Anda di halaman 1dari 27

Tugas : K3

Dosen : Ns.Agus Salim,S.Kep

MAKALAH KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK II

1. DEFIS RONAL HULKIAWAR


2. FAJAR SITA
3. PIPIT URATH
4. PAULINA LAMERS
5. DORCI KORA
6. CRISTINA JAFTORAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KEPERAWATAN FANI

MITRA KARYA (STIK FAMIKA) MAKASSAR

TAHUN AJARAN 2021/2022


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perawat adalah suatu profesi yang mulia, karena

memerlukan kesabaran dan ketenangan dalam melayani pasien

yang sedang menderita sakit. Seorang perawat harus dapat

melayani pasien dengan sepenuh hati. Sebagai seorang perawat

harus dapat memahami masalah yang dihadapi oleh klien, selain

itu seorang perawat dapat berpenampilan menarik. Untuk itu

seorang perawat memerlukan kemampuan untuk memperhatikan

orang lain, ketrampilan intelektual, teknikal dan interpersonal yang

tercermin dalam perilaku perawat.

Saat ini perawat memiliki peran yang lebih luas dengan

penekanan pada peningkatan kesehatan dan pencegahan

penyakit, juga memandang klien secara komprehensif. Perawat

menjalankan fungsi dalam kaitannya dengan berbagai peran

pemberi perawatan, pembuat keputusan klinik dan etika, pelindung

dan advokat bagi klien, manajer kasus, rehabilitator, komunikator

dan pendidik.

B. Rumusan Masalah
Bagaimana Tugas dan Fungsi Perawat dalam K3 (Kesehatan dan

Keselamatan Kerja) ?
C. Tujuan
1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui tugas dan fungsi perawat dalam K3

(Kesehatan dan Keselamatan Kerja)

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui pengertian K3

b. Untuk mengetahui tujuan K3

c. Untuk mengetahui ruang Lingkup K3

d. Untuk mengetahui konsep perawat sebagai tenaga

Kesehatan

e. Untuk mengetahui peran perawat dalam meningkatkan K3

f. Penegakan Diagnosa

g. Kebijakan Penerapan Kesehatan dan Keselamatan Kerja di

Era Global

D. Manfaat

1) Bagi Institusi

Dapat menambah referensi tentang kesehatan keselamatan

kerja (K3) yang berhubungan dengan fungsi dan tugas perawat

dalam K3.

2) Bagi Masyarakat

Dapat memanfaatkan pelayanan kesehatan yang telah

disediakan.
3) Bagi Mahasiswa

Dapat mengetahui dan mengaplikasikan tentang fungsi dan

tugas perawat dalam K3 yang sesuai standart kesehatan

dengan baik dan benar.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian K3 (Kesehatan dan Keselamatan Kerja)


Menurut Sumakmur (1988) kesehatan kerja adalah

spesialisasi dalam ilmu kesehatan/ kedokteran beserta prakteknya

yang bertujuan, agar pekerja/ masyarakat pekerja beserta

memperoleh derajat kesehatan yang setinggi-tingginya, baik fisik,

atau mental, maupun sosial, dengan usaha-usaha preventif dan

kuratif, terhadap penyakit-penyakit/ gangguan-gangguan kesehatan

yang diakibatkan faktor-faktor pekerjaan dan lingkungan kerja,

serta terhadap penyakit-penyakit umum.

Keselamatan dan kesehatan kerja difilosofikan sebagai

suatu pemikiran dan upaya untuk menjamin keutuhan dan

kesempurnaan baik jasmani maupun rohani tenaga kerja pada

khususnya dan manusia pada umumnya, hasil karya dan

budayanya menuju masyarakat makmur dan sejahtera.

Sedangkan pengertian secara keilmuan adalah suatu ilmu

pengetahuan dan penerapannya dalam usaha mencegah

kemungkinan terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat kerja.

Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) tidak dapat dipisahkan

dengan proses produksi baik jasa maupun industri. Perkembangan

pembangunan setelah Indonesia merdeka menimbulkan


konsekwensi meningkatkan intensitas kerja yang mengakibatkan

pula meningkatnya resiko kecelakaan di lingkungan kerja.

