D. Etiologi
Penyebab dari HIV adalah virus
imunodevisiensi syndrom
E. Cara Penularan HIV /ADS
a. Lewat
cairan
darah:
Melalui transfusi darah / produk
darah yg sudah tercemar HIV
Lewat pemakaian jarum suntik yang
sudah tercemar HIV, yang dipakai
bergantian
tanpa
disterilkan,
misalnya pemakaian jarum suntik
dikalangan pengguna Narkotika
Suntikan
Melalui pemakaian jarum suntik
yang berulangkali dalam kegiatan
lain, misalnya : peyuntikan obat,
imunisasi, pemakaian alat tusuk
yang menembus kulit, misalnya alat
tindik, tato, dan alat facial wajah
b. Lewat cairan sperma dan cairan
vagina
:
Melalui hubungan seks penetratif
(penis
masuk
kedalam
Vagina/Anus), tanpa menggunakan
kondom, sehingga memungkinkan
tercampurnya
cairan
sperma
dengan cairan vagina (untuk
hubungan seks lewat vagina) ; atau
tercampurnya
cairan
sperma
dengan darah, yang mungkin terjadi
dalam hubungan seks lewat anus.
c. Lewat
Air
Susu
Ibu
:
Penularan ini dimungkinkan dari
seorang ibu hamil yang HIV positif,
dan melahirkan lewat vagina;
kemudian
menyusui
bayinya
dengan
ASI.
Kemungkinan penularan dari ibu ke
bayi (Mother-to-Child Transmission)
ini berkisar hingga 30%, artinya dari
setiap 10 kehamilan dari ibu HIV
positif kemungkinan ada 3 bayi
yang lahir dengan HIV positif.
d. Periode kehamilan
Selama kehamilan, kemungkinan
bayi tertular HIV sangat kecil. Hal ini
disebabkan karena terdapatnya plasenta
yang tidak dapat ditembus oleh virus itu
sendiri. Oksigen, makanan, antibodi dan
66
2014:65-71
68
2014:65-71
dan
mempertahankan
keseimbangan antara diet,
istirahat, dan latihan. Semua
petugas kesehatan harus selalu
mempertahankan
tindakan
penjagaan universal dalam
semua perawatan pasien.
4. Intoleransi
aktivitas
berhubungan dengan keadaan
mudah
letih,
kelemahan,
malnutrisi,
gangguan
keseimbangan
cairan dan
elektrolit, dan hipoksia yang
menyertai infeksi paru
Intervensi: Toleransi terhadap
aktivitas
dinilai
dengan
memantau kemampuan pasien
untuk bergerak (ambulasi) dan
melaksanakan kegiatan seharihari. Bantuan dalam menyusun
rencana rutinitas harian untuk
menjaga keseimbangan antara
aktivitas dan istirahat mungkin
diperlukan.
Barang-barang
pribadi yang sering digunakan
harus ditaruh pada tempat yang
mudah
dijangkau.
Terapi
relaksasi dapat digunakan untuk
mengurangi kecemasan yang
turut menimbulkan kelemahan
dan keadaan mudah letih.
Kolaborasi
dengan
tim
kesehatan
lain
mungkin
diperlukan, seperti kelemahan
akibat adanya anemia, yang
memerlukan terapi obat-obatan.
5. Perubahan nutrisi kurang dari
kebutuhan berhubungan dengan
penurunan asupan oral
Intervensi: Status nutrisi dinilai
melalui memantau BB, asupan
makanan, antropometri, kadar
albumin, BUN, protein serta
transferin
dalam
serum.
Pengendalian mual dan muntah
dengan obat antiemetik dapat
meningkatkan asupan diet
pasien. Menganjurkan pasien
memakan
makanan
yang
mudah ditelan dan menghindari
70
2014:65-71
penyakit
AIDS.
Semua
ketakutan dan kesalahpahaman
harus dibicarakan dengan
seksama.
Daftar Pustaka
Doenges, Marilyn. E, 1999, Rencana Asuhan
Keperawatan
Pedoman
untuk
Peremcanaan
dan
Pendokumentasian
Perawatan
Pasien, Edisi 2, (Terjemahan), EGC,
Jakarta
Green. W, 2005, HIV, Kehamilan dan
Kesehatan Perempuan (Terjemahan),
HIV i-base http://www.i-base.info
Noer, Sjaefullah, 1996, Buku Ajar Ilmu
Penyakit Dalam, Edisi 3, Jilid I, FKUI,
Jakarta.