b.
Faktor Psikososial
Baik teori kognitif perilaku dan
psikoanalitik telah dikembangkan untuk
menjelaskan patogenesis gangguan panik
dan agoraphobia. Teori kognitif perilaku
menyatakan bahwa kecemasan adalah suatu
respon yang dipelajari baik dari perilaku
modeling orang tua atau melalui proses
pembiasan klasik.
Teori psikoanalitik memandang
serangan panik sebagai akibat dari
pertahanan yang tidak berhasil dalam
melawan impuls yang menyebabkan
kecemasan.
Apa
yang
sebelumnya
merupakan suatu sinyal kecemasan ringan
menjadi suatu perasaan ketakutan yang
melanda, lengkap dengan gejala somatik.
Peneliti
menyatakan
bahwa
penyebab serangan panic kemungkinan
melibatkan arti bawah sadar peristiwa yang
menegangkan dan bahwa patogenesis
serangan panik mungkin berhubungan
dengan faktor neurofisiologis yang dipicu
oleh reaksi psikologis. ( Kaplan Sadock )
Fobia Sosial
Kriteria diagnostik DSM-IV untuk fobia
sosial (Tabel 16.3-2) telah dimodifikasi dari
kriteria diagnostik DSM-III-R. Karena fobia
sosial dapat disertai dengan serangan panik,
kriteria B dan F DSM-IV telah ditulis ulang
untuk menekankan fakta tersebut (kriteria B)
dan
uniuk
mendorong
penggunaan
penimbangan klinis dalam membuat diagnosis
akhir (kriteria F). DSM-IV menam- bahkan
suatu tipe fobia sosial, tipe umum, yang dapat
digunakan untuk meramalkan perjalanan penyakit, prognosis, dan respon pengobatan.
DSM- IV mengesampingkan diagnosis fobia
sosial jika gejala adalali akibat dari
penghindaran sosial yang berakar dari rasa
malu tentang kondisi medis psikiatrik atau
nonpsikiatrik lainnya.
GAMBARAN KLINIS
Fobia adalah ditandai oleh kesadaran akan
ke- cemasan berat jika pasien terpapar dengan
situasi atau objek spesifik atau jika pasien
memperki- rakan akan terpapar dengan situasi
atau objek tersebut. DSM-IV menekankan
kemungkinan bahwa serangan panik dapat dan
seringkali terjadi pada pasien dengan fobia
meiniliki tilikan terhadap irasionalitas ketakutda mereka dan tidak memiliki kualitas aneh
dan daiala psikotik lainnya yang menycrtai
skizofrenia. maiD dalam diagnosis banding
fobia spesifik dan ketaki sosial, klinisi harus
mempertimbangkan
guan
uan
panik,
agorafobia, dan gangguan ke- bungdian
menghindar. DSM-IV mengakui bahvva
kemeredakan
antara
gangguan
panik,
agorafobia, masanDsial. dan fobia spesifik
mungkin sulit pada sosiaJ duldivitlua'' uan klinisi
dianjurkan untuk kin suHnakan Pertimbangan
kliuis. Tetapi pada dan riWXa' Pas>^n dengan
fobia spesifik atau fobia ang tidak umum
(nongeneralized social ) cenderung
mengalami keceinasan segera lhadapkan
dengan stimulus fobik. Selain itu, inasan atau
panik mereka adalah terbatas pada asi yang
dapat dikenali, dan, pada umumnya, asien
tidak mengalami kecemasan abnormal jika
mereka tidak berhadapan dengan stimulus
fobik ataupun tidak diseoabkan dalam
memperkirakan datangnya stimulus.
