Anda di halaman 1dari 23

MENINGITIS

Disusun Oleh :
1. Cindy Mariskha Andriani (18010003)
2. Ferdi Mulianto (18010012)
3. Nia Rahmawati (18010021)
4. Sulfina Yulia (18010028)
5. Tari Ramadani (18010030)

Dosen Pembimbing : Ns. Ardenny, S. Kep, M. Kep


PENGERTIAN

Meningitis adalah inflamasi lapisan


disekeliling otak dan medula spinalis yang
disebabkan oleh bakteria atau virus (Smeltzer,
2014)

Meningitis adalah radang pada meningen (membrane yang mengelilingi


otak dan medulla spinalis) dan disebabkan oleh virus, bakteri atau
organ-organ jamur(Smeltzer & Bare,2002)
KLASIFIKASI MENINGITIS DIBAGI MENJADI 3
:
Meningitis
Bakterial(Meningitis
sepsis)

Meningitis Virus
(Meningitis aseptic) Meningitis Jamur
1.Meningitis Bakterial(Meningitis
sepsis)

Sering terjadi pada musim dingin dan saat terjadi infeksi saluran
pernafasan. Jenis organisme yang sering menyebabkan
meningitis bacterial adalah streptokokus pneumonia dan neisseria
meningitis. Meningitis bacterial yang sering terjadi pada daerah
penduduk yang padat asrama, penjara).
2. Meningitis Virus (Meningitisasep
tic)

Meningitis virus adalah infeksi padameningen cenderung jinak


dan bisasembuh sendiri. Virus biasanya bereplikasi sendiri
ditempat terjadinya infeksi awal (misalnya sistem nasofaring dan
saluran cerna)dan kemudian menyebar kesistem saraf pusat
melalui sistem vaskuler. Ini terjadi pada penyakit yang
disebabkan oleh virus spt: campak, mumps, herpes simplek dan
herpes zoster.
3. Meningitis Jamur

Meningitis Cryptococcal adalah infeksi jamur Yang


mempengaruhi sistem saraf pusat pada Klien dengan AIDS.
Gejala klinisnya bervariasi Tergantung Dari System kekebalan
tubuh yang akan berefek pada Respon inflamasi. Respon
inflamasi yang Ditimbulkan Pada klien dengan menurunnya
sistem imun Antara lain: bisa demam/tidak,sakit kepala,mual,
muntah Dan menurunnya status mental.
ETIOLOGI
2. Virus
o Virus herpes
o Arbo virus
1. Bakteri
o Campak dan varicella
o Haemophillus influenzae
o Coxsacqy
o Nesseria meningitides
(meningococcal)
o Diplococcus pneumonia
(pneumococcal)
o Streptococcus, grup A 3. Jamur
o Staphylococcus aureus
o Escherichia coli
o Klebsiella
o Proteus
o Pseudomonas 4. Protozoa
Manifestasi Klinis

Gejala meningitis diakibatkan dari infeksi danpeningkatan TIK :


o Sakit kepala dan demam (gejala awal yang sering)
o Perubahan pada tingkat kesadaran dapat terjadi letargik, tidak responsif, dan
koma.
o Iritasi meningen
o Mengalami foto fobia, atau sensitif yang berlebihan pada cahaya.
o Kejang akibat area fokal kortikal yang peka dan peningkatan TIK
o Adanya ruam merupakan ciri menyolok pada meningitis meningokokal.
o Infeksi fulminating dengan tanda-tanda septikimia
PATOFISIOLOGI

Organisme masuk ke dalam aliran darah dan menyebabkan reaksi radang didalam meningen
dan di bawah korteks, yang dapat menyebabkan trombus dan penurunan aliran darah
serebral. Jaringan serebral mengalami gangguan metabolisme akibat eksudat meningen,
vaskulitisdan hipoperfusi. Eksudat purulen dapat menyebar sampai dasar otak dan medula
spinalis. Radang juga menyebar ke dinding membrane ventrikel serebral. Meningitis bakteri
dihubungkan dengan perubahan fisiologis intrakranial, yang terdiri dari peningkatan
permeabilitas pada darah, daerah pertahanan otak (barier oak), edema serebral dan
peningkatan TIK. Pada infeksi akut pasien meninggal akibat toksin bakteri sebelum terjadi
meningitis. Infeksi terbanyak dari pasien ini dengan kerusakan adrenal, kolaps sirkulasi dan
dihubungkan dengan meluasnya hemoragi (pada sindrom Waterhouse-Friderichssen) sebagai
akibat terjadinya kerusakan endotel dan nekrosis pembuluh darah yang disebabkan
oleh meningokokus.
PEMERIKSAAN
DIAGNOSTIK

