Febriani Limonu
Ilmu Keperawatan UNG
(Febrianilimonu@gmail.com)
ABSTRAK
Kejenuhan kerja adalah suatu kondisi fisik, emosi dan mental, yang tidak
baik akibat situasi kerja yang berat, terjadi dalam jangka waktu yang panjang, dan
dipengaruhi oleh motivasi kerja.Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan
motivasi kerja dan burnout pada perawat di IRD RSUD Dr. M.M Dunda Limboto
Kabupaten Gorontalo.
Penelitian ini menggunakan metode korelasi analisis dengan pendekatan
Cross Sectional Studi. Populasi dalam penelitian ini sebanyak 30 responden dan
sampel 30 responden. Teknik pengambilan sampel, Total Sampling. Pengumpulan
data dilakukan dengan angket. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan
Analisis Univariat dan Analisis Bivariat (Chi-Square).
Hasil penelitian menunjukan ada hubungan antara motivasi kerja dengan
burnout pada perawat di IRD. RSUD Dr. M.M Dunda Limboto. Hasil Chi-Square
P 0.000 < 0,05. Dengan demikian H1 dalam peneltian ini diterima dan H0 di tolak.
Kesimpulannya ada hubungan antara motivasi kerja dengan burnout pada perawat
IRD. RSUD. Dr. M.M Dunda Limboto. Saran untuk instansi RSUD. Dr. M.M
Dunda Limboto harus mengkaji ulang faktor penunjang motivasi kerja perawat.
This study uses the research. Analytical approach Corelasi Cross Sectional
Study. The population sample of 30 respondents and 30 respondents. Sampling
technique. Total Sampling data collection questionnaires. Analysis of the data in
this study using Analysis Univariate and Bivariate Analysis (Chi-Squere).
Definisi Burnout
Burnout merupakan suatu istilah yang digunakan untuk menunjukan satu
jenis stress. Istilah burnout pertama kali diperkenalkan oleh Bradlei pada tahun
1969. Namun tokoh yang di kenal sebagai penemu dan penggagas istilah burnout
Herbert Freudenberger pada tahun 1974.
Freudenberger menggunakan istilah yang ada pada awalnya digunakan
pada tahun 1960-an untuk merujuk pada efek penyalagunaan obat-obatan
terlarang yang kronis (Freudenberger dan Richelson dalam Farber, 1991).
Deskripsi awal Freudenberger mengenai seseorang yang menderita kena Sindrom
Burnout sebenarnya diawali pada dirinya sendiri. Ia mengatakan bahwa
“....dan anda menyempatkan sebagian besar diri anda dalam pekerjaan.
Anda sebagai gradual terbentuk didalam lingkungan sekitar anda dan di dalam
diri anda ada perasaan bahwa mereka membutuhkan anda. Anda merasakan sense
of comitmenn yang utuh” (Faber, 1991:105).
Maksudnya adalah jika kita bekerja pada suatu pelayanan, misalnya
perawat maka kita akan terbentuk secara keseluruhan oleh atmosfir layanan
kesehatan secara intens dengan membiarkan keterlibatan pada diri kita dan
sumber emosi kita sampai pada akhirnya kita akan menemukan diri kita dalam
kelelahan. Burnout merupakan perubahan sikap dan perilaku dalam bentuk reaksi
menarik diri secara psikologis dari pekerjaan seperti menjaga jarak dengan klien
maupun bersikap sinis, membolos, sering terlambat dan keinginan pindah kerja
yang kuat. Pandangan Chernis ini nampak sejalan dengan pandangan
Freudenberger bahwa seseorang memiliki sikap antusias dan tujuan yang hendak
mereka capai pada awal bekerja. Ia merasa terpanggil untuk bekerja sehingga
idealisme merekapun tinggi namun stres yang dialami secara kronis menyebabkan
mereka mengalami perubahan motivasi mereka mengalami burnout (Faber,
1991:70).