Hal tersebut juga mengakibatkan meningkatnya tuntutan

yang lebih tinggi dalam mencegah terjadinya kecelakaan yang

beraneka ragam bentuk maupun jenis kecelakaannya. Sejalan

dengan itu, perkembangan pembangunan yang dilaksanakan

tersebut maka disusunlah UU No.14 tahun 1969 tentang pokok-

pokok mengenai tenaga kerja yang selanjutnya mengalami

perubahan menjadi UU No.12 tahun 2003 tentang ketenaga

kerjaan.Dalam pasal 86 UU No.13 tahun 2003, dinyatakan bahwa

setiap pekerja atau buruh mempunyai hak untuk memperoleh

perlindungan atas keselamatan dan kesehatan kerja, moral dan

kesusilaan dan perlakuan yang sesuai dengan harkat dan martabat

serta nilai-nilai agama.

Untuk mengantisipasi permasalahan tersebut, maka

dikeluarkanlah peraturan perundangan-undangan di bidang

keselamatan dan kesehatan kerja sebagai pengganti peraturan

sebelumnya yaitu Veiligheids Reglement, STBl No.406 tahun 1910

yang dinilai sudah tidak memadai menghadapi kemajuan dan

perkembangan yang ada.Peraturan tersebut adalah Undang-

undang No.1 tahun 1970 tentang keselamatan kerja yang ruang

lingkupnya meliputi segala lingkungan kerja, baik di darat, didalam


tanah, permukaan air, di dalam air maupun udara, yang beradadi

dalam wilayah kekuasaan hukum Republik Indonesia.

Undang-undang tersebut juga mengatur syarat-syarat

keselamatan kerja dimulai dari perencanaan, pembuatan,

pengangkutan, peredaran, perdagangan, pemasangan, pemakaian,

penggunaan, pemeliharaan dan penyimpanan bahan, barang

produk tekhnis dan aparat produksi yang mengandung dan dapat

menimbulkan bahaya kecelakaan.Keselamatan kerja sama dengan

Hygiene Perusahaan.

Kesehatan kerja memiliki sifat sebagai berikut :

a) Sasarannya adalah manusia

b) Bersifat medis.

Sedangkan keselamatan kerja memiliki sifat sebagai berikut :

a. Sasarannya adalah lingkungan kerja

b. Bersifat teknik.

Pengistilahan Keselamatan dan Kesehatan kerja (atau

sebaliknya) bermacam macam; ada yang menyebutnya Higiene

Perusahaan dan Kesehatan Kerja (Hyperkes) dan ada yang hanya

disingkat K3, dan dalam istilah asing dikenal Occupational Safety

and Health.

B. Tujuan K3
Tujuan umum dari K3 adalah menciptakan tenaga kerja yang

sehat dan produktif.Tujuan hyperkes dapat dirinci sebagai berikut

(Rachman, 1990) :

1. Agar tenaga kerja dan setiap orang berada di tempat kerja

selalu dalam keadaan sehat dan selamat.

2. Agar sumber-sumber produksi dapat berjalan secara lancar

tanpa adanya hambatan.

C. Ruang Lingkup K3

Ruang lingkup hyperkes dapat dijelaskan sebagai berikut

(Rachman, 1990) :

a) Kesehatan dan keselamatan kerja diterapkan di semua tempat

kerja yang di dalamnya melibatkan aspek manusia sebagai

tenaga kerja, bahaya akibat kerja dan usaha yang dikerjakan.

b) Aspek perlindungan dalam hyperkes meliputi :

1) Tenaga kerja dari semua jenis dan jenjang keahlian

2) Peralatan dan bahan yang dipergunakan

3) Faktor-faktor lingkungan fisik, biologi, kimiawi, maupun

sosial.

