Disusun Oleh :
PRODI MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
2023
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI..................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
1.3 Kontribusi............................................................................................ 2
ii
BAB I
PENDAHULUAN
oleh pegawai antara peran mereka dalam keluarga dan peran dalam pekerjaan,
family conflict yang dialami oleh pegawai adalah pemicu stres yang menyebabkan
bentuk konflik peran ganda dimana tekanan peran dalam pekerjaan dan keluarga
tidak selaras dalam beberapa hal (Breyer & Bluemke, 2016). Work-family conflict
adalah konflik antar-peran yang terjadi ketika energi dan waktu yang dicurahkan,
keluarga (Wang et. al., 2012). Pegawai yang memiliki konflik pekerjaan-keluarga
akan berusaha mencari solusi dalam mengurangi pengaruh dari konflik tersebut.
Menurut Lingard dan Francis (2006) solusi yang dilakukan adalah dengan
cara mencari dukungan dari atasan, rekan kerja, maupun organisasi agar pegawai
1
2
individu dengan tingkat Dukungan Sosial yang tinggi akan lebih sedikit
merasakan stres dan mampu melakukan coping dengan baik (Taylor, 2006;
Berdasarkan riset dari Health and Safety Executive Inggris, wanita dengan
rentang usia 25 sampai 54 terbukti lebih mudah tertekan terkait pekerjaan dari
pada pria. Tetapi pekerja yang berumur 35 hingga 44 lah yang sangat mengalami
karyawan, ibu, dan anak. Para wanita kerier yang berusia matang ternyata
mengalami kendala saat mengurus anak dan menjaga orang tua sambil berkarier
dengan kehidupan, baik kehidupan pribadi maupun keluarga, maka mereka akan
mengalami sedikit overloads roles, mudah menjalankan peran yang lebih besar,
merasakan kepuasan kerja (Clark, 2000). Berdasarkan hasil survei yang dilakukan
oleh The Future Workplace, sekitar 42% responden meyakini bahwa work-life
balance membuat mereka lebih produktif saat bekerja dan lebih bahagia dalam
produktivitas dan kinerja yang buruk, komitmen organisasi yang lebih rendah,
psikologis yang buruk, dan kinerja yang menurun dalam kehidupan pribadi dan
keluarga (Shobitha & Sudarsan, 2014). Oleh karena itu, work-life balance sangat
Dalam dunia kerja yang penuh tekanan dan tuntutan, kesehatan mental
karyawan menjadi isu yang semakin mendapat perhatian. Namun ditengah upaya
ancman serius. Toxic Posity adalah pola perilaku dimana individu atau lingkungan
negative, stress, dan tantangan diabaikan atau ditolak. Meskipun tampak seperti
sikap yang baik, toxic positivy dapat memiliki dampak negative yang signifikan
3. Apakah Work Family Conflict dan Work Family Balance secara bersama sama
1.3 Kontribusi
4
TINJAUAN PUSTAKA
terjadi ketika energi, waktu, atau perilaku tuntutan pekerjaan konflik dengan
peran keluarga (Erkmen dan Emel Esen, 2014). Ketika seseorang melakukan
beberapa peran seperti pekerjaan dan keluarga menjadi tidak kompatibel satu
sama lain, atau terjadi ketika ada ketidakcocokan antar peran (inter-role
conflict) dimana ada tekanan yang berbeda antara peran keluarga dan
yaitu:
1) Time-based Conflict
2) Strain-based conflict
3) Behaviour-based conflict
4
5
2) Tekanan Perkawinan
yang merupakan kewajiban dari orang tua, pasangan, keluarga, teman yang
individu dari orang lain. Ketika dihadapkan pada masalah, individu dengan
tingkat dukungan sosial yang tinggikan akan lebih sedikit merasakan stres dan
mampu melakukan coping dengan baik (Taylor et al., 2012). Dukungan Sosial
bisa berasal dari pasangan hidup, anggota keluarga, kontak sosial dan
masyarakat, teman kelompok, dan teman kerja (Taylor et al., 2012). Dimensi
Dukungan Sosial.
3. Kinerja Karyawan
pekerjaan dengan baik. Yang artinya mampu mencapai sasaran atau bahkan
2018:12).
1) Karyawan
b) Keringanan
2) Suasana Kerja
3) Budaya Kerja
1) Kualitatif
a) Tingkat kesalahan
b) Kecermatan
c) Keterampilan.
2) Kuantitatif
3) Penggunaan waktu
berikut:
Work Family
Conflict
Kinerja
Kayawan
Work Family
Balance
BAB III
METODE PENELITIAN
asosiatif. Sumber data barasal dari data primer yang digunakan adalah kuesioner
dan data sekunder dari jurnal dan buku yang terkait dengan penelitian.