Gejala-gejala burnout yaitu :
A. Kelelahan Fisik.
B. Kelelahan Mental
C. Kelelahan Emosional
D. Penghargaan diri yang rendah
Dari beberapa pengertian yang dikemukakan diatas nampak bahwa
penekanan burnout terletak pada karakteristik individu dan wujud dari sindrom itu
terletak pada interaksinya dengan lingkungan kerja. Maslach berpendapat bahwa
sumber utama timbulnya burnout adalah karena adanya stres yang berkembang
secara akumulatif akibat keterlibatan pemberi dan penerima pelayanan dalam
jangka panjang namun Maslach sangat tersirat mengakui bahwa penting mencari
faktor di lingkungan kerja tempat terjadinya interakasi antara pemberi layanan dan
penerima pelayanan. Selain itu analisis juga perlu mengkaji faktor individu yang
ada pada pemberi pelayanan yang turut memberi sumbangan terjadinya burnout
(Chernis, 2007:39)
Faktor-Faktor Penyebab Burnout
A. Karakteristik Individu
B. Lingkungan Kerja
C. Keterlibatan emosional dengan penerima pelayanan
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Burnout Dalam Kerja.
A. Desain Organisasi
B. Kepemimpinan
C. Interaksi Sosial Dan Dukungan Rekan Kerja
Alat Ukur Burnout
Alat ukur yang digunakan untuk mengukur burnout dikembangkan oleh
Maslach yang dikenal sebagai Maslach Burnout Inventory (MBI). MBI diciptakan
oleh Maslach dan Jackson pada tahun 1981 untuk mengukur burnout pada pekerja
bidang Pelayanan Sosial dan dikenal sebagai MBI-Human Services Survey (MBI-
HSS). MBI versi kedua kemudian didesain bagi para pendidik yaitu MBI-
Educators Survey (MBI-ES). Kedua versi tersebut sama-sama terfokus pada jenis
pekerjaan yang mengharuskan individu berinteraksi secara intensif dengan orang
lain yaitu klien dan pasien atau mahasiswa dan murid (Maslach, Schaufeli &
Leiter, 2001).
Alat ukur MBI terdiri dari 22 item pertanyaan yang menggambarkan tiga
skala/dimensi. Schaufeli & Leiter, (2001). pengukuran yaitu :
1. Physical Exhaustion (Kejenuhan Fisik)
2. Emotional Exhaustion/Depersonalization (Kejenuhan
Emosional/Depersonalisasi)
3. Personal Accomplishment (Pencapaian personal)
Berdasarkan landasan teori diatas maka hipotesis dari penelitian ini adalah
sebagai berikut : “Ada Hubungan Antara Motivasi Kerja dengan Burnout Pada
Perawat di IRD RSUD Dr. M.M Dunda Limboto.
H0 Tidak ada hubungan antara motivasi kerja dengan burnout pada perawat
IRD RSUD Dr. M.M Dunda Limboto. H1 Ada hubungan antara motivasi kerja
denga burnout pada perawat IRD RSUD. Dr. M.M Dunda Limboto.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilaksanakan di RSUD Dr. M.M Dunda Limboto, Kabupaten
Gorontalo. Penelitian ini di laksanakan selama 1 bulan yakni dari tanggal 9 Mei
s/d 9 Juni Tahun 2013. Desain Penelitian yang di gunakan adalah desain
penelitian dengan Crooss Sectional Study. Variabel dalam penelitian ini meliputi
variabel bebas atau variabel independent, motivasi kerja. Sedangkan variabel
terikat atau variabel dependent burnout. Dalam penelitian ini populasinya adalah
populasi terjangkau dimana populasinya seluruh perawat di ruang IRD RSUD Dr.
M.M Dunda Limboto. Kabupaten Gorontalo yang berjumlah 30 orang. Sampel
pada penelitian ini diambil dengan Total Sampling, dimana besarnya sampel yaitu
seluruh responden. Dalam penelitian ini menggunakan kriteia-kriteria sampel
yang meliputi:Kriteria Inklusi Merupakan pegawai tetap.Kriteria EkslusiPerawat
IRD RSUD Dr. M.M Dunda Limboto yang tidak hadir saat penelitian dan perawat
yang hadir tetapi tidak bersedia dijadikan responden. Data Primer.
