Anda di halaman 1dari 14

ASUHAN KEPERAWATAN PADA IBU HAMIL DENGAN HIV/AIDS

MAKALAH UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH


KEPERAWATAN HIV/AIDS
Dosen Pengampu:

Di susun oleh :

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN II B


STIKES AL-IRSYAD AL-ISLAMIYYAH CILACAP
TAHUN AJARAN 2018/2019
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kehamilan merupakan peristiwa alami yang terjadi pada wanita namun kehamilan
dapat mempengaruhi kondisi kesehatan ibu dan janin terutama pada kehamilan trimester
pertama . wanita hamil trimester pertama pada umumnya mengalami mua, muntah, nafsu
makan berkurang dan kelebihan. Menurunnya kondisi wanita hamil cenderung memperberat
kondisi kliniks wanita dengan penyakit infeksi antara lain infeksi HIV – AIDS .
HIV berarti virus yang dapat merusak sistem kekebalan tubuh manusia. Ini adalah
retrovirus, yang berarti virus yang mengunakan sel tubuhnya sendiri untuk memproduksi
kembali dirinya. Asal dari HIV tidak jelas, penemuan kasus awal adalah dari sampel darah
yang dikumpulkan tahun 1959 dari seorang laki–laki dari Kinshasa di Republik Demokrat
Congo. Tidak diketahui bagaimana ia terinfeksi.
Saat ini terdapat dua jenis HIV: HIV–1 dan HIV–2. HIV–1 mendominasi seluruh dunia
dan bermutasi dengan sangat mudah. Keturunan yang berbeda–beda dari HIV–1 juga ada,
mereka dapat dikategorikan dalam kelompok dan sub–jenis (clades). Terdapat dua kelompok,
yaitu kelompok M dan O. Dalam kelompok M terdapat sekurang–kurangnya 10 sub–jenis
yang dibedakan secara turun temurun. Ini adalah sub–jenis A–J. Sub–jenis B kebanyakan
ditemukan di America, Japan, Australia, Karibia dan Eropa. Sub–jenis C ditemukan di Afrika
Selatan dan India. HIV–2 teridentifikasi pada tahun 1986 dan semula merata di Afrika Barat.
Terdapat banyak kemiripan diantara HIV–1 dan HIV–2, contohnya adalah bahwa keduanya
menular dengan cara yang sama, keduanya dihubungkan dengan infeksi–infeksi oportunistik
dan AIDS yang serupa. Pada orang yang terinfeksi dengan HIV–2, ketidakmampuan
menghasilkan kekebalan tubuh terlihat berkembang lebih lambat dan lebih halus.
Dibandingkan dengan orang yang terinfeksi dengan HIV–1, maka mereka yang terinfeksi
dengan HIV–2 ditulari lebih awal dalam proses penularannya.
HIV dapat menular melalui kontak darah, namun disini kami akan mencoba membahas
bagaiamana HIV AIDS yang dialami ibu hamil dan bagaimana melakukan sebuah proses
keperawatan pada ibu hamil dengan HIV AIDS.
1.2 Rumusan Masalah
Adapun permasalahan yang akan dibahas dalam makalah ini adalah
1. Bagaimana asuhan keperawatan HIV /AIDS pada ibu hamil?
1.3 Tujuan

Tujuan umum
Dengan disusunnya makalah ini, Mahasiswa dan semua pihak yang bersangkutan dengan
dunia kesehatan semoga bisa menjadikan makalah ini sebagai salah satu sumber refrensi untuk
mengembembangkan dan memberikan asuhan keperawatan di klinik dengan baik khususnya
pada ibu hamil dengan penderita HIV/ AIDS

Tujuan khusus
Mahasiswa diharapkan dapat memberikan asuhan keperawatan pada ibu hamil dengan
penyakit HIV/ AIDS
BAB II
ASUHAN KEPERAWATAN

