Anda di halaman 1dari 23

“OTITIS

MEDIA AKUT”
Adinda Rizki Aulia (2201277003)
Nabila Nurhaliza Arifin (2201277057
Nursamsi (2201277059)

II B D3-Keperawatan
Tinjauan Teori
01 Definisi
Otitis Media Akut (OMA) adalah infeksi pada telinga tengah yang
menyebabkan peradangan (kemerahan dan pembengkakan) serta
penumpukan cairan di belakang gendang telinga yang biasanya
terjadi pada anak-anak dan berlangsung selama 3 minggu (Rudi
haryono,2019).

Otitis media supuratif kronik (OMSK) merupakan proses


peradangan yang disebabkan oleh infeksi mukoperiosteum pada
rongga telinga tengah dan rongga mastoid yang ditandai oleh
perforasi membran timpani di daerah tulang temporal yang
menyebabkan perubahan patologik yang permanen. Umumnya
terjadi selama 6-12 minggu dapat didiagnosis sebagai OMSK
(Pangemanan et al, 2018).
02 Etiologi
 Etiologi Otitis Media Akut (OMA)  Etiologi Otitis Media Supuratif Kronik
 Biasanya, OMA adalah komplikasi dari (OMSK)
disfungsi tuba eustachian yang terjadi selama  Pada OMSK bakteri penyebab dapat berupa
infeksi saluran pernafasan atas virus akut. bakteri aerob (Pseudomonas aeruginosa) dan
bakteri anaerob (Bacteroides). Bakteri tersebut
Bakteri dapat diisolasi dari kultur cairan
ditemukan di kulit liang telinga, namun dapat
telinga tengah pada 50% - 90% kasus OMA. berproliferasi karena trauma, inflamasi, laserasi
Streptococcus pneumonia, Haemophilus
atau kelembaban yang tinggi.
influenza (non typable), dan Morarella
catarrhalis adalah organisasi yang paling
umum ditemukan pada kasus OMA.
03 Klasifikasi
Klasifikasi Otitis Media terdiri dari :

 Otitis Media Supuratif


1. Otitis media supuratif akut/Otitis media akut
2. Otitis media supuratif kronik
 Otitis Media Adhesiva
 Otitis Media Non Supuratif/Serosa
1. Otitis Media Serosa Akut
2. Otitis Media Serosa Kronik
04 Manifestasi Klinis
Gejala pada otitis media akut : Gejala otitis media supuratif kronis antara lain :
1. Sakit telinga tengah yang berat dan menetap, 1. Otorrhea (telinga berair) yang bersifat
2. Gangguan pendengaran yang bersifat purulen atau mukoid
sementara, 2. Terjadi gangguan pendengaran
3. Demam sampai 39 derajat celcius keatas, 3. Otalgia (sakit telinga)
4. Gendang telinga mengalami peradangan yang 4. Tinitus (telinga berdenging)
menonjol 5. Rasa penuh di telinga
6. Vertigo
05 Patofisiologi OMA
Otitis media awalnya dimulai sebagai proses peradangan
setelah infeksi saluran pernafasan atas virus yang melibatkan
mukosa hidung, nasofaring, dan tuba eusthacia. Ruang
anatomi yang sempit membuat edema yang disebabkan oleh
proses inflamasi menghalangi bagian eustachia dan
mengakibatkan penurunan ventilasi. Hal ini menyebabkan
kaskade kejadian seperti peningkatan tekanan negatif di
telinga tengah dan penumpukan sekresi mukosa yang
meningkatkan kolonisasi organisme bakteri dan virus di
telinga tengah. Pertumbuhan mikroba di telinga tengah ini
kemudian membentuk nanah yang di tunjukan sebagai tanda-
tanda klinis Otitis Media Akut (OMA).
06 Patofisiologi OMSK
Otitis Media Supuratif Kronis (OMSK) selalu
didahului oleh episode otitis media akut yang ditandai
dengan inflamasi mukosa telinga tengah. Sehingga
apabila tidak ditatalaksana dengan baik akan
mengakibatkan kerusakan seuruh epitel telinga tengah.
Bahkan berbentuk jaringan granulasi atau polip, sebagai
bagian dari mekanisme imun tubuh terhadap inflmasi.
Seluruh proses inflamasi, infeksi hingga pembentukan
jaringan granulasi apabila berlanjut dapat merusak tepi
tulang disekitar telinga tengah sehingga menyebabkan
berbagai komplikasi OMSK.
07 Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang pada OMA dan OMSK yaitu :
1. Otoskopi
2. Timpanogram
3. Kultur dan uji sesitifitas
4. Foto rontgen mastoid schuller
5. Pemeriksaan audiometri
08 Penatalaksanaan
Penatalaksanan pada Otitis Media Akut yaitu : Penatalaksanaan pada OMSK :
 Pemberian HCL Efedrin 0,5 % (anak-anak) dan 1. Irigasi aural dengan larutan NaC1 0,9%.

