Anda di halaman 1dari 19

Mastoiditis

kelompok 2

Gina Nurfitriani
Mahadiazsyah wardana
Putri azizah tiara ningrum

Please pay close attention to our


presentation
DEFINISI
Mastoiditis kronis adalah suatu infeksi bakteri pada prosesus
mastoideus (tulang yang menonjol dibelakang telinga) yang
berlangsung cukup lama, dan kerap terjadi pada anak dibawah 2
tahun. (Reeves, 2001 )

Menurut Brunner dan Suddarth, 2000 Mastoiditis adalah segala


proses peradangan pada sel- sel mastoid yang terletak pada tulang
temporal. Mastoiditis merupakan inflamasi mastoid yang
diakibatkan oleh suatu infeksi pada telinga tengah, jika tak diobati
dapat terjadi osteomyelitis.
tanda dan gejala
● Keluar cairan dari telinga.
● Nyeri telinga
● Kemerahan di telinga atau di belakang telinga.
● Bengkak di belakang telinga yang terasa seperti terisi air.
● Telinga terdorong ke depan karena pembengkakan di belakang telinga.
● Sakit kepala
● Demam
● Hilang pendengaran di telinga yang terinfeksi.
etiologi

02
01 03

terjadi 2-3 minggu Bakteri lain yang sering ditemukan


setelah otitis media akut Kelainan imunosupresi atau orang adalah adalah branhamella
yang menelantarkan otitis media akut catarrhalis, streptococcus group-A
yang dideritanya. Berkaitan dengan dan
virulensi dari organisme penyebab staphylococcusaureus,streptococcus
otitis media akut yaitu streptococcus aureus. Bakteri yang biasanya
pnemonieae. muncul pada penderita mastoiditis
anak-anak adalah streptococcus
pnemonieae
klasifikasi

Acute mastoiditis, biasa Incipient mastoiditis,


terjadi pada anak-anak,
01 sebagai komplikasi dari 03 inflamasi yang terjadi akibat
langsung di bagian mastoid.
otitis media akut
suppurative

Chronic mastoiditis, biasanya Coalescent mastoiditis,

02 berkaitan dengan
cholesteatome dan penyakit
04 inflamasi yang terjadi akibat
komplikasi dari infeksi di
telinga kronis. organ tubuh yang lain.
PATOFISIOLOGI

Mastoiditis terjadi sebagai lanjutan dari otitis media


supuratikkronik, peradangan dari rongga telinga tengah
menjalar ke tulang mastoid melalui saluran aditus adantrum.
Mastoiditis dibagi menjadi2 macam, yaitu bentuk jinak
(benigna) dan bentuk ganas (maligna).Pada bentuk maligna
peradangan berlanjut ke dalam tulang tengkorak
(intrakranial) sehingga dapat terjadi meningitis, absissubdural,
abses otak, tromboflebitis sinus, lateralis, serta mungkin juga
terjadi hidrosefalus
manifestasi Klinis
Rasa nyeri biasanya dirasakan
01 dibagian belakang telinga dan
dirasakan lebih parah pada malam
hari, tetapi hal ini sulit didapatkan Demam biasanya hilang dan
pada pasien-pasien yang masih bayi
dan belum dapat berkomunikasi. 03 timbul, hal ini disebabkan
infeksi telinga tengah
sebelumnya dan pemberian
antibiotik pada awal-awal
Gejala dari keluhan penyakit
perjalanan penyakit.
didapatkan keluarnya cairan dari
02 dalam telinga yang selama lebih dari
tiga minggu, hal ini menandakan
bahwa pada infeksi telinga tengah
sudah melibatkan organ mastoid.
Komplikasi

Petrositis Labyrintitis Meningitis

yaitu infeksi pada tulang yaitu peradangan labyrint ini yaitu peradangan meningen
disekitar tulang telinga dapat disertai dengan (ragdang membran pelindung
tengah peforasi gendang kehilangan pendengaran atau sistem saraf) biasanya penyakit
telingadengan cairan yang vertigo disebut juga otitis ini dapat disebabkan oleh
terus menerus keluar imtema mikroorganisme
Pemeriksaan Penunjang

pemeriksaan
foto mastoid
darah

MRI Kultur bakteri


telinga

CT Scant
Radiologi
Pengkajian Keperawatan
1. Keluhan utama
Klien mengatakan nyeri pada telinga bagian belakang
engan sekala nyeri

2. Riwayat kesehatan sekarang


Biasanya diawali adanya otitis media akut setelah 2-3
minggu tanpa penanganan yang baik nanah dan infeksi
menyebar ke sel udara mastoid. Dapat muncul atau keluar
cairan yang berbau dari telinga, timbul nyeri di telinga dan
demam hilang timbul.

