Anda di halaman 1dari 23

PROPOSAL PENELITIAN

PENGARUH WORK FAMILY CONFLICT DAN WORK FAMILY BALANCE

TERHADAP KINERJA KARYAWAN

Disusun Oleh :

1. ALVI SEPTI QOMALAH PUTRI (042110099)

2. ARNINGGA AYU ANGGRAINI (042110101)

3. MITA DWI KARTIKA (042110121)

PRODI MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS ISLAM LAMONGAN

2023
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI..................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang.................................................................................... 1

1.2 Tujuan Penelitian................................................................................ 2

1.3 Kontribusi............................................................................................ 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori.................................................................................... 4

2.2 Kerangka Berpikir............................................................................... 4

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian.................................................................................... 8

3.2 Populasi dan Sampel........................................................................... 8

3.3 Operasional Variabel........................................................................... 8

3.4 Alat Analisis........................................................................................ 10

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Masalah pekerjaan dan keluarga merupakan hal penting dalam kehidupan

seorang pegawai yang menyebabkan munculnya konflik. Konflik yang dialami

oleh pegawai antara peran mereka dalam keluarga dan peran dalam pekerjaan,

dikenal dengan istilah konflik pekerjaan-keluarga (work-family conflict). Work

family conflict yang dialami oleh pegawai adalah pemicu stres yang menyebabkan

penurunan kesejahteraan pegawai sehingga mempengaruhi kinerja pegawai

danpada akhirnya mempengaruhi kinerja organisasi (Lingard & Francis, 2006).

Konflik pekerjaan-keluarga (work-family conflict) merupakan salah satu

bentuk konflik peran ganda dimana tekanan peran dalam pekerjaan dan keluarga

tidak selaras dalam beberapa hal (Breyer & Bluemke, 2016). Work-family conflict

adalah konflik antar-peran yang terjadi ketika energi dan waktu yang dicurahkan,

ketegangan yang dialami, serta perilaku yang diharapkan dalam peran di

pekerjaan membuat pegawai sulit untuk memenuhi kewajiban perannya dalam

keluarga (Wang et. al., 2012). Pegawai yang memiliki konflik pekerjaan-keluarga

akan berusaha mencari solusi dalam mengurangi pengaruh dari konflik tersebut.

Menurut Lingard dan Francis (2006) solusi yang dilakukan adalah dengan

cara mencari dukungan dari atasan, rekan kerja, maupun organisasi agar pegawai

mampu menyeimbangkan peran dan tanggung jawab di pekerjaan dan di keluarga.

Organisasi sebagai tempat bekerja dapat membantu menyeimbangkan peran dan

1
2

tanggung jawab tersebut dengan memberikan dukungan dan mengakomodasi

kepentingan pegawai di luar organisasi. Ketika dihadapkan pada masalah,

individu dengan tingkat Dukungan Sosial yang tinggi akan lebih sedikit

merasakan stres dan mampu melakukan coping dengan baik (Taylor, 2006;

Malkoc, 2011; Camfield dan Skevington, 2008).

Berdasarkan riset dari Health and Safety Executive Inggris, wanita dengan

rentang usia 25 sampai 54 terbukti lebih mudah tertekan terkait pekerjaan dari

pada pria. Tetapi pekerja yang berumur 35 hingga 44 lah yang sangat mengalami

stress. Penyebabnya adalah kesulitan menyeimbangkan tugas sebagai seorang

karyawan, ibu, dan anak. Para wanita kerier yang berusia matang ternyata

mengalami kendala saat mengurus anak dan menjaga orang tua sambil berkarier

dalam waktu bersamaan (wolipop.detikcom).

Jika seorang pegawai mampu mencapai keseimbangan antara pekerjaan

dengan kehidupan, baik kehidupan pribadi maupun keluarga, maka mereka akan

mengalami sedikit overloads roles, mudah menjalankan peran yang lebih besar,

tingkat depresi yang lebih rendah, meningkatkan pencapaian target organisasi,

memotong biaya yang tidak perlu, memperbaiki organisasi di dalamya, dan

merasakan kepuasan kerja (Clark, 2000). Berdasarkan hasil survei yang dilakukan

oleh The Future Workplace, sekitar 42% responden meyakini bahwa work-life

balance membuat mereka lebih produktif saat bekerja dan lebih bahagia dalam

hidupnya (www.portalhr.com, 2015).