4) Proses produksi

5) Karakteristik dan sifat pekerjaan

6) Teknologi dan metodologi kerja


c) Penerapan Hyperkes dilaksanakan secara holistik sejak

perencanaan hingga perolehan hasil dari kegiatan industri

barang maupun jasa.

d) Semua pihak yang terlibat dalam proses industri/ perusahaan

ikut bertanggung jawab atas keberhasilan usaha hyperkes

D. Konsep Perawat sebagai Tenaga Kesehatan

Tenaga Kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan

diri dalam bidang kesehatan serta memiliki pengetahuan dan atau

ketermpilan melalui pendidikan di bidang kesehatan yang untuk

jenis tertentu memerlukan kewenangan untuk melakukan upaya

kesehatan, baik berupa pendidikan gelar-D3, S1, S2 dan S3-;

pendidikan non gelar; sampai dengan pelatihan khusus kejuruan

khusus seperti Juru Imunisasi, Malaria, dsb., dan keahlian. Hal

inilah yang membedakan jenis tenaga ini dengan tenaga lainnya.

Hanya mereka yang mempunyai pendidikan atau keahlian khusus-

lah yang boleh melakukan pekerjaan tertentu yang berhubungan

dengan jiwa dan fisik manusia, serta lingkungannya.

Dalam hal ini,perawat memegang peranan yang cukup besar

dalam upaya pelaksanaan dan peningkatan K3. Sedangkan dalam

pelaksanaannya, perawat tidak dapat bekerja secara individual.

Perawat perlu untuk berkolaborasi dengan pihak-pihak lintas

profesi maupun lintas sector


E. Peran perawat dalam meningkatkan K3 (Kesehatan dan

Keselamatan Kerja)

Fungsi seorang perawat hiperkes sangat tergantung kepada

kebijaksanaan perusahaan dalam hal luasnya ruang lingkup usaha

kesehatan, susunan dan jumlah tenaga kesehatan yang

dipekerjakan dalam perusahaan.

Perawat merupakan satu-satunya tenaga kesehatan yang

full time di perusahaan, maka fungsinya adalah :

1. Membantu dokter perusahaan dalam menyusun rencana kerja

hiperkes di perusahaan

2. Melaksanakan program kerja yang telah digariskan, termasuk

administrasi kesehatan kerja.

3. Memelihara dan mempertinggi mutu pelayanan perawatan dan

pengobatan.

4. Memelihara alat-alat perawatan, obat-obatan dan fasilitas

kesehatan perusahaan.

5. Membantu dokter dalam pemeriksaan kesehatan sesuai cara-

cara yang telah disetujui.

6. Ikut membantu menentukan kasus-kasus penderita, serta

berusaha menindaklanjuti sesuai wewenang yang diberikan

kepadanya.
7. Ikut menilai keadaan kesehatan tenaga kerja dihubungkan

dengan faktor pekerjaan dan melaporkan kepada dokter

perusahaan.

8. Membantu usaha perbaikan kesehatan lingkungan dan

perusahaan sesuai kemampuan yang ada.

9. Ikut mengambil peranan dalam usaha-usaha kemasyarakatan :

UKS.

10. Membantu, merencanakan dan atau melaksanakan sendiri

kunjungan rumah sebagai salah satu dari segi kegiatannya.

11. Menyelenggarakan pendidikan hiperkes kepada tenaga kerja

yang dilayani.

12. Turut ambil bagian dalam usaha keselamatan kerja.

13. Mengumpulkan data-data dan membuat laporan untuk statistic

dan evaluasi.

14. Turut membantu dalam usaha penyelidikan kesehatan tenaga

kerja.

15. Memelihara hubungan yang harmonis dalam perusahaan

16. Memberikan penyuluhan dalam bidang Kesehatan

17. Bila lebih dari satu paramedis hiperkes dalam satu perusahaan,

maka pimpinan paramedis hiperkes harus mengkoordinasi dan

mengawasi pelaksanaan semua usaha perawatan hiperkes.

Menurut Jane A. Le R.N dalam bukunya The New Nurse in

Industry, beberapa fungsi specific dari perawat hiperkes adalah :


a. Persetujuan dan kerjasama dari pimpinan perusahaan/ industry

dalam membuat program dan pengolahan pelayanan hiperkes

yang mana bertujuan memberikan pemeliharaan / perawatan

kesehatan yang sebaik mungkin kepada tenaga kerja

b. Memberikan/ menyediakan primary nursing care untuk penyakit

-penyakit atau korban kecelakaan baik akibat kerja maupun

yang bukan akibat kerja bedasarkan petunjuk-petunjuk

kesehatan yang ada.

