.
Artiningsih, R. A. & Chisan, F. K., 2020. Burnout dan Komitmen Terhadap Tugas:
Tantangan Tenaga Medis Dalam Menghadapi Pandemi Covid-19. Prosiding
Seminar Nasional 2020, pp. 199-203.
Basinska, B. & Wilczek, R., 2013. The role of rewards and demands in burnout among
surgical nurses. Int J Occup Med Environ Health, Volume 26(4), pp. 593-604.
Chou, L. P., Li, C. Y. & Hu, S. C., 2014. Job stress and burnout in hospital employees:
comparisons of different medical professions in a regional hospital in Taiwan. BMJ
Open, Volume 4: e004185, pp. 1-7.RI, U., 2009. Undang-Undang Nomor 44 Tahun
2009 Tentang Rumah Sakit. [Online]
Available at: https://ngada.org/uu44-2009bt.htm [Accessed 30 October 2020].
Davis, S., Lind, B. & Sorensen, C., 2013. A comparison of burnout among oncology
nurses working in adult and pediatric inpatient and outpatient settings. Oncol Nurs
Forum. [Online] Available at: http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/238033274
[Accessed 28 October 2020].
Depkes, R., 2005. Indikator Kinerja Rumah Sakit, Jakarta: s.n.
Ezdha, A. U. A. & Putri, D. A., 2019. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Burnout Pada
Perawat di Ruang Rawat Inap RS PM. Real in Nursing Journal (RNJ), Volume 2,
No. 3, pp. 144-152.
Fathoni, A., 2006. Manajemen Sumber Daya. Pertama ed. Jakarta: Rineka Cipta.
Ghufron, M. N. & Risnawita, R. S., 2010. Teori-Teori Psikologi. Jogjakarta: Ar. Ruzz
Media.
Gunusen, N. P., Ustun, B. & Erdem, S., 2014. Work stress and emotional exhaustion in
nurse: the mediating role of internal locus of control. PubMed : National Library
of Meicine, Volume 28 (3).
Injeyan, M. C. et al., 2011. Personality Traits Associated with Genetic Counselor
Compassion Fatigue : The Roles of Dispositional Optimism and Locus of Control.
National Society of Genetic Counselors, pp. 526-540.
Karatpe, O., 2010. Work Family Conflic and Burnout in Frontline Service Jobs : Direct,
Mediating and Moderating Effect. ORS/Peroidical.
Maciej Wilski, B. C. A. M. T., 2014. Work Locus of control And Burnout In Polish
Physiotherapis ts: The Mediating Effect Of Coping Styles. Pubmed.ncbi, Volume
28(5):875-89.
Moreira, D., Mangnano, R. & Sakae, T. M., 2009. Prevalence of the syndrome of Burnout
in nursing from a large hospital, Southern Brazil: Cadsaude Publica.
Muthmainah, S., 2014. Hubungan Stres Kerja Dengan Kinerja Perawat Di Ruang Rawat
Inap Kelas III Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang. STIKES Muhammadiyah.
Pinori, S. N., Kairupan, B. H. R. & Rompas, S., 2018. Hubungan Antara Locus of Control
dan Emotional Quotient (EQ) dengan Kelelahan Kerja Perawat. e-journal
Keperawatan (e-Kep), Volume 6 Nomor 1, pp. 1-7.
Putri, Z. M., Fatmadona, R. & Meilisya, S., 2019. The Influence of Locus of Control on
Burnout Among Nurses. In Book: Enhancing Capacity of Healthcare Scholars and
professionals in Responding to the Global Health Issues, Volume DOI:
10.2478/9783110680041-011, pp. 79-84.
Sari, D. Y., 2015. Hubungan Beban Kerja, Faktor Demografi, Locus of Control dan Harga
Diri Terhadap Burnout Syndrome Pada Perawat Pelaksana IRD RSUP Sanglah.
Coping Ners Journal, Volume 3 No.2, pp. 51-60.
Tawale, E. N., Budi, W. & Nurcholis, G., 2011. Hubungan antara motivasi kerja perawat
dengan kecenderungan mengalami burnout pada perawat di RSUD Serui-Papua.
Insan Media Psikologi, Volume 13 No. 2, pp. 74-84.
Wilskli, M., Chmielewski, B. & Tomczak, M., 2014. Work Locus of Control and Burnout
in Polish Physiotherapists: The Mediating Effect of Coping Styles. International
Journal of Occupational Medicine and Environmental Health, Volume 28(5), pp.
875-889.