Namun, jika seorang pegawai tidak mampu mencapai work-life balance

maka konsekuensi yang dapat terjadi adalah berkurangnya kepuasan kerja,


3

produktivitas dan kinerja yang buruk, komitmen organisasi yang lebih rendah,

inferior career ambitions and success, meningkatnya ketidakhadiran dan niat

untuk mengundurkan diri, burnout, stress kerja, kesehatan fisiologis dan

psikologis yang buruk, dan kinerja yang menurun dalam kehidupan pribadi dan

keluarga (Shobitha & Sudarsan, 2014). Oleh karena itu, work-life balance sangat

diperlukan dalam keberlangsungan sebuah organisasi sehingga penting untuk

diteliti lebih lanjut(www.portalhr.com, 2015).

Dalam dunia kerja yang penuh tekanan dan tuntutan, kesehatan mental

karyawan menjadi isu yang semakin mendapat perhatian. Namun ditengah upaya

untuk meningkatkan kesejahteraan mental, fenomena toxic positivy menjadi

ancman serius. Toxic Posity adalah pola perilaku dimana individu atau lingkungan

kerja mengedepankan kesan positif secara berlebihan, sementara perasaan

negative, stress, dan tantangan diabaikan atau ditolak. Meskipun tampak seperti

sikap yang baik, toxic positivy dapat memiliki dampak negative yang signifikan

dalam lingkungan kerja dan kesehatan mental karyawan(Artikel DJKN).

1.2 Tujuan Penelitian

1. Apakah Work Family Conflict berpengaruh terhadap Kinerja Karyawan ?

2. Apakah Work Family Balance berpengaruh terhadap Kinerja kayawan ?

3. Apakah Work Family Conflict dan Work Family Balance secara bersama sama

berpengaruh terhadap Kinerja Karyawan ?

1.3 Kontribusi
4

Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan informasi sebagai dasar

pertimbangan, pendukung, dan sumbangan pemikiran bahwa diperlukan

dukungan sosial yang terus mempertahankan bahkan perlu meningkat persepsi

subjektif yang berkesinambungan. Merendahkan terutama terhadap pemicu

terjadinya Work-family conflict untuk meningkatkan Kinerja Karyawan, dengan

membagi peran yang seimbang antara keluarga dan pekerjaan.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

1. Work Family Conflict

Work Family Conflict merupakan bentuk konflik antar peran yang

terjadi ketika energi, waktu, atau perilaku tuntutan pekerjaan konflik dengan

peran keluarga (Erkmen dan Emel Esen, 2014). Ketika seseorang melakukan

beberapa peran seperti pekerjaan dan keluarga menjadi tidak kompatibel satu

sama lain, atau terjadi ketika ada ketidakcocokan antar peran (inter-role

conflict) dimana ada tekanan yang berbeda antara peran keluarga dan

pekerjaan (Neto et al., 2016; Howard, 2008).

a. Dimensi Work-Family Conflict

Adapun 3 (tiga) dimensi dari Work-Family Conflict (Zhang et al., 2012),

yaitu:

1) Time-based Conflict

2) Strain-based conflict

3) Behaviour-based conflict

b. Faktor yang Mempengaruhi Work-Family Conflict

Ada 5 (lima) faktor yang mempengaruhi Work-Family Conflict (Zhang et

al., 2012), yaitu:

1) Tekanan sebagai orang tua

4
5

2) Tekanan Perkawinan

3) Kurangnya keterlibatan sebagai pasangan

4) Kurangnya keterlibatan orang tua

5) Campur tangan pekerjaan

2. Work Family Balance

Dukungan Sosial merupakan informasi yang mana individu itu

dicintai, diperhatikan, berharga. Serta bagian dari sebuah jaringan komunikasi

yang merupakan kewajiban dari orang tua, pasangan, keluarga, teman yang

meliputi kenyamanan, perhatian, penghargaan atau bantuan yang diperoleh

individu dari orang lain. Ketika dihadapkan pada masalah, individu dengan

tingkat dukungan sosial yang tinggikan akan lebih sedikit merasakan stres dan

mampu melakukan coping dengan baik (Taylor et al., 2012). Dukungan Sosial

bisa berasal dari pasangan hidup, anggota keluarga, kontak sosial dan

masyarakat, teman kelompok, dan teman kerja (Taylor et al., 2012). Dimensi

Dukungan Sosial.

Ada 6 (enam) kebutuhan (provisions) yang harus dipenuhi agar

seseorang dapat merasa didukung secara cukup (Taylor, 2012).

