Anda di halaman 1dari 10

SATUAN ACARA PENYULUHAN

INFEKSI NOSOKOMIAL

Pokok Bahasan : Infeksi Nosokomial


Hari / Tanggal : Kamis, 23 Januari 2020
Pukul : 10.00 WIB – 10.30 WIB
Sasaran : Keluarga Pasien Ruang 24B IRNA I RSUD dr. Syaiful Anwar
Malang
Tempat : Ruang 24B IRNA I RSUD dr. Syaiful Anwar Malang

A. LATAR BELAKANG
Rumah sakit merupakan tempat perawatan dan pengobatan untuk seseorang

yang mengalami gangguan kesehatan. Pasien yang datang dengan berbagai

keluhan penyakit bisa menyebabkan tempat ini dihinggapi banyak kuman dan

virus. Jika pasien, pengunjung, bahkan petugas medis rumah sakit kurang

menjaga kebersihan diri maka dikhawatirkan dapat terkena infeksi nosokomial.

Infeksi nosokomial ini dapat berasal dari dalam tubuh penderita maupun luar

tubuh. Infeksi endogen disebabkan oleh mikroorganisme yang semula memang

sudah ada didalam tubuh dan berpindah ke tempat baru yang kita sebut dengan

self infection atau auto infection, sementara infeksi eksogen (cross infection)

disebabkan oleh mikroorganisme yang berasal dari rumah sakit dan dari satu

pasien ke pasien lainnya (Soeparman, 2001).

Survey prevalensi yang dilakukan oleh WHO terhadap 55 rumah sakit di

14 negara mewakili 14 daerah WHO (Eropa, Mediterania timur, Asia Selatan –

Timur, dan Pasifik Barat) menunjukkan rata-rata 8,7% pasien di rumah sakit

menderita infeksi nosokomial. Tingkat infeksi nosokomial di Asia dilaporkan

lebih dari 40% (Alvarado 2000).

Pasien, petugas kesehatan, pengunjung dan penunggu pasien merupakan

kelompok yang berisiko mendapat infeksi nosokomial. Infeksi ini dapat terjadi

melalui penularan dari pasien kepada petugas, dari pasien ke pasien lain, dari

pasien kepada pengunjung atau keluarga maupun dari petugas kepada pasien.
Terlebih dengan adanya penyakit seperti MRSA dan Mers yang dapat

menginfeksi siapa saja dengan tingkat penularan melalui kontak dan udara.

Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan pada keluarga pasien

Ruang 24B IRNA I RSUD dr. Syaiful Anwar Malang, didapatkan bahwa 8 dari

10 keluarga pasien tidak mengetahui tentang infeksi yang didapat dari rumah sakit

dan pencegahannya. Oleh karena itu kelompok tertarik untuk memberikan

penyuluhan tentang infeksi nosokomial di Rumah Sakit.

B. TUJUAN
1. Tujuan Umum

Setelah dilakukan penyuluhan kesehatan tentang infeksi nosokomial,

diharapkan pasien dan keluarga memahami tentang pengertian, jenis, dan cara

pencegahan infeksi nosokomial.

2. Tujuan Khusus

Setelah dilakukan pendidikan kesehatan tentang infeksi nosokomial,

diharapkan pasien dan keluarga memahami:

a. Pengertian infeksi nosokomial

b. Tanda dan Gejala Infeksi

c. Proses penularan infeksi nosokomial

d. Cara mencegah infeksi nosokomial

C. MATERI
(Terlampir)

D. PELAKSANAAN KEGIATAN

1. Topik

Infeksi Nosokomial di rumah sakit

2. Sasaran

Keluarga pasien di ruang 24B IRNA I RSUD dr. Syaiful Anwar Malang
3. Metode

a. Ceramah

b. Tanya jawab/diskusi

4. Media dan Alat

a. Leaflet

b. Laptop

c. LCD Proyektor

5. Waktu dan Tempat

Hari/Tanggal : Kamis, 23 Januari 2020

Waktu : 10.00 WIB – 10.30 WIB

Tempat : Ruang 24B IRNA I RSUD dr. Syaiful Anwar Malang

6. Pelaksana : Profesi Ners Universitas Wiraraja

E. KEGIATAN PENYULUHAN
No. Waktu Kegiatan penyuluhan Kegiatan peserta
1. 5 menit Pembukaan :
 Membuka kegiatan dengan mengucapkan  Menjawab salam
salam.
 Memperkenalkan anggota kelompok  Mendengarkan

