MEDIA AKUT
Di Susun Oleh
Kelompok II
PROGRAM S1 KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KEPERAWATAN (STIK) FAMIKA MAKASSAR
TAHUN AKADEMIK 2022/2023
LAPORAN PENDAHULUAN OTITIS MEDIA AKUT
A. Definisi
Otitis Media merupakan peradangan sebagian atau seluruh mukosa telinga
tengah, tuba eustachius, antrum mastoid dan sel-sel mastoid. Otitis media
berdasarkan gejalanya dibagi menjadi dua antara lain otitis media supuratif
dan non supuratif, dari masing-masing golongan mempunyai bentuk akut
dan kronis. Selain itu terdapat juga otitis media spesifik, seperti otitis media
tuberkulosa atau otitis media sifilitika. Otitis media yang lain ialah otitis
media adhesiva (Soepardi & Iskandar, 2001: 50). Otitis Media Akut
merupakan peradangan tengah yang terjadi secara cepat dan singkat (dalam
waktu kurang dari 3 minggu) yang disertai dengan gejala lokal dan sistemik
(Munilson dkk). Menurut Muscari (2005: 219) otitis media akut (OMA)
merupakan inflamasi telinga bagian tengah dan salah satu penyakit dengan
prevalensi paling tinggi pada masa anak-anak, dengan puncak insidensi
terjadi pada usia antara 6 bulan sampai 2 tahun. Hampir 70% anak akan
mengalami otitis media akut (OMA) paling sedikit satu periode otitis media.
B. Etiologi
Menurut Adams (1997: 96) penyebab otitis media akut antara lain :
1. Faktor pertahanan tubuh terganggu Telinga tengah biasanya steril,
meskipun terdapat mikroba dinasofaring dan faring. Secara fisiologik
terdapat mekanisme pencegahan masuknya mikroba ke dalam telinga
tengah oleh silia mukosa tuba eustachius, enzim penghasil mukus
(misalnya muramidase) dan antibodi.
2. Obstruksi tuba eusthachius Merupakan suatu faktor penyebab dasar
pada otitis media akut, karena fungsi tuba eustachius terganggu,
pencegahan invasi kuman ke telinga tengah juga terganggu, sehingga
kuman masuk kedalam telinga tengah dan terjadi peradangan. Pada bayi
terjadinya otitis media akut dipermudah karena tuba eustachiusnya
pendek, lebar, dan agak horisontal letaknya.
C. Manifestasi Klinis
Gejala otitis media akut dapat bervariasi antara lain :
a. nyeri telinga (otalgia)
b. keluarnya cairan dari telinga
c. demam
d. kehilangan pendengaran
e. tinitus
b. Demam
c. Malaise
d. Nyeri kepala
e. Membran timpa tampak merah dan menonjol
f. Abses telinga tengah
g. Pada bayi sering kali mudah marah, bangun di tengah malam sambil
menangis dan menarik-narik telinganya.
D. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan Otitis Media Akut menurut
Soepardi&Iskandar(2001:52-53) tergantung pada stadium penyakitnya
yaitu:
E. Patofisiologi
Patofisiologi otitis media terjadi karena adanya disfungsi tuba eustachius (TE).
Fungsi normal TE adalah membersihkan cairan telinga tengah dengan pergerakan
mukosilier menuju nasofaring, ventilasi, dan proteksi dari refluks nasofaring. Otitis
media awalnya terjadi karena kongesti dan edema pada mukosa nasal, nasofaring,
dan tuba eustachius sebagai akibat dari proses inflamasi disebabkan oleh infeksi
saluran pernafasan atas atau reaksi alergi. Obstruksi isthmus tuba eustachius, yang
merupakan bagian tersempit TE, dapat mengganggu pembersihan dan ventilasi
telinga tengah.
Gangguan pembersihan telinga tengah menyebabkan cairan di dalam telinga
tengah statis. Selain itu, gangguan ventilasi juga menyebabkan peningkatan tekanan
negatif pada telinga tengah sehingga sekresi telinga tengah terakumulasi dan
menjadi media yang sangat baik untuk pertumbuhan bakteri atau virus dari infeksi
sekunder saluran pernafasan atas. Akumulasi sekresi di telinga tengah
menyebabkan otitis media efusi. Kolonisasi dan pertumbuhan mikroba pada telinga
tengah mengeluarkan cairan supuratif yang disertai tanda inflamasi. Pada
pemeriksaan otoskop dapat terlihat membran timpani yang menonjol dan merah,
serta adanya cairan pada ruang telinga tengah yang menandakan gejala dari otitis
media akut (OMA). Otitis media efusi dapat muncul secara spontan sebagai respon
dari disfungsi tuba eustachius atau respon inflamasi setelah otitis media akut. Efusi
dapat bertahan beberapa minggu hingga bulan setelah OMA sembuh.