Data primer di peroleh melalui penyebaran daftar pertanyaan motivasi
kerja dan burnout kepada responden yang dijadikan instrumen dasar penelitian
atau kuisioner. Data Sekunder Data yang diperoleh dari Dinas Kesehatan Provinsi
Gorontalo, dan Kabupaten Gorontalo dan data yang telah tersedia pada RSUD
M.M Dunda Limboto Kabupaten Gorontalo, dimana data tersebut dianggap
berkaitan atau relevan dengan masalah yang di bahas.penelitian ini menggunakan
tekhnik analisis data dengan Metode analisis yang digunakan untuk membuktikan
hipotesis yang diajukan menggunakan 2 metode yaituanalisis univariat dan
analisis bivariat. Penelitian ini peneliti menggunakan perawat sebagai responden,
oleh karena itu peneliti menjaga kerahasiaan tenaga perawat dengan menggunakan
prinsip mengohormati hak asasi, autonomi serta kepercayaan. Fasilitas yang
digunakan adalah informnet consent, amonimity dan confidality.
HASIL PENELITIAN
Pada tanggal 1 september tahun 2009 RSUD Dr. M.M Dunda merubah
status rumah sakit dari badan pengelola menjadi Badan Layanan Umum Daerah.
Dan kini RSUD Dr. M.M. Dunda beralih status menjadi tipe kelas B melalui SK
Menteri Kesehatan RI No : HK.03.05/I/1077/2011.
Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden di IRD RSUD Dr. M.M
Dnda Limboto Tanggal 9 Mei- 9 Juni
Karakteristik F %
Jenis Kelamin
Laki- laki 11 36,60%
Perempuan 19 63,30%
Jumlah 30 100,00%
Umur
20-30 26 87%
31-40 4 13%
41-50 0 0%
>50 0 0%
Jumlah 30 100,00%
Pendidikan
SPK 10 33.3%
D III 18 60%
Keperawatan
S1- Keperawatan 1 3.3%
S.Kep.Ners 1 3.3%
Jumlah 30 100,00%
Lama Kerja
< 1 Tahun 16 53.3%
1-5 Tahun 10 33.3%
6-10 Tahun 2 6.67 %
>10 Tahun 2 6.67%
Jumlah 30 100,00%
Sumber data: Data Primer, 2013
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Motivasi Kerja Perawat IRD RSUD Dr. M.M
Dunda Limboto Tanggal 9 Mei - 9 juni 2013
Motivasi Kerja F %
Sangat Tinggi 14 46.6%
Tinggi 16 64.4%
Rendah 0 0%
Tidak ada 0 0%
motivasi
Jumlah 30 100%
Sumber data: Data Primer, 2013
Dari tabel 4.2, diatas dapat di ketahui perawat IRD RSUD Dr. M.M Dunda
Limboto yang memiliki motivasi kerja sangat tinggi sebanyak 14 responden atau
(46.6%) dan yang memiliki motivasi kerja tinggi 16 responden atau (64.4
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Burnout Responden di IRD RSUD Dr. M.M.
Dunda Limboto Tanggal 9 Mei - 9 juni 2013
Burnout F %
Tidak Burnout 18 60%
Burnout Ringan (SH) 12 40%
Burnout Sedang (SK) 0 0%
Burnout Berat ( SM) 0 0%
Jumlah 30 100%
Sumber data: Data Primer 2013
Berdasarkan tabel 4.3, di atas dapat di ketahui bahwa sebagian besar
responden memiliki kejenuhan kerja (burnout) ringan sebanyak 12 responden
(40%) dan 18 responden (60%) yang tidak burnout,
Tabel 4.4 Hubungan Motivasi Kerja dengan Burnout pada Perawat di IRD
RSUD Dr. M.M. Dunda Limboto Tanggal 9 Mei - 9 juni 2013
Burnout
Burnout Tidak Total P
Ringan Value
(SH) Burnout
Sangat 0 N 14 N 14 N
Motivasi
Tinggi 0% % 100% % 100% %
12 N 4 N 16 N
Kerja Tinggi 0.000
75.% % 25.% % 100% %
12 N 18 N 30 N
Total 40% % 60% % 100% %
Berdasarkan tabel 4.4 diatas, terlihat bahwa sebanyak 14 responden atau
(100%) memiliki motivasi kerja sangat tinggi dan tidak mengalami burnout. Dan
dari sebanyak 16 responden atau (100%) yang memiliki motivasi kerja tinggi dan
mengalami burnout ringan sebanyak 12 responden atau (75%) dan sebanyak 4
responden atau 25% yang tidak burnout dan memiliki motivasi kerja tinggi.
