DISUSUN OLEH :
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Rumah sakit merupakan salah satu dari sarana kesehatan yang juga
Tahun 2009 tentang rumah sakit, rumah sakit adalah institusi pelayanan
paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat
bidang jasa, pada kondisi tersebut para manajer rumah sakit dan manajer sumber
daya manusia yang ada di dalamnya dituntut untuk mengelolanya secara baik,
dan diperlukan juga kesehatan yang handal, salah satunya adalah tenaga
yang diperlukan yang tanpanya pelayanan rumah sakit tidak bisa berjalan. Oleh
pelayanan rumah sakit berjalan dengan baik sehingga dapat memenuhi tuntutan
pasien yang semakin tinggi (Dirdjo dan Prayitno, 2016). Keberhasilan dari
1
2
rumah sakit dalam menjalankan setiap perannya dapat dilihat dengan pelayanan
Instalasi Bedah Sentral atau kamar bedah merupakan suatu unit pelayanan
tinggi, adapun lamanya operasi tergantung dari tingkat, jenis dan kesulitan
operasi itu sendiri terutama operasi berat dan khusus. Perawat kamar bedah
memiliki tugas dan tanggung jawab yang sangat berat. Perawat kamar bedah
sadar (Hipkabi, 2014). Hal tersebut diatas dapat menjadi penyebab kelelahan
kerja untuk perawat yang bertugas di kamar bedah. Kegiatan tersebut jika
(scrub nurse ) atau perawat sirkulasi (circulating nurse). Perawat Instalasi bedah
keperawatan, baik asuhan keperawatan pre operatif, intra operatif, maupun post
operatif (Kemenkes,2010).
dalam keseimbangan yang mantap antara kapasitas kerja, beban kerja dan
keadaan lingkungan kerja, serta terlindung dari penyakit yang disebabkan oleh
tetap menjadi hal yang paling utama dalam pekerjaan. Maka dari itu, kesehatan
kelelahan. Kelelahan fisik akibat kerja sering kali diartikan sebagai proses
fisik tubuh untuk terus melanjutkan yang harus dilakukan. Beban kerja yang
diberikan pada pekerja perlu disesuaikan dengan kemampuan psikis dan fisik
(Wignjosoebroto, 2008).
4
bagian dari permasalahan umum yang sering di jumpai pada tenaga kerja.
sumber daya manusia di rumah sakit. Tuntutan yang semakin besar dari klien
dapat meningkatkan beban kerja bagi para tenaga keperawatan. Menurut hasil
survei dari PPNI (Persatuan Perawat Nasional Indonesia) tahun 2007, sekitar
pusing, lelah dan tidak bisa beristirahat karena beban kerja terlalu tinggi dan
dalam beberapa kasus, Kelelahan kerja perawat tidak melulu di sebabkan oleh
beban kerja yang tinggi, bisa disebabkan oleh lemahnya imunitas bawaan atau
genitas.
Salah satu instalasi dimana perawat yang bertugas dengan beban kerja
yang tinggi adalah Instalasi Bedah Sentral RSUD Kota Mataram yang melayani
5
pasien 24 jam setiap hari. Jumlah pasien yang dioperasi baik yang terprogram
maupun yang butuh penanganan segera (cito ) cukup banyak. Pada bulan Januari
2020 ada 1.612 operasi, bulan Februari 1.510, bulan Maret 1.610 opersi, bulan
April 1.306 operasi, bulan Mei 1.100 operasi (data rekam medik Instalasi Bedah
Sentral RSUD Kota Mataram). Rata-rata tiap hari terdapat 30-50 program
yang dilakukan oleh peneliti , diperoleh infomasi bahwa jadwal kerja perawat di
RSUD Kota Mataram memiliki sistem shift yang terdiri dari 3 shift kerja yaitu :
shift pagi (pukul 08.00-14.00 WIB), shift sore (pukul 14.00-20.00 WIB) dan
shift malam (pukul 20.00-08.00 WIB), tetapi jam kerja bisa bertambah apabila
ada pasien dan tindakan yang bersifat cyto atau segera dilakukan.