Pemeriksaan diagnostic
1. Analisis CSS dari fungsi lumbal
2. Glukosa serum : meningkat ( meningitis )
3. LDH serum : meningkat ( meningitis bakteri )
4. Sel darah putih : sedikit meningkat dengan peningkatan neutrofil ( infeksi bakteri )
5. Elektrolit darah : Abnormal
6. ESR/LED : meningkat pada meningitis
7. Kultur darah/ hidung/ tenggorokan/ urine dapat mengindikasikan daerah pusat infeksi
atau mengindikasikan tipe penyebab infeksi
8. MRI/ scan CT : dapat membantu dalam melokalisasi lesi,melihat ukuran/letak
ventrikel; hematom daerah serebral,hemoragik atau tumor
9. Ronsen dada/kepala/ sinus ; mungkin ada indikasi sumber infeksi intra kranial.
PENATALAKSANAA
N

1. Umum
a) di rawat di rumah sakit
b) diberikan cairan infus dalam jumlah yang cukup dan tidak berlebihan
c) bila pasien gelisah, diberikan sedative, sepertifenobarbital atau penenang
d) nyeri kepala dapat diatasi dengan pemberian analgetik
e) Panas, diturunkan dengan kompres es, pemberian parasetamol, atau asam
salisilat
f) kejang-kejang dapat diatasi dengan memberikan :diazepam dengan dosis 10-
20 mg intravena,fenobarbital dengan dosis, 6-120 mg per hari secaraoral, atau
divenilhidantoin dengan dosis, 300 mgperhari secara oral
g) sumber infeksi yang menimbulkan meningitis purulenta dapat diberantas dengan
obat-obatan atau operasi
h) peningkatan TIK, dapat diatasi dengan :
o manitol dengan dosis, 1-1,5 mg/kg BB IV, dalam waktu 30-60 menit dan dapat
diulangi 2 kali dalam jarak 4 jam
o kortikosteroid, biasanya dipakai dexamethasone IV dengan dosis pertama 10 mg,
diulangi dengan 4 mg setiap 6 jam
o mengatur pernapasan sebaik mungkin dengan membersihkan jalan nafas
o bila ada hidrosefalus obstruktif dapat dilakukan pemasangan pirau (shunting)
o efusi subdural pada anak dikeluarkan 25-30 cc tiap hariselama 2-3 minggu, bila
gagal dilakukan operasi
o fisioterapi diberikan untuk mencegah cacat
2. Antibiotik

Organisme Antibiotik Dosis

Pnemuokok atau meningokok Ampisilin 8-12 g/hari (dibagi 4 kali)

Haemophylus influenza Kombinasi : 8-12 g/hari (dibagi 4 kali)


oAmpisilin 4-8 g/hari (dibagi 4 kali)
oKloramfenikol
(kloramfenikol diberikan
30 Menit setelah ampisilin)

Enterobacteriaceae  sefotaksim  1-2 g tiap 8 jam

Staphylococcus aerus yang Sefotaksim atau 6-12 g


resisten terhadap penicillin seftrioakson
PENCEGAHAN

Meningitis yang disebabkan oleh


meningokokus dan hemofilus influenza tipe B bisa menular pada anak
dan orang dewasa yang berhubungan erat dengan penderita,yaitu yang
tinggal dan makan dalam 1 gedung yang sama. Oleh karena itu, perlu
dilakukan upaya pencegahan antara lain :
1. penderita diisolasi
2. pemberian faksinasi
3. pemberian obat-obatan
KOMPLIKASI

1. Hidrosefalus obstruktif
2. MeningococcL Septicemia ( mengingocemia )
3. Sindrome water - friderichen (septik syok, DIC,perdarahan adrenal
bilateral)
4. SIADH ( Syndrome Inappropriate Antidiuretic hormone )
5. Efusi subdural
6. Kejang Edema dan herniasi serebral
7. Cerebral palsy
8. Gangguan mental
9. Gangguan belajar
10. Attention deficit disorder Read
Asuhan Keperawatan

1. Biodata klien
2. Riwayat kesehatan yang lalu
3. Riwayat kesehatan sekarang
a) Aktivitas
b) Sirkulasi
c) Eliminasi
4. Makanan/cairan
5. Higiene
6. Neurosensori
7. Nyeri/keamanan
8. Pernafasan
Diagnosa

1. Resiko tinggi terhadap penyebaran infeksi sehubungan dengan diseminata


hematogen dari pathogen
2. Risiko tinggi terhadap
perubahan serebral dan perfusi jaringan sehubungan dengan edema serebral,hipo
volemia.
3. Risisko tinggi terhadap trauma sehubungan dengan kejang umum /fokal,
kelemahan umum, vertigo.
4. Nyeri (akut) sehubungan dengan proses inflamasi, toksin dalam sirkulasi.
5. Kerusakan mobilitas fisik sehubungan dengan kerusakan neuromuskular,
penurunan kekuatan
6. Anxietas berhubungan dengan krisissituasi, ancaman kematian.
Intervensi
keperawatan

