3. Materi Penyuluhan
1) Pengertian Patent Duktus Arteriosus (PDA)
2) Penyebab Patent Duktus Arteriosus (PDA)
3) Tanda dan Gejala
4) Pencegahan
5) Penatalaksanaan
4. Media
Leaflet
5. Metode
1) Ceramah
2) Tanya Jawab
6. Pelaksanaan
LAMPIRAN
1) MATERI PENYULUHAN
2) MEDIA
3) SOAL
4) JAWABAN SOAL
MATERI PENYULUHAN
4. Pencegahan
Karena penyebab kebanyakan PDA tidak jelas, tidak ada cara khusus untuk
mencegah bayi terkena patent ductus arteriosus. Namun, penting untuk melakukan segala
kemungkinan untuk memiliki kehamilan yang sehat. Berikut adalah beberapa dasar-
dasarnya:
Dapatkan perawatan prenatal dini, bahkan sebelum Anda hamil. Berhenti merokok,
mengurangi stres, menghentikan kontrol kelahiran - semua ini adalah hal yang perlu
dibicarakan dengan dokter Anda sebelum hamil. Juga, pastikan Anda berbicara dengan
dokter tentang obat yang Anda pakai.
Makanlah diet seimbang. Sertakan suplemen vitamin yang mengandung asam folat.
Selain itu, batasi kafein. Berolahraga secara teratur. Bekerjalah dengan dokter Anda untuk
mengembangkan rencana latihan yang tepat untuk Anda. Hindari resikoIni termasuk zat
berbahaya seperti alkohol, rokok dan obat-obatan terlarang. Selain itu, hindari sinar-X, bak
air panas dan sauna.
Hindari infeksi. Pastikan Anda up to date pada semua vaksinasi Anda sebelum
hamil. Beberapa jenis infeksi tertentu dapat berbahaya bagi bayi yang sedang berkembang.
Jauhkan diabetes terkendali. Jika Anda menderita diabetes, bekerjasamalah dengan dokter
Anda untuk memastikannya terkontrol dengan baik sebelum dan sesudah hamil.
5. Penatalaksanaan
Tujuan penatalaksanaan patent duktus arteriosus yang tidak terkomplikasi adalah
untuk menghentikan shunt dari kiri ke kanan. Pada penderita dengan duktus yang
kecil,penutupan ini di tujukan untuk mencegah endokarditis, sedangkan pada duktus
sedang dan besar untuk menangani gagal jantung kongestif dan mencegah terjadinya
penyakit vaskular pulmonal. Penatalaksanaan ini di bagi atas terapi medikamentosa dan
tindakan bedah :
a. Medikamentosa
Terapi medikamentosa diberikan terutama pada duktus ukuran kecil, dengan tujuan
terjadinya kontriksi otot duktus sehingga duktus menutup. Jenis obat yang sering di berikan
adalah : Indometasin. Merupakan inhibitor sintesis prostaglandin yang terbukti efektif
mempercepat penutupan duktus arteriosus. Tingkat efektifitasnya terbatas pada bayi kurang
bulan dan menurun seiiring menigkatnya usia paska kelahiran. Efeknya terbatas pada 3–4
minggu kehidupan.
Ibuprofen. Merupakan inhibitor non selektif dari siklooksigenase yang berefek pada
penutupan duktus arteriosus. Studi klinik membuktikan bahwa ibuprofen memiliki efek
yang sama dengan indometasin pada pengobatan duktus arteriosus pada bayi kurang bulan.
Pada penelitian Rahayuningsih dianjurkan untuk memberikan indometasin pada
bayi prematur dengan berat badan lahir kurang dari 1500, sebelum gejala gejala tersebut
timbul dan dikenal sebagai terapi profilaksis.Pemberian indometasin intravena dengan
dosis 0,2 mg/kg BB sebagai dosis awal, yang kemudian dilanjutkan dengan dosis kedua
dan ketiga sebanyak 0,1 mg/kg BB yang diberikan dengan interval 12-24 jam menunjukkan
hasil yang bermakna (kelompok yang mendapat indometasin mengalami penutupan
sebanyak 79% dibandingkan plasebo sebanyak 35%).