c. Mengawasi pengangkutan si sakit korban kecelakaan ke rumah

sakit , klinik atau ke kantor dokter untuk mendapatkan

perawatan / pengobatan lebih lanjut

d. Melakukan referral kesehatan dan pencanaan kelanjutan

perawatan dan follow up dengan rumah sakit atau klinik

spesialis yang ada

e. Mengembangkan dan memelihara system record dan report

kesehatan dan keselamatan yang sesuai dengan prosedur yang

ada di perusahaan

f. Mengembangkan dan memperbarui policy dan prosedur servis

perawatan

g. Membantu program physical examination (pemeriksaan fisik)

dapatkan data-data keterangan-keterangan mengenai

kesehatan dan pekerjaan. Lakukan referral yang tepat dan

berikan suatu rekomendasi mengenai hasil yang positif


h. Memberi nasehat pada tenaga kerja yang mendapat kesukaran

dan jadilaj perantara untuk membantu menyelesaikan persoalan

baik emosional maupun personal.

i. Mengajar karyawan praktek kesehatan keselamatan kerja yang

baik,dan memberikan motivasi untuk memperbaiki praktek-

praktek kesehatan.

j. Mengenai kebutuhan kesehatan yang diperlukan karyawan

dengan obyektif dan menetapkan program Health Promotion,

Maintenance and Restoration

k. Kerjasama dengan tim hiperkes atau kesehatan kerja dalam

mencari jalan bagaimana untuk peningkatan pengawasan

terhadap lingkungan kerja dan pengawasan kesehatan yang

terus menerus terhadap karyawan yang terpapar dengan

bahan-bahan yang dapat membahayakan kesehatannya.

l. Tetap waspada dan mengikuti standar-standar kesehatan dan

keselamatan kerja yang ada dalam menjalankan praktek-

praktek perawatan dan pengobatan dalam bidang hiperkes ini.

m. Secara periodic untuk meninjau kembali program-program

perawatan dan aktifitas perawatan lainnya demi untuk

kelayakan dan memenuhi kebutuhan serta efisiensi.

n. Ikut serta dalam organisasi perawat (professional perawat)

seperti ikatan paramedic hiperkes, dan sebagainya.


o. Merupakan tanggung jawab pribadi yang tidak boleh dilupakan

dan penting adalah mengikuti kemajuan dan perkembangan

professional (continues education).

Secara sistimatis DR. Suma’mur PK, MSc, menggambarkan

tugas-tugas paramedis hiperkes sebagai berikut :

1. Tugas medis teknis yang berhubungan dengan perawatan dan

pengobatan

a. Perawatan dan pengobatan penyakit umum, meliputi:

1) Menurut petunjuk dokter perusahaan

2) Menurut pedoman tertulis (standing orders)

3) Rujukan pasien ke rumah sakit

4) Mengawasi pasien sakit hingga sembuh

5) Menyelenggarakan rehabilitasi

b. Perawatan dan pengobatan pada kecelakaan dan penyakit

jabatan

c. Menjalankan pencegahan penyakit menular (vaksinasi, dll)

d. Pemeriksaan kesehatan:

1. Sebelum bekerja (pre-employment)

2. Berkala

3. Pemeriksaan khusus
2. Tugas administratif mengenai dinas kesehatan perusahaan

a. Memelihara administrasi (dinas kesehatan)

b. Mendidik dan mengamati pekerjaan bawahannya

c. Memelihara catatan-catatan dan membuat laporan

 Catatan perseorangan yang memuat hasil pemeriksaan

kesehatan pekerja

 Laporan mengenai angka kesakitan, kecelakaan kerja

 Laporan pemakaian obat dan sebagainya.

 Tugas sosial dan Pendidikan

a. Memberi pendidikan kesehatan kepada pekerja

1) Ketrampilan PPPK

2) Pola hidup sehat.

3) Pencegahan penyakit yang berhubungan dengan kebiasaan

yang kurang baik

b. Menjaga kebersihan dalam perusahaan

c. Mencegah kecelakaan kerja

Menurut American Association of Occupational Health

Nurses, ruang lingkup pekerjaan perawat hiperkes adalah :

1. Health promotion / Protection

Meningkatkan derajat kesehatan, kesadaran dan pengetahuan

tenaga kerja akan paparan zat toksik di lingkungan kerja.


