Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH PENATALAKSANAAN FARMAKOLOGI PADA

PASIEN KATARAK

Disusun Oleh :
KELOMPOK 2
1. Andika Bagas Dias Putra (C1018005)
2. Anisa Nur Mulidiani (C1018006)
3. Ayundah Indriawati (C1018007)
4. Bernika Sastya Fianti (C1018008)
5. Iqbal Wahyu Pratama (C1018022)
6. Ismatul Maulana Nihayah (C1018023)
7. Itta Ulfuskhati (C1018024)
8. Johan Aviv Miftahudin (C1018025)
9. Sri Antika Putri (C1018044)
10. Titi Ana Maliana (C1018045)
11. Tri Novia Syarifah (C1018046)
12. Umi Azizah (C1018047)

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN


STIKES BHAMADA SLAWI
2020

1
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas
kehendak-Nya penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul
“PENATALAKSANAAN FARMAKOLOGI PADA PASIEN KATARAK”.
Shalawat dan salam senantiasa tercurahkan kepada junjungan Nabi Besar
Muhammad SAW., beserta keluarga dan sahabat beliau. Makalah ini diajukan
kepada dosen pengampu mata kuliah Keperawatan Medikal Bedah IV untuk
memenuhi tugas terstruktur mata kuliah tersebut. Penulis menyadari bahwa tanpa
bantuan, saran, dukungan dan kerjasama yang baik dengan berbagai pihak, maka
akan sangat sulit bagi penulis untuk menyelesaikan penulisan makalah ini.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih terdapat
banyak kekurangan dan masih jauh dari sempurna. Hal ini semata-mata karena
kekurangan dan keterbatasan yang penulis miliki. Oleh sebab itu, kritik dan saran
yang membangun sangat penulis harapkan. Dan akhirnya semoga makalah ini
bermanfaat bagi penulis dan seluruh pihak yang konsern dalam pendidikan
keperawatan.

Slawi, Maret 2020

Penulis

2
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL..............................................................................................1

KATA PENGANTAR............................................................................................2

DAFTAR ISI...........................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................4

A. Latar Belakang..............................................................................................4

B. Tujuan...........................................................................................................4

BAB II PEMBAHASAN........................................................................................5

A. Definisi..........................................................................................................5

B. Etiologi..........................................................................................................5

C. Tanda dan Gejala..........................................................................................6

D. Pencegahan....................................................................................................6

E. Penatalaksanaan............................................................................................7

BAB III PENUTUP................................................................................................9

A. Kesimpulan...................................................................................................9

B. Saran..............................................................................................................9

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................10

3
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Katarak merupakan kekeruhan yang timbul pada lensa yang dapat
menyebabkan kebutaan.Pada tahun 1997, WHO memperkirakan terdapat 38
juta orangbuta di dunia dan setengahnya disebabkan oleh katarak. Katarak
yang berhubungandengan usia menyebabkan kira-kira 48% kebutaan didunia,
yaitu sekitar 18 juta orang.
Sekitar 85% dari penderita katarak adalah orang lanjut usia (Fakultas &
Universitas 2013). Katarak adalah setiap keadaan kekeruhan pada lensa yang
dapat terjadiakibat hidrasi (penambahan cairan) lensa, denaturasi protein
lensa, atau terjadi akibat kedua-duanya (Ilyas, 2009). Kekeruhan ini dapat
mengganggu jalannya cahaya yang melewatilensa sehingga pandangan dapat
menjadi kabur hinggahilang sama sekali.
Katarak memang dianggap sebagai penyakit yang lumrah pada lansia.
Akan tetapi, ada banyak faktor yang akan memperbesar resiko terjadinya
katarak. Faktor-faktor ini antara lain adalah paparan sinar ultraviolet yang
berlebihan terutama pada negara tropis, paparan dengan radikal bebas,
merokok, defesiensi vitamin (A, C, E, niasin, tiamin, riboflavin, dan beta
karoten), dehidrasi, trauma, infeksi, penggunaan obat kortikosteroid jangka
panjang, penyakit sistemik seperti diabetes mellitus, genetik dan myopia.
Beberapa faktor-faktor resiko ini tentunya ada yang dapat dihindari
masyarakat untuk mencegah percepatan terjadinya katarak, misalnya merokok.
(Utara 2009).
B. Tujuan
Untuk mengetahui tentang penyakit katarak dan penatalaksanaan
farmakologi pada penyakit tersebut.

