Anda di halaman 1dari 11

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Topik : PENCEGAHAN INFEKSI NOSOKOMIAL


Hari/Tanggal : Rabu/ 27 November 2019
Waktu / Jam : 30 Menit / 07.30 s/d selesai
Tempat : UPTD Puskesmas Gunung
Sasaran : Pasien dan Keluarga pasien

A. LATAR BELAKANG
Puskesmas selain untuk mencari kesembuhan juga merupakan
sumberdari berbagai penyakit, yang berasal dari penderita maupun dari
pengunjung. Kuman penyakit ini dapat hidup dan berkembang di
lingkungan puskesmas, seperti udara, air, lantai, makanan, dan benda-
benda peralatan medis maupun non medis. Jadi infeksi yang mengenai
seseorang dan infeksi tersebut diakibatkan pengaruh dari lingkungan
rumah sakit disebut infeksi nosokomial (Nugraheni, 2012).
Infeksi nosokomial merupakan masalah perawatan kesehatan yang
penting di seluruh dunia. Terjadinya infeksi nosokomial menimbulkan
beberapa masalah yaitu peningkatan angka kesakitan dan kematian,
penambahan hari perawatan serta peningkatan biaya perawatan. (Herpan,
2012). Infeksi nosokomial dikenal sebagai masalah kesehatan masyarakat
dengan angka prevalensi 3,0 – 20,7 % dan angka insidensi 5- 10 %. Ini
menggambarkan dengan jelas bahwa infeksi yang diperoleh di rumah sakit
meningkatkan angka kesakitan dan kematian yang ditambah dengan
meningkatnya beban perekonomian (Samuel dkk, 2010).
Puskesmas adalah unit pelayanan kesehatan yang mengupayakan
kesehatan masyarakat dan perorangan di wilayah kerjanya dan lebih
menekankan upaya `promotif dan preventif. Namun, tentunya puskesmas
juga melaksanaan fungsinya dalam tindakan kuratif dan rehabilitative.
Dalam menjalankan fungsinya, puskesmas meiliki beberapa
poliklinik yaitu poli umum, poli kesehatan ibu, anak, keluarga berencana

1
(KIA-KB), dan poli gigi, sehingga pasien yang datang berkunjung ke
puskesmas biasanya memiliki beragam penyakit. Alat-alat yang digunakan
untuk memeriksakan pasien biasanya digunakan secara bergantian. Hal itu
mengakibatkan, kebersihan dari alat-alat tersebut kurang diperhatikan.
Tangan adalah salah satu penghantar utama masuknya kuman
penyekait ke tubuh manusia. Mencuci tangan adalah kegiatan
membersihkan bagian telapak tangan, punggung tangan, jari dan kuku jari.
Tujuannya agar bersih dari kotoran dan membunuh kuman penyebab
penyakit yang dapat merugikan kesehatan. Cuci tangan dengan sabun
dapat menghambat masuknya kuman penyakit ke tubuh manusia melalui
perantaraan tangan. Kuman penyakit seperti virus dan bakteri tidak dapat
terlihat secara kasat mata sehingga sering diabaikan dan muda masuk ke
tubuh manusia.
Hampir semua orang mengerti pentingnya cuci tangan
menggunakan sabun, namun tidak membiasakan diri untuk melakukannya
dengan benar pada saat yang penting. Mencuci tangan pakai sabun
dilakukan pada 5 waktu penting: sebelum makan, sesudah buar air besar,
sebelum memegang bayi, sesudah menceboki anak, dan sebelum
menyiapkan makanan. Jika hal ini dilakukan akan dapat mengurangi
hingga 47% angka kesakitan karena diare dan 30% infeksi saluran
pernafasan akut atau ISPA (infeksi saluran pernapasan atas)
Begitu juga dengan etika batuk yang baik dan benar, batuk
merupakan mekanisme pertahanan tubuh pernapasan dan merupakan
gejala suatau penyakit atau reaksi tubuh terhadap iritasai di tenggorokan
karena adanya lendir, makanan, debu, asap dan sebagainya. Untuk itu
diperlukan tata cara batuk yang baik dan benar, dengan cara menutup
hidung dan mulut denan tissue atau lengan baju, jadi bakteri tidak
menyebar ke udara dan tidak menular ke orang lain.
Di Indonesia yaitu di 10 Pelayanan Kesehatan kejadian infeksi
nosokomial cukup tinggi yaitu 6-16% dengan rata-rata 9,8% pada tahun
2010. Infeksi nosokomial paling umum terjadi adalah infeksi luka operasi
(ILO). Hasil penelitian terdahulu menunjukkan bahwa angka kejadi ILO

2
pada rumah sakit di Indonesia bervariasi antara 2-18% dari keseluruhan
prosedur pembedahan (Nugraheni dkk, 2012).