 Menjelaskan tujuan dari penyuluhan.  Memperhatikan


 Menyebutkan materi yang akan  Memperhatikan
diberikan.
 Membuat kontrak waktu  Menyetujui kontrak
2. 20 menit Pelaksanaan :
 Menjelaskan tentang pengertian infeksi  Mendengar dan
nosokomial memperhatikan
 Menjelaskan tentang tanda dan gejala  Mendengar dan
infeksi memperhatikan
 Menjelaskan proses penularan infeksi  Mendengar dan
nosokomial memperhatikan
 Menjelaskan tentang cara mencegah  Mendengar dan
infeksi nosokomial memperhatikan
 Mendemonstrasikan cara mencuci tangan  Mendengar dan
yang benar memperhatikan
 Mengajak peserta untuk ikut serta  Ikut serta
mendemonstrasikan cara mencuci tangan mendemonstrasikan
yang benar mencuci tangan yang
benar
3. 10 menit Evaluasi :
 Memberi kesempatan peserta untuk Mengajukan pertanyaan
memberikan pertanyaan  Mendengarkan
 Memberikan reinforcement pada peserta
yang mengajukan pertanyaan  Mendengarkan
 Menjawab pertanyaan peserta  Mengajukan pendapat
 Moderator melakukan evaluasi tentang:
 Pengertian infeksi nosokomial
 Tanda dan gejala infeksi
 Cara pencegahan infeksi nosokomial
 Kesimpulan
Penutup  Mendengarkan
 Moderator memberikan salam
 Menjawab salam

F. EVALUASI

1. Evaluasi struktur

a. Mahasiswa dan audien berada pada posisi yang telah disiapkan

b. Tempat dan alat tersedia

c. Pre Planning telah disetujui

d. 75% audiens menghadiri penyuluhan

2. Evaluasi proses

a. Pelaksanaan kegiatan sesuai dengan waktu yang telah direncanakan

b. 70% audiens mengikuti kegiatan penyuluhan sampai selesai

c. 70% audiens berperan aktif selama kegiatan berjalan

3. Evaluasi hasil

Diharapkan peserta mengikuti penyuluhan mampu menyebutkan :

a. Pengertian infeksi nosokomial

b. Tanda dan gejala infeksi

c. Proses penularan infeksi nosokomial

d. Pencegahan terjadinya infeksi nosokomial

e. Peserta mampu mencobakan cara mencuci tangan dengan benar

Lampiran Materi Penyuluhan

INFEKSI NOSOKOMIAL
A. Pengertian
Infeksi adalah adanya suatu organisme pada jaringan atau cairan tubuh

yang disertai suatu gejala klinis baik lokal maupun sistemik. Infeksi yang muncul

selama seseorang tersebut dirawat di rumah sakit dan mulai menunjukkan suatu

gejala selama seseorang itu dirawat atau setelah selesai dirawat disebut infeksi

nosokomial.

Infeksi nosokomial atau infeksi yang diperoleh dari rumah sakit adalah

infeksi yang tidak diderita pasien saat masuk ke rumah sakit melainkan setelah ±

72 jam berada di tempat tersebut (Karen Adams & Janet M. Corrigan, 2009).

Infeksi ini terjadi bila toksin atau agen penginfeksi menyebabkan infeksi lokal

atau sistemik.

Infeksi nosokomial adalah apabila dokter atau suster merawat seorang

pasien yang menderita infeksi karena mikroorganisme patogen tertentu kemudian

mikroorganisme dapat ditularkan ketika terjadi kontak (Steven Jonas, Raymond

L. Goldsteen, Karen Goldsteen, 2007).

B. Tanda Dan Gejala Infeksi

1. Demam
2. Bernapas cepat,
3. Kebingungan mental,
4. Tekanan darah rendah,
5. Urine output menurun,
6. Sel darah putih tinggi
7. Radang paru-paru, termasuk kesulitan bernapas dan ketidakmampuan untuk

batuk
8. Infeksi : pembengkakan, kemerahan, dan kesakitan pada kulit atau luka di

sekitar bedah atau luka

C. Proses Penularan Infeksi Nosokomial


a. Langsung
Antara pasien dan personel yang merawat atau menjaga pasien
b. Tidak langsung
1) Pasien tidak bersemangat atau kondisi lemah
2) Lingkungan menjadi kontaminasi dan tidak didesinfeksi atau sterilkan

(Sebagai contoh perawatan luka pasca operasi)


3) Penularan cara droplet infection di mana kuman dapat mencapai ke udara

(air borne)
4) Penularan melalui vektor, yaitu penularan melalui hewan atau serangga

yang membawa kuman

D. Pencegahan terjadinya Infeksi Nosokomial


Pencegahan dari infeksi nosokomial ini diperlukan suatu rencana yang

terintegrasi, monitoring dan program, yaitu :


1. Kewaspadaan transmisi kontak

a. Penempatan pasien kamar tersendiri

Penyebaran dari infeksi nosokomial juga dapat dicegah dengan

membuat suatu pemisahan pasien. Ruang isolasi sangat diperlukan

terutama untuk penyakit yang penularannya melalui udara, contohnya

tuberkulosis, dan MRSA, yang mengakibatkan kontaminasi berat MRSA

dan Staph lain bisa menyebabkan infeksi dengan memasuki tubuh lewat

kulit terbuka atau arus darah.

Orang yang mempunyai masalah kesehatan seperti kencing manis

atau sistem ketahanan buruk – atau yang kulitnya terbuka karena luka, baru

dioperasi atau penyakit kulit, lebih cenderung terkena infeksi Staph. MRSA

bisa menyebabkan infeksi kulit seperti bisul, infeksi di bawah kulit, serta

infeksi yang lebih parah pada tulang, darah, paru-paru dan bagian tubuh

lainnya. Sedangkan penularan yang melibatkan virus, contohnya HIV.

Biasanya, pasien yang mempunyai resistensi rendah eperti leukimia dan

pengguna obat immunosupresan juga perlu diisolasi agar terhindar dari

infeksi. Tetapi menjaga kebersihan tangan dan makanan, peralatan

kesehatan di dalam ruang isolasi juga sangat penting. Ruang isolasi ini

harus selalu tertutup dengan ventilasi udara selalu menuju keluar.

Sebaiknya satu pasien berada dalam satu ruang isolasi, tetapi bila sedang

terjadi kejadian luar biasa dan penderita melebihi kapasitas, beberapa


pasien dalam satu ruangan tidaklah apa-apa selama mereka menderita

penyakit yang sama (Suwarni, 2001)

b. Gaun, menggunakan dan lepaskan gaun sebelum meninggalkan ruangan

Baju khusus (gaun) juga harus dipakai untuk melindungi kulit dan pakaian

selama kita melakukan suatu tindakan untuk mencegah percikan darah,

cairan tubuh, urin dan feses, serta melindungi pasien dari mikroorganisme

yang menempel pada tubuh pengunjung yang berasal dari luar rumah

sakit.

c. Batasi kontak saat memindahkan pasien.

d. Mencuci tangan

Menjaga kebersihan tangan dengan baik dan benar dapat mencegah

penularan mikroorganisme dan menurunkan frekuensi infeksi nosokomial.

Kepatuhan terhadap kebersihan tangan merupakan pilar pengendalian

infeksi. Teknik yang digunakan adalah teknik cuci tangan 6 langkah. Dapat

memakai antiseptik, dan air mengalir atau handrub berbasis alkohol.

Kebersihan tangan merupakan prosedur terpenting untuk mencegah

transmisi penyebab infeksi (orang ke orang;objek ke orang). Banyak

penelitian menunjukkan bahwa cuci tangan menunjang penurunan insiden

MRSA.

Waktu mencuci tangan :

 Segera setelah tiba di rumah sakit

 Sebelum masuk dan meninggalkan ruangan pasien

 Sebelum dan sesudah kontak pasien atau benda yang terkontaminasi

cairan tubuh pasien

 Diantara kontak pasien satu dengan yang lain

 Sebelum dan sesudah melakukan tindakan pada pasien

 Sesudah ke kamar kecil

 Sesudah kontak darah atau cairan tubuh lainnya


 Bila tangan kotor

 Sebelum meninggalkan rumah sakit

 Segera setelah melepaskan sarung tangan

 Segera setelah membersihkan sekresi hidung

 Sebelum dan setelah menyiapkan dan mengkonsumsi makanan

Cara mencuci tangan 6 langkah :

1. Buka semua perhiasan, basuh tangan dengan air, tuangkan sabun atau

cairan antiseptic ke telapak tangan, lalu gosok dengan cara memutar

berlawanan dengan arah jarum jam

2. Gosok punggung tangan kiri dan sela-sela jari tangan kiri dengan tangan

kanan. Dan lakukan sebaliknya

3. Gosok kedua telapak tangan dan sela-sela jariJari-jari sisi dalam kedua

tangan saling mengunci dan saling digosokkan

4. Jari-jari sisi dalam kedua tangan saling mengunci dan saling

digosokkan

5. Gosok ibu jari tangan kiri dengan gerakan memutar dalam genggaman

tangan kanan. Dan lakukan sebaliknya.

6. Gosokkan ujung-ujung kuku tangan kanan pada telapak tangan kiri

dengan cara memutar. Dan lakukan sebaliknya. Bilas tangan denga air

mengalir. Keringkan dengan tisu sekaali pakai, gunakan tisu bekas untuk

menutup keran.

20-40 detik
2. Kewaspadaan

Transmisi

Udara
a. Menggunakan Masker
Masker, sebagai pelindung terhadap penyakit yang ditularkan

melalui udara. Begitupun dengan pasien yang menderita infeksi

saluran nafas, mereka harus menggunakan masker saat keluar dari

kamar penderita. Begitu juga dengan pengunjung, pengunjung

disarankan menggunakan masker sebagai cara untuk mencegah

terhadap infeksi atau penularan selama di rumah sakit.


b. Etika Batuk
Etika Batuk adalah tata cara batuk yang baik dan benar, dengan

cara menutup hidung dan mulut dengan tissue atau lengan baju. jadi

bakteri tidak menyebar ke udara dan tidak menular ke orang lain


Etika batuk :
 Bila merasa akan batuk atau bersin, segeralah berpaling/menjauh

sedikit dari orang-orang disekitar


 Kemudian tutuplah hidung dan mulut dengan menggunakan tissue /

saputangan atau lengan dalam baju


 Segera buang tissue yang sudah dipakai ke dalam tempat sampah;
 Cucilah tangan dengan menggunakan air bersih dan sabun atau gel

pembersih tangan; dan


 Bila perlu gunakan masker.

DAFTAR PUSTAKA

Depkes RI bekerjasama dengan Perdalin. 2009. Pedoman Pencegahan dan


Pengendalian Infeksi di Rumah Sakit dan Fasiltas Pelayanan Kesehatan
Lainnya. SK Menkes No 382/Menkes/2007. Jakarta: Kemenkes RI

Https:www.scribd.com/doc/230576053/SAP-Infeksi-Nosokomial

Https://www.scribd.com/document/375801223/Satuan-Acara-Penyuluhan-Phbs-Rs.

Soeparman, dkk. Ilmu Penyakit Dalam Jilid II. Balai Penerbit FKUI, Jakarta; 2001

Anda mungkin juga menyukai