HCL Efedrin 1 % (Dewasa) 2. Di berikan antibiotic berupa amoksiklav 625


 Antibiotik diberikan minimal 7 hari mg sehari tiga kali selama lima hari dan

a. Ampisilin 4x 50-100 mg/KgBB ciprofloxacin tetes telinga sehari dua kali

b. Amoksisilin 4 × 40 mg/KgBB/hari sebanyak dua tetes.

c. Eritromisin 4 × 40 mg/KgBB/hari 3. Pasien juga di edukasi untuk menjaga


 Memberikan edukasi kebersihan telinga untuk telinga agar tetap kering agar pengobatan

menjaga agar telinga tetap bersih dan kering optimal dan dapat mencegah infeksi
berulang.
09 Pathway
10 Komplikasi
Komplikasi yang muncul baik pada OMA maupun OMSK antara lain :
1. Gendang telinga robek
2. Kemampuan komunikasi menurun
3. Komplikasi intrakranial yang serius lebih sering terlihat pada eksaserbasi akut dari
4. OMSK berhubungan dengan kolesteatom seperti
• Mastoiditis (Infeksi yang mempengaruhi tulang mastoid, terletak di belakang
telinga)
• Abses ekstradural
• Abses subdural
• Meningitis
Proses
Keperawatan
01 Pengkajian
a. Identitas pasien
b. Riwayat Kesehatan
1) Keluhan utama
2) Riwayat penyakit sekarang
3) Riwayat penyakit dahulu
4) Riwayat penyakit keluarga

c. Pemeriksaan fisik
5) Kesadaran
6) Tanda-tanda vital (TTV)
7) Pemeriksaan Head To Toe atau Pemeriksaan persistem
d. Pemeriksaan diagnostic
02 Diagnosa
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisik (D.0077)
2. Hipertemia berhubungan dengan proses penyakit seperti infeksi (D.0130)
3. Gangguan persepsi /sensoris berhubungan dengan obstruksi, infeksi di
telinga tengah atau kerusakan di syaraf pendengaran (D.0085)
4. Resiko infeksi berhubungan dengan invasi bakteri (D.0142)
03 Intervensi
Diagnosa Tujuan & Kriteria Hasil Intervensi Keperawatan
Keperawatan
Nyeri akut berhubungan Setelah dilakukan tindakan keperawatan Manajemen Nyeri (I.08238)
dengan agen pencedera selama 1x24 jam diharapkan tingkat nyeri Observasi
fisik (D.0077) menurun (L.08066) dengan 1. Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas,
Kriteria Hasil : intensitas nyeri
1. Keluhan nyeri menurun 2. Identifikasi skala nyeri
2. Meringis menurun 3. Identifikasi faktor yang memperberat dan memperingan
3. Sikap protektif menurun nyeri
4. Gelisah menurun Terapeutik
4. Berikan Teknik nonfarmakologis untuk mengurangi nyeri
(mis: kompres hangat/dingin)
5. Jelaskan strategi meredakan nyeri
6. Fasilitasi istirahat dan tidur
Edukasi
7. Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri
8. Ajarkan Teknik farmakologis untuk mengurangi nyeri
Kolaborasi
9. Kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu
03 Intervensi
Diagnosa Keperawatan Tujuan & Kriteria Hasil Intervensi Keperawatan

Hipertemia berhubungan Setelah dilakukan tindakan keperawatan Manajemen Hipertermia (I.15506)


dengan proses penyakit selama 1x24 jam diharapkan Observasi
seperti infeksi (D.0130) termoregulasi membaik (L.14134) 1. Identifikasi penyebab hipertermia (mis: infeksi)
dengan 2. Monitor suhu tubuh
Kriteria Hasil : 3. Monitor komplikasi akibat hipertermia
1. Menggigil menurun Terapeutik
2. Suhu tubuh membaik 4. Sediakan lingkungan yang dingin
5. Longgarkan atau lepaskan pakaian
6. Berikan cairan oral
7. Lakukan pendinginan eksternal (mis: kompres dingin
pada dahi, leher, dada, abdomen, aksila)
8. Hindari pemberian antipiretik atau aspirin
9. Anjurkan tirah baring
Kolaborasi
10. Kolaborasi pemberian cairan dan elektrolit intravena, jika
perlu
03 Intervensi
Diagnosa Keperawatan Tujuan & Kriteria Hasil Intervensi Keperawatan