Seorang pasien agorafobik seringkali
merasa nyaman dengan adanya orang lain di
dalam situasi yang menimbulkan kecemasan,
sedangkan pasien dengan fobia sosial menjadi
lebih merasa cemas daripada sebelumnya jika
ada orang lain. Bila- mana sesak nafas, rasa
pening, rasa tercekik, dan ketakutan akan
kematian adakih sering pada gangguan panik
dan agorafobia, gejala yang berhu- bungan
dengan fobia sosial biasanya berupa muka
kemerahan (blushing), kedutan otot, dan kecemasan tentang kecermatan. Perbedaan antara
fobia sosiaJ dan gangguan kepribadian
menghindar mungkin sulit dan memerlukan
wawancara yang luas dan riwayat psikiatrik
Fobia Spesifik
Diagnosis lain yang harus dipertiinbangkan
di dalam diagnosis banding fobia spesilik
derajat
bermakna
kecemasan
dan
hubungannya dari proses analitik. Freud dan
mundnya Sandor Ferenczi mengetahui bahwa,
jika diperoleh kemajuan di dalam menganalisis
gejala tersebut, ahli terapi telah me- lewati
peranan analitiknya dan secara aktif mendorong pasien fobik untuk mencari situasi
fobik dan mengalami kecemasan dan
didapatkan tilikan. Sejak saat itu, dokter
psikiatnk biasanya setuju bahwa suatu aktivitas
pada pihak ahli terapi senngkali diperlukan
untuk mengobati kecemasan fobik secara
berhasil. Keputusan untuk menerap- kan teknik
terapi psikodinamika beronentasi-tili- kan
hams didasarkan bukan pada adanya gejala
fobik saja tetapi pada indikasi positif dari
struktur ego dan pola hidup pasien untuk
menggunakan metoda terapi tersebut. Terapi
berorientasi-tilikan memungkinkan pasien
mengerti asal dari fobia, fenomena tujuan
sekunder, dan peranan daya ta- han dan
memungkinkan pasien mencari cara yang sehat
dalam menghadapi stimuli yang menyebabkan kecemasan.
Terapi Lain
Hipnosis, terapi suportif, dan terapi keluarga
mungkin bcrguna dalam pengobatan fobia.
Hipnosis digunakan untuk meningkatkan
sugesti ahli terapi bahwa objek fobik adalah
tidak berbahaya, dan hipnosis-diri {selfhypnosis) dapat diajarkan pada pasien sebagai
suatu metoda relaksasi jika berhadapan dengan
objek fobik. Psikoterapi supor- 'f dan terapi
keluarga senngkali berguna dalam membantu
pasien secara aktif menghadapi objek fobik
selama pengobatan. Tidak hanya terapi keluarga dapat menggunakan bantuan keluarga
dalam mengobati pasien, tetapi terapi ini juga
C.
CI.
ETIOLOGY AND
PATHOPHYSIOLOG
Y
Psychological Factors
Psychoanalytic Perspectives
Historically, the causation of phobic disorders
was typically explained from a psychoanalytic
perspective. In the case of phobias, Freud
proposed that "phobics" displaced the anxiety
to a less relevant object or situation (such as a
dog or some other animal), so that the feared
object is used to symbolize the primary source
of the conflict.
Learning and Conditioning Perspectives
Emotions are "contagious." That is, we learn to
respond to stimuli, in part, by observing other
people's responses and also by our own experiences in these situations. In other words, we
come to fear dangerous situations easily. This is
important from an ethological perspective,
because those of our ancestors who could learn
to fear threatening objects or situations easily
were more likely tn survive and pass this trait
DIAGNOSIS
Assessment
Special Issues in Psychiatric
Examination and History
During all parts of the initial evaluation,
the psychiatrist should be sensitive to
several issues. First, for many patients
with phobias, even d'scussing the phobic
object can provoke anxiety. For example,
some patients with spider phobias
experience panic attacks when they
discuss spiders. Certain patients with
blood phobias faint when they discuss
surgical
procedures.
Therefore,
the
psychiatrist should ask the patient whether
discussing the phobic object or situation
will provoke anxiety.
With respect to social phobia, the
assessment itself may be considered a
phobic stimulus. Because persons with
social phobia fear the evaluation of others,
a psychiatric interview might be especially
frightening. Even completing self-report
such as reexperiencing the trauma), obsessivecompulsive disorder (if the fear is related to an
obsession such as contamination), hypochondriasis (if the patient believes he or she has
some serious illness), separation anxiety disorder (if the fear is of situations that might lead lo
separation from the family, such as traveling on
an airplane without one's parents), eating
Social Phobia
TREATMENT
Established treatments for social anxiety
disorder include cognitive-behavioral therapy
and pharmacotherapy.20,21 The primary goal of
treatment is to reduce social anxiety to
manageable levels, but even modest reductions
<
Placebo-controlled, randomized trials have
dem- \ onstrated tfij ' y^msdir PX; of medi- |
cation ff* of social anxiety disorder duj disorder
) (Tabic 3). Most clinical trials have involved
pre- / doniinantly or exclusively patients with
the gen- ' eralized type of social anxiety
disorder, in whom the high frequency and
unpredictability
of
anxiety-provoking
situations warrant standing daily doses of
medication, rather than as-needed use of
medication.