1) Kedekatan Emosional (Emotional Attachment)

2) Harmonisintegrasi Sosial (Social Integration)

3) Pengakuan (Reanssurance of Worth)

4) Ketergantungan yang dapat diandalkan (Reliable reliance)


6

3. Kinerja Karyawan

Handoko mengemukakan kinerja ialah kegiatan dan hasil yang

diperoleh individu atau kelompok dalam melaksanakan tugas, tanggung jawab

pekerjaan dengan baik. Yang artinya mampu mencapai sasaran atau bahkan

melebihi standarisasipekerjaan yang telah ditetapkan oleh organisasi pada

periode tertentu. (Afandi & Bahri, 2020:9).

a. Faktor yang Mempengaruhi Kinerja

Dan faktor yang dapat mempengaruhi kinerja pegawai, yakni: (Sophia,

2018:12).

1) Karyawan

a) Motivasi diri dan integritas

b) Keringanan

c) Kesehatan dan rasa aman

2) Suasana Kerja

a) Relasi antar pegawai

b) Relasi antara pimpinan dengan bawahan

3) Budaya Kerja

a) Disiplin (mengikuti regulsi)

b) Gugus Kendali mutu

b. Dimensi dan Indikator Kinerja Karyawan

John Miner dalam (Nabawi, 2019:20) menyatakan bahwa kinerja

(perfomance) dipengaruhi dengan tiga dimensi, yakni:


7

1) Kualitatif

Indikator dari dimensi kualitas diantaranya adalah sebagai berikut:

a) Tingkat kesalahan

b) Kecermatan

c) Keterampilan.

2) Kuantitatif

Indikator dari dimensi kuantitatif adalah seberapa banyak karyawan

menyelesaikan tugas yang diberikan oleh perusahaan kepada dirinya.

3) Penggunaan waktu

Indikator dari dimensi penggunaan waktu diantaranya adalah sebagai

berikut:

a) Tingkat ketidak hadiran

b) Keterlambatan ketika masuk kerja

2.2 Kerangka Berpikir

Work Family
Conflict
Kinerja
Kayawan

Work Family
Balance
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif dan penelitian

asosiatif. Sumber data barasal dari data primer yang digunakan adalah kuesioner

dan data sekunder dari jurnal dan buku yang terkait dengan penelitian.

3.2 Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini yaitu seluruh fungsional dan pelaksana di Unit

Kantor Pelayanan Pajak Kanwil DJP Jawa Timur II. Sampel penelitian sebanyak

60 karyawan unit kerja Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Lamongan.

Teknik pengambilan sampel dengan menggunakan teknik purposive sampling.

3.3 Operasional Variabel

Definisi operasional dalam penelitian ini dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Work Family Conflict ( X1)

Work Family Conflict merupakan bentuk konflik antar peran yang terjadi

ketika energi, waktu, atau perilaku tuntutan pekerjaan konflik dengan peran

keluarga (Erkmen dan Emel Esen, 2014). Work Family Conflict diukur

dengan indikator :

1) Time-based Conflict

2) Strain-based conflict

3) Behaviour-based conflict

8
9

2. Work Family Balance ( X2)

Ketika dihadapkan pada masalah, individu dengan tingkat dukungan sosial

yang tinggikan akan lebih sedikit merasakan stres dan mampu melakukan

coping dengan baik (Taylor, 2012; King, 2012). Work Family Balance dapat

diukur dengan indikator :

1) Kedekatan Emosional (Emotional Attachment)

2) Harmonisintegrasi Sosial (Social Integration)

3) Pengakuan (Reanssurance of Worth)

4) Ketergantungan yang dapat diandalkan (Reliable reliance)

5) Bimbingan (Guidance)

6) Kesempatan untuk membantu (Opportunity for Nurturance)

3. Kinerja Karyawan ( Y )

Handoko mengemukakan kinerja ialah kegiatan dan hasil yang diperoleh

individu atau kelompok dalam melaksanakan tugas, tanggung jawab

pekerjaan dengan baik. Kinerja dapat diukur dengan indikator :

1) Kualitatif, indikator dari dimensi kualitas diantaranya adalah sebagai

berikut:

a) Tingkat kesalahan

b) Kecermatan

c) Keterampilan.
10

2) Kuantitatif

Indikator dari dimensi kuantitatif adalah sebagai berikut diantaranya

adalah seberapa banyak karyawan menyelesaikan tugas yang diberikan

oleh perusahaan kepada dirinya.