Berdasarkan hasil analisis pada tabel 4.6 diatas di peroleh 0.000) < 0.05,
hal ini berarti H0 di tolak dan H1 diterima maka terdapat hubungan yang
signifikan antara motivasi kerja dengan burnout pada perawat.
Pembahasan
Motivasi Kerja
Menurut peneliti faktor yang memepengaruhi motivasi kerja perawat
tinggi di RSUD Dr. M.M Dunda Limboto yaitu pengakuan dan prestasi. Dari hasil
kuisioner didapatkan domain motivasi kerja yang paling menonjol pada penelitian
ini adalah pengakuan dan prestasi. Pengakuan disini dapat dilihat dari kuisisoner
motivasi kerja pada pertanyaan no 8 yang paling banyak mendapatkan respon dari
responden, responden menyatakan bahwa mereka senang bekerja karena atasan
selalu mengkomunikasikan dengan bawahan jika mengambil suatu keputusan dan
selalu kreatif dan inovatif dalam segala sesuatu yang berhubungan dengan usaha
pencapaian tugas. Untuk indikator prestasi dapat dilihat dari dari kuisioner no 5
yang paling banyak mendapatkan respon dari responden, responden menyatakan
bahwa mereka tidak merasa rendah diri jika mengalami kegagalan dalam
menjalankan tugas atau pekerjaan, mereka malah ingin selalu belajar dengan hal-
hal yang baru mereka dapatkan di IRD. RSUD Dr. M.M Dunda Limboto,
walaupun sebagian besar dari mereka tingkat pendidikan mereka DIII
Keperawatan.
Penelitian ini sejalan dengan Teori motivasi kerja Hezberg, bahwa cara
terbaik cara terbaik untuk memotivasi seseorang adalah dengan memenuhi
kebutuhan tingkat tingginya. Hezberg mengatakan bahwa memberikan seseorang
kenaikan gaji atau kondisi kerja yang baik, tidak dapat memotivasi karena
kebutuhan tingkat rendah dapat di penuhi (Hezberg, 2008 :36).
Peneliti menyimpulkan dari hasil penelitian bahwa motivasi kerja adalah
suatu daya penggerak yang mampu menciptakan dorongan produktifitas kerja
yang baik dan tulus yang bersumber dari kemauan, niat, sehingga dapat sehingga
dapat memberikan pelayanan keperawatan yang sebaik-baiknya.
Kejenuhan Kerja (Burnout)
Tanjung, Bahdin Nur dan Ardial. 2010. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah,
Skripsi, dan Tesis dan Mempersiapkan Menjadi Penulis Artikel. Jakarta:
Prenada Media Group.
Putri, H. Trikaloka. 2010. Etika Profesi Keperawatan. Jogja: Citra Pustaka.
Purwanto, Ngalim. 2008. Psikologi Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosda
karya.
Robins, Stephen P. 2007. Manajmen Modern (Konsep dan Aplikasi Kerja).
Bandung: Sinar Baru.
Scaufelli, Clanton. Metode dalam Menejmen Stres. Terjemahan Sutrisno, 1993:
Yogyakarta: Gajah mada Universiti Press
Suyanti, 2006. Revolusi Organisasi Dengan Memberdayakan Kecerdasan
Spiritual Jogjakarta : CV Andi Ofset.
Steven, Bordui, Van Der Weyde. 1997. Ilmu Keperawatan E/2 Jilid 2. Jakarta:
Buku Kedokteran EGC.
Siswanto. 2006. Revolusi Organisasi, Jakarta: Gramedia Goup
Tawale, Novita. 2012. Hubungan antara Motivasi kerja perawat dengan
Kecenderungan mengalami Bornout. Vol.13 no 2.
Triyoga, Akde. 2012. Kejenuhan Kerja (Bornout) Dengan Kinerja Perawat
Dalam Pemberian Ashuan Keperawatan. 168,167-177.
W. Gulo, 2007 Metodologi Penelitian, Jakarta: P.T Grasindo.
Winardi, 2007. Motivasi Dan Permotivasian Dalam Menejmen, Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persaja.
Walgito. 2000. Pengantar Psikologi. Jakarta: Trans Info Media
Yusuf, A. 2011. Faktor Faktor Motivasi Kerja Perawat, Yogyakarta: Gajahmada
Zan, Pieter Herri dan Lubis. 2005. 101 Cara Kinerja Bintang, Jakarta: Kencana
Prenada Media Group.