Mataram secara acak terdapat beberapa keluhan yang diutarakan, baik dari segi
fisik, 7 dari 10 orang mengalami keluhan dari segi fisik diantaranya kelelahan
pada anggota tubuh, lemah letih lesu, pegal- pegal, pusing, nyeri punggung,
nyeri leher, dan 3 orang di antaranya mengalami keluhan seperti nyeri pada
pergelangan tangan dan nyeri pinggang bawah . Waktu kerja yang tidak dapat
kesalahan (zero false), hal ini menyebabkan terkurasnya energi. Pemikiran kritis
operasi yang tidak lancar misalnya selama opersi terjadi perdarahan hebat,
6
yang sedikit karena masih terdapat program operasi berikutnya dan sering terjadi
kelebihan jam kerja. Penambahan tugas dan tanggung jawab juga sering
belum ada penelitian di RSUD Kota Mataram mengenai Hubungan beban kerja
perawat dengan kelelahan fisik di Kamar Bedah RSUD Kota Mataram, maka
Mataram.
B. Identifikasi Masalah
3. Besarnya tanggung jawab perawat serta waktu kerja yang tidak dapat
C. Rumusan Masalah
apakah ada hubungan beban kerja perawat dengan kelelahan kerja di Instalasi
D. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
Mataram 2021.
Mataram 2021.
3. Manfaat Penelitian
accident dan Zero disease bagi tenaga perawat serta membina dan
2. Bagi Peneliti
3. Bagi Pendidikan
TINJAUAN PUSTAKA
A. Beban Kerja
hari. Adanya massa otot yang bobotnya hampir lebih dari separuh berat tubuh
pekerjaan. Pekerjaan di satu pihak mempunyai arti penting bagi kemajuan dan
satu tujuan hidup. Dengan bekerja berarti tubuh akan menerima beban dari luar
tubuhnya. Dengan kata lain bahwa setiap pekerjaan merupakan beban bagi yang
bersangkutan (Tarwaka, 2004). Beban kerja merupakan sesuatu yang muncul dari
tempat kerja, keterampilan, perilaku dan persepsi dari pekerja. Beban kerja juga
dapat didefinisikan secara profesional pada berbagai faktor seperti tuntutan tugas
Menurut Tarwaka (2004), dari sudut pandang ergonomi, setiap beban kerja
yang diterima oleh seseorang harus sesuai atau seimbang baik terhadap
menerima beban tersebut. Menurut Depkes RI (2003), beban kerja adalah beban
9
10
keadaan darurat.
kerja akan merasa bahwa ia “tidak maju-maju”, dan merasa tidak berdaya
Tarwaka (2004) bahwa secara umum hubungan antara beban kerja dan
a. Faktor eksternal yaitu beban kerja yang berasal dari luar tubuh
bekerja, seperti :
1) Tata ruang, tempat kerja, alat dan sarana kerja, kondisi kerja, sikap
b. Faktor Internal
Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam tubuh itu
sendiri akibat dari reaksi beban kerja eksternal. Reaksi tubuh disebut
juga Strain, berat ringannya strain dapat dinilai baik secara obyektif
komponen dan target volume pekerjaan dalam satuan waktu dan satuan
dalam hal ini rumah sakit, paling tidak diketahui oleh manajer
yang diberikan oleh perawat di ruang rawat sebagai sebuah asuhan agar
lebih optimal dan berdampak pada mutu pelayanan rumah sakit lebih
baik.
terbanyak, dalam mengelola sumber daya yang ada baik itu manusia,
kerja, jumlah pasien, dan jumlah tenaga dalam hal ini perawat yang
sarana dan jumlah tenaga yang tersedia. Beban kerja dalam keperawatan
jasa atau pasien. Jumlah sumber daya manusia yang terlibat dalam
rumah sakit terlebih di ruang rawat inap, dan jumlah pasien yang dirawat
untuk melayani pasien dan berapa lama waktu untuk menyelesaikan tugas
sejumlah pelayanan.
Carini, 1984).
B. Kelelahan kerja
diatur secara sentral oleh otak. Pada susunan saraf terdapat sistim aktivasi
a. Kelelahan Otot
16
Kelelahan otot ditandai dengan oleh tremor atau rasa nyeri yang
b. Kelelahan Umum
yaitu
1) Lelah otot, yang dalam hal ini biasa dilihat dalam bentuk
sama.
17
c. Cyrcardian rhythm
f. Nutrisi
g. Tingkat kebugaran
Beberapa faktor individu yang dapat mempengaruhi kelelahan yang dikutip oleh
a. Faktor Internal
1) Usia
cadangan tenaga lebih besar daripada yang berusia tua. Akan tetapi
pada subjek yang lebih tua lebih mudah melalui hambatan (Setyawati,
2010). Tenaga kerja yang berusia 40-50 tahun akan lebih cepat
(Oentoro, 2004).