Beberapa peneliti mengemukakan bahwa dengan pemberian indometasin pada 12
jam pertama kehidupan dapat menurunkan kejadian PDA, sedangkan peneliti lain
memberikannya pada usia 2-8 hari.Walaupun efek dari indometasin terhadap penutupan
duktus arteriosus cukup bagus, ternyata tidak semua bayi PDA yang mendapat terapi
indometasin menutup secara permanen. Sekitar 30% duktus yang telah menutup dengan
pemberian indometasin dapat terbuka kembali.
b. Tindakan bedah
Tindakan terbaik untuk menutup duktus adalah dengan melakukan operasi. Pada
penderita dengan PDA kecil, dilakukan tindakan bedah adalah untuk mencegah endarteritis
atau komplikasi lambat lain. Pada penderita dengan PDA sedang sampai besar, penutupan
di selesaikan untuk menangani gagal jantung kongestif atau mencegah terjadinya penyakit
vaskuler pulmonal. Bila diagnosis PDA ditegakkan, penangan bedah jangan terlalu ditunda
sesudah terapi medik gagal jantung kongestif telah dilakukan dengan cukup (Bernstein,
2008).
Karena angka kematian kasus dengan penanganan bedah sangat kecil kurang dari
1% dan risiko tanpa pembedahan lebih besar, pengikatan dan pemotongan duktus
terindikasi pada penderita yang tidak bergejala. Hipertensi pulmonal bukan merupakan
kontraindikasi untuk operasi pada setiap umur jika dapat dilakukan pada kateterisasi
jantung bahwa aliran shuntmasih dominan dari kiri ke kanan dan bahwa tidak ada penyakit
vaskuler pulmonal yang berat (Bernstein, 2008).
Ada beberapa teknik operasi yang dipakai untuk menutup duktus, seperti penutupan
dengan mengunkan teknik cincin dan metode ADO (Amplatzer Duct Occluder). ADO
berupa coil yang terdiri dari beberapa ukuran yang seseuai dengan ukuran duktus dan
dimasukkan ke dalam duktus dengan bantuan kateterisasi jantung melalui arteri femoralis
sampai ke aorta (Wahab, 2006).
Sesudah penutupan, gejala – gejala gagal jantung yang jelas atau yang baru dengan
cepat menghilang. Biasanya ada perbaikan segera pada perkembangan fisik bayi yang telah
gagal tumbuh. Nadi dan tekanan darah kembali normal dan bising seperti mesin (machinery
like) menghilang. Bising sistolik fungsional pada daerah pulmonal kadang – kadang dapat
menetap, bising ini mungkin menggambarkan turbulen pada arteria pulmonalis yang tetap
dilatasi. Tanda – tanda roentgenografi pembesaran jantung sirkulasi pulmonal berlebih akan
menghilang selama beberapa bulan dan elektrokardiogram menjadi normal.
6. Komplikasi
Komplikasi yang parah dapat terjadi pada PDA. Adanya penurunan insidensi
dari PDA dikarenakan oleh menutupnya duktus arteriosus dengan cepat atau pada
beberapa keadaan dimana gejala belum terlihat. Pengobatan profilaksis pada bayi
kurang bulan dengan surfaktan yang kurang meningkatkan terjadinya PDA. Penutupan
duktus arteriosus menurunkan resiko pendarahan pada paru. Intoleransi dari pemberian
makanan secara enternal dan nekrosis enterokolitis juga sering terjadi pada bayi kurang
bulan. Sebagaimana disebutkan di atas, insidensi pada kondisi ini tampaknya terkait
dengan penurunan aliran darah gastrointestinal, dimana telat diteliti pada domba yang
menderita PDA. Insiden nekrosis enterikolitis menurun secara signifikan pada bayi
yang duktus arteriosusnya telah menutup (Rudolph, 2009).
Bayi dengan PDA yang besar meningkatkan tekanan arteri pulmonal, dan jika
terdapat perpindahan aliran darah dari kiri ke kanan dalam jumlah yang besar, tekanan
atrium kiri dan vena pulmonal akan meningkat, maka akan meningkatkan transudasi
cairan ke jaringan paru dan alveolus (Rudolph, 2009).
Pada bayi kurang bulan, kapiler pulmonal lebih permeable dari bayi yang cukup
bulan. Protein plasma dapat masuk ke dalam alveolus dan mengganggu fungsi surfaktan
(Rudolph, 2009).