sistently
greater
efficacy
for
either
approach,24'28 although one meta-analysis of
trials of 6 to 16 weeks' duration suggested that
pharmacotherapy is superior in the short term. 23
Trials comparing the outcomes of these two
approaches at 6 to 12 months after
discontinuation of the therapy, however, have
suggested that cognitive-behavioral therapy has
more durable benefit.24-45 Studies of combined
cognitive-behavioral
and
pharmacologic
treatment24*" have not demonstrated efficacy
superior to that of either approach alone,
although the combined treatment may be
helpful for some patients.
Nongeneralized Social Anxiety Medication may
be useful on an as-needed basis in the treatment
of patients with nongeneralized (performancetype) social anxiety disorder, whose feared
situations (such as public speaking) occur
predictably and with less than daily frequency
(Table 3). Data to guide treatment in this
setting are derived primarily from controlled
trials involving persons with performance
anxiety, rather than those who have received a
formal diagnosis of performance-type social
anxiety disorder.
Several studies suggest that beta-blockers such
as propranolol (Inderal, Wyeth-Ayerst), taken as
needed about an hour before a performance,
may be helpful in performance-type social
anxiety disorder.47 49 Benzodiazepines may also
be useful.47 These are typically taken at least 30
minutes before a performance, and the effect of
a single dose may last up to several hours.
Although tolerance and physical dependence
are unlikely to develop when benzodiazepines
are used less than daily, psychological
dependence may occur, and the immediate side
effects of sedation and cognitive dulling sometimes outweigh the anxiolytic benefits. With
either beta-blockers or benzodiazepines,
patients may benefit from being given a trial
AND
Acrophobia
Agora-
Ailuro-
Arachno-
Anlho-
Anthropo-
Agua-
Astra
Bronto-
Kerauno-
Ciaustro-
Cyno-
Dementc-
Equino-
Gyno-zGyneco-
Haemato-
Herpeto-
Mikro-
Muro-
Myso-
Numero-
angka (Lat)
Nycto-
Ophidio-
P yro-
50
50 300
75
75-375
sion
15
mg/day
30-90
required to prevent
hypertensive reaction
Other antidepressants
Selective serotonin-reuptake
inhibitors (SSRIs)
50
50-200
Benzodiazepines
Pa'oxetine (Paxil,
GlaxoSmithKline)f
10
10 60
drome
Clonazepam (Klonopin, Roche);}: 0.25
12 5
0.50-4.00
12 5-75.0
Sedation, ataxia, dizziness,
dry
Other anticonvulsants
5-?0
Gabapentin (Neuror.tin, Pfizer)J
600
900-3600
300
600
anxiety
disorder)
dengan)
setidaknya
berikut;
banyak
dua
orang/
darisituasi
keramaian,
Beta-blockers
10-40
Sedation, cognitive
impairment,
Benzodiazepines
0.25-1 00
0.5-2 0
ataxia
diagnosis pasti:
a) Gejala
psikologis,
peilaku
atau
harus
mendominasi
atau
dari
konflik
Oedipal
yang
tidak
dari
anxietasnya
dan
bukan
psikiatrik lain,
tidak
seperti
halnya
perilaku
mirip
anksietas (anxiety-like berikutnya sehingga mengakibatkan orang
behaviors). Tidak terlihat adanya perbedaan tidak berani tampil dan menghindari
responsprolaktin terhadap fenfluramin antara panampilan selanjutnya.
pasien dengan fobia sosial dengan control.
Pemberian
fenilfluramin
padad) Amygdalas yang Hipersensitif
panderita
fobia
sosial
menyebabkan
Bagian otak yang disebut amygdalas
peningkatan kortisol sehingga diperkirakan ini masing-masing besarnya hanya seperti
adanya disregulasi serotonin. Walaupun bagian terkecil dari kelingking kita, dan
demikian,
pada
pemberian keduanya selalu bersiaga untuk tugasmethchlorphenylpiperazine (MCPP), suatu tugas pengamanan. Kurang lebih bentuknya
serotonin agonis, tidak ditemukan adanya seperti kacang almond, dan terdapat masingperbedaan respons prolaktin antara pendarita masing satu di tiap sisi otak, pada cuping
fobia sosial dengan kontrol normal. Begitu temporaldisebut demikian karena terletak
pula,
pengukuran
ikatan
platelet di belakang temple (pelipis) kita. Tugas
(3H)-paroxetine, suatu petanda untuk utama dari amygdalas adalah untuk
mangetahui aktivitas serotonin; tidak terlihat menangkap tanda kemungkinan adanya
adanya perbedaan antara fobia sosial dengan ancaman.