2) Jenis Kelamin
Ukuran tubuh dan kekuatan otot tenaga kerja wanita relatif kurang
3) Psikis
reaksi psikologis adalah pekerjaan yang monoton yaitu suatu kerja yang
berhubungan dengan hal yang sama dalam periode atau waktu tertentu
dalam jangka waktu yang lama dan biasanya dilakukan oleh suatu
4) Kesehatan
a) Penyakit jantung
c) Penyakit asma
e) Hipertensi
5) Status Pernikahan
tanggungjawab tidak hanya dalam hal pekerjaan melainkan juga dalam hal
urusan rumah tangga sehingga resiko mengalami kelelahan kerja juga akan
6) Sikap Kerja
20
kerja. Semua sikap tubuh yang tidak alamiah dalam bekerja, misalnya
dihindarkan. Penggunaan meja dan kursi kerja ukuran baku oleh orang
yang mempunyai ukuran tubuh yang lebih tinggi atau sikap duduk yang
7) Status Gizi
Kesehatan dan data kerja sangat erat kaitannya dengan tingkat gizi
performa tubuh secara keseluruhan, orang yang berada pada kondisi gizi
kurang baik dalam arti intake makanan dalam tubuh kurang maupun
kerja. Status gizi bisa dihitung salah satunya dengan menghitung Indeks
Massa
21
IMT Kategori
< 18,5 Berat badan kurang
18,5-22,9 Berat badan normal
23,0 Kelelahan berat badan
23,0-24,9 Beresiko menjadi obesitas
25,0-29,9 Obesitas I
>30 Obesitas II
(Sumber: Centre for Obesity Research and Education, 2007)
8) Kebugaran Jasmani
jasmani baik maka tidak akan mudah mengalami kelelahan saat bekerja.
jasmaninya
kurang baik.
b. Faktor Eksternal
1) Masa Kerja
Seseorang yang bekerja dengan masa kerja yang lama lebih banyak
kerja yang tidak terlalu lama. Orang yang bekerja lama sudah terbiasa
22
2) Beban Kerja
mereka ada yang lebih cocok untuk beban fisik, mental, atau sosial
kerja dimana hal itu adalah sebagai akibat dari pembebanan kerja yang
3) Pola Tidur
terjadi gangguan pada cyrcardian rhytms akibat jet lag atau shift kerja.
waktu terus-menerus.
iramatidur-bangun dimana 1/3 waktu untuk tidur dan 2/3 waktu untuk
pergeseran. Ketika jam tubuh manusia keluar dari irama itu, kewaspadaan
kita berkurang dan sebagai hasilnya kita merasa lelah. Hal ini
dan cedera, baik di tempat kerja atau dalam perjalanan pulang dari kerja.
sehari, maka akan terjadi utang tidur yang harus dibayar cukup. Tubuh
malam hari fungsi tubuh akan menurun dan timbul rasa kantuk sehingga
4) Penerangan
yang dikerjakan secara jelas, cepat dan tanpa upaya yang tidak
5) Kebisingan
Kebisingan merupakan suara atau bunyi yang tidak dikehendaki
6) Iklim Kerja
2012).
yaitu otak (cortex serebri), yang dipengaruhi oleh dua sistem antogonistis
manakala sistem aktivasi lebih kuat, seseorang dalam keadaan segar untuk
lelah, tiba-tiba kelelahan hilang oleh karena terjadi peristiwa yang tidak
diduga sebelumnya atau terjadi tegangan emosi. Dalam keadaan ini, sistem
berat.
Kelelahan diatur secara sentral oleh otak. Pada susunan saraf pusat,
terdapat sistem aktivasi dan inhibisi. Kedua sistem ini saling mengimbangi
suara serak, terasa pening, spasme dari kelopak mata, tremor pada
jangka waktu yang panjang menjelma menjadi kelelahan kronis. Rasa lelah
yang dialamioleh penderita tidak hanya terjadi pada sore hari, melainkan
kelelahan kronis perasaan lesu tampak sebagai suata gejala yang penting.
yang menurun, badan terasa tidak enak di samping semangat kerja yang
kerja seperti:
28
rata-rata 15% dari total waktu kerja. Besar kecilnya presentase tersebut
keharmonisasian mental-psikologis.
d. Pemanfaatan masa libur dan peluang untuk rekreasi. Waktu libur yang
kerja.