1. Resiko tinggi terhadap penyebaran infeksi sehubungan dengan diseminata hematogen dari
patogen.
Mandiri :
a) Beri tindakan isolasi sebagai pencegahan
b) Pertahankan teknik aseptic dan teknik cuci tangan yang tepat.
c) Pantau suhu secara teratur
d) Kaji keluhan nyeri dada, nadi yang tidak teratur demam yang terus menerus
e) Auskultasi suara nafas ubah posisi pasien secara teratur,dianjurkan nafas dalam
f) Cacat karakteristik urine (warna, kejernihan dan bau )
Kolaborasi:
g) Berikan terapi antibiotikiv: penisilin G, ampisilin, klorampenikol,gentamisin.
2.Resiko tinggi terhadap perubahan cerebral dan perfusi jaringan sehubungan
dengan edema serebral, hipovolemia.
Mandiri:
a) Tirah baring dengan posisi kepala datar.
b) Pantau status neurologis.
c) Kaji regiditasnukal, peka rangsang dan kejang
d) Pantau tanda vital dan frekuensi jantung, penafasan, suhu,masukan
dan pengeluaran.
e) Bantu berkemih, membatasi batuk, muntah mengejan.
Kolaborasi.:
f) Tinggikan kepala tempat tidur 15-45 derajat.
g) Berikan cairan iv (larutan hipertonik, elektrolit ).
h) Pantau BGA.
i) Berikan obat : steoid, clorpomasin, asetaminofen
3. Resiko tinggi terhadap trauma sehubungan dengan kejang umum/vokal, kelemahan umum vertigo.
Mandiri :
a) Pantau adanya kejang
b) Pertahankan penghalang tempat tidur tetap terpasang dan pasang jalan nafas buatan
c) Tirah baring selama fase akut
Kolaborasi :
berikan obat :venitoin,diaepam, venobarbital.
4. Nyeri (akut) sehubungan dengan proses infeksi, toksin dalam sirkulasi.
Mandiri :
d) Letakkan kantung es pada kepala, pakaian dingin di atas mata,berikan posisi yang nyaman kepala
agak tinggi sedikit, latihan rentang gerak aktif atau pasif dan masage otot leher.
e) Dukung untuk menemukan posisi yang nyaman(kepala agak tinggi)
f) Berikan latihan rentang gerak aktif/pasif.
g) Gunakan pelembab hangat pada nyeri leher atau pinggul
Kolaborasi :
Berikan anal getik, asetaminofen, codein
5. Perubahan persepsi sensori sehubungan dengan defisit neurologis
a) Pantau perubahan orientasi, kemamapuan 3 berbicara, alam perasaaan, sensorik dan
proses pikir.
b) Kaji kesadaran sensorik : sentuhan, panas, dingin.
c) Observasi respons perilaku.
d) Hilangkan suara bising yang berlebihan.
e) Validasi persepsi pasien dan berikan umpan balik.
f) Beri kesempatan untuk berkomunikasi dan beraktivitas.
g) Kolaborasi ahli fisioterapi, terapi okupasi,wicara dan kognitif.
6. Ansietas sehubungan dengan krisis situasi, ancaman kematian.
h) Kaji status mental dan tingkatan sietasnya.
i) Berikan penjelasan tentang penyakitnya dan sebelum tindakan prosedur.
j) Beri kesempatan untuk mengungkapkan perasaan.
k) Libatkan keluarga / pasien dalam perawatan dan beri dukungan serta petunjuk sumber
penyokong.
EVALUASI

Hasil yang diharapkan:
1) Mencapai masa penyembuhan tepat waktu, tanpa bukti penyebaran infeksi endogen
atau keterlibatan orang lain
2) Mempertahankan tingkat kesadaran biasanya / membaik dan fungsi
motorik/sensorik, mendemonstrasikan tanda-tanda vital stabil.
3) Tidak mengalami kejang / penyerta atau cedera lain.
4) Melaporkan nyeri hilang / terkontrol dan menunjukkan postur rileks dan mampu
tidur/istirahat dengan tepat.
5) Mencapai kembali atau mempertahankan posisi fungsional optimal dan kekuatan.
6) Meningkatkan tingkat kesadaran biasanya dan fungsi persepsi.
7) Tampa krileks dan melaporkan ansietas berkurang dan mengungkapkan keakuratan
pengetahuan tentang situasi
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai