1
2
Definisi
Otitis adalah radang telinga, yang ditandai dengan nyeri, demam,
hilangnya pendengaran, tinitus dan vertigo.
Otitis berarti peradangan dari telinga, dan media berarti tengah. Jadi
otitis media berarti peradangan dari telinga tengah.
Otitis media adalah peradangan sebagian atau seluruh mukosa
telinga tengah, tuba eustacheus, antrum mastoid, dan sel-sel
mastoid
Otitis media akut adalah peradangan akut sebagian atau seluruh
periosteum telinga tengah dan terjadi dalam waktu kurang dari 3
minggu
Otitis media kronis adalah infeksi menahun pada telinga tengah.
Kondisi yang berhubungan dengan patologi jaringan irreversible dan
biasanya disebabkan oleh episode berulang otitis media akut yang
tak tertangani. Otitis media adalah Proses peradangan di telinga
tengah dan mastoid yang menetap > 12 minggu.
3
Etiologi :
OMA: Virus atau bakteri dari tenggorokan bisa
sampai ke telinga tengah melalui tuba eustakius
atau kadang juga melalui aliran darah.
Otitis media akut juga bisa terjadi karena adanya
penyumbatan pada sinus atau tuba eustakius
akibat alergi atau pembengkakan amandel.
Bakteri yang umum ditemukan sebagai
organisme penyebab adalah Streptococcus
peneumoniae, Hemophylus influenzae,
Streptococcus pyogenes, dan Moraxella
catarrhalis.
4
OMK
OMK terjadi akibat adanya perforasi. Perforasi gendang
telinga bisa disebabkan oleh: OMA penyumbatan tuba
eustakius cedera akibat masuknya suatu benda ke dalam
telinga atau akibat perubahan tekanan udara yang terjadi
secara tiba-tiba luka bakar karena panas atau zat kimia.
Bisa juga disebabkan karena bakteri, antara lain:
Streptococcus, Stapilococcus, Diplococcus pneumonie,
Hemopilus influens, Gram Positif : S. Pyogenes, S.
Albus, Gram Negatif : Proteus spp, Psedomonas spp, E.
Coli, Kuman anaerob : Alergi, diabetes melitus, TBC
paru.
5
6
Patofisiologis
Penyebab utama otitis media akuta adalah masuknya bakteri
patogenik ke dalam telinga tengah yang normalnya steril.
Paling sering terjadi bila terjadi disfungsi tuba eustachii seperti
obstruksi yang diakibatkan oleh infeksi saluran pernapasan
atas, inflamasi jaringan disekitarnya (mis, sinusitis, hipertropi
adenoid), atau reaksi alergi (mis, rinitis alergika). Stadium awal
komplikasi ini dimulai dengan hiperemi dan edema pada
mukosa tuba eusthacius bagian faring, yang kemudian
lumennya dipersempit oleh hiperplasi limfoid pada submukosa.
Gangguan ventilasi telinga tengah ini disertai oleh
terkumpulnya cairan eksudat dan transudat dalam telinga
tengah, akibatnya telinga tengah menjadi sangat rentan
terhadap infeksi bakteri yang datang langsung dari nasofaring.
Selanjutnya faktor ketahanan tubuh pejamu dan virulensi
bakteri akan menentukan progresivitas penyakit.
7
OMK
Perforasi membrane timpani yang permanen, mukosa
telinga tengah akan terpapar ke telinga luar sehingga
memungkinkan terjadinya infeksi berulang. Hanya pada
beberapa kasus keadaan telinga tengah tetap kering dan
pasien tidak sadar akan penyakitnya. Berenang,
kemasukan benda yang tidak steril ke dalam liang
telinga atau karena adanya focus infeksi pada saluran
napas bagian atas akan menyebabkan infeksi
eksaserbasi akut yang ditandai dengan secret yang
mukoid atau mukopurulen.
8
OMK tipe Benigna
Gejalanya berupa discharge mukoid yang tidak terlalu
berbau busuk , ketika pertama kali ditemukan bau
busuk mungkin ada tetapi dengan pembersihan dan
penggunaan antibiotiklokal biasanya cepat menghilang,
discharge mukoid dapat konstan atau intermitten.
