AHIRUDDIN
21806215
I. JUDUL PENELITIAN
Managamen Keperawatan
III. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Karyawan yang bekerja pada sebuah rumah sakit rentan mengalami kelelahan
kerja, hal ini karena kegiatan sepanjang waktu untuk melayani pasien mulai dari pagi,
siang, sore, dan malam. Jumlah pasien yang datang banyak, kemudian jenis penyakit
bermacammacam ada yang datang dengan kondisi ringan, kondisi parah, dan kondisi
gawat semuanya membutuhkan kesabaran dan ketekunan para karyawan rumah sakit
Jenis pekerjaan melayani karakteristik pasien yang berbeda-beda dan waktu istirahat
karyawan yang mungkin kurang. Bila pekerjaan seperti ini dilakukan secara terus
menerus dapat membuat orang cepat terkena stress yang akhirnya akan menimbulkan
peranan penting dalam hal melayani dan merawat orang yang sakit secara langsung.
Dalam melaksanakan tugasnya sehari – hari, seorang perawat sering dihadapkan pada
suatu usaha penyelamat kelangsungan hidup atau nyawa seseorang. Berkaitan dengan
ruang lingkup kerjanya, perawat selalu berhadapan dengan hal – hal yang monoton
dan rutin, ruang kerja yang sesak dan sumpek bagi yang bertugas dibangsal, harus
berhati – hati menangani peralatan diruang operasi, serta harus dapat bertindak cepat
dan tepat dalam menangani penderita yang masuk Unit Gawat Darurat (Tawale, dkk.,
2011).
Kelelahan kerja adalah kondisi kelelahan fisik, mental, dan emosional yang
pekerjaannya (lingkungan dan desain pekerjaan). Sejauh ini fenomena kelelahan kerja
masih belum mendapat perhatian serius dari pihak manajemen organisasi, meskipun
ditularkan melalui darah atau cairan tubuh lain dan / atau agen infeksi yang ditularkan
melalui udara (Shiao et al. 2007). . Burnout diketahui didorong oleh stres kerja yang
tinggi, tekanan waktu dan beban kerja yang tinggi, serta dukungan organisasi yang
akibat bekerja. Stres kerja adalah kondisi ketika stressor kerja secara sendiri atau
berdampak negatif terhadap kesehatan fisik dan mental pekerja, penurunan kinerja,
Medicine mensurvei 9492 dokter unit perawatan intensif di A.S. dan menemukan
bahwa median stres yang dilaporkan sendiri, diukur pada skala dari 0 menjadi 10,
Dari sebuah studi di Amerika Serikat, menemukan bahwa 49% dari perawat
yang berusia dibawah 30 tahun 40% perawat berusia diatas 30 tahun yang
menambah resiko terjadi tingkat kelelahan sebesar 23%, dan terjadi penurunan
2012).
memuat 2496 publikasi tentang burnout di Eropa menunjukkan 43% burnout dialami
pekerja kesehatan dan sosial (perawat), 32% dialami guru (pendidik), 9% dialami
perawat menempati urutan tertinggi sebagai profesi yang paling banyak mengalami
burnout. Hampir setengah dari jumlah keseluruhan pekerja yang mengalami burnout
adalah perawat. Hal ini menunjukkan kurangnya perhatian dari berbagai pihak
terhadap profesi perawat. Padahal apabila semakin banyak perawat yang mengalami
burnout maka semakin rendah kualitas pelayanan yang diberikan. Hal ini tentu
berdampak buruk bagi masyarakat karena akan memperoleh kualitas pelayanan yang
mengatakan bahwa kejenuhan kerja merupakan akibat stres kerja dan beban kerja
yang paling umum, gejala khusus pada kejenuhan kerja ini antara lain kebosanan,
profesi perawat menduduki posisi tertinggi olehnya itu peneliti tertarik melakukan
study terkait dengan beban kerja dan Bornout Sydrom dengan data yang didapatkan
dari Unit Kamar Operasi Rsud Sinjai dengan jumlah kegiatan operasi selama bulan
Desember tahun 2021 mencapai angka 256 dimana kegiatan tersebut terbagi
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
Perawat
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Ilmiah
sumbangan ilmu serta dapat menjadi bahan bacaan bagi peneliti selanjutnya.
