Oleh:
2019
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keluarga merupakan suatu unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga
dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah satu atap dalam
identitas individu, status kesehatan dan perasaan harga diri individu.Sistem pendukung yang vital
bagi individu adalah keluarga, dimana keluarga berfungsi untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan
anggota keluarga dengan menjalankan fungsi biologi, fungsi pendidikan, fungsi psikis, fungsi
anggota keluarga tidak terlepas dari lima tugas dalam perawatan kesehatan keluarga yaitu;
mampu mengenal masalah kesehatannya, mampu mengambil keputusan yang tepat untuk
mengatasi kesehatannya, mampu melakukan tindakan keperawatan untuk anggota keluarga yang
peningkatan kesehatan, mampu memanfaatkan sarana pelayanan kesehatan yang ada. Keluarga
menjadi point penting dalam upaya mencapai kesehatan masyarakat secara optimal karena
memiliki keterkaitan dengan masalah kesehatan, memiliki fungsi utama dalam masyarakat dan
masalah kesehatan yang ada di dalam kelompok /keluarga. Keluarga berperan sebagai pengambil
faktor penentu sehat-sakitnya anggota keluarga, yang akan berdampak pada munculnya berbagai
masalah kesehatan anggota keluarga. Keluarga menjadi unit pelayanan kesehatan yang terdepan
dalam meningkatkan derajat kesehatan komunitas. Apabila setiap keluarga sehat, akan tercipta
komunitas yang sehat pula. Masalah kesehatan yang dialami oleh salah anggota keluarga dapat
mempengaruhi anggota keluarga yang lain, mempengaruhi sistem keluarga, komunitas setempat
bahkan komunitas global. Dengan demikian kesehatan dan kemandirian keluarga merupakan
Berkeadilan. Masyarakat mandiri dalam lingkup kecil dapat di artikan adalah keluarga. Tujuan
yang sejalan dengan Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur melalui Renstranya tahun 2009-2014
yakni ”Meningkatkan akses dan mutu pelayanan kesehatan ibu, bayi, anak, remaja dan lanjut
melaksanakan pelayanan kesehatan pralansia dan lansia sesuai target provinsi dan 50%
puskesmas di daerah tertinggal dan terpencil melakukan pembinaan keluarga rawan. Bentuk
Keluarga mempunyai 5 fungsi yaitu fungsi afektif, sosialisasi dan penempatan sosial,
perawatan kesehatan, reproduksi dan ekonomi. Keluarga berperan dan menjadi aktor kunci
dalam menentukan tindakan yang tepat untuk mengatasi masalah-masalah kesehatan anggota
dukungan keluarga yang diwujudkan dalam pemberian rangsang atau stimulasi tumbuh kembang
pada bayi terbukti mampu meningkatkan skor perkembangan bayi pada kelompok intervensi.
Bayi dan balita membutuhkan stimulasi yang baik. Fase balita adalah fase keemasan tapi juga
sosialisasi, bahasa, motorik halus dan kasar menjadi terlambat (Depkes RI, 2009).
Berdasarkan fakta ini, perlu dikembangkan model pemberdayaan keluarga dengan
melibatkan kader kesehatan/relawan untuk membantu pendampingan stimulasi pada balita. Hasil
riset sebelumnya menunjukkan model pemberdayaan hanya dengan melibatkan keluarga inti
(ayah dan ibu), menggunakan media modul, video, alat permainan terbukti mampu
meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan keluarga (Purwandari, 2011). Fakta lain me-
nunjukkan bidan tidak efektif melakukan skreening tumbuh kembang dan lebih melibatkan kader
kesehatan, maka pada pengembangan model pemberdayaan keluarga tahun kedua ini dilakukan
pada area yang lebih luas yaitu pada balita dan waktu implementasi diperpanjang lebih 4 bulan.
Perkembangan yang diukur, lebih difokuskan pada perkembangan personal sosial, bahasa dan
motorik.