2.1 Pengkajian
a. Biodata Klien
Nama, umur, jenis kelamin, agama, suku dana kebangsaan, pendidikan, pekerjaan,
alamat, nomor regester, tanggal Masuk Rumah Sakit , diagnosa medis.
b. Riwayat Penyakit
Jenis infeksi sering memberikan petunjuk pertama karena sifat kelainan imun. Umur
kronologis pasien juga mempengaruhi imunokompetens. Respon imun sangat tertekan
pada orang yang sangat muda karena belum berkembangnya kelenjar timus. Pada lansia,
atropi kelenjar timus dapat meningkatkan kerentanan terhadap infeksi. Banyak penyakit
kronik yang berhubungan dengan melemahnya fungsi imun. Diabetes meilitus, anemia
aplastik, kanker adalah beberapa penyakit yang kronis, keberadaan penyakit seperti ini
harus dianggap sebagai factor penunjang saat mengkaji status imunokompetens pasien.
Berikut bentuk kelainan hospes dan penyakit serta terapi yang berhubungan dengan
kelainan hospes :
1. Kerusakan respon imun seluler (Limfosit T )
Terapi radiasi, defisiensi nutrisi, penuaan, aplasia timik, limfoma, kortikosteroid,
globulin anti limfosit, disfungsi timik congenital.
2. Kerusakan imunitas humoral (Antibodi)
Limfositik leukemia kronis, mieloma, hipogamaglobulemia congenital, protein liosing
enteropati (peradangan usus)
c. Pemeriksaan Fisik (Objektif) dan Keluhan (Subyektif)
1. Aktifitas / Istirahat
Gejala : Mudah lelah,intoleran activity,progresi malaise,perubahan pola tidur.
Tanda : Kelemahan otot, menurunnya massa otot, respon fisiologi aktifitas ( Perubahan
TD, frekuensi Jantun dan pernafasan ).
2. Sirkulasi
Gejala : Penyembuhan yang lambat (anemia), perdarahan lama pada cedera.
Tanda : Perubahan TD postural,menurunnya volume nadi perifer, pucat / sianosis,
perpanjangan pengisian kapiler.
3. Integritas dan Ego
Gejala : Stress berhubungan dengan kehilangan,mengkuatirkan penampilan,
mengingkari doagnosa, putus asa,dan sebagainya.
Tanda : Mengingkari,cemas,depresi,takut,menarik diri, marah.
4. Eliminasi
Gejala : Diare intermitten, terus menerus, sering dengan atau tanpa kram abdominal,
nyeri panggul, rasa terbakar saat miksi
Tanda : Feces encer dengan atau tanpa mucus atau darah, diare pekat dan sering, nyeri
tekan abdominal, lesi atau abses rectal, perianal, perubahan jumlah, warna dan
karakteristik urine.
5. Makanan / Cairan
Gejala : Anoreksia, mual muntah, disfagia
Tanda : Turgor kulit buruk, lesi rongga mulut, kesehatan gigi dan gusi yang buruk,
edema
6. Hygiene
Gejala : Tidak dapat menyelesaikan AKS
Tanda : Penampilan tidak rapi, kurang perawatan diri.
7. Neurosensoro
Gejala : Pusing, sakit kepala, perubahan status mental,kerusakan status
indera,kelemahan otot,tremor,perubahan penglihatan.
Tanda : Perubahan status mental, ide paranoid, ansietas, refleks tidak
normal,tremor,kejang,hemiparesis,kejang.
8. Nyeri / Kenyamanan
Gejala : Nyeri umum / local, rasa terbakar, sakit kepala,nyeri dada pleuritis.
Tanda : Bengkak sendi, nyeri kelenjar,nyeri tekan,penurunan rentan gerak,pincang.
9. Pernafasan
Gejala : ISK sering atau menetap, napas pendek progresif, batuk, sesak pada dada.
Tanda : Takipnea, distress pernapasan, perubahan bunyi napas, adanya sputum.
10. Keamanan
Gejala : Riwayat jatuh, terbakar,pingsan,luka,transfuse darah,penyakit defisiensi imun,
demam berulang,berkeringat malam.
Tanda : Perubahan integritas kulit,luka perianal / abses, timbulnya nodul, pelebaran