4
BAB II

PEMBAHASAN
A. Definisi
Penyakit katarak merupakan penyakit mata yang ditandai dengan
kekeruhan lensa mata sehingga mengganggu proses masuknya cahaya ke
mata. Katarak dapat disebabkan karena terganggunya mekanisme kontrol
keseimbangan air dan elektrolit, karena denaturasi protein lensa atau gabungan
keduanya. Sekitar 90% kasus katarak berkaitan dengan usia; penyebab lain
adalah kongenital dan trauma. Faktor individu terdiri atas usia, jenis kelamin,
ras, serta faktor genetik. Faktor lingkungan termasuk kebiasaan merokok,
paparan sinar ultraviolet, status sosio-ekonomi, tingkat pendidikan, diabetes
mellitus, hipertensi, penggunaan steroid, dan obat-obat penyakit gout. Faktor
protektif meliputi penggunaan aspirin dan terapi pengganti hormon pada
wanita.
B. Etiologi
1. Umur
Katarak senilis (lebih dari 40 tahun) merupakan penyebab yang terbanyak
penurunan penglihatan pada orang usia lanjut. Pada penelitian cross
sectional dikatakan bahwa prevalensi katarak sekitar 50 % pada usia antara
65 smpai 74 tahun dan meningkat 70 % pada usia di atas 75 tahun
(Wisnujono, 2004).
2. Jenis kelamin
Kejadian katarak lebih banyak terjadi pada perempuan dari pada laki-laki,
ditujukan dengan hasil penelitian yang menemukan 114 orang (71,7%)
penderita katarak berjenis kelamin perempuan, sedangkan 57 orang
(63,4%) penderita katarak berjenis kelamin laki-laki.
3. Katarak erat kaitannya juga dengan pekerjaan yang berada di luar gedung,
dimana sinar ultraviolet (UV) merupakan faktor risiko terjadinya katarak.
4. Status sosial ekonomi yang rendah.

5
Seseorang dengan tingkat ekonomi yang rendah dalam hal penghasilan
memiliki ketidakmampuan dalam pemenuhan kebutuhan nutrisi setiap
harinya. Status ekonomi juga dihubungkan dengan rendahnya tingkat
pengetahuan seseorang yang berkaitan dengan kemauan untuk mencari
informasi mengenai pengobatan katarak, sehingga munculnya tanda-tanda
akan terjadinya katarak tidak disadari oleh seseorang karena dirasakan
masih belum menganggu.
5. Diabetes Melitus
Diabetes melitus dapat menyebabkan berbagai macam
komplikasi,salah satunya adalah katarak. peningkatan enzim aldose
reduktase dapat mereduksi gula menjadi sorbitol, hal ini menyebabkan
terjadinya perubahan osmotik sehingga serat lensa lama-kelamaan akan
menjadi keruh dan menimbulkan katarak (Pollreisz dan Erfurth, 2010).
6. Merokok
Rokok berperan dalam pembentukan katarak melalui dua cara yaitu,
pertama paparan asap rokok yang berasal dari tembakau dapat merusak
membrane sel dan serat-serat yang ada pada mata. Kedua yaitu, merokok
dapat menyebabkan antioksidan dan enzim-enzim di dalam tubuh
mengalami gangguan sehingga dapat merusak mata.
C. Tanda dan Gejala
1. Pandangan mata yang kabur, suram atau seperti ada bayangan awan atau
asap.
2. Sulit melihat pada malam hari
3. Sensitive pada cahaya
4. Terdapat lingkaran cahaya saat memandang sinar
5. Membutuhkan cahaya terang untuk membaca atau beraktivitas
6. Warna terlihat pudar atau tidak cerah.
7. Objek terlihat ganda.
8. Ukuran lensa kacamata yang sering berubah.
D. Pencegahan
1. Menjaga kadar gula darah selalu normal

6
Pada penderita diabetes mellitus, senantiasa menjaga kesehatan mata,
mengonsumsi makanan yang dapat melindungi kelainan degeneratif pada
mata dan antioksidan seperti buah-buahan banyak yang mengandung
vitamin C, minyak sayuran, sayuran hijau, kacang-kacangan, kecambah,
buncis, telur, hati dan susu yang merupakan makanan dengan kandungan
vitamin E, selenium, dan tembaga tinggi. Vitamin C dan E dapat
memperjelas penglihatan. Vitamin C dan E merupakan antioksidan yang
dapat meminimalisasi kerusakan oksidatif pada mata, sebagai salah satu
penyebab katarak.(Masyarakat 2012).
2. Katarak yang disebabkan oleh faktor resiko lain dapat diusahakan
pencegahannya, misalnya dengan memberikan perlindungan khusus pada
mata seperti topi atau kacamata untuk menghindari radiasi sinar ultra violet.
3. Menghindari cedera pada mata atau prilaku merokok dan minum alkohol.
Upaya pencegahan ini dibutuhkan untuk menghindari datangnya katarak
pada usia dini.
E. Penatalaksanaan
a. Terapi Farmakologis
Hingga saat ini belum ditemukan obat-obatan yang terbukti mampu
memperlambat atau menghilangkan katarak. Beberapa agen yang diduga
dapat memperlambat pertumbuhan katarak adalah penurun sorbitol,
aspirin, dan vitamin C. namun belum ada bukti yang signifikan mengenai
hal tersebut.
b. Pembedahan
Operasi katarak adalah prosedur operasi yang dilakukan pada penderita
katarak, yaitu penyakit yang terjadi karena lensa mata keruh dan
mengganggu pandangan. Katarak dapat terjadi pada sebelah atau kedua
mata.