BAB II
PEMBAHASAN
Pengertian keluarga
Keluarga adalah sebuah lingkungan rumah tangga yang terdapat beberapa orang yang
masih memiliki hubungan darah atau perkawinan atau menyediakan terselenggaranya fungsi-
fungsi instrumental mendasar dan fungsi-fungsi ekspresif keluarga bagi para anggota yang
berada dalam suatu jaringan.Istilah keluarga dalam sosiologi menjadi salah satu bagian ikon
yang mendapat perhatian khusus, secara umum keluarga juga di anggap penting sebagai bagian
dari masyarakat.
terciptanya sebuah keluarga yang tentram, damai, dan menyenangkan. Kondisi ini akan
membuahkan sebuah karakter rumah tangga yang membetahkan. Pakar moral dan etika
klasik, Confucius, seperti yang dikutip William J. Goode menyatakan bahwa suatu masyarakat
keluarganya. Kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat hanya akan terwujud apabila setiap
orang sebagai anggota keluarga mau berperilaku benar, dalam arti berhasil memenuhi kewajiban-
kewajiban keluarganya
Fungsi keluarga
Fungsi afektif adalah fungsi keluarga yang utama untuk mengajarkan segala sesuatu
untuk mempersiapkan anggota keluarga berhubungan dengan orang lain di luar rumah.
Fungsi sosialisasi dan tempat bersosialisasi adalah fungsi mengembangkan dan tempat
kelangsungan keluarga.
Fungsi ekonomi yaitu keluarga berfungsi untuk memenuhi kebutuhan keluarga secara
keadaan kesehatan anggota keluarga agar tetap memiliki produktifitas tinggi. Ini
berhubungan dengan individu dalam posisi dan situasi tertentu.Peran individu dalam keluarga
didasari oleh harapan dan pola perilaku dari keluarga, kelompok, dan masyarakat.Menurut
Friedman (2010) peran keluarga dapat diklasifikasi menjadi dua kategori, yaitu peran formal dan
peran informal.Peran formal adalah peran eksplisit yang terkadung dalam struktur peran
keluarga.Peran informal bersifat tidak tampak dan diharapkan memenuhi kebutuhan emosional
keluarga dan memelihara keseimbangan keluarga. Berbagai peranan yang terdapat dalam
keluaraga adalah :
1. Peran formal
Peran parental dan pernikahan, diidetifikasi menjadi delapan peran yaitu peran sebagai
provider (penyedia), peran sebagai pengatur rumah tangga, peran perawatan anak, peran
2. Peran informal
keluarga.
o Peranan ayah
Ayah sebagai suami dari istri dan anak-anaknya, berperan sebagai pencari nafkah,
pendidik, pelindung, dan pemberian rasa aman, sebagai kepala keluarga, sebagai
anggota dari kelompok sosialnya serta sebagai anggota keluarga masyarakat dari
lingkungannya.
o Peranan ibu
dan sebagai salah satu kelompok dari peranan sosialnya serta sebagai anggota
masyarakat dari lingkungannya, disamping itu juga ibu dapat berperan sebagai
Keluarga berperan dalam memberikan perawatan kesehatan yang terapeutik kepada anggota
keluarga yang menderita suatu penyakit.Perawatan adalah suatu usaha yang berdasarkan
yang sehat seutuhnya (Depkes RI, 2008). Penelitian dari Prasetyawan (2008) secara umum,
penderita yang mendapatkan perhatian dan pertolongan yang mereka butuhkan dari
seseorang atau keluarga biasanya cenderung lebih mudah mengikuti nasehat medis daripada
penderita yang kurang mendapatkan dukungan sosial (peran keluarga). Menurut La, Groca
(1998) yang dikutip oleh Prasetyawan (2008) bahwa keluarga memainkan peranan yang sangat
penting dalam pengelolaan medis pada salah satu anggota keluarga yang sakit.
Teratasinya masalah yang dihadapi individu yang ada kaitannya dengan latar belakang
keluarganya.
Teratasinya masalah yang dihadapi individu dengan dukungan, bantuan atau pemeranan
keluarga.
dari keluarganya, sebagai tindak lanjut pelayanan rawat inap maupun jalan.
Tugas keluarga di dalam menanggulangi masalah kesehatan: Menurut Bailon dan Maglaya
(1978) yang dikutip Efendi, F & Makhfudli (2009) secara umum keluarga mampu melaksanakan
Kesehatan merupakan kebutuhan keluarga yang tidak boleh diabaikan karena tanpa
kesehatan segala sesuatu tidak akan berartidan karena kesehatnlah kadang seluruh
kekuatan sumber daya dan dan keluarga habis. Orang tua perlu mengenal keadaan
yang dialami anggota keluarga secara tidak langsung menjadi perhatian keluarga atau
orang tua.
