KELOMPOK 21:
NILUH CINDI KLAUDIA
PUTRI DJ DOHANIS
VII. Evaluasi
a. Evaluasi struktur
1. Peserta diharapkan duduk menghadap ke arah penyaji
2. serta dalam kegiatan
b. Evaluasi Proses
1. Peserta tidak ada yang meninggalkan tempat selama kegiatan berlangsung
2. Peserta dapat berperan aktif selama kegiatan berlangsung
3. Peserta dapat menjawab seluruh pertanyaan yang diajukan penyaji
c. Evaluasi Hasil:
1. Keluarga mampu memahami pengertian infeksi pada mata
2. Keluarga mampu mengetahui penyebab infeksi pada mata
3. Keluarga mampu mengetahui tanda gejala infeksi pada mata
4. Keluarga mampu mengetahui pengobatan infeksi pada mata
5. Keluarga mampu mengetahui pencegahan infeksi pada mata
VIII. Lampiran
a. Leaflet
b. Materi
Materi
1. Pengertian
Infeksi mata adalah penyakit yang terjadi ketika ada bakteri, jamur, parasit,
atau virus yang menginfeksi mata. Infeksi dapat menyerang salah satu atau kedua
mata. Ada berbagai jenis infeksi mata yang dibedakan berdasarkan penyebab infeksi
dan bagian mata yang terinfeksi.
Salah satu contoh umum dari infeksi mata yang dikategorikan berdasarkan
bagian mata yang terinfeksi adalah conjunctivitis, yang juga dikenal sebagai mata
merah. Conjunctivitis adalah peradangan pada conjunctiva atau selaput yang ada di
dalam kelopak mata. Conjunctivitis akan memengaruhi bagian mata yang berwarna
putih dan bagian dalam kelopak mata. Penyakit ini merupakan jenis infeksi yang
mudah menular dan sering diderita oleh anak-anak. Infeksi ini disebabkan oleh
adenovirus, yang merupakan jenis virus penyebab pilek.
Jenis infeksi mata lainnya yang sering terjadi adalah bintitan (stye), suatu
infeksi yang juga mengenai kelopak mata. Infeksi ini disebabkan oleh bakteri dari
kulit yang menyebabkan iritasi pada kantung rambut di bulu mata. Infeksi ini akan
menyebabkan pembengkakan dan nyeri di bagian mata yang terinfeksi.
Ada jenis infeksi mata yang mudah disembuhkan dengan obat-obatan, namun
ada juga infeksi mata yang dapat menular. Bahkan, infeksi mata yang menular sering
dikaitkan dengan penyakit akibat virus dan penyakit menular seksual lainnya.
2. Penyebab Infeksi Mata Penyebab infeksi mata
yang paling umum adalah bakteri, jamur, atau virus. Infeksi mata dapat dipicu oleh
berbagai faktor. Infeksi mata dapat berawal dari hal yang sederhana, misalnya goresan
kecil pada kornea akibat zat organik yang masuk ke mata, atau hal yang lebih serius
seperti iritasi akibat zat kimia. Terkadang, penyakit akibat bakteri, virus, atau jamur
lainnya yang telah diderita pasien juga dapat menyebabkan pasien lebih rawan terkena
infeksi mata lokal; infeksi di bagian tubuh lainnya dapat dengan sangat mudah
menyebar ke mata dan menyebabkan kerusakan mata.
Berikut ini adalah penyakit yang biasanya dapat menyebabkan infeksi mata
yang parah:
a. Sindrom okular histoplasmosis (Ocular histoplasmosis syndrome/OHS)
b. Klamidia
c. Kencing nanah (Gonore)
d. Herpes simplex
e. Cacar api (Herpes zoster, Varicella zoster)
f. Peradangan kornea (keratitis) akibat bakteri
g. Tuberkulosis
h. Penyakit kusta atau lepra
i. Kutu pada alat kelamin (crab lice)
j. Virus Epstein-Barr atau infectious mononucleosis (Penyakit menular
akibat berciuman)
k. Gondongan atau campak
i. Flu
3. Tanda dan gejala infeksi mata Gejala infeksi mata yang paling umum adalah:
a. Mata atau kelopak mata yang berwarna merah
b. Gatal
c. Pembengkakan kelopak mata
d. Nyeri pada mata
e. Gangguan penglihatan (penglihatan yang buram atau memburuk)
f. Merasa ada sesuatu di dalam mata
g. Kepekaan terhadap cahaya
h.Mata mengeluarkan zat yang kekuningan, kehijauan, mengandung darah, atau berair
i. Adanya bagian iris yang berwarna abu-abu atau putih
j. Demam
4. Pengobatan infeksi pada mata
Sebagian besar infeksi mata dapat disembuhkan dengan obat-obatan.
Conjunctivitis ah akibat bakteri dapat disembuhkan dengan antibiotik. Ada juga
pengobatan medis untuk infeksi mata akibat jamur dan parasit. Infeksi mata yang
disebabkan oleh penyakit menular seksual, misalnya klamidia, sifilis, kencing nanah,
kutu pada alat kelamin, herpes simplex, hepatitis B, dan thrush (infeksi mulut akibat
jamur candida), juga dapat diobati dengan obat antivirus atau antibiotik. Namun, ada
beberapa infeksi mata yang tidak membutuhkan pengobatan; misalnya conjunctivitis
akibat virus, yang biasanya dapat sembuh tanpa pengobatan.
Obat tetes mata, krim, dan salep sering digunakan untuk mengobati infeksi
mata yang tidak terlalu parah. Obat-obatan tersebut mudah digunakan, namun pasien
harus selalu mengikuti panduan penggunaan, misalnya mencuci tangan sebelum dan
sesudah menggunakan obat.
Namun, ada juga infeksi mata yang parah dan membutuhkan pengobatan
khusus. Sebagai contoh, untuk infeksi mata yang bernama histoplasma, satu-satunya
pengobatan yang tersedia adalah kauterisasi dengan laser. Histoplasma adalah infeksi
pada retina yang lebih sulit dideteksi dibandingkan infeksi lainnya; infeksi ini
menyebabkan kerusakan pada makula atau pusat retina. Kauterisasi dengan laser
dapat dilakukan untuk memperlambat proses kerusakan makula.
Pasien yang menderita infeksi mata harus berhati-hati selama infeksi masih
belum a infeksi akibat bakteri dan virus gampang menular, walaupun hanya melalui
sentuhan kulit. Oleh karena itu, tindakan pencegahan harus selalu dilakukan.
Meminjamkan barang pribadi seperti make-up dan handuk juga bisa menjadi salah
satu cara penularan infeksi.
Karena peran penting mata bagi tubuh, serta risiko kerusakan permanen yang
dapat terjadi akibat infeksi mata, infeksi mata lebih baik dicegah daripada diobati.
Inilah alasan mengapa pasien disarankan untuk melakukan pemeriksaan mata secara
teratur walaupun mereka tidak merasa ada gangguan pada mata. Pemeriksaan mata
selalu dilakukan saat pemeriksaan kesehatan rutin agar pasien lebih terdorong untuk
melakukan perawatan mata secara teratur
5. Pencegahan infeksi pada mata
a. Jangan saling meminjam handuk denganorang lain.
b. Bedakan sarung bantal diri sendiri dengan angota keluarga lain.
c. Lebih aman menggunakan tisu (sekali pakai buang) dibanding saputangan.
d. Rajin mencuci tangan.
e. Tidak saling pinjam obat tetes mata.
f. Selalu menjaga kebersiha