Merubah faktor life style dan perilaku yang berhubungan

dengan resiko bahaya kesehatan.

2. Worker Health / Hazard Assessment and Surveillance

Mengidentifikasi masalah kesehatan tenaga kerja dan menilai

jenis pekerjaannya .

3. Workplace Surveillance and Hazard Detection

Mengidentifikasi potensi bahaya yang mengancam kesehatan

dan keselamatan tenaga kerja.Bekerjasama dengan tenaga

profesional lain dalam penilaian dan pengawasan terhadap

bahaya.

4. Primary Care

Merupakan pelayanan kesehatan langsung terhadap penyakit

dan kecelakaan pada tenaga kerja, termasuk diagnosis

keperawatan, pengobatan, rujukan dan perawatan emergensi.

5. Counseling

Membantu tenaga kerja dalam memahami permasalahan

kesehatannya dan membantu untuk mengatasi dan keluar dari

situasi krisis.

6. Management and Administration


Acap kali sebagai manejer pelayanan kesehatan dengan

tanggung-jawab pada progran perencanaan dan

pengembangan, program pembiayaan dan manajemen.

7. Research

Mengenali pelayanan yang berhubungan dengan masalah

kesehatan, mengenali faktor –faktor yang berperanan untuk

mengadakan perbaikan.

8. Legal-Ethical Monitoring

Paramedis hiperkes harus sepenuhnya memahami ruang

lingkup pelayanan kesehatan pada tenaga kerja sesuai

perundang-undangan, mampu menjaga kerahasiaan dokumen

kesehatan tenaga kerja.

9. Community Organization

Mengembangkan jaringan untuk meningkatkan pelayanan

kepada tenaga kerja. Perawat hiperkes yang bertanggung-

jawab dalam memberikan perawatan tenaga kerja haruslah

mendapatkan petunjuk-petunjuk dari dokter perusahaan atau

dokter yang ditunjuk oleh perusahaan. Dasar-dasar

pengetahuan prinsip perawatan dan prosedur untuk merawat

orang sakit dan korban kecelakaan adalah merupakan

pegangan yang utama dalam proses perawatan yang


berdasarkan nursing assessment, nursing diagnosis, nursing

intervention dan nursing evaluation adalah mempertinggi

efisiensi pemeliharaan dan pemberian perawatan selanjutnya.

Perawat hiperkes mempunyai kesempatan yang besar untuk

menerapkan praktek-praktek standar perawatan secara leluasa.

Seorang perawat hiperkes, melalui program pemeliharaan dan

peningkatan kesehatan hendaknya selalu membantu karyawan /

tenaga kerja untuk mencapai tingkat kesehatan yang optimal.

F. Fungsi dan Tugas Perawat dalam Usaha K3 (Kesehatan dan

Keselamatan Kerja)

Fungsi dan tugas perawat dalam usaha K3 di Industri adalah

sebagai berikut (Effendy, Nasrul, 1998) :

 Fungsi

a. Mengkaji masalah Kesehatan

b. Menyusun rencana asuhan keperawatan pekerja

c. Melaksanakan pelayanan kesehatan dan keperawatan

terhadap pekerja

d. Penilaian

 Tugas

1. Pengawasan terhadap lingkungan pekerja

2. Memelihara fasilitas kesehatan perusahaan

3. Membantu dokter dalam pemeriksaan kesehatan pekerja


4. Membantu dalam penilaian keadaan kesehatan pekerja

5. Merencanakan dan melaksanakan kunjungan rumah dan

perawatan di rumah kepada pekerja dan keluarga pekerja

yang mempunyai masalah

6. Ikut menyelenggarakan pendidikan K3 terhadap pekerja

7. Turut ambil bagian dalam usaha keselamatan kerja

8. Pendidikan kesehatan mengenai keluarga berencana

terhadap pekerja dan keluarga pekerja.

9. Membantu usaha penyelidikan kesehatan pekerja

10. Mengkordinasi dan mengawasi pelaksanaan K3.

G. Penegakan Diagnosa

Secara teknis penegakkan diagnosis dilakukan dengan

(Budiono, Sugeng, 2003) :

 Anamnesis/ wawancara meliputi : identitas, riwayat kesehatan,

riwayat penyakit, keluhan.