wawasan dalam hal mengetahui tentang Beban Kerja dengan Bornout Syndrom
informasi tentang Beban Kerja dengan Bornout Syndrom Perawat di Unit Kamar
sebagai jumlah dari perawatan dan kerumitan perawatan yang diperlukan oleh
pasien yang dirawat di rumah sakit (Huber; 2006). Sementara itu, Marquis dan
jumlah hari pasien (pattient days), dalam istilah lain unit beban kerja dikaitkan
Beban kerja perawat adalah seluruh kegiatan atau aktivitas yang dilakukan
dijelaskan sebagai faktor yang memiliki pengaruh terhadap kinerja. Lysaght, dkk.
(dalam Damos; 1991) menegaskan hal tersebut dalam beberapa faktor yang
berikut:
sistem dan manusia merupakan langkah awal dalam desain sistem dan
mana yang diberikan pada manusia dan mana yang diberikan pada sistem.
Sekali telah dilakukan pembagian, fungsi dan juga desain dari kendali dan
display akan mengarahkan tugas dari pekerja. Tugas yang dibagi kepada
ini akan memengaruhi keseluruhan kerja dari pekerja, dan sejauh mana
Task (tugas) dapat memengaruhi beban kerja yang dirasakan oleh pekerja
jumlah dan tipe dari tugas yang akan ditampilkan, melalui keterbatasan
waktu yang tersedia dalam menyelesaikan tugas maupun melalui tingkat
dan beban kerja. Beberapa faktor eksternal yang dapat mengubah tuntutan
manusia-mesin (misalnya tipe dan ukuran dari display dan kendali, serta
sejauh apa tujuan tersebut sudah terpuaskan hingga saat ini, dan sejauh
juga berbeda dalam hal persepsi mengenai kecepatan dan akurasi yang
Mastini; 2013):
tahun
dilakukan.
dunia kerja dikenal beberapa indiaktor untuk mengetahui seberapa besar beban
kerja yang harus diemban oleh karyawan. Indiaktor tersebut antara lain :
a. Kondisi Pekerjaan
kali dikembangkan oleh Gary Reid dari Divisi Human Engineering pada
Armstrong Laboratory, Ohio USA digunakan analisis beban kerja yang dihadapi
oleh seseorang yang harus melakukan aktivitas baik yang merupakan beban kerja
aktivitas yang harus dilakukan oleh pekerja. SWAT akan menggambarkan sistem
kerja sebagai model multi dimensional dari beban kerja, yang terdiri atas tiga
dimensi atau faktor yaitu beban waktu (time load), beban mental (mental effort
dari 3 tingkatan yaitu rendah, sedang dan tinggi (Sritomo dalam Mastini: 2013).
Istilah ini sebenarnya dikenalkan oleh Bradley pada tahun 1969, namun
tokoh yang dianggap sebagai penemu dan penggagas istilah burnout sendiri
bunout pada tahun 1974. Pada masa itu, Freudberger yang bekerja disebuah
klinik kecanduan obat di New York melihat bahwa banyak tenaga sukarelawan
yang mengalami penurunan motivasi dan semangat kerja, yang disertai dengan
tersebut bagaikan seperti gedung yang terbakar habis. Kini hanya tinggal
aktifitas didalamya, kini hanya tampak kerangka luarnya saja. Begitu pula bila
orang mengalami sindrom ini, dari luar masih tampak utuh, namun didalamnya
dimana seseorang merasa lelah dan jenuh secara mental ataupun fisik sebagai
(Ulfa, 2007).