Tugas ini merupakan upaya keluarga yang utama untuk mencari pertolongan yang tepat
Ketika memberikan perawatan kepada anggota keluarga yang sakit, keluarga harus
A. Keadaan penyakit
yang sehat kepada anggota keluarga yang sakit, keluarga harus mengetahui hal-hal
sebagai berikut:
Ketika merujuk anggota keluarga ke fasilitas kesehatan, keluarga harus mengetahui hal-
Ada dua tipe perubahan peran yang terjadi akibat hilangnya atau ketidakmampuan anggota
keluarga. Yang pertama, anggota keluarga yang lain memiliki cukup sumber dari dalam dan luar
sehingga mereka mampu melkaukan kewajiban dan tugas-tugas peran dasar dan penting dengan
cara fungsional. Yang kedua, anggota keluarga kehilangan sumber dari dalam dan luar yang
diperlukan, sebagai akibatnya, peran dasar dan penting tertentu dalam keluarga tidak dilakukan
Menyangkut struktur kekuasaan keluarga, ada faktor –faktor utama yang mempengaruhiperan-
peran keluarga. Faktor-faktor tersebut menurut Friedman(2010), meliputi: pengaruh kelas sosial,
bentuk keluarga, pengaruh etnik/budaya, pengaruh perkembangan atau siklus hidup, peristiwa
Menurut Efendi, F & Makhfudli (2009), sesuai dengan fungsi pemeliharaan kesehatan, keluarga
mempunyai tugas di bidang kesehatan yang berhubungan dengan upaya kesehatan tingkat
o Tidak merokok
o Olahraga
Individu
o Kepatuhan berobat
o Gizi seimbang
Keluarga
o Tidak merokok
o Olahraga
o Keluarga bersedia memerikasakan anggota keluarga yang lain apabila ada tanda
dan gejala
Individu dan keluarga: Hidup bersih dan sehat untuk mencxegah kekambuhan dan
penularan
o Gizi seimbang dan istirahat yang cukup
o Tidak merokok
o Olahraga
Batasan Perilaku
Teori Skinner (1938) menyatakan bahwa perilaku merupakan respon atau reaksi
seseorang terhadap stimulus, yang sering digunakan dengan S-O-R atau Stimulus-
Organisme-Respon. Dilihat dari bentuk respon terhadap stimulus, maka perilaku dapat
dibedakan menjadi 2, yaitu:
Berdasarkan batasan perilaku diatas, maka perilaku kesehatan merupakan respon seseorang
terhadap stimulus yang berkaitan dengan sakit dan penyakit, sistem pelayanan kesehatan, makan
dan minuman, serta lingkungan. Dari batasatan ini perilaku kesehatan dapat di kelompokkan
menjadi 3, yaitu:
o Perilaku gizi, terkait makanan dan minuman. Makanan dan minuman dapat
memelihara dan meningkatkan kesehatan seseorang, namun dapat juga
menurunkan kesehatan seseorang.
Perilaku pencarian dan penggunaan sistem atau fasilitas pelayanan kesehatan atau sering
disebut sebagai perilaku pencarian pengobatan (health seeking behavior). Perilaku jenis
ini meliputi upaya atau tindakan seseorang pada saat menderita penyakit atau kecelakaan.
Perilaku ini dimulai dari mengobati diri sendiri (self treatment) hingga berobat keluar
negri.
Perilakau hidup sehat, berkaitan dengan upaya atau kegiatan seseorang untuk
memepertahankan dan meningkatkan kesehatannya.
Perilaku sakit (ilness behavior), mencakup respon seseorang terhadap sakit dan penyakit,
presepsinya terhadap sakit, pengetahuan tentang penyakit, pengobatat, dan sebagainya.
Perilaku peran sakit (sick role behavior), meliputi tindakan untuk memeproleh
kesembuhan, mengenal/ mengetahui sarana atau fasilitas penyembuhan penyakit yang
layak, serta mengetahui hak dan kewajiban orang sakit
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Friedman, M.M. 1998. Keperawatan Keluarga: Teori dan Praktek. EGC: Jakarta.
Mubarak, Wahit Iqbal, dkk. 2007. Promosi Kesehatan Sebuah Pengantar Proses
Belajar Mangajar dalam Pendidikan. Graha Ilmu: Yogyakarta.