gangguan panik atau kontrol normal
Amygdalas kita in bisa saja
Mekanisme Noradrenergik
mengalami malfungsi, yaitu dengan
Penderita fobia sosial sangat sensitif mendeteksi
adanya
bahaya
padahal
terhadap perubahan kadar epinefrin sehingga sebenarnya tidak ada, atau bereaksi seolah
dengan cepat terjadi peningkatan denyut kita menghadapi bahaya besar meski
jantung, berkeringat dan tremor. Pada orang sebenarnya hanya ancaman kecil. Dengan
normal, gejala fisik yang timbul akibat Ketika itu terjadi, amygdalas akan mengirim
peningkatan
epinefrin
mereda
atau alarm palsu pada bagian-bagian otak yang
menghilang dengan cepat. Sebaliknya pada kemudian menggerakkan kita untuk
penderita fobia sosial tidak terdapat melindungi diri; dan respon yang sering kita
penurunan gejala. Bangkitan gejala fisik yang lakukan antara lain melarikan diri, terpaku,
meningkat semakin mengganggu penampilan bersembunyi, dan melawan. Dalam fobia
di depan umum. Pengalaman ini juga sosial, alarm palsu mungkin saja dipicu
membangkitkan kecamasan pada penampilan dengan adanya kehadiran sosok atau suara
hanya
menunjukkan
dengan
membayangkan,
dapat
terdapat
dua
kategori
umur
Fobia Spesifik
Agorafobia
yang
situasi
spesifik
kematian. (3)
yang
ditakuti
pada
fobia
Fobia Sosial
beragam
dan
berdasarkan
kriteria
dibandingkan
ketergantungan
sosial.(3)
dengan
mereka
alkohol
yang
mempunyai
tidak
risiko
mcncgang
atau
tcrlckan
ketika
seseorang
berfungsi
komunikasi
untuk
yang
mengisyaratkan
peristiwa
mengancam
ingatan
ke
peristiwa-
dalam
memori
Perintah
dari
amygdala
kemudian
mampu
memasuki
yang
amygdala
merespon
genetis
perbandingan.
serta
tempo
berikut
reaksi
dalam
tubuh
misalnya
kesadaran.
mengalami
Bagian
phobia
otak
atau
yang
memang
memori
pusat
khusus,
cmosional
yakni
disimpan
takut
pada
pada
laba-laba
hippocampus.
sebagainya.
Pcnggambaran
goncangan
sorot
jiwa
balik,
serta
Post
Traumatic
Stress
Disorder
(PTSDj
dan
bcncana
menyakitkan
alam.
yang
Telah
bisa
ada
terus
kenangan
datang
dan
Kadar
kcccmasan
dan
rasa
takut
mengakibatkan
serta
dialami
situasi.
kcccmasan
pcnjclasan
menunjukkan
bcrlcbihan
sementara
keadaan
yang
yang
nyata
untuk
seseorang
yang
peningkatan
kewaspadaan
dialami
penderita
phobia
memiliki
panik,
kegilaan,
pembengkakan
pembuluh
menjadi
memperburuk
kondisi penderitanya.
Agorafobia
jembatan,
dan
elevator),
dan
hilangnya
pfckerjaan,
dan
tertentu
(misalnya,
naik
pesawat
D.
tentang
berhubungan
atau
berat).
menangis,
dengan
situasi
tantrum,
membeku,
atau
comas
stres
perpisahan
gangguan panik.
dengan
kecemasan
atau
yang
Tipe binatang
,
I
antisipasi
kecemasan,
atau
penderitaan dala
F.
gangguan
gangguan
menggendcng.
dihindari
E.
kontaminasi),
badai. danair)
Tipe darah. injeksi, cedera
ditakuti
secara
bermakna
elevator,
tempat tertutup)
tordapat
penderitaan
yang
jelas
kaiena
menderita fobia
G.
Kecemasan
serangan
panic
atau