 Riwayat pekerjaan (kunci awal diagnosis)

1. Sejak pertama kali bekerja.

2. Kapan, bilamana, apa yang dikerjakan, bahan yang

digunakan, jenis bahaya yang ada, kejadian sama pada

pekerja lain, pemakaian alat pelindung diri, cara melakukan

pekerjaan, pekerjaan lain yang dilakukan, kegemaran

(hobby), kebiasaan lain (merokok, alkohol)

3. Sesuai tingkat pengetahuan, pemahaman pekerjaan.


 Membandingkan gejala penyakit waktu bekerja dan dalam keadaan

tidak bekerja.

1) Waktu bekerja gejala timbul/ lebih berat, waktu tidak bekerja/

istirahat gejala berkurang/ hilang.

2) Perhatikan juga kemungkinan pemajanan di luar tempat kerja.

3) Informasi tentang ini dapat ditanyakan dalam anamnesis atau

dari data penyakit di perusahaan.

 Pemeriksaaan fisik, yang dilakukan dengan catatan

a) Gejala dan tanda mungkin tidak spesifik

b) Pemeriksaan laboratorium penunjang membantu diagnostik

klinik.

c) Dugaan adanya penyakit akibat kerja dilakukan juga melalui

pemeriksaan laboratorium khusus/ pemeriksaan biomedik.

 Pemeriksaan laboratorium khusus/ pemeriksaan biomedik

1. Misal: pemeriksaan spirometri, foto paru (pneumokoniosis-

pembacaan standard ILO)

2. Pemeriksaan audiometri

3. Pemeriksaan hasil metabolit dalam darah/ urine.

 Pemeriksaan/pengujian lingkungan kerja atau data higiene

perusahaan, yang memerlukan :

1) kerjasama dengan tenaga ahli higiene perusahaan

2) kemampuan mengevaluasi faktor fisik/kimia berdasarkan data

yang ada.
3) Pengenalan secara langsung cara/sistem kerja, intensitas dan

lama pemajanan.

 Konsultasi keahlian medis/keahlian lain

a) Seringkali penyakit akibat kerja ditentukan setelah ada

diagnosis klinik, kemudian dicari faktor kausa di tempat kerja,

atau melalui pengamatan/ penelitian yang relatif lebih lama.

b) Dokter spesialis lainnya, ahli toksikologi dan dokter penasehat

(kaitan dengan kompensasi)

H. Kebijakan Penerapan Kesehatan dan Keselamatan Kerja di Era

Global

1. Dalam bidang pengorganisasian Di Indonesia K3 ditangani oleh

2 departemen; departemen Kesehatan dan departemen Tenaga

Kerja dan Transmigrasi.Pada Depnakertrans ditangani oleh

Dirjen (direktorat jendral) Pembinaan dan Pengawasan

Ketenagakerjaan, dimana ada 4 Direktur :

a. Direktur Pengawasan Ketenagakerjaan

b. Direktur Pengawasan Norma Kerja Perempuan dan Anak

c. Direktur Pengawasan Keselamatan Kerja, yang terdiri dari

Kasubdit:

 Kasubdit mekanik, pesawat uap dan bejana tekan.

 Kasubdit konstruksi bangunan, instalasi listrik dan

penangkal petir
 Kasubdit Bina kelembagaan dan keahlian

keselamatan ketenagakerjaan

d. Direktur Pengawasan Kesehatan Kerja, yang terdiri dari

kasubdit:

1) Kasubdit Kesehatan tenaga kerja

2) Kasubdit Pengendalian Lingkungan Kerja

3) Kasubdit Bina kelembagaan dan keahlian kesehatan

kerja.Pada Departemen Kesehatan sendiri ditangani oleh

Pusat Kesehatan Kerja Depkes. Dalam upaya pokok

Puskesmas terdapat Upaya Kesehatan Kerja (UKK) yang

kiprahnya lebih pada sasaran sektor Informal (Petani,

Nelayan, Pengrajin, dll)