Teknik operasi katarak yang biasanya dilakukan pada pasien katarak,


antara lain adalah:

7
 Phacoemulsification. Teknik ini dilakukan dengan cara
menghancurkan lensa yang mengalami katarak dengan menggunakan
gelombang suara (ultrasound). Bola mata yang sudah dilebarkan
pupilnya dibuatkan sayatan (insisi) kecil pada bagian depan kornea.
Melalui sayatan ini, alat khusus dimasukkan ke dalam bola mata
hingga mencapai lensa. Setelah itu, gelombang suara dipancarkan dari
alat tersebut untuk menghancurkan lensa yang mengalami katarak.
Lensa yang mengalami katarak yang sudah dihancurkan kemudian
dikeluarkan dari mata melalui penyedotan. Selanjutnya, lensa baru
dipasang di lokasi lensa yang lama. Insisi yang dibuat pada kornea
mata ditutup, dan bila perlu, dijahit dengan jahitan khusus.

 Teknik laser. Prinsip operasi katarak dengan teknik laser hampir mirip


dengan phacoemulsification. Perbedaannya adalah di metode
pembuatan insisi dan penghancuran lensa yang mengalami Pada teknik
laser, dokter akan menggunakan sinar laser untuk membuat insisi pada
kornea mata. Setelah insisi dibuat, sinar laser akan digunakan untuk
menghancurkan lensa mata yang berkatarak. Lensa yang mengalami
katarak kemudian dikeluarkan dengan cara disedot dan lensa baru akan
di pasang di tempat lensa yang lama. Setelah selesai, insisi akan
ditutup kembali, dan jika perlu, dijahit menggunakan jahitan khusus.
 Operasi katarak ekstrakapsular. Teknik ini dilakukan dengan
mengangkat satu lensa utuh dan menyisakan kapsul belakang lensa,
sama seperti phacoemulsification atau laser, untuk menjadi tempat
penempelan IOL. Teknik ini biasanya digunakan jika katarak yang
terjadi cukup padat, sehingga tidak bisa dihancurkan. Insisi yang
dibuat biasanya lebih banyak dari insisi phacoemulsification,  dan
pemulihan pasca operasi membutuhkan waktu yang lebih lama.
 Operasi katarak intrakapsular. Operasi ini dilakukan dengan cara
membuat insisi berukuran besar, kemudian mengangkat keseluruhan
lensa bersama kapsulnya dari mata. Setelah itu, lensa baru ditempatkan

8
di mata pada lokasi yang sama dengan lensa lama atau di lokasi baru,
biasanya di depan iris mata.

BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan
Katarak merupakan kelainan lensa mata yang keruh di dalam bola mata.
Katarak merupakan penyebab utama kebutaan di seluruh dunia. Sebagian
besar kasus katarak berkaitan dengan usia. Faktor-faktor penyebab katarak
antara lain: umur, jenis kelamin, lingkungan, status sosial, nutrisi, pola hidup
Operasi katarak bertujuan untuk mengoptimalkan fungsi penglihatan.
Pemilihan teknik operasi berdasarkan pertimbangan dan pemeriksaan periodik
dilakukan untuk mencegah komplikasi operasi.
Katarak dapat dicegah, di antaranya dengan menjaga kadar gula darah
selalu normal pada penderita diabetes mellitus, senantiasa menjaga kesehatan
mata, mengonsumsi makanan yang dapat melindungi kelainan degeneratif
pada mata dan antioksidan seperti buah-buahan banyak yang mengandung
vitamin C, minyak sayuran, sayuran hijau, kacang-kacangan, kecambah,
buncis, telur, hati dan susu yang merupakan makanan dengan kandungan
vitamin E, selenium, dan tembaga tinggi.
B. Saran
Pembaca sebaiknya tidak hanya membaca dari materi makalah ini saja
karena masih banyak referensi yang lebih lengkap yang membahas materi dari
makalah ini. Oleh karena itu, pembaca sebaiknya membaca dari referensi dan
literatur lain untuk menambah wawasan yang lebih luas tentang materi ini.

9
DAFTAR PUSTAKA
James, B., dkk.2003.Lecture Notes Oftalmologi Edisi Kesembilan.Jakarta :
Erlangga.
Baughman, D., dkk.2000.Keperawatan Medikal Bedah Buku Saku dari Brunner
& Suddarth.Jakarta : EGC.
Ilyas, S.2000.Ilmu Penyakit Mata.Jakarta : Balai Penerbit FKUI.
Engram, B.1998.Rencana Asuhan Keperawatan Medikal Bedah Vol.2.Jakarta :
EGC.

10

Anda mungkin juga menyukai