B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan tentang pencegahan infeksi
nosokomial, pasien dan keluarga pasien diharapkan memahami tentang
berbagai cara pencegahan infeksi nosokomial dan menerapkan dalam
kehidupannya.

2. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan, pasien dan keluarga pasien dapat
menjelaskan kembali:
a. Pengertian infeksi nosokomial
b. Penyebab infeksi nosokomial
c. Pencegahan terjadinya infeksi nosocomial
d. Cuci tangan dengan metode 6 langkah
e. Etika batuk yang baik dan benar

C. MANFAAT
1. Bagi Mahasiswa
Sebagai bahan masukan dan tambahan ilmu bagi mahasiswa tentang
pengertian, penyebeb, tanda dan gejala serta cara menangani pencegahan
infeksi nosokomial.
2. Bagi audiens
Sebagai bahan masukan bagi audiens tentang pengerian, tanda dan gejala,
penyebeb, dampak serta cara menangani pencegahan infesi nosokomial.
3. Bagi Institusi Pendidikan
Sebagai wacana dan bahan masukan dalam proses belajar mengajar dan
meningkatkan mutu pendidikan di masa yang akan datang

3
4. Bagi Puskesmas
Dapat dijadikan sebagai masukan dalam menangani pencegahan infeksi
nosokomial di puskesmas dimasa yang akan datang.

D. METODE
1. Ceramah
2. Diskusi dan Tanya jawab
3. Demonstrasi

E. MEDIA
Proyektor, laptop, dan leaftlet

F. SETTING TEMPAT

Keterangan :

: Pasien : Penyaji
: Keluarga Pasien : Moderator
: Pembimbing : Fasilitator
: Observer

G. Uraian Tugas/ Struktur


Preceptor Akademik : Ns. Weni Lidya Hendayani, M.Kep
Preceptor Klinik : Ns.Budya Mulyani, S.Kep

4
1. Moderator : Maeyastri Gusman
a. Membuka acara
b. Memimpin jalannya kegiatan
c. Kontrak waktu dan bahasa
d. Menyimpulkan hasil penyuluhan
2. Fasilitator : - Dio Ananda - Nurhainni
- Safinatul Hayy - Putri Stefani
- Elda Refi Zulfa - Siska Pandu Wisina
a. Persiapan alat/tempat acara
b. Mempertahankan kehadiran peserta
c. Mencegah dan mengatasi hambatan kelompok
d. Memotivasi peserta untuk aktif
e. Membuat suasana yang nyaman
3. Observer : Noverita Wulandari
a. Mengobserver jalannya penyuluhan
b. Melaporkan jalanya acara
c. Melaporkan uraian tugas
4. Penyaji : Krisna Ayuda Asmi
a. Memberi materi sesuai waktu yang ditentukan
b. Menjawab pertanyaan yang diberikan audiens
c. Memberikan rienforcement positif pada klien dan keluarga yang
bertanya
d. Menyimpulkan hasil penyuluhan bersama-sama

H. PROSES PENATALAKSANAAN
No Waktu Kegiatan Penyaji Kegiatan Audien
1. 5 Menit Tahap Pembukaan
1. Membuka kegiatan dengan 1. Menjawab salam
mengucapkan salam
2. Memperkenalkan diri dan 2. Mendengarkan &
pembimbing memperhatikan
3. Membuat kontrak waktu, dan 3. Menyepakati kontrak
bahasa
4. Menjelaskan tujuan dari 4. Memperhatikan dan
penyuluhan mendengarkan