Gangguan pendengaran konduktif selalu didapat pada
pasien dengan derajat ketulian tergantung beratnya
kerusakan tulang-tulang pendengaran dan koklea
selama infeksi nekrotik akut pada awal penyakit.
9
OMK tipe maligna dengan kolesteatoma
10
Cholesteatoma Formation
11
Pemeriksaan Diagnostik
Otitis Media Akut: Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan
hasil pemeriksaan telinga dengan otoskop. Timpanogram untuk
mengukur kesesuaian dan kekakuan membran timpani. Untuk
menentukan organisme penyebabnya dilakukan pembiakan
terhadap nanah atau cairan lainnya dari telinga.
Otitis Media Kronis: Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan
hasil pemeriksaan telinga dengan otoskop. Untuk mengetahui
organisme penyebabnya, dilakukan pembiakan terhadap cairan
yang keluar dari telinga. Rontgen mastoid atau CT scan kepala
dilakukan untuk mengetahui adanya penyebaran infeksi ke struktur
di sekeliling telinga. Tes Audiometri dilakukan untuk mengetahui
pendengaran menurun. X ray terhadap kolesteatoma dan
kekaburan mastoid.
12
Dibagi dlm 4 stadium
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
Pengumpulan Data OMK
Identitas Pasien : Nama pasien, umur, suku/bangsa, agama,
pendidikan, pekerjaan, alamat
Riwayat Penyakit Sekarang : Riwayat adanya kelainan nyeri pada
telinga, penggunaan minyak, kapas lidi, peniti untuk membersihkan
telinga
Riwayat Penyakit Dahulu : Riwayat infeksi saluran atas yang
berulang, riwayat alergi, riwayat OMA berkurang, riwayat
penggunaan obat( sterptomisin, salisilat, kuirin, gentamisin ),
riwayat operasi
Riwayat penyakit keluarga : Apakah keluarga klien pernah
mengalami penyakit telinga, sebab dimungkinkan OMK
berhubungan dengan luasnya sel mastoid yang dikaitkan sebagai
faktor genetik
25
Pengkajian Persistem
26
Diagnosa Keperawatan
Nyeri kronik berhubungan dengan proses peradangan
Gangguan komunikasi verbal berhubungan dengan efek kehilangan
pendengaran
Perubahan persepsi / sensoris berhubungan dengan obstruksi,
infeksi di telinga tengah atau kerusakan di syaraf pendengaran
Cemas berhubungan dengan prosedur operasi, diagnosis,
prognosis, anestesi, nyeri, hilangnya fungsi, kemungkinan
penurunan pendengaran lebih besar setelah operasi.
Isolasi sosial berhubungan dengan nyeri, otore berbau busuk
Kurangnya pengetahuan mengenai pengobatan dan pencegahan
kekambuhan
27
DX Nyeri berhubungan dengan proses peradangan
Tujuan : Nyeri yang dirasakan klien berkurang
Kriteria hasil : Klien mengungkapkan bahwa nyeri berkurang, klien mampu
melakukan metode pengalihan suasana
Intervensi Keperawatan:
Observasi :
1. Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, intensitas
nyeri.
2. Identifikasi skala nyeri
3. Identifikasi respons nyeri non verbal
4. Identifikasi faktor yang memperberat dan memperingan nyeri
5. Identifikasi pengetahuan dan keyakinan tentang nyeri
6. Identifikasi pengaruh budaya terhadap nyeri
7. Identifikasi pengaruh nyeri pada kualitas hidup
8. Monitor keberhasilan terapi komplementer yang sudah diberikan
9. Monitor efek samping penggunaan analgetik
28
TERAPEUTIK :
1. Berikan tehnik nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri (Mis. TENS, hipnosis,
akupressur, terapi musik, biofeedback, terapi
pijat, aromaterapi, teknik imajinasi terbimbing,
kompres hangat/dingin, terapi bermain).
2. Kontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri
(mis. Suhu ruangan, pencahayaan, kebisingan).
3. Fasilitasi istirahat dan tidur
4. Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri dalam
pemilihan strategi meredakan nyeri.
29
EDUKASI :
1. Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri.
2. Jelaskan strategi meredakan nyeri
30
31
32
Wassalamu’alaikum
Wr.Wb.
33