3. Riwayat kesehatan dahulu


Adanya otitis media kronik karena adanya episode
berulang.
4. Pemeriksaan fisik

Pemeriksaan fisik yang didapat:


1. Suhu tubuh meningkat, denyut nadi meningkat
(takikardi)
2. Kemerahan pada kompleks mastoid
3. Keluarnya cairan baik bening maupun berupa lender
4. Matinya jaringan keras (tulang, tulang rawan)

5. Adanya abses (kumpulan jaringan mati dan nanah)


diagnosa keperawatan

Gangguan persepsi sensori berhubungan dengan kerusakan pendengaran

Hipertermi berhubungan dengan proses inflamasi.

Gangguan komunikasi verbal berhubungan dengan efek kehilangan pendengaran

Nyeri akut berhubungan dengan pembedahan.

Risiko infeksi berhubungan dengan kerusakan jaringan.


Intervensi Keperawatan
Diagnosa Tujuan Intervensi
keperawatan

Gangguan persepsi Persepsi sensori Minimalisasi rangsangan (I.08241)


sensori b/d (L.09083) Observasi
Verbalisasimendenga Periksa status mental status sensori dan tingkat kenyamanan
kerusakan
r bisikan meningkat misalnya nyeri kelelahan
pendengaran Melamun menurun
Terapeutik
Diskusikan tingkat toleransi terhadap beban sensori (mis. bising,
terlalu terang)
Batasi stimulus lingkungan (mis. cahaya, suara, aktivitas)
Jadwalkan aktivitas harian waktu istirahat
Kombinasi prosedur atau tindakan satu waktu, sesuai
kebutuhan

Edukasi
Ajarkan cara meminimalisasi stimulus (mis. mengatur
pencahayaan ruangan, mengurangi kebisingan, membatasi
kunjungan)
Kolaborasi
Kolaborasi dalam meminimalkan prosedur atau tindakan
Kolaborasi pemberian obat yang mempengaruhi persepsi stimulus

Hipertermi b/d Perfusi Perifer Manajemen Hipertermia (I.15506)


proses inflamasi (L.14134)
1.mengigil menurun Observasi
2.kulit merah Identifikasi penyebab hipotermia (mis. dehidrasi, terpapar
membaik lingkungan panas, penggunaan inkubator)
3.suhu tubuh Monitor suhu tubuh
menurun Monitor kadar elektrolit
Monitor haluaran urine
Monitor komplikasi akibat hipertermia
Terapeutik
Sediakan lingkungan yang dingin
Longgarkan atau lepaskan pakaian
Basahi dan kipas permukaan tubuh
Berikan cairan oral
Ganti linen setiap hari atau lebih sering jika mengalami
hiperhidrosis (keringat berlebih)
Lakukan pendinginan eksternal (mis. selimut hipotermia
atau kompres dingin pada dahi, leher, dada, abdomen,
aksila)
Hindari pemberian antipiretik atau aspirin
Berikan oksigen, jika perlu

Edukasi
Anjurkan tirah baring

Kolaborasi
Kolaborasi pemberian cairan dan elektrolit
intravena, Jika perlu

Gangguan Komunikasi verbal Promosi komunikasi defisit pendengaran (I.13493)


komunikasi verbar (L.13118)
berhubungan 1.kemampuan Observasi
dengan efek mendengar membaik Periksa kemampuan pendengaran
kehilangan Monitor akumulasi serumen berlebih
pendengaran Identifikasi metode komunikasi yang disukai pasien
(mis. lisan, tulisan, gerakan bibir, bahasa isyarat)
Terapeutik
Gunakan Bahasa sederhana
Gunakan bahasa isyarat, jika perlu
Verifikasi apa yang dikatakan atau ditulis pasien
Fasilitasi penggunaan alat bantu dengar
Berhadapan dengan pasien secara langsung selama
berkomunikasi
Pertahankan kontak mata selama berkomunikasi
Hindari merokok, mengunyah makanan atau permen karet, dan
menutup mulut saat berbicara
Hindari kebisingan saat berkomunikasi
Hindari berkomunikasi lebih dari 1 m dari pasien
Lakukan irigasi telinga, jika perlu
Pertahankan kebersihan telinga

Edukasi
Anjurkan menyampaikan pesan dengan isyarat
Ajarkan cara membersihkan serumen dengan tepat
KESIMPULAN
Mastoiditis adalah penyakit pada telinga
yang bias berupa push penyakit ini
diderita oleh orang dewasa tetapi juga bias
derita oleh anak. Penyakit ini bisa dicegah
dengan cara menjaga kebersihan.

MASTOIDITIS
Thanks!!!!
Do you have any questions?

Anda mungkin juga menyukai