5
2. 20 Menit Tahap Pelaksanaan
1. Mengkaji pengetahuan audien 1. Menanggapi dan
tentang pengertian infeksi mejelaskan
nosokomial
2. Memberikan reinforcement 2. Mendengarkan dan
positif atas jawaban audiens memperhatikan
3. Menjelaskan tentang pengertian 3. Mendengarkan dan
infeksi nosokomial memperhatikan
4. Mengkaji pengetahuan audien 4. Menanggapi dan
tentang pengertian penyebab mejelaskan
infeksi nosokomial
5. Memberikan reinforcement 5. Mendengarkan dan
positif atas jawaban audiens memperhatikan
6. Menjelaskan tentang penyebab 6. Mendengarkan dan
infeksi nosokomial memperhatikan
7. Mengkaji pengetahuan audien 7. Menanggapi dan
tentang pencegahan terjadinya mejelaskan
infeksi nosokomial
8. Memberikan reinforcement 8. Mendengarkan dan
positif atas jawaban audiens memperhatikan
9. Menjelaskan tentang 9. Mendengarkan dan
pencegahan terjadinya infeksi memperhatikan
nosokomial
10. Mendemonstrasikan cuci tangan 10. Demonstrasi
dengan metode 6 langkah
11. Mendemonstrasikan etika batuk 11. Demontstrasi
yang baik dan benar
3. 5 Menit Tahap Evaluasi
1. Mengevaluasi kembali tentang 1. Menyimak
Pengertian infeksi nosokomial,
Penyebab infeksi nosokomial,
Pencegahan terjadinya infeksi
nosokomial, mencuci tangan
dengan metode 6 langkah dan
etika batuk yang baik dan benar
2. Memberikan waktu untuk 2. Memberikan pertanyaan
bertanya jawab
3. Menjawab pertanyaan audiens 3. Memperhatikan dan
4. Menyimpulkan hasil mendengarkan
penyuluhan 4. Memperhatikan dan
5. Menutup penyuluhan dan mendengarkan
memberi salam dan penutup 5. Menjawab salam

I. KRITERIA EVALUASI
1. Evaluasi Struktur
a. Audiens menghadiri penyuluhan

6
b. Audiens mengikuti dari awal sampai akhir penyuluhan
c. Tersedianya alat dan media untuk melakukan penyuluhan
d. Setting tempat sesuai dengan perencanaan
e. Audiens memberikan respon terhadap pelaksanaan
2. Evaluasi proses
a. Audiens berpatisipasi selama kegiatan penyuluhan
b. Audiens tidak meninggalkan tempat penyuluhan
c. Pelaksanaan sesuai rencana
d. Audiens menyampaikan perasaan setelah penyuluhan.

3. Evaluasi hasil
a. Audiens dapat menyebutkan pengertian infeksi nosokomial dengan
bahasa yang sederhana
b. Audiens dapat menyebutkan dari penyebab infeksi nosokomial dengan
bahasa yang sederhana
c. Audiens dapat menyebutkan dari pencegahan terjadinya infeksi
nosokomial dengan bahasa yang sederhana
d. Audiens dapat mempraktekkan kembali 6 langkah cuci tangan dengan
benar.
e. Audiens dapat mempraktekkan kembali etika batuk yang baik dan
benar.

7
Lampiran Materi
PENCEGAHAN INFEKSI NOSOKOMIAL

A. Pengertian Pencegahan Infeksi Nosokomial


Infeksi nosokomial atau infeksi yang didapat dari fasilitas pelayanan
kesehatan baik itu rumah sakit maupun puskesmas. Istilah nosokomial
diperluas dengan istilah Healthcare Acquired Infections (HAIs). (Darmadi,
2008)
Infeksi nosokomial yaitu kejadian infeksi tidak hanya berasal dari rumah
sakit, tetapi juga dapat dari fasilitas pelayanan kesehatan lainnya seperti
puskesma. Tidak terbatas infeksi kepada pasien namun dapat juga kepada
petugas kesehatan dan pengunjung yang tertular pada saat berada di dalam
lingkungan fasilitas pelayanan kesehatan.(Tana, 2014)
Infeksi nosokomial adalah apabila dokter atau suster merawat seorang
pasien yang menderita infeksi karena mikroorganisme patogen tertentu
kemudian mikroorganisme dapat ditularkan ketika terjadi kontak (Steven
Jonas, Raymond L. Goldsteen, Karen Goldsteen, 2007).