Telah diusulkan bahwa faktor-faktor ini berkontribusi pada kerusakan paru yang
kemudian dapat menjadi penyakit paru kronis atau dysplasia bronkopulmonar.
Penutupan yang cepat pada PDA secara signifikan menurunkan resiko dysplasia
bronkopulmonar (Rudolph, 2009).
SOAL
1. Jelaskan Pengertian Ductus Anterior (PDA) .
2. Sebutkan 2 dari 8 Penyebab Ductus Anterior (PDA).
3. Sebutkan tanda dan gejala Ductus Anterior (PDA) .
4. Bagaimana pencegahan dan penanganan Ductus Anterior (PDA).
JAWABAN
1. Patent Duktus Arteriosus (PDA) adalah penyakit jantung bawaan yang asianotik yang
dimana tetap terbukanya duktus arterious setelah lahir, yang menyebabkan dialirkannya
darah secara langsung dari aorta (tekanan lebih tinggi ) ke dalam arteri pulmoner
(tekanan lebih rendah).
2. Penyebab terjadinya penyakit jantung bawaan belum dapat diketahui secara pasti, tetapi
ada beberapa faktor yang berpengaruh terhadap peningkatan angka kejadian penyakit
jantung bawaan.
Faktor Prenatal
e. Ibu menderita penyakit infeksi rubella.
f. Ibu alkoholisme dan umur ibu lebih dari 40 tahun.
g. Ibu menderita penyakit diebetes melitus atau DM yang memerluka insulin.
h. Ibu meminum obat-obatan penenang atau jamu.
Faktor Genetik
e. Anak yang lahir sebelumnya menderita penyakit jantung bawaan.
f. Ayah atau ibu menderita penyakit jantung bawaan.
g. Kelainan kromosom seperti syndrom Down
h. Lahir dengan kelainan bawaan yang lain. (Buku Ajar Keperawatan
Kardiovaskuler, Pusat Kesehatan Jantung dan Pembuluh Darah Nasional
Harapan Kita,2001;109)
3. Tanda dan Gejala
h. Kadang terdapa gagal jantung
i. Machinery murmur ( khas pada PDA )
j. Tekanan nadi besar
k. Ujung jari hiperemik
l. Resiko endokarditis dan obstruksi pembuluh darah pulmonal
m. Infeksi saluran nafas berulang dan mudah lelah
n. Apnea, tachipnea, basal faring, retraksi dada, hipoksemia.
4. Pencegahan
a. Dapatkan perawatan prenatal dini
Berhenti merokok, mengurangi stres, menghentikan kontrol kelahiran - semua ini
adalah hal yang perlu dibicarakan dengan dokter Anda sebelum hamil.
b. Makanlah diet seimbang
Sertakan suplemen vitamin yang mengandung asam folat. Selain itu, batasi kafein.
Berolahraga secara teratur. Bekerjalah dengan dokter Anda untuk
mengembangkan rencana latihan yang tepat untuk Anda. Hindari resikoIni
termasuk zat berbahaya seperti alkohol, rokok dan obat-obatan terlarang. Selain
itu, hindari sinar-X, bak air panas dan sauna.
c. Hindari infeksi
Pastikan Anda up to date pada semua vaksinasi Anda sebelum hamil. Beberapa jenis
infeksi tertentu dapat berbahaya bagi bayi yang sedang berkembang. Jauhkan
diabetes terkendali. Jika Anda menderita diabetes, bekerjasamalah dengan dokter
Anda untuk memastikannya terkontrol dengan baik sebelum dan sesudah hamil.
Penanganan
a. Medikamentosa
diberikan terutama pada duktus ukuran kecil, dengan tujuan terjadinya kontriksi
otot duktus sehingga duktus menutup. Jenis obat yang sering di berikan adalah :
Indometasin. Merupakan inhibitor sintesis prostaglandin yang terbukti efektif
mempercepat penutupan duktus arteriosus.
b. Tindakan bedah
Tindakan terbaik untuk menutup duktus adalah dengan melakukan operasi. Pada
penderita dengan PDA kecil, dilakukan tindakan bedah adalah untuk mencegah
endarteritis atau komplikasi lambat lain.