kelenjar limfe, menurunya kekuatan umum, tekanan umum.
11. Seksualitas
Gejala : Riwayat berprilaku seks dengan resiko tinggi, menurunnya libido, penggunaan
pil pencegah kehamilan.
Tanda : Kehamilan,herpes genetalia.
12. Interaksi Sosial
Gejala : Masalah yang ditimbulkan oleh diagnosis, isolasi, kesepian, adanya trauma
AIDS.
Tanda : Perubahan interaksi.
d. Pemeriksaan Diagnostik
1. Tes Laboratorium
Telah dikembangkan sejumlah tes diagnostic yang sebagian masih bersifat
penelitian. Tes dan pemeriksaan laboratorium digunakan untuk mendiagnosis Human
Immunodeficiency Virus (HIV) dan memantau perkembangan penyakit serta responnya
terhadap terapi Human Immunodeficiency Virus (HIV).
a) Serologis
- Tes blot western
Mengkonfirmasi diagnosa Human Immunodeficiency Virus (HIV)
- Sel T limfosit
Penurunan jumlah total
- Sel T4 helper
Indikator system imun (jumlah <200>
- T8 ( sel supresor sitopatik )
Rasio terbalik ( 2 : 1 ) atau lebih besar dari sel suppressor pada sel helper ( T8
ke T4 ) mengindikasikan supresi imun.
- P24 ( Protein pembungkus HIV)
Peningkatan nilai kuantitatif protein mengidentifikasi progresi infeksi
- Kadar Ig
Meningkat, terutama Ig A, Ig G, Ig M yang normal atau mendekati normal
- Reaksi rantai polimerase
Mendeteksi DNA virus dalam jumlah sedikit pada infeksi sel perifer
monoseluler.
- Tes PHS
- Kapsul hepatitis B dan antibody, sifilis, CMV mungkin positif
b) Neurologis
- EEG, MRI, CT Scan otak, EMG (pemeriksaan saraf)
- Tes Lainnya
- Sinar X dada
- Menyatakan perkembangan filtrasi interstisial dari PCP tahap lanjut atau adanya
komplikasi lain
- Tes Fungsi Pulmonal
- Deteksi awal pneumonia interstisial
- Skan Gallium Ambilan difusi pulmonal terjadi pada PCP dan bentuk pneumonia
lainnya.
- Biopsis
- Diagnosa lain dari sarcoma Kaposi
- Bronkoskopi / pencucian trakeobronkial Dilakukan dengan biopsy pada waktu
PCP ataupun dugaan kerusakan paru-paru
c) Tes Antibodi
Jika seseorang terinfeksi Human Immunodeficiency Virus (HIV), maka
system imun akan bereaksi dengan memproduksi antibody terhadap virus
tersebut. Antibody terbentuk dalam 3 – 12 minggu setelah infeksi, atau bisa
sampai 6 – 12 bulan. Hal ini menjelaskan mengapa orang yang terinfeksi
awalnya tidak memperlihatkan hasil tes positif. Tapi antibody ternyata tidak
efektif, kemampuan mendeteksi antibody Human Immunodeficiency
Virus(HIV) dalam darah memungkinkan skrining produk darah dan
memudahkan evaluasi diagnostic. Pada tahun 1985 Food and Drug
Administration (FDA) memberi lisensi tentang uji kadar Human
Immunodeficiency Virus (HIV) bagi semua pendonor darah atau plasma. Tes
tersebut, yaitu:
1) Tes Enzym – Linked Immunosorbent Assay ( ELISA)
Mengidentifikasi antibody yang secara spesifik ditujukan kepada virus
Human Immunodeficiency Virus (HIV). ELISA tidak menegakan diagnosa
AIDS tapi hanya menunjukkan bahwa seseorang terinfeksi atau pernah
terinfeksi (HIV). Orang yang dalam darahnya terdapat antibody Human
Immunodeficiency Virus (HIV) disebut seropositif.
2) Western Blot Assay
Mengenali antibody Human Immunodeficiency Virus (HIV) dan
memastikan seropositifitas Human Immunodeficiency Virus (HIV)
3) Indirect Immunoflouresence
Pengganti pemeriksaan western blot untuk memastikan seropositifitas.
4) Radio Immuno Precipitation Assay ( RIPA )
Mendeteksi protein dari pada antibody.

