Anda di halaman 1dari 6

Satuan Acara Penyuluhan

Pencegahan Infeksi Pada Mata

Di Ruang Bedah Mata RSUD Dr. Soetomo Surabaya

Oleh Kelompok 23 :

1. Ikhashotun Nadhiroh (201803049)


2. Mukti Puji S. P (201803050)
3. Novi Alfi Dinia (201803051)
4. Rommy Happy I (201803028)
5. Nila Tri Hartanti (201803061)

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

STIKES BINA SEHAT PPNI KAB MOJOKERTO

2018
Satuan Acara Penyuluhan Pencegahan Infeksi Pada Mata

Pokok Pembahasan : Pencegahan Infeksi Pada Mata


Sasaran : Pasien dan Keluarga pasien
Waktu : 20 menit
Tempat : Di Ruang rawat inap Bedah Mata RSUD Dr Soetomo
Surabaya

I. Tujuan Instruksional Umum (TIU)


Setelah dilakukan Pendidikan Kesehatan selama 20 menit diharapkan pasien dan
keluarga dapat mengetahui tentang pencegahan infeksi pada mata
II. Tujuan Instruksional Khusus (TIK)
Setelah dilakukan penyuluhan selama 10 menit diharapkan audiens mampu:
1. Mengetahui pengertian infeksi pada mata
2. Mengetahui penyebab infeksi pada mata
3. Mengetahui tanda dan gejala infeksi pada mata
4. Mengetahui pengobatan infeksi pada mata
5. Mengetahui cara mencegah infeksi pada mata
III. Materi
1. Pengertian infeksi pada mata
2. Penyebab infeksi pada mata
3. Tanda dan gejala infeksi pada mata
4. Pengobatan infeksi pada mata
5. Cara mencegah infeksi pada mata
IV. Metode
1. Ceramah
2. Tanya Jawab
V. Media dan Alat Bantu
1. Leaflet
2. Materi
VI. Proses Kegiatan Penyuluhan
Tahap Kegiatan Penyuluhan Respon Alat
1. Pembukaan 1. Memberi salam 1. Membalas salam -
5 menit pembukaan penyaji
2. Memperkenalkan diri 2. Mendengarkan
3. Menjelaskan tujuan dan
penyuluhan memperhatikan
4. Menjelaskan kontrak 3. Mendengarkan
waktu dan
memperhatikan
4. Mendengarkan
dan
memperhatikan
2. Pelaksanaan Inti Mendengarkan dengan Leaflet
10 menit 1. Pengertian infeksi penuh perhatian
pada mata
2. Penyebab infeksi
pada mata
3. Tanda dan gejala
infeksi pada mata
4. Pengobatan infeksi
pada mata
5. Cara mencegah
infeksi pada mata
Penutup 5 1. Memberikan Menjawab pertanyaan
menit beberapa pertanyaan 1. Menyimpulkan
untuk mengevaluasi 2. Mendengarkan dan
sejauh mana memperhatikan
pemahaman pasien 3. Membalas salam
tentang infeksi pada penutup
mata
2. Tanya Jawab
3. Menyimpulkan hasil
penyuluhan
4. Memberi salam
penutup

VII. Evaluasi
a. Evaluasi struktur
1. Peserta diharapkan duduk menghadap ke arah penyaji
2. Peserta turut serta dalam kegiatan
b. Evaluasi Proses
1. Peserta tidak ada yang meninggalkan tempat selama kegiatan berlangsung
2. Peserta dapat berperan aktif selama kegiatan berlangsung
3. Peserta dapat menjawab seluruh pertanyaan yang diajukan penyaji
c. Evaluasi Hasil
1. Keluarga mampu memahami pengertian infeksi pada mata
2. Keluarga mampu mengetahui penyebab infeksi pada mata
3. Keluarga mampu mengetahui tanda gejala infeksi pada mata
4. Keluarga mampu mengetahui pengobatan infeksi pada mata
5. Keluarga mampu mengetahui pencegahan infeksi pada mata
VIII. Lampiran
a. Leaflet
b. Materi
Materi
1. Pengertian
Infeksi mata adalah penyakit yang terjadi ketika ada bakteri, jamur, parasit, atau virus
yang menginfeksi mata. Infeksi dapat menyerang salah satu atau kedua mata. Ada berbagai
jenis infeksi mata yang dibedakan berdasarkan penyebab infeksi dan bagian mata yang
terinfeksi.
Salah satu contoh umum dari infeksi mata yang dikategorikan berdasarkan bagian
mata yang terinfeksi adalah conjunctivitis, yang juga dikenal sebagai mata merah.
Conjunctivitis adalah peradangan pada conjunctiva atau selaput yang ada di dalam kelopak
mata. Conjunctivitis akan memengaruhi bagian mata yang berwarna putih dan bagian
dalam kelopak mata. Penyakit ini merupakan jenis infeksi yang mudah menular dan sering
diderita oleh anak-anak. Infeksi ini disebabkan oleh adenovirus, yang merupakan jenis
virus penyebab pilek.
Jenis infeksi mata lainnya yang sering terjadi adalah bintitan (stye), suatu infeksi yang
juga mengenai kelopak mata. Infeksi ini disebabkan oleh bakteri dari kulit yang
menyebabkan iritasi pada kantung rambut di bulu mata. Infeksi ini akan menyebabkan
pembengkakan dan nyeri di bagian mata yang terinfeksi.
Ada jenis infeksi mata yang mudah disembuhkan dengan obat-obatan, namun ada juga
infeksi mata yang dapat menular. Bahkan, infeksi mata yang menular sering dikaitkan
dengan penyakit akibat virus dan penyakit menular seksual lainnya.