Populasi dalam penelitian ini yaitu seluruh fungsional dan pelaksana di Unit
Kantor Pelayanan Pajak Kanwil DJP Jawa Timur II. Sampel penelitian sebanyak
Work Family Conflict merupakan bentuk konflik antar peran yang terjadi
ketika energi, waktu, atau perilaku tuntutan pekerjaan konflik dengan peran
keluarga (Erkmen dan Emel Esen, 2014). Work Family Conflict diukur
dengan indikator :
1) Time-based Conflict
2) Strain-based conflict
3) Behaviour-based conflict
8
9
yang tinggikan akan lebih sedikit merasakan stres dan mampu melakukan
coping dengan baik (Taylor, 2012; King, 2012). Work Family Balance dapat
5) Bimbingan (Guidance)
3. Kinerja Karyawan ( Y )
berikut:
a) Tingkat kesalahan
b) Kecermatan
c) Keterampilan.
10
2) Kuantitatif
Penelitian ini menggunakan Analisis SPSS Versi 21, yang terdiri dari :
3. Uji Hipotesis
BAB IV
berikut.
a) Jenis kelamin
Tabel 4.1
1. Laki-laki 5 17,9%
2. Perempuan 23 82,1%
Total
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa dari 28 responden, diperoleh hasil
82,1%. Dapat disimpulkan bahwa responden dalam penelitian ini yang paling
b) Usia
Tabel 4.2
1. 15-25 th 22 78,6%
2. 26-35 th 5 17,9%
3. 36-45 th 0 0%
4. 46-55 th 1 3,6%
5. 56-65 th 0 0%
Total 28 100%
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa responden dibedakan menjadi lima
kategori yaitu 15-25 tahun, 26-35 tahun, 36-45 tahun, 46-55 tahun, dan 56-65
(0%), 46-55 tahun sebanyak 1 responden (3,6%), dan 56-65 tahun tidak
c) Pendidikan
Tabel 4.3
1. SMP/Sederajat 1 3,6%
2. SMA/Sederajat 21 75%
3. S1 4 14,3%
4. S2 1 3,6%
5. S3 0 0%
14
6. Lainnya 1 3,6%
Total 28 100%
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa responden yang memiliki jenjang
d) Pekerjaan
Tabel 4.3
1. PNS 1 3,6%
2. TNI/POLRI 1 3,6%
15
5. Pelajar/Mahasiswa 8 28,6%
6. Lainnya 2 7,2%
Total 28 100%
dan Admin Too. Jadi, dapat disimpulkan bahwa mayoritas responden dalam
KUESIONER PENELITIAN
LAMPIRAN 1
17
2. Data Responden
1. Nama :
2. Jenis kelamin :
a. Laki-laki
b. Perempuan
3. Umur :
a. 15-25 Tahun d. 46-55 Tahun
b. 26-35 Tahun e. 56-65 Tahun
c. 36-45 Tahun f. Lainnya….
4. Pendidikan :
a. SMP/Sederajat d. S2
b. SMK/Sederajat e. S3
c. S1 f. Lainnya…
5. Pekerjaan :
a. PNS
b. TNI/POLRI
c. Karyawan BUMN
d. Karyawan Swasta
e. Pelajar/Mahasiswa
f. Lainnya…
1. Work Family Conflict
No PERTANYAAN STS TS N S SS
1. Tuntutan pekerjaan
18
3. Kinerja Karyawan
19
No PERTANYAAN STS TS N S SS
1. Pekerjaan yang saya lakukan
sudah mencapai target.
2. Saya memiliki kualitas kerja
yang baik.
3. Saya mampu menyelesaikan
pekerjaan sesuai dengan waktu
yang ditentukan.
4. Saya tidak pernah menunda
pekerjaan.
5. Saya mampu bekerja secara
konsisten.
6. Saya tidak pernah absen dalam
bekerja tanpa alasan.
LAMPIRAN 2
1. Data Penelitian
Variabel
No Work Family Conflict (X 1)
. WFC_ WFC_ WFC_ WFC_ WFC_ WFC_
1 2 3 4 5 6 Total
1 2 2 2 2 2 2 12
2 4 3 4 4 5 4 28
3 3 3 4 4 3 3 20
4 3 2 2 3 2 2 14
5 2 1 1 2 1 1 8
6 4 4 4 4 4 4 24
7 1 1 3 1 3 1 10
8 3 3 2 2 2 1 13
9 2 3 3 2 4 2 16
10 3 2 2 2 2 2 13
11 2 3 3 2 4 2 14
12 1 2 2 3 4 5 17
13 3 4 2 5 5 2 21
14 3 1 1 3 2 1 11
15 1 1 1 1 5 1 10
16 2 2 4 4 4 2 18
17 3 4 3 3 5 3 21
18 1 4 2 2 4 1 14
20
19 3 4 4 4 4 4 23
20 3 3 3 3 3 2 17
21 3 4 4 4 4 3 22
22 2 2 2 2 3 2 13
23 3 5 5 3 5 2 23
24 3 4 4 4 3 4 22
25 3 4 3 4 4 4 22
26 4 4 3 3 3 4 21
27 3 4 3 3 4 2 19
28 3 3 5 5 5 3 24