Anda di halaman 1dari 11

SAP PNEUMONIA

Topik : Penyakit Menular

Sub topik : Pneumonia

Hari/Tanggal : Jum’at, 8 Februari 2019

Sasaran : Keluarga klien di Ruang Mataram

Tempat : Ruang Mataram RSUD Prof. Dr. Soekandar

Waktu : 1 x 30 menit

A. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM

Hasil dari proses penyuluhan, klien dan keluarga klien dapat

menginformasikan dan mengetahui tentang penyakit pneumonia sehingga

dapat menjaga kesehatan dan lingkungan sekitar.

B. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS

Setelah diberikan penyuluhan, klien dan keluarga klien dapat :

1. Mengetahui pengertian dari pneumonia

2. Mengetahui penyebab dari pneumonia

3. Mengetahui tanda dan gejala – gejala dari pneumonia

4. Mengetahui cara pengobatan dari pneumonia

C. SASARAN

Klien dan keluarga klien di Ruang Mataram RSUD Prof, Dr, Soekandar

D. MATERI

a. Pengertian dari pneumonia.

b. Penyebab dari pneumonia.

c. Tanda dan gejala dari pneumonia.

d. Cara pengobatan dari pneumonia


E. METODE

1. Ceramah

2. Tanya Jawab

F. MEDIA

a. Leaflet

b. Lembar Balik

G. KRITERIA EVALUASI

a. Evaluasi Struktur

 Klien dan keluarga klien hadir ditempat penyuluhan.

 Penyelenggaraan penyuluhan dilaksanakan di Ruang Mataram RSUD

Prof, Dr, Soekandar

 Pengorganisasian penyelenggaraan penyuluhan dilakukan sebelumnya.

b. Evaluasi Proses

 Klien dan keluarga klien antusias terhadap materi penyuluhan.

 Klien dan keluarga klien tidak meninggalkan tempat penyuluhan.

 Klien dan keluarga klien mengajukan pertanyaan dan menjawab

pertanyaan secara benar.

c. Evaluasi Hasil

 Klien dan keluarga klien mengetahui tentang pneumonia sehingga dapat

menjaga kesehatan lingkungan sekitar.

 Pre test materi:

1. Apa yang bapak/ibu ketahui tentang pneumonia?

2. Apa yang bapak/ibu ketahui tentang penyebab dari pneumonia?


 Post test materi:

1. Apa saja tanda dan gejala dari pneumonia?

2. Bagaimana cara pencegahan dari pneumonia?

H. KEGIATAN PENYULUHAN
WAKTU KEGIATAN PENYULUH KEGIATAN PESERTA

1. 3 menit Pembukaan :

 Membuka kegiatan dengan  Menjawab salam

mengucapkan salam.

 Memperkenalkan diri  Mendengarkan

 Menjelaskan tujuan dari  Memperhatikan

penyuluhan

 Menyebutkan materi yang  Memperhatikan

akan diberikan

2. 15 menit Pelaksanaan :

 Menjelaskan tentang  Memperhatikan

pengertian dari pneumonia

 Menjelaskan tentang  Memperhatikan

penyebab dari pneumonia

 Menjelaskan tentang tanda  Memperhatikan

dan gejala dari pneumonia

 Menjelaskan tentang cara  Memperhatikan

pengobatan dari

pneumonia
3. 10 menit Evaluasi :

 Menanyakan kepada peserta  Menjawab pertanyaan

tentang materi yang telah

diberikan, dan reinforcement

kepada klien atau keluarga

klien yang dapat menjawab

pertanyaan.

4. 2 menit Terminasi :

 Mengucapkan terimakasih  Mendengarkan

atas peran serta peserta.

 Mengucapkan salam  Menjawab salam

penutup
MATERI PENYULUHAN PNEUMONIA

1. Pengertian

Pneumonia adalah peradangan yang mengenai parenkim paru, distal dari

bronkiolus terminalis yang mencakup bronkiolus respiratorius, alveoli, serta

menimbulkan konsolidasi jaringan paru dan menimbulkan gangguan

pertukaran gas setempat. (Zul, 2001)

2. Penyebab Pneumonia

a. Bakteri

Pneumonia bakteri biasanya didapatkan pada usia lanjut. Organisme gram

posifif seperti : Steptococcus pneumonia, S. aerous, dan streptococcus

pyogenesis. Bakteri gram negatif seperti Haemophilus influenza, klebsiella

pneumonia dan P. Aeruginosa.

b. Virus

Disebabkan oleh virus influensa yang menyebar melalui transmisi droplet.

Cytomegalovirus dalam hal ini dikenal sebagai penyebab utama pneumonia

virus.

c. Jamur

Infeksi yang disebabkan jamur seperti histoplasmosis menyebar melalui

penghirupan udara yang mengandung spora dan biasanya ditemukan pada

kotoran burung, tanah serta kompos.

d. Protozoa

Menimbulkan terjadinya Pneumocystis carinii pneumonia (CPC). Biasanya

menjangkiti pasien yang mengalami immunosupresi.


3. Gejala Pneumonia

 Sakit otot

 Batuk kering

 Sakit perut

 Kepala dan tenggorokan terasa dingin

 Demam disertai dengan menggiggil

 Nyeri Dada

 Mual dan muntah

4. Pemeriksaan Pneumonia

a. Pemeriksaan Radiologi (chest X-Ray)

Teridentifikasi adanya penyebaran (misalnya lobus dan bronchial),

menunjukkan multiple abses dan infiltrasi (bacterial), penyebaran

extensivenodul infiltrat (viral)

b. Pemeriksaan Laboratorium

Leukositosis menunjukkan adanya infeksi bakteri dan menentukan diagnosis

secara spesifik. LED biasanya meningkat.

Elektrolit: Sodium dan klorida menurun, bilirubin biasanya meningkat.

c. Analisis Gas Darah dan Pulse Oximetry

Menilai tingkat hipoksia dan kebutuhan oksigen.

d. Pewarnaan gram/ cultur sputum dan darah untuk mengetahui organisme

penyebabnya.

e. Pemeriksaan fungsi paru-paru

Volume paru-paru mungkin menurun, tekanan saluran udara meningkat,

kapasitas pemenuhan udara menurun dan hipoksemia.


5. Faktor Resiko terserang pneumonia

a. Orang yang memiliki daya tahan tubuh yang lemah seperti penderita

HIV/AIDS, penyakit kronis jantung dan DM, orang yang rutin menjalani

kemoterapi, dan orang yang rutin meminum obat golongan immunosupresan

dalam waktu yang lama.

b. Perokok dan peminum alkohol

Pada perokok berat dapat mengalami iritasi pada saluran pernapasan

(bronchial) yang akhirnya menimbulkan sekresi mukus (dahak). Bila dahak

mengandung bakteri maka dapat menyebabkan pneumonia. Alkohol

berdampak buruk terhadap sel-sel darah putih sehingga daya tahan tubuh

dalam melawan suatu infeksi menjadi lemah.

c. Pasien yang berada di ruang perawatan intensif

Pasien yang dilakukan tindakan ventilaror (alat bantu nafas) endotracheal

tube sangat beresiko terkena pneumonia. Saat mereka batuk akan

mengeluarkan tekanan balik isi lambung ke tenggorokan,. Bila hal itu

mengandung bakteri dan berpindah ke rongga nafas, ia sangat berpotensi

terkena pneumonia.

d. Menghirup udara yang tercemar polusi zat kimia

Resiko tinggi dihadapi petani apabila mnyemprotkan tanaman dengan zat

kimia tanpa memakai masker adalah terjadinya iritasi dan menimbulkan

peradangan pada paru-paru dan selanjutnya rentan terserang pneumonia.


e. Pasien yang lama berbaring

Orang yang menjalani istirahat baring lama memiliki resiko tinggi terkena

pneumonia karena saat tidur berbaring sangat mungkin riak berkumpul di

rongga paru-paru dan menjadi media berkembangnya bakteri.

6. Cara pencegahan

1. Berhenti merokok.

2. Hindari orang-orang yang memiliki infeksi yang kadang-kadang

menyebabkan pneumonia.

3. Tinggal jauh dari orang-orang yang sedang flu atau sedang terserang infeksi

saluran pernafasan lainnya.

4. Jika anda belum mengalami campak atau cacar dan belum mendapatkan

vaksin terhadap penyakit ini, hindari orang-orang tersebut.

5. Cuci tangan sesering mungkin untuk mencegah penyebarab virus dan

bakteri yang dapat menyebabkan pneumonia.

6. Vaksinasi

 Vaksin untuk anak-anak disebut vaksin konjugasi pneumokokus (PVC).

 Vaksin untuk orang dewasa, perokok, dan orang-orang yang memiliki

beberapa jangka panjang kondisi kronir disebut Polisakarida Vaksin

pneumokokus (PPSV).

7. Pengobatan Pneumonia

 Terapi antibiotik

Merupakan terapi utama pada pasien pneumonia dengan manifestasi

apapun, yang dimaksudkan sebagai terapi kausal terhadap kuman

penyebabnya.
a. Antibiotik yang biasanya menjadi pilihan sebagai terapi awal adalah

amoxilin, clarithromycin atau erithromycin untuk beberapa pasien CAP

(Community Acquired Pneumonia).

b. Pada kasus pneumonia CAP yang disebabkan oleh bakteri atypical,

antibiotik yang menjadi pilihan peratama penderita adalah dari golongan

makrolida seperti azithromycin dan clarithromycin, fluoroquinolol, dan

doxycycline.

c. Antibiotik untuk pneumonia HCAP (Hospital Acquired pneumonia)

adalah chepalosporin generasi ketiga dan keempat, carbapenem,

fluoroquinolol, aminoglikosida dan vancomycin.

 Terapi suportif umum

a. Terapi O2 untuk mencapai PaO2 80-100 mmHg atau saturasi 95-96 %

berdasar pemeriksaan AGD

b. Humidifikasi dengan nebulizer untuk mengencerkan dahak yang kental

c. Fisioterapi dada untuk pengeluaran dahak, khususnya anjuran untuk

batuk dan napas dalam

d. Pengaturan cairan: pada pasien pneumonia, paru menjadi lebih sensitif

terhadap pembebanan cairan terutama pada pneumonia bilateral

e. Pemberian kortikosteroid, diberikan pada fase sepsis

f. Ventilasi mekanis : indikasi intubasi dan pemasangan ventilator

dilakukan bila terjadi hipoksemia persisten, gagal napas yang disertai

peningkatan respiratoy distress dan respiratory arrest

g. Drainase empiema bila ada


8. Anjuran perawatan pasien dirumah

1. Rutin berkonsultasi dengan dokter

Penderita pneumonia dianjurkan untuk rutin berkonsultasi ke dokter hingga

seluruh gejalanya hilang total, karena resiko terkena infeksi sekunder sangat

besar bagi penderita pneumonia.

2. Beristirahat dengan cukup

Istirahat yang cukup sangat dibutuhkan untuk memperbaiki sistem imunitas

pasien penderita pneumonia dalam fase penyembuhan.

3. Menghirup udara yang bersih

Menghirup udara yang terpolusi akan memperburuk keadaan, bahkan

mampu meningkatkan frekuensi dan intensitas batuk penderita. Karena itu

hindarilah area berpolusi, asap rokok dan pakai masker untuk membantu

melindungi paru-paru anda.

4. Berada di ruangan yang lembap

Udara yang lembap baik untuk mereka yang sedang menjalani proses

pnyembuhan pneumonia. Humidifier dapat digunakan untuk mengatur

kelembaban udara bila memungkinkan dan dibutuhkan. Mandi air hangat

juga akan membantu menyejukkan paru-paru sekaligus mengurangi batuk

anda.

5. Gunakan obat batuk berjenis expectorant, bukan jenis suppresant

Obat batuk berjenis suppresant bersifat menekan batuk dan menambah rasa

sakit pada penderita pneumonia.

6. Kurangi kontak dengan orang lain yang sedang sakit


Penderita pneumonia sangan berisiko untuk mengalami infeksi sekunder,

karena itu sebaiknya penderita menghindari orang-orang yang sedang sakit

dan mengalami infeksi saluran pernafasan.

7. Patuhi aturan konsumsi obat-obatan yang di berikan

Anda mungkin juga menyukai