B. Penyebab Infeksi Nosokomial


1. Agen infeksi

8
Pasien dan pengunjung akan terpapar berbagai macam
mikroorganisme selama ia di rawat di rumah sakit. Kontak antara pasien,
kontrak dengan petugas kesehatan dan berbagai macam mikroorganisme
ini tidak selalu menimbulkan gejala klinis karena banyaknya factor lain
yang menyebabkan infeksi nosokomial
2. Bakteri
Bakteri adalah pathogen utama yang paling banyak ditemukan pada
kasus infeksi nosokomial. Beberapa bakteri terdapat secara alami di
dalam tubuh pasien, kemudian infeksi terjadi karena kekebalan tubuh
pasien, kemudian infeksi terjadi karena kekebalan tubuh pasien menurun.
3. Virus
Selain bakteri, virus juga termasuk penyebab utama infeksi
nosokomial. Sebanyak 5% kasus infeksi rumah sakit disebabkan oleh
virus. Penularannya dapat melalui pernapasan, kontak tangan, mulut dan
kotoran.
4. Parasit dan jamur
Orang yang mengalami gangguan system imun tubuh juga rentan
terkena infkesi oleh parasite jamur yang paling sering ditemukan adalah
Aspergilus spp., Candida albicans, dan Cyptococcus neoformans

C. Pencegahan Terjadinya Infeksi Nosokomial


Langkah-langkah pencegahan infeksi nosokomial menjadi tanggung
jawab seluruh orang yang ada di rumah sakit termasuk petugas kesehatan,
pasien dan orang yang berkunjung. Beberapa langkah yang dapat dilakukan
untuk mencegah penyebaran infeksi ini adalah:
1. Mencuci tangan, tangan merupakan media yang paling baik bagi kuman
untuk berpindah. Oleh karena itu penting bagi seluruh orang yang berada
di rumah sakit untuk mencuci tangan dengan cara dan waktu yang tepat.
2. Etika batuk yang baik dan benar
Adalah tata cara batuk yang baik dan benar dengan cara menutup hidung
dan mulut dengan tisu atau lengan baju, sehingga bakteri tidak menyebar
ke udara dan tidak menular ke orang lain

9
D. Mencuci tangan dengan metode 6 langkah
6 langkah cuci tangan yang benar menurut WHO yaitu:
1. Tuang cairan handrub pada telapak tangan kemudian usap dan goo=sok
kedua telalpak tangan secara lembut dengan arah memutar
2. Usap dan gosok juga kedua punggung tangan hingga bersih
3. Gosok sela-sela jari tangan hingga bersih
4. Bersihkan ujung jari secara bergantian dengan posisi saling menguci
5. Gosok dan putar kedua ibu jari secara bergantian
6. Letakkan ujung jari ke telapak tangan kemudian gosok perlahan

E. Etika batuk yang baik dan benar


1. Tutup mulut dan hidung menggunakan tisu atau lengan baju anda bila
batuk atau bersin.
2. Buang tisu yang sudah digunakan ke tempat sampah
3. Cuci tangan dengan menggunakan air bersih dan sabun atau pencuci
tangan berbasisi alcohol
4. Saat anda flu atau batuk gunakan masker agar orang lain tidak tertular.
5. Tidak meletakkan masker bekas dipakai pada leher karena bisa menyebar
kembali virus dan bakteri ketika digunakan kembali.

10
DAFTAR PUSTAKA

Ducel, G. et al. Prevention of hospital-acquired infections, A practical guide. 2nd


edition. World Health Organization. Department of Communicable disease,
Surveillance and Response; 2009
Soeparman, dkk. Ilmu Penyakit Dalam Jilid II. Balai Penerbit FKUI, Jakarta;
2009
Badan Litbang Kesehatan Departemen Kesehatan dan Kesejahteraan Sosial,
Yogyakarta; 2007
Wenzel. Infection control in the hospital,in International society for infectious
diseases, second ed, Boston; 2006

11

Anda mungkin juga menyukai