3) Penggunaan waktu, indikator dari dimensi penggunaan waktu diantaranya

adalah sebagai berikut:

a) Tingkat ketidak hadiran

b) Keterlambatan ketika masuk kerja

3.4 Alat Analisis

Penelitian ini menggunakan Analisis SPSS Versi 21, yang terdiri dari :

1. Uji Validitas dan Uji Relibilitas

2. Regresi Linier Berganda

3. Uji Hipotesis

4. Uji Koefisien Determinasi (R2)


11

BAB IV

HASIL SURVEI KUISIONER

4.1 Deskripsi Responden

Penelitian ini dilakukan dengan jumlah sampel 28 responden yang berlokasi

di wilayah Lamongan. Penelitian ini menggunakan purposive sampling dengan

kreteria responden sudah bekerja minimal 5 tahun. Adapun penjabaran sebagai

berikut.

a) Jenis kelamin

Berdasarkan hasil penelitian dari 28 responden, dapat di deskripsikan jenis

kelamin responden dalam tabel berikut:

Tabel 4.1

Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin

No Jenis Kelamin Frekuensi Presentase

1. Laki-laki 5 17,9%

2. Perempuan 23 82,1%

Total

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa dari 28 responden, diperoleh hasil

responden laki-laki sebanyak 5 atau 17,9% dan perempuan sebanyak 23 atau

82,1%. Dapat disimpulkan bahwa responden dalam penelitian ini yang paling

banyak adalah responden dengan jenis kelamin perempuan.


12

b) Usia

Berdasarkan hasil penelitian dari 28 responden, dapat di deskripsikan usia

responden dalam tabel berikut:

Tabel 4.2

Karakteristik responden berdasarkan usia

No Usia Frekuensi Presentase

1. 15-25 th 22 78,6%

2. 26-35 th 5 17,9%

3. 36-45 th 0 0%

4. 46-55 th 1 3,6%

5. 56-65 th 0 0%

Total 28 100%

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa responden dibedakan menjadi lima

kategori yaitu 15-25 tahun, 26-35 tahun, 36-45 tahun, 46-55 tahun, dan 56-65

tahun. Pengumpulan data yang dilakukan menghasilkan data responden usia

17-25 tahun sebanyak 22 responden (78,6%), 26-35 tahun sebanyak 5


13

responden (17,9%), 36-45 tahun tidak menghasilkan data atau 0 responden

(0%), 46-55 tahun sebanyak 1 responden (3,6%), dan 56-65 tahun tidak

menghasilkan data atau 0 responden (0%) . Jadi, dapat disimpulkan bahwa

responden dalam penelitian ini secara dominan adalah responden dengan

rentan antara 15-25 tahun.

c) Pendidikan

Berdasarkan hasil penelitian dari 28 responden, dapat di deskripsikan

pendidikan terakhir responden dalam tabel berikut:

Tabel 4.3

Karakteristik responden berdasarkan pendidikan terakhir

No Pendidikan Terkhir Frekuensi Presentase

1. SMP/Sederajat 1 3,6%

2. SMA/Sederajat 21 75%

3. S1 4 14,3%

4. S2 1 3,6%

5. S3 0 0%
14

6. Lainnya 1 3,6%

Total 28 100%

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa responden yang memiliki jenjang

pendidikan SMP/Sederajat sebanyak 1 responden (3,6%). Responden yang

berpendidikan terakhir SMA/Sederajat sebanyak 21 responden (75%),

berpendidikan terakhir S1 sebanyak 4 responden (14,3%), S2 sebanyak 1

responden (3,6%). Kemudian yang berpendidikan terakhir S3 tidak ada atau 0

responden (0%). Dapat disimpulkan bahwa responden dengan pendidikan

terakhir SMA/Sederajat dalam penelitian ini adalah yang paling dominan.

d) Pekerjaan

Berdasarkan hasil penelitian dari 28 responden, dapat di deskripsikan

pekerjaan responden dalam tabel berikut:

Tabel 4.3

Karakteristik responden berdasarkan pekerjaan

No Pekerjaan Frekuensi Presentase

1. PNS 1 3,6%

2. TNI/POLRI 1 3,6%
15

3. Karyawan BUMN 1 3,6%

4. Karyawan Swasta 15 53,6%

5. Pelajar/Mahasiswa 8 28,6%

6. Lainnya 2 7,2%

Total 28 100%

Tabel diatas menunjukkan bahwa sebagian responden memiliki pekerjaan

sebagai PNS sebanyak 1 responden (3,6%). Responden yang memiliki

pekerjaan sebagai TNI/POLRI sebanyak 1 responden (3,6%). Responden

yang memiliki pekerjaan sebagai Karyawan BUMN sebanyak 1 dengan

persentase 3,6%, memiliki pekerjaan sebagai karyawan swasta sebanyak 15

responden (53,6%). Responden sebagai Pelajar/mahasisawa sebanyak 8

responden (28,6). Kemudian 2 responden (7,2%) mengisi lainnya yang berarti

responden tersebut memiliki beragam pekerjaan diantaranya Karyawan Toko

dan Admin Too. Jadi, dapat disimpulkan bahwa mayoritas responden dalam

penelitian ini adalah responden yang berstatus sebagai Karyawan Swasta.