2. Penyebab Infeksi Mata


Penyebab infeksi mata yang paling umum adalah bakteri, jamur, atau virus. Infeksi
mata dapat dipicu oleh berbagai faktor. Infeksi mata dapat berawal dari hal yang
sederhana, misalnya goresan kecil pada kornea akibat zat organik yang masuk ke mata,
atau hal yang lebih serius seperti iritasi akibat zat kimia. Terkadang, penyakit akibat
bakteri, virus, atau jamur lainnya yang telah diderita pasien juga dapat menyebabkan
pasien lebih rawan terkena infeksi mata lokal; infeksi di bagian tubuh lainnya dapat dengan
sangat mudah menyebar ke mata dan menyebabkan kerusakan mata.

Berikut ini adalah penyakit yang biasanya dapat menyebabkan infeksi mata yang parah:

a. Sindrom okular histoplasmosis (Ocular histoplasmosis syndrome/OHS)


b. Klamidia
c. Kencing nanah (Gonore)
d. Herpes simplex
e. Cacar api (Herpes zoster, Varicella zoster)
f. Peradangan kornea (keratitis) akibat bakteri
g. Tuberkulosis
h. Penyakit kusta atau lepra
i. Kutu pada alat kelamin (crab lice)
j. Virus Epstein-Barr atau infectious mononucleosis (Penyakit menular akibat
berciuman)
k. Gondongan atau campak
l. Flu
3. Tanda dan gejala infeksi mata
Gejala infeksi mata yang paling umum adalah:

a. Mata atau kelopak mata yang berwarna merah

b. Gatal

c. Pembengkakan kelopak mata

d. Nyeri pada mata

e. Gangguan penglihatan (penglihatan yang buram atau memburuk)

f. Merasa ada sesuatu di dalam mata

g. Kepekaan terhadap cahaya

h. Mata mengeluarkan zat yang kekuningan, kehijauan, mengandung darah, atau


berair

i. Adanya bagian iris yang berwarna abu-abu atau putih

j. Demam

4. Pengobatan infeksi pada mata


Sebagian besar infeksi mata dapat disembuhkan dengan obat-obatan. Conjunctivitis
atau mata merah akibat bakteri dapat disembuhkan dengan antibiotik. Ada juga
pengobatan medis untuk infeksi mata akibat jamur dan parasit. Infeksi mata yang
disebabkan oleh penyakit menular seksual, misalnya klamidia, sifilis, kencing nanah, kutu
pada alat kelamin, herpes simplex, hepatitis B, dan thrush (infeksi mulut akibat jamur
candida), juga dapat diobati dengan obat antivirus atau antibiotik. Namun, ada beberapa
infeksi mata yang tidak membutuhkan pengobatan; misalnya conjunctivitis akibat virus,
yang biasanya dapat sembuh tanpa pengobatan.
Obat tetes mata, krim, dan salep sering digunakan untuk mengobati infeksi mata yang
tidak terlalu parah. Obat-obatan tersebut mudah digunakan, namun pasien harus selalu
mengikuti panduan penggunaan, misalnya mencuci tangan sebelum dan sesudah
menggunakan obat.
Namun, ada juga infeksi mata yang parah dan membutuhkan pengobatan khusus.
Sebagai contoh, untuk infeksi mata yang bernama histoplasma, satu-satunya pengobatan
yang tersedia adalah kauterisasi dengan laser. Histoplasma adalah infeksi pada retina yang
lebih sulit dideteksi dibandingkan infeksi lainnya; infeksi ini menyebabkan kerusakan
pada makula atau pusat retina. Kauterisasi dengan laser dapat dilakukan untuk
memperlambat proses kerusakan makula.

Pasien yang menderita infeksi mata harus berhati-hati selama infeksi masih belum
sembuh karena infeksi akibat bakteri dan virus gampang menular, walaupun hanya melalui
sentuhan kulit. Oleh karena itu, tindakan pencegahan harus selalu dilakukan.
Meminjamkan barang pribadi seperti make-up dan handuk juga bisa menjadi salah satu
cara penularan infeksi.
Karena peran penting mata bagi tubuh, serta risiko kerusakan permanen yang dapat
terjadi akibat infeksi mata, infeksi mata lebih baik dicegah daripada diobati. Inilah alasa n
mengapa pasien disarankan untuk melakukan pemeriksaan mata secara teratur walaupun
mereka tidak merasa ada gangguan pada mata. Pemeriksaan mata selalu dilakukan saat
pemeriksaan kesehatan rutin agar pasien lebih terdorong untuk melakukan perawatan mata
secara teratur

5. Pencegahan infeksi pada mata


a. Jangan saling meminjam handuk denganorang lain.
b. Bedakan sarung bantal diri sendiri dengan angota keluarga lain.
c. Lebih aman menggunakan tisu (sekali pakai buang) dibanding saputangan.
d. Rajin mencuci tangan.
e. Tidak saling pinjam obat tetes mata.
f. Selalu menjaga kebersihan

Anda mungkin juga menyukai