Gangguan persepsi /sensori Setelah dilakukan tindakan keperawatan Minimalisasi Rangsangan (I.08241)
berhubungan dengan selama 1x24 jam diharapkan persepsi Observasi
obstruksi, infeksi di telinga sensori membaik (L.09083) dengan 1. Periksa status mental, status sensori, dan tingkat
tengah atau kerusakan di Kriteria Hasil : kenyamanan (mis: nyeri, kelelahan)
syaraf pendengaran 1. Verbalisasi mendengar bisikan Terapeutik
(D.0085) menurun 2. Diskusikan tingkat toleransi terhadap beban sensori
2. Respons sesuai stimulus membaik (mis: bising, terlalu terang)
3. Batasi stimulus lingkungan (mis: cahaya, suara,
aktivitas)
4. Jadwalkan aktivitas harian dan waktu istirahat
5. Kombinasikan prosedur/Tindakan dalam satu waktu,
sesuai kebutuhan
Edukasi
6. Ajarkan cara meminimalisasi stimulus (mis: mengatur
pencahayaan ruangan, mengurangi kebisingan,
membatasi kunjungan)
Kolaborasi
7. Kolaborasi dalam meminimalkan prosedur/tindakan
8. Kolaborasi pemberian obat yang mempengaruhi
persepsi stimulus
03 Intervensi
Diagnosa Keperawatan Tujuan & Kriteria Hasil Intervensi Keperawatan

Gangguan persepsi /sensori Setelah dilakukan tindakan keperawatan Pencegahan Infeksi (I.14539)
berhubungan dengan selama 1x24 jam diharapkan tingkat Observasi
obstruksi, infeksi di telinga infeksi menurun (L.14137) dengan 1. Monitor tanda dan gejala infeksi lokal dan sistemik
tengah atau kerusakan di 1. Kriteria Hasil : Terapeutik
syaraf pendengaran 2. Demam menurun 2. Batasi jumlah pengunjung
(D.0085) 3. Kemerahan menurun 3. Berikan perawatan kulit pada area edema
4. Nyeri menurun 4. Cuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan
pasien dan lingkungan pasien
5. Pertahankan teknik aseptic pada pasien berisiko tinggi
Edukasi
6. Ajarkan cara mencuci tangan dengan benar
7. Ajarkan cara memeriksa kondisi luka atau luka operasi
8. Anjurkan meningkatkan asupan cairan
Kolaborasi
9. Kolaborasi pemberian imunisasi, jika perlu
04 Implementasi
Implementasi adalah pengelolaan dan wujud dari rencana keperawatan
yang telah disusun pada tahap perencanaan. Fokus dari intervensi
keperawatan antara lain adalah: mempertahan daya tahan tubuh,
mencegah komplikasi, menentukan perubahan sistem tubuh,
memantapkan hubungan klien dengan lingkungan danimplementasi
pesan dokter.
05 Evaluasi
Evaluasi adalah perbandingan yang sistematis dan terencana tentang
kesehatan klien dengan tujuan yang ditetapkan, dilakukan dengan cara
berkesinambungan dengan melibatkan klien, keluarga dan tenaga
kesehatan lainnya Tujuan evaluasi adalah untuk melihat kemampuan
klien dalam mencapai tujuan yang disesuaikan dengan kriteria hasil
tahap perencanaan.
Kesimpulan
●Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa Otitis media akut
(OMA) adalah infeksi pada telinga tengah yang menyebabkan
peradangan (kemerahan dan pembengkakan) serta penumpukan cairan
di belakang gendang telinga. Otitis media supuratif kronik (OMSK)
adalah suatu penyakit peradangan kronis dari telinga tengah dan
rongga mastoid. Jadi kedua jenis otitis ini disebabkan oleh infeksi
bakteri yang dapat menyebabkan gangguan pendengaran pada
penderitanya.
●Pecegahannya dengan menjaga imunitas agar tidak mudah
terjangkit virus atau bakteri yang dapat menyebabkan radang telinga
dan melakukan vaksinasi influenza atau pneumokokus agar terhindar
dari resiko infeksi otitis media.
Thank you

Anda mungkin juga menyukai