16

KUESIONER PENELITIAN

LAMPIRAN 1
17

1. Keterangan Skor Penilaian


1 = Sangat Tidak Setuju
2 = Tidak Setuju
3 = Netral
4 = Setuju
5 = Sangat Setuju

2. Data Responden
1. Nama :
2. Jenis kelamin :
a. Laki-laki
b. Perempuan
3. Umur :
a. 15-25 Tahun d. 46-55 Tahun
b. 26-35 Tahun e. 56-65 Tahun
c. 36-45 Tahun f. Lainnya….
4. Pendidikan :
a. SMP/Sederajat d. S2
b. SMK/Sederajat e. S3
c. S1 f. Lainnya…
5. Pekerjaan :
a. PNS
b. TNI/POLRI
c. Karyawan BUMN
d. Karyawan Swasta
e. Pelajar/Mahasiswa
f. Lainnya…
1. Work Family Conflict

No PERTANYAAN STS TS N S SS
1. Tuntutan pekerjaan
18

mengganggu kehidupan rumah


dan keluarga saya.
2. Padatnya waktu yang
dibutuhkan untuk pekerjaan
membuat saya sulit memenuhi
tanggungjawab keluarga.
3. Aktivitas yang ingin saya
lakukan di rumah tidak bisa
dilakukan karena tuntutan
pekerjaan saya.
4. Adanya tekanan pada pekerjaan
membuat saya sulit untuk
memenuhi tugas keluarga.
5. Karena tugas terkait pekerjaan,
saya harus membuat perubahan
rencana untuk kegiatan
keluarga saya.
6. Keluarga kurang memberi
dukungan terhadap pekerjaan
saya.

2. Work Family Balance


No PERTANYAAN STS TS N S SS
1. Saya Mempunyai waktu yang
cukup bersama keluarga.
2. Pekerjaan saya tetap
menyenangkan meskipun
banyak hal yang terjadi dalam
kehidupan pribadi saya.
3. Aktivitas dalam kehidupan
berkeluarga mendukung dan
memotivasi saya dalam
menjalankan pekerjaan.
4. Saya Mampu menyeimbangkan
waktu antara pekerjaan dan
keluarga.
5. Saya Mampu menyisihkan
waktu untuk aktivitas lainnya
(liburan/refreshing).
6. Saya Puas dengan keterlibatan
saya terhadap pekerjaan dan
keluarga..

3. Kinerja Karyawan
19

No PERTANYAAN STS TS N S SS
1. Pekerjaan yang saya lakukan
sudah mencapai target.
2. Saya memiliki kualitas kerja
yang baik.
3. Saya mampu menyelesaikan
pekerjaan sesuai dengan waktu
yang ditentukan.
4. Saya tidak pernah menunda
pekerjaan.
5. Saya mampu bekerja secara
konsisten.
6. Saya tidak pernah absen dalam
bekerja tanpa alasan.

LAMPIRAN 2

1. Data Penelitian

Variabel
No Work Family Conflict (X 1)
. WFC_ WFC_ WFC_ WFC_ WFC_ WFC_
1 2 3 4 5 6 Total
1 2 2 2 2 2 2 12
2 4 3 4 4 5 4 28
3 3 3 4 4 3 3 20
4 3 2 2 3 2 2 14
5 2 1 1 2 1 1 8
6 4 4 4 4 4 4 24
7 1 1 3 1 3 1 10
8 3 3 2 2 2 1 13
9 2 3 3 2 4 2 16
10 3 2 2 2 2 2 13
11 2 3 3 2 4 2 14
12 1 2 2 3 4 5 17
13 3 4 2 5 5 2 21
14 3 1 1 3 2 1 11
15 1 1 1 1 5 1 10
16 2 2 4 4 4 2 18
17 3 4 3 3 5 3 21
18 1 4 2 2 4 1 14
20

19 3 4 4 4 4 4 23
20 3 3 3 3 3 2 17
21 3 4 4 4 4 3 22
22 2 2 2 2 3 2 13
23 3 5 5 3 5 2 23
24 3 4 4 4 3 4 22
25 3 4 3 4 4 4 22
26 4 4 3 3 3 4 21
27 3 4 3 3 4 2 19
28 3 3 5 5 5 3 24

Anda mungkin juga menyukai