mereka, hubungan dengan rekan kerja, dan bereaksi secara negatif terhadap saran
perilaku dalam bentuk reaksi menarik diri secara psikologis dari pekerjaan
seperti menjaga jarak dengan klien maupun bersikap sinis, membolos, sering
pada orang yang bekerja pada pelayanan kemanusiaan (human services), dan
bekerja erat dengan masyarakat, misalnya guru, anggota polisi, perawat di rumah
sakit, dan para pekerja sosial. Resiko terjadinya burnout pada bidang pelayanan
langsung dengan objek kerja atau kliennya. Selama proses pemberian pelayanan,
pekerja mengalami situasi yang kompleks dan sarat beban emosional, seperti
pasien. Berhadapan terus-menerus dengan hal seperti itu dapat membuat pekerja
kerja merupakan akibat stres kerja dan beban kerja yang paling umum, gejala
khusus pada kejenuhan kerja ini antara lain kebosanan, depresi, pesimisme,
kesakitan atau penyakit. Kejenuhan kerja merupakan sesuatu hal yang sering
dialami dalam setiap pekerjaan, perawat merupakan salah satu profesi yang
beresiko memiliki stres dan beban kerja yang tinggi (Maharani, 2012).
pekerjaannya atau tidak akan dipromosikan jika mereka secara terus terang
Menurut ribuan pekerja, stress akibat beban kerja berlebihan dapat dianggap
sebagai tanda – tanda kelemahan, kerapuhan, dan keamanan kerja yang lemah.
Bahkan pekerja yang merasa mampu mengendalikan stresnya pun mau tidak mau
harus berhadapan dengan fenomena yang unik (National Safety Council, 2003).
Dalam keadaan burnout, perawat tidak dapat bekerja dengan baik dan hal
ini tentu saja mempengaruhi kualitas pelayanannya. Dampak bagi pasien sebagai
tingginya tuntuntan pekerjaan, yang sering dialami individu yang bekerja pada
situasi dimana ia harus melayani kebutuhan orang banyak. Burnout memiliki tiga
Menurut Asi (2013). Burnout memiliki tiga dimensi yaitu kelelahan, sinis
dengan kemampuan individual. Hal ini bisa serupa sikap sinis terhadap
sendiri, pekerjaan bahkan terhadap kehidupan. Selain itu, mereka juga merasa
berlebihan sehingga tidak sanggup lagi menerima tugas yang baru pun muncul
(Hardiyanti, 2013).
burnout, yaitu:
keluhan fisik seperti sakit kepala, mual, susah tidur, dan mengalami
kelainan fisik.
sinis terhadap orang lain, menunjukan sikap agresif baik dalam bentuk ucapan
maupun perbuatan, menunjukkan sikap masa bodoh terhadap orang lain dan
dirinya tidak mampu menunaikan tugas dengan baik dimasa lalu dan
1. Faktor Individu
a. Jenis kelamin
b. Usia
Namun tidak ada batasan umur dalam kriterian pekerja yang berusia
c. Tingkat Pendidikan
sindrom burnout. Hal ini didasari oleh kenyataan bahwa stres yang
d. Status Perkawinan
e. Masa Kerja
2009). Pada keseluruhan keluhan yang dirasakan tenaga kerja dengan masa
keluhan tersebut berkurang pada tenaga kerja setelah bekerja selama 1-5
tahun. Namun, keluhan akan meningkat pada tenaga kerja setelah bekerja
2. Faktor Kepribadian
b. Perilaku Tipe A
lainnya.
c. Individu Introvert
menarik diri dari kerja dan hal ini akan menghambat efektivitas
3. Faktor Pekerjaan
konflik peran dan ambiguitas peran merupakan dua faktor dalam lingkup
pada karyawan.