F. Prognosis
Prognosis otitis media secara keseluruhan baik, 80% pasien anak dapat
sembuh dalam waktu 3 hari tanpa antibiotik. otitis media akut (OMA)
meningkat jika durasi otitis media lebih dari 2 minggu, atau gejala kembali
dalam rentang waktu 2‒3 minggu kemudian. Dan meskipun otitis media
telah mendapat terapi yang adekuat, tidak menutup kemungkinan untuk
terjadi komplikasi gangguan neurologis, seperti kejang dan gangguan
perilaku.
G. Komplikasi
I. Pengkajian
1. Identintas pasien
Nama
Usia Lebih sering pada usia bayi dan anak yang masih kecil sebagian
disebabkan oleh tuba eustachius yang pendek dan terletak horizontal,
keterbatasan respons terhadap antigen, dan sebelumnya kurang
terpajan patogen umum
Pekerjaan
2. Keluhan Utama
Ada tidaknya dari pihak keluarga yang mengalami hal yang sama pada
pasien.
(5) • Identifikasi
Terapeutik
• Berikan teknik non
farmakologi untuk
mengurangi rasa
nyeri
• Kontrol lingkungan
yang memperberat
rasa nyeri
• Fasilitasi istirahat dan
tidur
• Pertimbangkan jenis
dan sumber nyeri
dalam pemilihan
strategi meredakan
nyeri
Edukasi
• Jelaskan penyebab,
periode, dan pemicu
nyeri
• Jelaskan strategi
meredakan nyeri
• Anjurkan memonitor
nyeri secara mandiri
• Anjurkan
menggunakan
analgetic secara tepat
• Ajarkan Teknik non
farmatologis untuk
mengurangi rasa
nyeri
Kolaborasi
• Kolaborasi pemberian
analgetik, jika perlu
Terapeutik
• Ciptakan suasana
terapeutik untuk
menumbuhkan
kepercayaan
• Temani pasien untuk
mengurangi
kecemasaan, jika
memungkinkan
• Pahami situasi yang
membuat ansietas
dengarkan dengan
penuh perhatian
• Gunakan pendekatan
yang tenang dan
meyakinkan
Edukasi
• Jelaskan prosedur,
termasuk sensasi
yang mungkin
dialami
• Informasikan secara
factual mengenai
diagnosis, pengobatan
dan prognosis
• Anjurkan keluarga
untuk tetap bersama
pasien, jika perlu
• Anjurkan melakukan
kegiatan yang tidak
kompetitif, sesuai
kebutuhan
• Anjurkan
mengungkap perasaan
dan persepsi
Kolaborasi
• Kolaborasi pemberian
obat antlansietas, jika
perlu
3. Resiko infeksi Setelah dilakukan Pencegahan Infeksi
berhubungan tindakan keperawatan (I.14539)
dengan resiko diharapkan : Observasi
terserang • Monitor tanda dan
organisma Kriteria Hasil : gejala infeksi local
patogenik • Demam (5) dan sistemik
(D.0142) • Kemerahan (5) terapiutik
• Nyeri (5)
• Bengkak (5) Terapeutik
• Cairan berbau • Batasi jumlah
busuk (5) pengunjung
• Berikan perawatan
kulit pada area edema
• Cuci tangan sebelum
dan sesudah kontak
dengan pasien dan
lingkungan pasien
• Pertahankan tehnik
aseptic pada pasien
beresiko tinggi
Edukasi
• Jelaskan Tanda dan
gejala infeksi
• Ajarkan cara
mencuci tangan
dengan benar
• Ajarkan cara
memeriksa kondisi
luka atau luka
operasi
• Anjurkan
meningkatkan
asupan nutrisis
• Anjurkan
meningkatkan
asupan cairan
Kolarobarsi
• Kolaborasi pemberian
imunisasi, jika perlu
Implementasi Keperawatan
Implementasi adalah pengelolaan dan wujud dari rencana keperawatan yang telah
disusun pada tahap perencanaan. Fokus dari intervensi keperawatan antara
lain adalah
mempertahan daya tahan tubuh, mencegah komplikasi, menentukan
perubahan sistem tubuh, memantapkan hubungan klien dengan lingkungan
dan implementasi pesan dokter.
Evaluasi Keperawatan
Evaluasi atau tahap penilaian adalah perbandingan yang sistematis dan terencana
tentang kesehatan klien dengan tujuan yang ditetapkan, dilakukan dengan cara
berkesinambungan dengan melibatkan klien, keluarga dan tenaga kesehatan
lainnya. Tujuan evaluasi adalah untuk melihat kemampuan klien dalam mencapai
tujuan yang disesuaikan dengan kriteria hasil tahap perencanaan.
DAFTAR PUSTAKA
Arsyad, ES, & Iskandar,N 2004, Buku Ajar Ilmu Penyait Telinga Hidung