2. Dalam bidang regulasi

Regulasi yang telah dikeluarkan oleh Pemerintah sudah banyak,

diantaranya :

a. UU No 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja

b. UU No 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan

c. KepMenKes No 1405/Menkes/SK/XI/2002 tentang

Persyaratan Kesehatan Lingkungan Kerja Perkantoran dan

Industri.

d. Peraturan Menaker No Per 01/MEN/1981 tentang Kewajiban

Melapor Penyakit Akibat Kerja.


e. Peraturan Menaker No Per 01/MEN/1976 tentang Kewajiban

Latihan Hiperkes Bagi Dokter Perusahaan.

f. Peraturan Menaker No Per 01/MEN/1979 tentang Kewajiban

Latihan Hygiene Perusahaan K3 Bagi Tenaga Paramedis

Perusahaan.

g. Keputusan Menaker No Kep 79/MEN/2003 tentang

Pedoman Diagnosis dan Penilaian Cacat Karena

Kecelakaan dan Penyakit Akibat Kerja.

3. Dalam bidang Pendidikan

Pemerintah telah membentuk dan menyelenggarakan

pendidikan untuk menghasilkan tenaga Ahli K3 pada berbagai

jenjang Pendidikan, misalnya :

a) Diploma 3 Hiperkes di Universitas Sebelas Maret

b) Strata 1 pada Fakultas Kesehatan Masyarakat khususnya

peminatan K3 di Unair, Undip, dll dan jurusan K3 FKM UI.

c) Starta 2 pada Program Pasca Sarjana khusus Program Studi

K3, misalnya di UGM, UNDIP, UI, Unair.Pada beberapa

Diploma kesehatan semacam Kesehatan Lingkungan dan

Keperawatan juga ada beberapa SKS dan Subpokok

bahasan dalam sebuah mata kuliah yang khusus

mempelajari K3.
BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan
Perawat adalah suatu profesi yang mulia, karena
memerlukan kesabaran dan ketenangan dalam melayani pasien
yang sedang menderita sakit. Seorang perawat harus dapat
melayani pasien dengan sepenuh hati. Sebagai seorang perawat
harus dapat memahami masalah yang dihadapi oleh klien, selain
itu seorang perawat dapat berpenampilan menarik.

Untuk itu seorang perawat memerlukan kemampuan untuk


memperhatikan orang lain, ketrampilan intelektual, teknikal dan
interpersonal yang tercermin dalam perilaku perawat.Kesehatan
kerja adalah spesialisasi dalam ilmu kesehatan/ kedokteran beserta
prakteknya yang bertujuan, agar pekerja/ masyarakat pekerja
beserta memperoleh derajat kesehatan yang setinggi-tingginya,
baik fisik, atau mental, maupun sosial, dengan usaha-usaha
preventif dan kuratif, terhadap penyakit-penyakit/ gangguan-
gangguan kesehatan yang diakibatkan faktor-faktor pekerjaan dan
lingkungan kerja, serta terhadap penyakit-penyakit umum.

B. Saran
Perawat mengetahui fungsi dan peran seorang perawat dan
disarankan berkerja dengan memperhatikan fungsi dan perannya
tersebut.Kesehatan dan keselamatan kerja sangat penting dalam
pembangunan karena sakit dan kecelakaan kerja akan
menimbulkan kerugian ekonomi (lost benefit) suatu perusahaan
atau negara olehnya itu kesehatan dan keselamatan kerja harus
dikelola secara maksimal bukan saja oleh tenaga kesehatan tetapi
seluruh masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA

Murwani Anita, Skep. 2003.Pengantar Konsep Dasar Keperawatan.

Yogyakarta. Fitramaya.

Rachman, Abdul, et al. 1990. Pedoman Studi Hiperkes pada Institusi

Pendidikan Tenaga

Sanitasi. Jakarta: Depkes RI, Pusdiknakes.Silalahi, Benet dan Silalahi,

Rumondang. 1985. Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja.

Jakarta : PT Pustaka Binaman

Pressindo.http://blog.ilmukeperawatan.com/peran-fungsi-perawat-

dan-tugasperawat.htmlhttp://sis-doank27.blogspot.com/2010/11/peran-

dan-fungsi-perawat-komunitas.html

Anda mungkin juga menyukai