perawat itu sendiri. Misalnya berupa absen dari pekerjaan, komitmen yang
rendah, mempunyai masalah dengan relasi kerja dan yang lainnya. Kelelahan
kerja juga merugikan rumah sakit tempat perawat bekerja yaitu berupa
itu kelelahan kerja dengan kadar yang tinggi juga menciptakan gangguan
pekerjaan dan faktor organisasi. Faktor individu terdiri atas jenis kelamin,
usia, tingkat pendidikan dan status perkawinan. Faktor kepribadian terdiri dari
konsep diri rendah, perilaku tipe A, individu yang introvert, locus of control
eksternal, individu yang fleksibel. Faktor pekerjaan terdiri dari konflik peran
dan ambiguitas peran. Faktor organisasi terdiri dari gaya kepemimpinan, iklim
mengalami burnout daripada pekerja yang berusia tua. Namun tidak ada
batasan umur dalam kriteria pekerja yang berusia muda maupun pekerja yang
berusia tua.
bahwa tingkat pendidikan juga turut berperandalam sindrom burnout. Hal ini
didasari oleh kenyataan bahwa stres yang terkait dengan masalah pekerjaan
Namun perlu penjelasan lebih lanjut untuk status perkawinan. Mereka yang
sudah menikah bisa saja memiliki resiko untuk mengalami burnout jika
menerus.
Keterangan :
: Variabel Dependen
: Variabel Independen
: Penghubung Variabel
1. Beban Kerja
Beban kerja perawat adalah seluruh kegiatan atau aktivitas yang dilakukan
oleh seorang perawat yang melebihi jam kerja dan lonjakan jumlah pasien selama
Kriteria Objektif
2. Burnout
jenuh secara mental ataupun fisik sebagai akibat dari tuntutan pekerjaan yang
meningkat.
Kriteria Objektif
A. Jenis Penelitian
cross secsional, yaitu jenis penelitian yang diamati pada waktu yang sama,
penelitian ini untuk mengetahui Hubungan Beban Kerja dengan Bornout
1. Lokasi penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan di di Unit Kamar Operasi dan ICU RSUD
Sinjai.
2. Waktu penelitian
1. Populasi
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah semua perawat yang
2. Sampel
digunakan adalah Total sampling dengan cara pengambilan sampel pada semua
populasi.
C. Pengumpulan data
1. Sumber data
a. Data primer
Data primer adalah data yang diperoleh peneliti secara langsung oleh
b. Data sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh peneliti dari pihak lain seperti
Lembaga atau instansi yang secara rutin mengumpulkan data termasuk Rekam
a. Wawancara
secara langsung dari responden yang diteliti, metode ini memberikan hasil
secara langsung, dan dapat dilakukan apabila ingin tahu hal-hal dari responden
secara medalam.
b. Observasi
c. Dokumentasi
berasal dari dokumen asli. Dalam penelitian ini, data jumlah perawat yang
bertugas di kamar operasi Dan ICU RSUD Sinjai dan untuk memilih subjek
penelitian berdasarkan kriteria yang ditentukan, dan diperoleh dari status
pemeriksaan pasien.
Instrumen yang digunakan dalam proses pengumpulan data pada penelitian ini
adalah lembar observasi sebelum dan sesudah tindakan yang bertujuan untuk
F. Pengelolahan Data
hipotesis. Dalam proses pengelolahan data terdapat langkah – langkah yang harus
ditempuh, diantaranya :
1. Penyuntingan (editing)
data.
2. Pengkodean (coding)
Pada tahap ini yang dilakukan adalah pemberian nilai pada opsion dari
jawaban yang telah diisi dilapangan. Selanjutnya dibuat daftar variable yang ada
dalam kuesioner. Apabila ada variabel yang tidak diperlukan dalam kuesioner
mempermudah pemasukan data maka dibuat format koding, dan pada saat itu
3. Tabulating
kedalam suatu table menurut sifat-sifat yang dimiliki yang mana sesuai dengan
tujuan penelitian. Dalam hal ini dipakai tabel distribusi frekuensi untuk
memudahkan penganalisa data yang mana dapat berupa tebel sederhana atau
tabel silang.
D. Analisis Data
berikut:
1. Analisis univariat
2. Analisis bivariat
Analisa bivariat digunakan untuk melihat perbandingan antara
E. Penyajian Data
F. Etika Penelitian
dan tujuan riset yang dilakukan serta dampak yang mungkin terjadi selama dan
sesudah pengumpulan data. Jika responden bersedia diteliti, maka mereka harus
diteliti, maka peneliti tidak akan memaksa dan tetap menghormati hak-haknya.
nama responden pada lembar pengumpulan data, cukup dengan memberi kode
Peneliti wajib menjaga kerahasiaan terhadap semua informasi yang didapat dari
DAFTAR PUSTAKA
Asi, Sri Pahalendang. 2013. “Pengaruh Iklim Organisasi dan Burnout terhadap
Kinerja Perawat RSUD dr. Doris Sylvanus Palangka Raya”. Jurnal. Jurnal
Aplikasi Manajemen Volume 11 Nomor 3 September 2013
Astriana, dkk. 2014. Hubungan Pendidikan, Masa Kerja Dan Beban Kerja dengan
Keselamatan Pasien RSUD Haji Makassar. Artikel. Manajemen Rumah Sakit
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin
Caputo, J.S. 1991. Stress and Burnout in Library Service. Phoenix : Oryx Press.
Cooper, C. L., Schabracq, M.J. & Winnubst, J. A. M. 2003. The Handbook of Work
and Health Psychology. Second Edition. United States : John & Wiley Ltd
Dardin. 2013. Hubungan Konflik Peran Ganda, Stress Kerja Dan Beban Kerja dengan
Burn Out Perawat Wanita Di RS Haji Makassar Tahun 2013. Tesis. Program
Studi Keperawatan Universitas Hasanuddin
Darsono & Siswandoko, Tjatjuk. 2011. Sumber Daya Manusia Abad 21. Nusantara
Consulting: Jakarta.
Puji E, dkk. 2016-2017. Pedoman Penulisan Skripsi. Edisi 17. Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Makassar. Makassar
Jenis kelamin :
Umur :
Status perkawinan :
Pendidikan terakhir :
PETUNJUK :
- Pilihlah jawaban yang paling mendekati dengan apa yang anda rasakan - Jawaban
terdiri dari SS (Sangat Setuju), S (Setuju), KS (Kurang Setuju), TS (Tidak Setuju).
NO Pertanyaan SS S KS TS
saya merasakan kelelahan fisik yang
1
amat sangat
saya merasa lesu ketika bangun pagi
2 karena harus menjalani hari ditempat
kerja
saya merasa sering sakit kepala
3
disaat sedang bekerja
4 beban pekerjaan saya terlalu banyak
saya pernah absen karena kecapekan
5
bekerja
beban pekerjaan yang banyak
6
membuat saya frustasi
saya merasa seakan akan hidup dan
7
karir saya tidak akan berubah
8 beban pekerjaan yang banyak
membuat saya frustasi
saya merasa tidak berharga ditempat
9
kerja
saya tidak puas dengan hasil kerja
10
saya
NO Pertanyaan SS S KS TS
Saya mengerjakan banyak pekerjaan
1 setiap harinya yang harus segera
diselesaikan di Rumah Sakit
Target yang harus saya capai dalam
2
pekerjaan terlalu tinggi
Saya mampu mendapatkan dan
3 menyelesaikan pekerjaan dengan
tingkat kesulitan yang tinggi
Tugas yang selalu diberikan
4 terkadang sifatnya mendadak dengan
jangka waktu yang singkat
Pimpinan saya sering mengharuskan
5 setiap pegawai memiliki target kerja
baik di dalam maupun luar kantor
Sirkulasi udara di dalam kantor
6 sudah sesuai dengan standar
kesehatan dan lingkungan
Saya mendapat perhatian dari atasan
7 dan sesama teman terhadap
pekerjaan
Saya mendapatkan jaminan kemanan
8
dan kenyamanan dalam bekerja
Saya selalu iklas dalam mengerjakan
9 setiap pekerjaan yang di amanatkan
kepada saya
10 Saya merasa puas dan sangat bangga
dengan pekerjaan yang saya lakukan
saat ini