h. Reorganisasi kerja
proseskerja (waktu yang digunakan dalam setiap item) atau proses operasi
yang dilakukan setiap unit waktu. Kelelahan dan rata-rata jumlah produk
tentunya saling berhubungan. Namun uji ini tidak dapat dilakukan secara
target produksi, faktor sosial dan psikologis dalam kerja. Sedangkan kualitas
factor.
reaksi motor. Salah satu cara yang dapat digunakan adalah dengan
pengukuran waktu reaksi. Waktu reaksi adalah jangka waktu dari pemberian
uji waktu reaksi dapat digunakan nyala lampu, denting suara, sentuhan kulit
c. Berat di kaki
d. Menguap
e. Pikiran kacau
f. Mengantuk
j. Ingin berbaring
a. Susah berpikir
c. Gugup
d. Tidak berkonsentrasi
f. Mudah lupa
h. Merasa cemas
a. Sakit dikepala
b. Kaku dibahu
c. Nyeri dipunggung
d. Sesak nafas
e. Haus
f. Suara serak
g. Merasa pening
Secara umum gejala kelelahan dapat dimulai dari yang sangat ringan
C. Perawat
1. Definisi Perawat
33
baik sakit maupun sehat yang mencakup seluruh proses kehidupan manusia.
Pada hakekatnya keperawatan merupakan suatu ilmu dan kiat profesi yang
serta adanya kode etik dalam bekerja dan berorientasi pada pelayanan dengan
2. Fungsi Perawat
a. Fungsi Independen
Merupakan fungsi mandiri dan tidak tergantung pada orang lain, dimana
dasar manusia.
34
b. Fungsi Dependen
pesan instruksi dari perawat lain sebagai tindakan pelimpahan tugas yang
c. Fungsi Interindependen
Merupakan fungsi dalam kelompok tim yang bersifat saling
ketergantungan diantara satu tim dengan tim lainnya. Fungsi ini dapat
dapat diatasi dengan tim perawat saja melainkan juga dari dokter ataupun
sama dengan perawat dalam memantau reaksi obat yang telah diberikan.
3. Peran Perawat
laku yang diharapkan oleh seseorang pasien dari seorang perawat sesuai
sosial baik dari profesi perawat maupun dari luar profesi keperawatan yang
bersifat menetap.
c. Peran edukator
d. Peran koordinator
pasien.
e. Peran kolaborator
Peran perawat dalam hal ini dilakukan karena perawat bekerja sama
dengan tim kesehatan yang terdiri dari dokter, fisioterapis, ahli gizi dan
pelayanan selanjutnya.
f. Peran konsultan
g. Peran pembaharu
berikut:
poliklinik / dokter
dan kemampuan
keluarga
aseptik
bedah
14. Melaksanakan tugas pagi, sore, malam, dan libur secara bergilir
17. Melaksanakan serah terima tugas shift jaga secara lisan maupun
tertulis
A. Kerangka konsep
39
Sumber : Modifikasi dari Suma’mur (2009), Adelina (2014) dan Kurniadi (2013).
Keterangan gambar :
:
Yang diteliti
Yang tidak diteliti :
Deskripsi :
perawat, status gizi perawat, serta pola tidur dapat mempengaruhi Kelelahan kerja
perawat.
B. Hipotesis Penelitian
40
BAB IV
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Mataram.
1. Populasi
2. Sampel
41
42
1. Lokasi Penelitian
2. Waktu Penelitian
tahun 2021.
D. Variabel Penelitian
1. Instrumen penelitian
a. Beban Kerja
sebagai berikut :
b. Kelelahan Kerja
a. Data Primer
perawat.
2. Data Sekunder
45
jumlah perawat, data jumlah pasien, shift kerja perawat serta tupoksi
F. Prosedur Penelitian
1. Tahap Persiapan
2. Tahap Pelaksanaan
G. Analisis Data
1. Analisis univariat
variabel penelitian. Analisis univariat dalam penelitian ini beban kerja dan
kelelahan kerja.
2. Analisis bivariat
Spearman yaitu Metode yang bekerja untuk skala data ordinal atau
hubungan cukup
hubungan kuat
sempurna
47
terletak antara +1 s/d -1. Jika koefisien korelasi bernilai positif (+), maka
searah ini adalah jika variabel X meningkat maka variabel Y juga akan
yang tidak searah ini adalah jika variabel X meningkat maka variabel Y
antar variabel tersebut bernilai signifikan, jika nilai α ≤ 0,05. Sementara itu,
jika nilai α ≥ 0,05 , maka hubungan antar variabel tersebut dapat dikatakan