2.2 Diagnosa Keperawatan


1. Resiko infeksi.
2. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
3. Intolerans aktivitas.
4. Penurunan koping keluarga

2.2 Intervensi Keperawatan


No Diagnosa keperawatan Noc Nic
1. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh. NOC: 1. Yakinkan diet yang
Definisi : asupan nutrisi tidak cukuo a. Nutritional status dimakan
untuk memenuhi kebutuhan b. Nutritional status : mengandung tinggi
metabolic. food dan fluid serat untuk
c. Intake mencegah
d. Nutritional status: konstipasi.
nutrient intake 2. Monitor jumlah
e. Weight control nutrisi dari
kandungan kalori.
Kriteria Hasil : 3. Berikan informasi
a. Adanya peningkatan tentang kebutuhan
berat badan sesuai nutrisi.
dengan tujuan. 4. Kaji kemampuan
b. Berat badan ideal pasien untuk
sesuai dengan tinggi mendapatkan nutrisi
badan yang dibutuhkan.
c. Mampu 5. Kolaborasi dengan
mengidentifikasi ahli gizi untuk
kebutuhan nutrisi menetukan jumlah
d. Tidak ada tanda- kalori dan nutrisi
tanda mal nutrisi
yang di butuhkan
pasien.

2. Intoleransi aktivitas Noc : 1. Bantu klien untuk


Definisi: ketidak kecukupan energy a. Aktivit tolraice mengidentifikasi
psikologi atau fisiologi untuk b. Energy aktivitas yang
melanjutkan atau menyelesaikan converseration mampu di lakukan
aktifitas kehidupan sehari- hari yang c. Self care: ADLs 2. Bantu pasien
harus atau yang di lakukan Kreteria Hasil : /keluarga untuk
a. berpartisipasi dalam mengintifikasi
aktivitas fisik tanpa kekurangan dalam
di sertai peningkatan beraktivitas
tekanan 3. Bantu pasien untuk
darah,nadi,RR mengembangkan
b. mampu melakukan motvasi diri dalam
akivitas sehari-hari penguatan
secara mandiri 4. Bantu pasien untuk
c. tanda –tanda vital melakukan aktivitas
normal yang di perlukan
d. energy psikomotor.
e. Level kelemahan.

Penurunan koping keluarga. Noc: 1. Peningkatan


Definisi : orang terdekat anggota a. caregiver stressor koping :membantu
keluarga atau sahabat). Yang b. family coping pasien beradaptasi
memberikan dukungan, rasa nyaman, ,disable dengan
bantuan, atau motivasi tidak adekuat, c. parental role,conflict persepsistressor
tidak efektif, atau mengalamu d. therapeutic regimen perubahan atau
penurunan yang mungkin di perlukan management ancaman yang
oleh klien untuk mengelola atau e. ineffective menggangu
menguasai tugas tugas adaptif terkait Kreteria Hasil : pemenuhan
masalah keperawatan.
a. keluarga tidak tuntutan dan peran
mengalami hidup
penurunan koping 2. Dukungan emosi
keluarga memberikan
b. hubungan pasien penenangan
pemberi kesehatan ,penerimaan dan
adekuat dorongan selama
c. kesejahteraan emosi proses steres
pemberi asuhan 3. Mobilitas keluarga
kesehatan keluarga penggunaan
d. koping keluarga kekuatan keluarga
meningkat untuk
mempengaruhi
kesehatan pasien
kearah yang positif
4. Dukungan keluarga
meningkatkan
nilai,minat,dan
tujuan keluarga
5. Panduan system
kesehatan
memfasilitasi local
pasien dan
penggunaan
pelayanan
kesehatan yang
sesuai
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
HIV ( Human immunodeficiency Virus ) adalah virus pada manusia yang menyerang
system kekebalan tubuh manusia yang dalam jangka waktu yang relatif lama dapat
menyebabkan AIDS. Penyebab infeksi adalah golongan virus retro yang disebut human
immunodeficiency virus (HIV). Cara penularan HIVmelakukan penetrasi seks, melalui darah
yang terinfeksi, dengan mengunakan bersama jarum untuk menyuntik obat bius dengan
seseorang yang telah terinfeksi, wanita hamil. Penularan secara perinatal terjadi terutama pada
saat proses melahirkan, karena pada saat itu terjadi kontak secara lansung antara darah ibu
dengan bayi sehingga virus dari ibu dapat menular pada bayi.
Kelompok resiko tinggi: lelaki homoseksual atau biseks, orang yang ketagian obat
intravena, partner seks dari penderita AIDS, penerima darah atau produk darah (transfusi), bayi
dari ibu/bapak terinfeksi. Gejala mayor infeksi HIV adalah BB menurun lebih dari 10% dalam
1 bulan, diare kronik yang berlangsung lebih dari 1 bulan, penurunan kesadaran dan adanya
gangguan neurologis, demensia / HIV ensefalopati. Gejala minor: batuk menetap lebih dari 1
bulan, dermatitis generalist, adanya herpes zoster yang berulang, kandidiasis orofaringeal,
herpes simplex kronik progresif, limfadenopati generalist, infeksi jamur berulang pada kelamin
wanita, retinitis cytomegalovirus.
3.2 Saran
Dengan dibuatnya makalah HIV pada ibu hamil ini, diharapkan nantinya akan memberikan
manfaat bagi para pembaca terutama pemahaman yang berhubungan dengan bagaimana
melakukan sebuah proses asuhan keperawatan maternitas terutama pada ibu hamil yang juga
menderita HIV. Tak lupa kritik dan saran dari pembaca sangat kami harapkan guna untuk
penyempurnaan makalah ini, karena mungkin makalah ini masih jauh dari kesempurnaan.
DAFTAR PUSTAKA
Purwaningsih,wahyu, Dkk. 2010. Asuhan Keperawatan Maternitas. Yogykarta.
Nuraif, Amin huda.2013. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis dan
Nanda. Jilid 1-3 Yogyakarta : Media Action.

Anda mungkin juga menyukai